Kista Ovarium : Penyebab – Gejala – Perawatan dan Cara Mencegah

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat penting untuk semua wanita. Ovarium termasuk bagian dari kelenjar reproduksi wanita yang terletak pada bagian panggul. Ovarium terdapat pada setiap bagian sisi rahim sehingga wanita memiliki dua bagian ovarium. Setiap ovarium miliki ukuran sebesar biji kenarik dan berfungsi untuk menghasilkan sel telur. Ovarium juga memproduksi hormon wanita seperti estrogen dan progesteron. Kemudian ovarium juga mengendalikan hormon yang bisa membantu mengelola bentuk payudara, bentuk tubuh dan juga semua rambut pada tubuh wanita. Ovarium juga sangat penting untuk mengelola sistem menstruasi dan kehamilan. Salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada ovarium adalah kista ovarium. Berikut ini adalah beberapa uraian penting tentang kista ovarium.

Baca:

Apa itu kista ovarium?

Kista ovarium berbentuk seperti kantung kecil yang bisa berkembang dalam ovarium. Setiap kantung kista ovarium berisi cairan dan sebagian yang lain berisi zat yang lebih padat. Kista ovarium biasanya tidak memiliki sifat sebagai kanker atau tumor sehingga pada tahap tertentu tidak berbahaya. Namun ketika kista terus tumbuh maka bisa menjadi kista yang ganas atau jinak. Kista yang ganas sering bisa menjadi tumor yang berpotensi menjadi kanker. (baca: ciri ciri rahim sehat – gejala polip rahim – penyakit yang menyerang tuba fallopi)

Penyebab kista ovarium berdasarkan jenis kista

  1. Pubertas
  • Wanita yang masuk dalam usia pubertas maka biasanya akan mengalami menstruasi rutin setiap bulan. ovarium membentuk folikel yang menjadi tempat untuk berkembangnya sel telur sebelum matang. Ini menjadi tempat sel telur melekat dan tinggal dalam folikel. Kemudian ketika folikel tidak membuka dan melepaskan sel telur maka bentuk folikel akan berisi cairan dan ini bisa menjadi kista ovarium. Jenis kista yang terbentuk biasanya termasuk dalam kista folikel. (baca: akibat kelebihan estrogen)
  • Beberapa wanita juga bisa mengalami hal yang sama seperti itu namun namun terkadang kista dibentuk setelah telur dilepaskan. Jika kondisi ini terjadi maka folikel tadi akan menjadi kista namun termasuk dalam jenis kista corpus luteum. (baca: tanda tanda haid)
  1. Menopause

Kista ovarium pada wanita yang mengalami menopause sering terjadi akibat tanda tanda menopause dini. Untuk wanita yang akan masuk dalam masa menopause maka ovarium memang sudah tidak menghasilkan sel telur lagi. Kemudian folikel tetap terbentuk pada bagian ovarium yang kemudian berkembang karena berisi cairan. Untuk wanita menopause yang mengalami hal ini maka biasanya kista bisa berpeluang menjadi kanker ovarium. (Baca: Penyebab Menopouse – gejala menopause – penyebab menopouse)

  1. Masalah keseimbangan hormon

Wanita yang mengalami masalah keseimbangan hormon sehingga menderita PCOS maka bisa mengalami kista ovarium dengan resiko yang lebih tinggi. Pada dasarnya ketika tubuh tidak menghasilkan hormon yang cukup untuk membentu folikel sehingga folikel tidak bisa melepaskan sel telur. Kondisi inilah yang kemudian bisa menyebabkan terbentuknya kista folikel. Masalah penyakit ini bisa memicu kondisi lain termasuk seperti masalah hormon dalam tubuh, penyakit jantung dan gangguan sistem reproduksi.

Bacaa:

  1. Masalah pertumbuhan sel tidak normal dalam rahim

Wanita yang memiliki masalah pertumbuhan sel tidak normal dalam rahim juga bisa mengalami kista ovarium. Jaringan pada bagian ovarium bisa  berkembang cepat kemudian menjadi kantung yang berisi cairan atau lendir yang padat. Kemudian kista bisa berisi rambut, gigi atau kulit. Ini termasuk jenis kistadenoma. Jadi sebenarnya jenis kista ini bisa disebabkan karena sel-sel endometrium rahim terus tumbuh di bagian luar rahim. Akibatnya sel terus berkembang dan menyebabkan kondisi pertumbuhan kista ovarium. (baca: obat penebalan dinding rahim – bahaya jeruk nipis untuk rahim

  1. Proses ovulasi yang tidak berhasil

Wanita yang sering mengalami proses ovulasi tidak sempurna memiliki resiko tinggi terkena kista ovarium. Hal ini memicu proses ovulasi tidak berhasil sehingga sebenarnya ovarium tidak melepaskan sel telur setiap bulan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh masalah metabolisme yang bisa membuat kadar progesteron dalam tubuh menjadi sangat rendah. (baca: penyebab tidak haid)

  1. Masalah pola genetik tertentu

Wanita yang mengalami masalah pola genetik tertentu bisa mengalami resiko kista ovarium menjadi lebih tinggi. Hal ini terjadi ketika wanita mengalami penyakit kronis tertentu yang menyebabkan kadar hormon dan fungsi ovarium menjadi tidak sempurna. Misalnya saja wanita yang menderita penyakit PCOS maka biasanya memiliki masalah pada sistem metabolisme dan menyebabkan aktifitas sel dari ovarium tidak bekerja dengan baik. (baca: kelainan genetika – kelainan kromosom)

  1. Kebiasaan makan yang buruk

Wanita yang mengalami kebiasaan makan yang buruk bisa mengalami kista ovarium. Ada beberapa kesalahan makan yang sering memicu kista ovarium, seperti:

  1. Tubuh memiliki sistem kekebalan yang rendah

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah juga sering terkena kista ovarium. Masalah terletak pada sistem metabolisme yang bisa menyebabkan ovarium dan sel telur yang dihasilkan tidak matang sempurna. Kemudian masalah ini juga sering memicu terjadinya kista ovarium dalam jangka panjang. Pemicu masalah ini juga sering terjadi pada orang yang terkena stres, kurang tidur dan kebiasaan hidup yang kurang sehat. (baca: Gejala depresi – Penyebab stress)

  1. Tubuh mengalami resistensi insulin

Orang yang mengalami resistenti insulin juga bisa terkena kista ovarium. Hal ini terjadi ketika tingkat insulin dalam tubuh sangat tinggi yang kemudian bisa menyebabkan produksi androgen dalam tubuh. Androgen merupakan hormon pada pria dan seharusnya sangat sedikit pada wanita. Kemudian ketika androgen sangat tinggi maka bisa menyebabkan serum sek hormon globulin atau SHBG dan semua bisa memicu terbentuknya kista ovarium.

Informasi penyakit diabetes:

  1. Kebiasaan minum alkohol

Wanita yang memiliki kebiasaan minum alkohol juga bisa terkena kista ovarium. Alkohol bisa menyebabkan dampak serius untuk fungsi alkohol. Awalnya ovarium masih bisa menghasilkan sel telur namun biasanya sel telur mengalami kerusakan sebelum matang. Lalu sel yang sudah rusak bisa berkembang menjadi kista ovarium yang bahkan bisa merusak sistem kesuburan yang awalnya normal. ( baca:  bahaya minuman keras bagi kesehatan – pengaruh alkohol terhadap sistem saraf manusia –  efek bahaya alkohol bagi kesehatan dan kehidupan sosial)

Gejala kista ovarium

Pada awal kista ovarium maka biasanya memang tidak menyebabkan gejala apapun. Karena itulah banyak wanita yang mengabaikan semua gejala ringan dan baru tahu ada kista ovarium setelah melakukan pemeriksaan. Berikut ini  beberapa gejala kista ovarium yang harus diperhatikan sejak awal.

  1. Sering merasa nyeri panggul yang digambarkan dengan rasa nyeri mulai dari bagian panggul, punggung hingga bagian paha.  (baca: penyebab kram perut – penyebab kram perut bagian kiri)
  2. Sering merasa nyeri panggul sebelum menstruasi atau selama menstruasi. Terkadang nyeri panggul juga terjadi setelah menstruasi.
  3. Wanita biasanya akan merasa nyeri panggul saat melakukan hubungan intim. Masalah ini sering diabaikan namun jika dibiarkan bisa menyebabkan resiko yang berat untuk organ reproduksi. (Baca: kram perut bawah – gejala kram perut)
  4. Kista bisa menyebabkan nyeri yang parah saat buang air besar atau seperti adanya tekanan yang kuat pada bagian perut.
  5. Wanita dengan kista ovarium biasanya akan lebih sering terkena sembelit.
  6. Kista payudara bisa menyebabkan wanita merasa seperti gejala kehamilan seperti mual, muntah dan nyeri payudara yang kuat namun sebenarnya tidak sedang hamil. (Baca:  gejala sakit di bawah perut –  sakit perut sebelah kiri bawah – penyebab perut kembung)
  7. Kista yang terus tumbuh bisa menyebabkan bagian perut terasa penuh walaupun hanya makan dalam jumlah sedikit saja. (baca:  penyebab darah beku saat haid)
  8. Pertumbuhan kista bisa menyebabkan tekanan yang kuat pada bagian kandung kemih. Hal inilah yang sering menyebabkan keinginan untuk buang air kecil lebih sering dan sulit untuk mengosongkan kandung kemih seperti orang yang normal. Baca:  bahaya infeksi saluran kencing – terapi infeksi saluran kemih – antibiotik untuk infeksi saluran kemih

Gejala ketika kista ovarium pecah

  1. Kista yang pecah akan tumbuh sangat cepat dan biasanya menyebabkan peradangan pada bagian dalam organ perut.
  2. Perut akan sering terasa kembung, penuh, dan perut menjadi lebih besar. (baca: penyebab perut kembung)
  3. Kista pecah bisa menyebabkan nyeri parah pada bagian pinggang dan bisa menyebabkan pinggang menjadi lebih sering sakit.
  4. Kista pecah bisa menyebabkan gangguan pencernaan yang parah seperti diare, mual, muntah, dan tidak bisa menerima makanan dengan baik.
  5. Kista yang pecah bisa menyebabkan perut akan lebih sering merasa kenyang atau lebih cepat merasa kenyang meskipun hanya makan dalam jumlah yang sedikit. (baca: perut terasa penuh)
  6. Kista pecah bisa menyebabkan kantung kemih sulit untuk kosong sehingga wanita bisa lebih sering buang air kecil secara terus menerus.
  7. Kista pecah bisa menyebabkan keinginan untuk buang air besar yang lebih sering namun juga terkadang memicu sembelit yang parah.
  8. Kista yang pecah bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual dan terkadang terjadi pendarahan ringan setelah berhubungan seksual.

Cara pemeriksaan penyakit kista ovarium

Pemeriksaan kista ovarium sangat penting dilakukan untuk mengetahui seberapa parah kondisi kista yang terjadi. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ukuran kista tersebut dan material yang menjadi bahan kista. Dokter kemudian bisa menyimpulkan prosedur perawatan yang tepat setelah mengetahui ukuran dan jenis kista yang ditemukan. Berikut beberapa prosedur pemeriksaan yang sering dilakukan.

  1. USG

USG termasuk pemeriksaan yang paling umum untuk mengetahui jenis kista yang ditemukan. Terkadang dengan pemeriksaan ini maka bisa ditemukan beberapa masalah yang sering terjadi pada organ reproduksi. Biasanya USG dilakukan pada bagian perut dan rongga panggul untuk mengetahui ukuran dan material kista yang ditemukan. Kemudian USG juga bisa membantu mengetahui isi kista dan apakah kista itu berbahaya atau tidak.

  1. Pemeriksaan dengan tes kehamilan

Tes kehamilan juga bisa dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah ada jenis kista yang tumbuh dan jenis kista yang bisa ditemukan. Ketika tes kehamilan memberikan hasil positif maka kemungkinan kista yang ditemukan termasuk dalam kista corpus luteum. Kista ini berkembang ketika folikel yang berisi sel telur pecah dan kemudian membentuk kantung yang berisi cairan. (baca: fungsi tes urine)

  1. Pemeriksaan dengan laparoskopi

Pemeriksaan dengan tindakan laparoskopi bisa dilakukan untuk menemukan kista sekaligus menghapus kista yang bisa ditemukan. Laparoskopi merupakan instrumen yang sangat kecil yang dilengkapi dengan lampu dan kamera. Sebuah sayatan kecil dibuat pada bagian dinding perut kemudian alat dimasukkan hingga mencapai bagian kista. Kemudian kista akan dihapus atau diperiksa cairannya untuk mengetahui jenis kista. Tindakan ini memerlukan anestesi sehingga pasien tidak bisa merasakan sakit.

  1. Pemeriksaan darah

Ketika dokter curiga bahwa kista bisa menjadi kanker maka pemeriksaan darah dengan pemberian antigen kanker 125 bisa dilakukan dilaboratorium. Pemeriksaan ini sering dilakukan pada wanita yang menderita kista ovarium karena kista ovarium yang berisi material padat sering menjadi penyebab awal terjadinya kanker. Ketika hasil dari pemeriksaan darah dengan antigen 125 CA menunjukkan angka yang tinggi maka bisa jadi disebabkan oleh pertumbuhan endometriosis, fibroid rahim, penyakit radang panggul dan juga kanker ovarium.

Baca: hematokrit – kelainan darah – penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah)

Cara mengobati kista ovarium

Perawatan untuk kista ovarium harus dilakukan berdasarkan dengan beberapa hal seperti jenis kista, material kista dan ukuran kista. Berikut ini beberapa tindakan medis yang sering digunakan untuk merawat kista ovarium.

  1. Menunggu reaksi kista

Ketika dokter baru menemukan kista maka biasanya dokter akan menunggu apa reaksi kista tersebut. Jika dalam waktu beberapa bulan kista hilang atau pecah sendiri maka selanjutnya hanya diperlukan tindakan untuk memantau kista. Kemudian selama beberapa bulan ketika kista sudah hilang maka pemeriksaan tetap diperlukan untuk mengetahui bahwa kista muncul lagi atau tidak. (baca: cara mengobati kista)

  1. Penggunakan pil KB sesuai dengan resep dokter

Ketika kista baru ditemukan dan dokter menemukan tanda bahwa kista tidak bisa hilang sendiri maka dokter bisa memberikan pil KB. Pil KB diperlukan untuk mengetahui jika kista efektif dengan obat tersebut dan mencegah terjadinya pembentukan kista yang baru. Biasanya pemberian obat pil KB juga bisa membuat siklus menstruasi menjadi lebih teratur. Namun jika pil KB tidak efektif maka pemberian obat harus dihentikan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut. (baca: efek samping pil KB)

  1. Tindakan operasi

Jika dokter sudah menunggu dan menemukan bahwa hasil kista tidak bisa memecah sendiri atau tidak mengalami kesembuhan dengan obat maka tindakan operasi bisa dilakukan. Tindakan operasi dilakukan untuk mempertahankan ovarium yang sehat atau menghapus ovarium jika kista terus memburuk. Ada jenis jenis operasi bedah yang bisa dilakukan yaitu:

  • Laparoskopi : tindakan operasi ini yang paling sering dilakukan yaitu dengan membuat luka sayatan kecil pada dinding perut kemudian menembus rongga perut untuk mencapai bagian kista. Kemudian alat yang dilengkapi dengan mikroskop kecil masuk hingga mencapai ovarium dan kista bisa dihapus dengan cara dipotong lalu bekasnya akan dijahit agar tertutup. Tindakan operasi ini lebih banyak dipilih karena tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak membutuhkan perawatan yang lama.
  • Laparotomi: jika kista memiliki ukuran yang besar maka biasanya dokter akan memberikan pertimbangan berupa tindakan laparotomi. Laparotomi dibuat dengan sayatan yang lebih besar untuk melihat kondisi ovarium dan organ perut yang lain. Kemudian semua bagian kista dihapus dan sampel diambil untuk mengetahui jika memang kista tersebut memiliki potensi menjadi sel kanker. Tindakan ini memang tidak menyenangkan karena bisa menyebabkan luka menjadi sulit sembuh dan membutuhkan tindakan perawatan yang lebih lama.
  1. Tindakan ooforektomi

Ketika kista telah menyebabkan ovarium mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dipertahankan maka dokter bisa memberikan tindakan ooforektomi. Tindakan ini dilakukan untuk menyelamatkan ovarium yang masih berfungsi dengan baik dan menghilangkan ovarium yang bermasalah.

  1. Tindakan histerektomi

Tindakan histerektomi menjadi tindakan terakhir yang disarankan oleh dokter jika kista ovarium bisa menjadi sel kanker dan telah menyebabkan kerusakan pada bagian organ reproduksi dalam. Tindakan ini akan membuat dokter mengangkat semua bagian ovarium agar terlepas dari tuba falopi dan rahim. Namun prosedur ini membutuhkan pertimbangan yang penting karena membuat wanita tidak memiliki peluang untuk bisa melahirkan.

Komplikasi yang bisa terjadi

Ketika kista ovarium tidak mendapatkan perawatan yang tepat maka bisa menyebabkan komplikasi yang berat. Gejala yang tidak mudah terdeteksi atau sering diabaikan bisa membuat wanita dengan kista mengalami resiko komplikasi ini. Berikut ini beberapa komplikasi yang paling sering terjadi akibat kista:

  1. Torsi ovarium

Torsi ovarium adalah sebuah kondisi ketika kista yang besar telah menyebabkan bagian ovarium bergerak dan keluar dari posisi panggul yang sebenarnya. torsi ovarium bisa menyebabkan masalah yang sangat besar seperti rasa sakit yang datang secara tiba-tiba. Ketika sudah terjadi komplikasi ini maka diperlukan tindakan yang sangat cepat atau darurat untuk mengembalikan posisi ovarium.

  1. Kista pecah

Kista yang terus membesar dan kemudian pecah bisa menyebabkan rasa sakit yang sangat parah dan memicu pendarahan internal pada organ perut. Ini bisa menyebabkan pendarahan yang sangat serius sehingga membutuhkan perawatan darurat. Terkadang kista pecah juga bisa menyebabkan masalah untuk organ reproduksi yang lain termasuk seperti fungsi rahim dan saluran tuba falopi. 

Cara mencegah kista ovarium

Pada dasarnya sulit untuk mencegah kista ovarium karena organ reproduksi wanita terus melakukan ovulasi setiap bulan. Namun Anda tetap bisa menjaga kesehatan ovarium agar tidak terkena kista ovarium. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan.

  1. Menjaga pola makan yang baik. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang sehat sangat baik untuk menjaga ovarium agar tetap sehat. Ada beberapa aturan yang bisa dilakukan untuk menjaga agar makan kita selalu sehat yaitu:
  • Menghindari semua jenis makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. Lemak jenuh tinggi bisa menyebabkan kista karena meningkatkan kolesterol dalam tubuh serta meningkatkan peluang kanker dalam tubuh.
  • Konsumsi jumlah protein yang sehat untuk tubuh seperti protein yang bersumber dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
  • Biasakan untuk mengkonsumsi berbagai jenis sayuran dan buah yang sangat baik untuk mencegah terjadinya masalah keseimbangan hormon dalam tubuh.
  • Hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung hormon seperti produk kedelai.

Baca: menu makanan sehat sehari-hari – makanan rendah kalori – makanan untuk detoksifikasi tubuh

  1. Menjaga berat badan agar ideal

Anda juga harus mencoba untuk menjaga berat badan agar ideal sehingga tidak terkena kista ovarium. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga agar berat badan selalu ideal seperti dengan melakukan olahraga teratur. Kebiasaan ini juga sangat baik untuk membantu tubuh menjadi lebih sehat.

Baca:  Kalkulator Berat Badan Ideal –  Badan Gemuk Jadi Kurus –  cara menurunkan berat badan

  1. Hindari stres berlebihan dan kelola tekanan pikiran

Kemudian Anda juga bisa mencoba untuk menghindari stres dan mengelola stres dengan baik. kebiasaan ini sangat baik untuk membantu agar stres tidak menyebabkan tekanan yang berlebihan pada pikiran yang bisa memicu masalah keseimbangan hormon dalam tubuh.

Baca:  Makanan untuk Menghilangkan Stres  – Cara Menghilangkan Stres –  Cara Menghindari Stres  –  Penyebab Stress

  1. Biasakan untuk tidur cukup

Agar bisa terhindar dari kista ovarium maka Anda juga harus menjaga agar tubuh bisa istirahat dengan baik. Anda bisa mencoba untuk mengatur waktu tidur yang cukup sehingga tidak memicu terjadinya gangguan metabolisme. Kebiasaan tidur yang cukup juga sangat baik untuk membantu tubuh memiliki pola hidup yang lebih sehat. (baca: akibat kurang tidur malam – bahaya akibat tidur larut malam bagi kesehatan)

  1. Hindari alkohol dan rokok

Kemudian Anda juga harus mencoba untuk menghindari semua jenis minuman yang mengandung alkohol dan rokok. Kedua bahan ini sangat berbahaya untuk tubuh karena bisa mengganggu proses metabolisme tubuh dan juga merusak kesehatan organ reproduksi. (baca: bahaya nikotin – bahaya merokok bagi alat pernafasan – bahaya tar rokok)

Jadi itulah beberapa uraian mengenai kista ovarium yang sangat lengkap. Agar tidak terkena kista ovarium maka Anda juga harus menjaga agar tubuh tetap sehat dengan menjalani pola atau gaya hidup yang sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn