Kita mungkin sudah cukup sering mendengar kondisi kelainan darah di mana keadaan ini akan berpengaruh beberapa atau salah satu dari darah. Dalam hal ini, kelainan darah artinya darah kita dicegah untuk bekerja seperti biasanya sehingga memunculkan keabnormalan dengan sifatnya yang akut atau bahkan kronis. Meski begitu, kondisi dari kelainan pada darah ini biasanya dapat terjadi pada seseorang apabila anggota keluarganya ada yang pernah menderita penyakit ini, itulah mengapa penyakit ini disebut juga dengan penyakit turunan.
Penting juga sebagai pengetahuan kita bersama bahwa darah dibagi menjadi 2 bagian, yaitu padat dan cair dan bagian darah yang lebih dari setengah bagian merupakan darah dari cairan. Istilah untuk bagian yang cair adalah plasma dan yang lebih dari setengah bagian. Garam, protein dan air adalah yang mendirikan plasma, sementara bagian yang terpadat dari dari darah di dalamnya didapati ada platelet atau trombosit, sel darah putih, dan juga sel darah merah. (Baca juga: cara meningkatkan albumin)
Bagian-bagian dari darah tersebut bakal kena dampak dari kelainan darah; bagian darah yang dimaksud adalah plasma, platelet, sel darah putih dan sel darah merah. Platelet sendiri memiliki fungsi untuk membuat bekuan darah, lalu sel darah putih bermain peran sebagai yang melawan segala infeksi yang mencoba menyerang tubuh, dan sel darah merah memiliki tugas sebagai pengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
(Baca juga: penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah)
Penyakit Kelainan Darah yang Berpengaruh pada Plasma
Jadi kita akan mengetahui satu per satu penyakit atau kondisi kelainan darah berdasarkan bagian darah yang terkena kelainan darah. Yang paling pertama di sini untuk kita ketahui adalah berbagai kondisi kelainan darah yang memengaruhi cairan darah atau plasma, yaitu:
1. Hemofilia
Pasti kita sudah cukup familiar dengan penyakit hemofilia, yaitu sebuah penyakit yang akan membuat tubuh kita memiliki kadar protein rendah atau kurang padahal protein ini sangat kita perlukan pada proses pembekuan darah ketika perdarahan terjadi. Penyakit keturunan yang kita sudah sering dengar ini termasuk penyakit keturunan dan amat langka, tapi sekalinya terjadi pada seseorang, seseorang tersebut akan mengalami perdarahan yang lebih lama ketimbang orang yang normal.
Penyebab
Penyebab dari hemofilia adalah adanya mutasi gen yang membuat faktor pembekuan tertentu menjadi tidak cukup pada tubuh kita. Contoh kasus yang bisa diambil di sini adalah rendahnya faktor pembekuan 8 dan hemofilia B di mana penyebab utamanya adalah faktor pembekuan 9 yang tidak cukup pada darah. Hemofilia ini merupakan penyakit warisan lewat mutasi pada kromosom X sehingga tak heran bila prialah yang lebih sering menderita kelainan darah hemofilia, sedangkan para perempuanlah yang membawa mutasi gen yang dimaksud tadi.
(Baca juga: gejala hemofilia)
Diagnosa
Dalam kasus hemofilia, apabila ada riwayat kesehatan keluarga akan hemofilia, diagnosa yang ditempuh cukup beragam untuk mengetahui apakah anak bakal terserang penyakit hemofilia. Untuk memeriksa atau diagnosa, bisa dilakukan sebelum atau ketika dalam masa hamil, bahkan boleh juga saat anak telah lahir.
- Tes CVS. Tes ini direkomendasikan ketika seorang wanita hamil pada usia 11-14 minggu, sedangkan untuk usia kehamilan di 15-20 minggu, bisa melakukan tes amniosentesis.
- Tes darah. Tes jenis ini perlu dilakukan sewaktu bayi telah dilahirkan di mana dokter akan mengambil dari tali pusar untuk dijadikan sampel yang bakal diuji.
(Baca juga: akibat kelebihan albumin)
Pengobatan
Dibagi menjadi dua, hemofilia dapat ditangani dengan mencegah perdarahan atau profilaksis serta pengobatan ketika perdarahan terjadi. Suntukan faktor pembekuan darah adalah untuk yang pertama dan kedua, tapi selain itu juga dokter akan memberikan desmopressin sebagai penanganan hemofilia A.
2. Penyakit von Willebrand
Pendarahan berlebihan bisa terjadi pada kondisi ini dan penyakit ini diketahui juga sebagai penyakit turunan. Dalam proses pembekuan darah, mereka yang menderita penyakit ini bakal memiliki proses lebih lama saat menghentukan pendaraah saat terjadi luka.
(Baca juga: penyebab darah kental)
Penyebab
Penyebabnya tak diragukan lagi terletak pada gen yang seharusnya mengendalikan faktor von Willebrand. Kekurangan protein pun juga menjadi pemicunya, atau bisa jadi juga ada kelainan protein yang membuat proses penggumpalan darah terbantu.
Diagnosa
Untuk mendeteksi diagnosa cukup sulit dikarenakan gejalanya tak begitu kelihatan. Tapi untuk memastikannya tetap bisa dilakukan dengan datang ke dokter dan melakukan serangkaian tes. Tes yang dimaksud antara lain adalah tes riwayat kesehatan keluarga, tes fisik, dan tes darah. Tes struktur faktor von Willebrand dan tes antigen, berikut juga tes fungsi keping darah, tes aktivitas faktor VIII serta tes aktivitas faktor ristocetin juga termasuk tes darah khusus yang perlu ditempuh.
(Baca juga: penyebab darah beku saat haid)
Pengobatan
Kabar tak enaknya dari penyakit kelainan darah satu ini adalah bahwa penyakit von Willebrand tidak bisa disembuhkan sama sekali, namun selalu ada cara untuk mengontrolnya. Secara umum, obat pembeku darah, pemakaian alat kontrasepsi bagi para wanita, terapi hormon, serta obat untuk mencegah pendarahan luka luar berlebih. Produksi komponen dari von Willebrand akan lebih terangsang ketika penderita diobati dengan terapi hormon, dan inilah yang bakal lebih efektif dalam menurunkan potensi pendarahan berlebih.
(Baca juga: cara mencegah fibroadenoma)
3. Sepsis
Sepsis kurang tepat bila dianggap sama dengan septikemia atau infeksi darah karena pada dasarnya sepsis melakukan penyerangan bukan hanya terhadap darah, melainkan seluruh organ tubuh kita. Jenis penyakit kelainan darah ini termasuk mengerikan dan mematikan karena komplikasi mampu dialami oleh seseorang ketika ada sistem kekebalan tubuh yang bekerja secara berlebihan sehingga reaksi negatif pun muncul.
(Baca juga: efek samping cuci darah ginjal bagi kesehatan)
Penyebab dan Gejala
Orang-orang dengan masalah sepsis ini biasanya adalah yang sudah berusia lanjut, yang masih anak-anak serta orang yang sistem kekebalan tubuhnya sangat rendah. Faktor risiko tersebut akan memicu terjadinya gejala sepsis lebih besar. Sepsis ini dapat diindikasikan lewat beberapa kondisi, seperti cepatnya detak jantung, tubuh menggigil, dan demam. Tapi masih ada kondisi gejala lanjutan apabila penderita sepsis mengalami yang namanya syok septik, seperti muntah dan mual, kulit memucat, kulit menjadi dingin, serta penurunan drastis akan tekanan darah secara tiba-tiba.
Diagnosa
Sama seperti halnya von Willebrand, kondisi sepsis tak mudah dideteksi karena ada kondisi lain yang mampu menyebabkan gejala-gejala yang sama. Untuk kepastiannya, ada rangkaian tes yang tetap penting untuk ditempuh penderita, yaitu seperti halnya tes urin, tes darah, tes sampel tinja, biopsi luka bila memang terjadi luka, CT scan, rontgen dada, dan juga tes dahak bila memang mengalami batuk berdahak.
(Baca juga: dampak kekurangan dan kelebihan eritrosit)
Pengobatan
Pengobatan antibiotik yang dilakukan di rumah bisa diandalkan oleh pasien bila sepsis belum menyebar, sementara bila sudah lebih serius yang disertai dengan syok septik, lebih baik penderita dirawat di ruang ICU. Penanganan medis yang tepat di sini antara lain meliputi antibiotik, infus sebagai pengganti cairan tubuh serta oksigen yang diberikan jikalau memang kadar rendah oksigen dalam tubuh pasien ditemukan.
(Baca juga: bahaya antibiotik tanpa resep dokter)
Penyakit Kelainan Darah yang Berpengaruh pada Sel Darah Putih
Selain dari plasma, ada juga sel darah putih yang bisa terkena dampak dari adanya kelainan darah. Berikut di bawah ini merupakan beberapa penyakit yang perlu diwaspadai.
4. Limfoma
Tentu bukan hal baru ketika bicara soal limfoma karena kondisi ini adalah sebuah kanker yang timbul pada sistem limfatik di mana kelenjar getah bening dan noda limfa terhubung di seluruh tubuh manusia. Sebetulnya ada antibodi yang dibentuk di dalam sistem limfatik oleh sel-sel darah putih demi melawan infeksi, tapi apabila kanker menyerang sel limfosit B, infeksi dapat terjadi lebih mudah. Ini dikarenakan sistem daya tahan mengalami penurunan.
(Baca juga: benjolan di ketiak)
Penyebab dan Gejala
Faktor keturunan dan usia merupakan dua faktor yang menjadi peningkat risiko dari limfoma ini. Namun limfoma sendiri juga bisa disebabkan oleh avirus Epstein-Barr di mana penderita limfoma diketahui tertular virus EBV ini. Jenis kelamin sertal penurunan sistem daya tahan pada tubuh bakal memperbesar kemungkinan terkena limfoma dengan gejala-gejala seperti di bawah ini:
- Gatal yang dirasakan di seluruh tubuh.
- Kerap terjadi infeksi dan proses sembuhnya lama.
- Menggigil dan demam. (Baca juga: menggigil tapi tidak demam)
- Berkeringat khususnya di malam hari.
- Cepat lelah kapanpun.
- Sakit di bagian dada.
- Kesulitan bernapas.
- Batuk yang lama sembuhnya. (Baca juga: penyebab batuk berdarah)
- Sakit perut.
- Perut membengkak.
- Nafsu makan menurun. (Baca juga: cara meningkatkan nafsu makan)
- Turunnya berat badan tanpa kejelasan sebab-musababnya.
(Baca juga: penyebab benjolan di leher)
Diagnosa
Ada serangkaian tes atau pemeriksaan yang bakal dianjurkan oleh dokter untuk memastikan kondisi limfoma memang benar tengah diidap oleh kita, seperti di bawah ini:
- Biopsi. Metode ini akan dilakukan supaya sampel kelenjar getah bening yang bengkak bisa diambil, berikut juga sumsum tulang.
- PET, MRI, CT Scan dan X-ray. Tes-tes ini bakal dilakukan supaya tingkat penyebaran limfoma dapat diketahui sudah sejauh mana.
- Tes urin dan darah. Dengan menempuh tes ini, kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh bisa dideteksi secara lebih mudah oleh dokter.
(Baca juga: fungsi tes urin)
Pengobatan
Bicara soal pengobatan utama, jelas kemoterapilah yang harus ditempuh oleh para penderita limfoma. Baik itu melalui obat minum atau infus, kemoterapi akan diberikan oleh dokter. Sedangkan untuk obat-obatan steroid, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan juga terapi biologis adalah terapi-terapi yang dokter akan pilih untuk dikombinasikan dengan kemoterapi meski tidak selalu demikian.
(Baca juga: akibat kelebihan dan kekurangan albumin)
5. Sindrom Mielodisplasia
Jenis kelainan darah satu ini pasti juga sudah pernah kita dengar karena masih termasuk sebuah bentuk kanker yang dampaknya bisa pada sumsum tulang. Jangan sepelekan kondisi ini karena walau perkembangannya terjadi perlahan, perubahan bisa terjadi secara tiba-tiba yang kemudian menjadi leukemia serius.
Penyebab dan Gejala
Penyebab secara pasti dari kondisi ini sebenarnya belumlah jelas, tapi ada sejumlah faktor yang bisa menaikkan potensi terkena sindrom tersebut:
- Tengah menempuh pengobatan kanker, misalnya kemoterapi dan radiasi, bahkan juga pemakaian agen alkylating radiomimetic di mana ini akan memberikan efek toksisitas.
- Kerap terpapar bahan-bahan kimia beracun seperti halnya fungisida, insektisida, dan pestisida, atau juga paparan dari radiasi.
Gejala napas pendek atau sesak nafas, batuk, demam, tinja disertai darah, sel darah putih yang rendah, jumlah neutrofil yang rendah, kelainan kromosom, pembesaran hati dan limpa, dan juga terbentuknya butiran tak jelas dan tak normal pada darah bisa dialami oleh penderita dari sindrom ini.
Pengobatan
Untuk mengobatinya, jenis MDS harus diketahui secara benar lebih dulu. Namun secara umum, penanganan kondisi ini bakal dilakukan melalui transplantasi sel punca, kemoterapi, maupun transfusi darah.
(Baca juga: makanan untuk melancarkan peredaran darah)
6. Multiple Mieloma
Mieloma atau multiple myeloma adalah sebuah penyakit kanker darah yang mengancam jiwa karena ini merupakan keadaan di mana sel darah putih dapat bertransformasi menjadi lebih parah dan ganas. Produksi sel darah putih bakal lebih banyak berkali-kali lipat bersama dengan unsur yang bisa memicu kerusakan organ.
Penyebab dan Gejala
Penyakit kelainan darah ini tergolong tak umum yang bahkan pemicu pastinya saja belum diketahui secara jelas. Ada antibodi normal yang diproduksi oleh sel myeloma dan ini bermanfaat untuk fungsi tubuh kita, sedangkan adanya sel myeloma abnormal malah justru akan memberikan efek negatif dan merugikan bagi tubuh. Gejala yang dapat dialami oleh penderita dari mieloma ini antara lain:
- Berat badan turun drastis.
- Mudah lelah.
- Sakit pada tulang, khususnya tulang belakang dan tulang dada.
- Mual-mual
- Sembelit
- Penurunan nafsu makan.
- Kebas pada bagian kaki.
- Penurunan mental yang menjadikan penderita kerap kebingungan.
- Gampang terserang infeksi.
- Lebih sering merasa haus.
(Baca juga: cara menjaga kesehatan peredaran darah)
Diagnosa
Ada sejumlah prosedur dan tes yang perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa parah kanker tersebut. Tes laboratorium selalu yang pertama, lalu dilanjutkan dengan tes urin agar kita tahu ada berapa banyak protein abnormal yang dihasilkan. Setelah itu masih ada juga pemeriksaan tulang sumsum sehingga sampel cairannya bisa diambil untuk mendeteksi perkembangan sel kanker. Tes pencitraan adalah yang terakhir di mana ini tujuannya adalah untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan di bagian panggul, tulang belakang, kaki, lengan dan kepala.
Pengobatan
Untuk mengobati mieloma, ada sejumlah perawatan yang umum diberikan dan disarankan oleh dokter, seperti halnya terapi obat yang pasti ada efek sampingnya, yaitu kesemutan, mati rasa, kelelahan dan mual-mual hingga diare. Selain itu terapi biologis pun akan diberikan karena dengan terapi ini sistem daya tahan tubuh kita bakal mampu meningkat lagi. Kortikosteroid, kemoterapi, transplantasi stem cell, dan juga terapi radiasi atau X-ray juga adalah bagian dari pengobatan mieloma.
7. Leukemia
Penyakit leukemia juga disebut dengan istilah kanker darah di mana kanker ini memang melakukan penyerangan terhadap sel-sel pembentuk sel darah yang terdapat pada sumsum tulang kita. Pada penderita leukemia, produksi sel darah putih menjadi sangat berlebih dan abnormal yang dihasilkan oleh sumsum tulang dan bahkan fungsinya pun tak lancar. Karena sel darah putih menumpuk, otomatis sel darah merah menjadi kalah.
(Baca juga: bahaya leukosit tinggi)
Penyebab dan Gejala
Faktor yang meningkatkan peluang seseorang mengidap penyakit kanker darah atau leukemia antara lain adalah pernah menempuh pengobatan untuk penyakit kanker seperti radioterapi atau kemoterapi tertentu, kelainan genetik, faktor keturunan, terkena paparan radiasi tingkat tinggi atau zat racun lainnya, serta kebiasaan merokok. Gejala yang akan ditimbulkan dari penyebab-penyebab tersebut adalah:
- Sakit kepala.
- Menggigil
- Demam
- Kelelahan dan tubuh yang terus-terusan menjadi lemas.
- Bintik-bintik kemerahan di permukaan kulit.
- Gampang terjadi pendarahan, seperti memar dan mimisan.
- Mudah terkena infeksi.
- Pembengkakan pada limpa, hati dan limfa noda.
- Berat badan turun drastis.
- Sendi dan tulang terasa nyeri.
- Keringat yang keluar lebih sering di malam hari dan bahkan berlebihan.
- Muntah-muntah
(Baca juga: mimisan gejala penyakit apa)
Diagnosa
Untuk proses diagnosa, pasien bakal ditanya-tanya dulu oleh dokter berkaitan dengan kondisi gejala, baru setelah itu pemeriksaan lebih detil disarankan, seperti biopsi sumsum tulang dan tes darah.
Pengobatan
Hampir sama dengan kondisi penyakit kelainan darah yang lain, pengobatan yang perlu didapat antara lain adalah terapi biologis, terapi terfokus, radioterapi, kemoterapi serta transplantasi stem cell.
(Baca juga: bahaya kelebihan sel darah putih)
Penyakit Kelainan Darah yang Berpengaruh pada Platelet
Platelet bila terpengaruh kelainan darah maka berkemungkinan besar memicu kondisi-kondisi seperti berikut ini:
8. Trombositopenia
Kondisi ini terjadi karena adanya jumlah platelet yang menurun di dalam darah dan bahkan kadarnya ada di bawah minimal. Walau terbilang langka, trombositopenia yang cenderung dialami oleh orang dewasa dan anak-anak ni bisa menyebabkan pendarahan yang fatal kalau tak segera ditangani secara benar.
(Baca juga: bahaya kekurangan trombosit)
Penyebab dan Gejala
Sejumlah kondisi dikatakan sebagai faktor pemicu atau peningkat risiko dari trombositopenia ini, seperti kondisi autoimun, obat-obatan tertentu, darah terinfeksi bakteri, infeksi virus (termasuk HIV AIDS, hepatitis C, dan cacar air), proses radioterapi dan kemoterapi, kebiasaan minum minuman beralkohol, kelainan darah, serta penyakit tertentu seperti limfoma dan leukemia.
Diagnosa
Pemeriksaan kondisi fisik selalu dilakukan pertama kali dalam hal ini dan mengecek riwayat kesehatan pasien. Tak hanya itu, pasien juga diharapkan untuk melakukan tes darah supaya diketahui jumlah platelet terakhir.
(Baca juga: penyebab trombosit turun)
Pengobatan
Untuk pengobatan yang ditawarkan oleh dokter, biasanya salah satunya adalah transfusi darah. Selain itu, penggunaan steroid, berhenti dari kebiasaan minum minuman keras, konsumsi obat peningkat jumlah platelet, serta operasi untuk mengangkat organ limpa juga menjadi alternatif.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit autoimun)
9. ITP atau Idiopathic Thrombocyopenic Purpura
Penyakit ini diketahui sebagai salah satu kondisi kelainan imun yang kemudian memberikan dampak buruk pada platelet sehingga bisa memicu pendarahan atau memar yang berlebihan. Cenderung dialami oleh anak-anak dan orang dewasa, kadar rendah trombosit bisa menyebabkan pendarahan.
Penyebab dan Gejala
Pemicu jelas akan kondisi ITP belum terkuak, namun diketahui bahwa para penderita ITP ini mempunyai sistem daya tahan tubuh yang salah sehingga trombosit terserang dan antibodi akhirnya menempel padanya. Trombosit yang berkurang karena akibat antibodi yang salah sasaran menjadikan trombosit sebagai target penghancuran. Gejala-gejala inilah yang akan dialami ketika seseorang menderita ITP:
- Sangat lelah.
- Pendarahan terlalu banyak ketika datang bulan.
- Pendarahan di bagian gusi. (Baca juga: penyebab gusi bengkak)
- Tinja dan urin disertai darah.
- Mimisan (Baca juga: penyebab hidung berdarah pada orang dewasa)
- Memar
- Pendarahan akibat luka lama sembuhnya.
Diagnosa
Metode diagnosa yang perlu ditempuh pasien adalah tes darah lengkap yang juga diikuti dengan tes riwayat kesehatan lengkap serta tes fisik. Baru setelah itu pemeriksaan sumsum tulang bisa dilakukan untuk mendeteksi pemicu jumlah trombosit yang rendah.
Pengobatan
Sejumlah obat akan diberikan oleh dokter untuk mengobati ITP, yaitu antara lain adalah kortikosteroid dan terapi biologis. Namun IVIG atau intravenous immune globulin serta thrombopoietin receptor agonist akan sangat membantu juga ketika diberikan kepada pasien.
(Baca juga: efek samping obat jangka panjang)
Penyakit Kelainan Darah yang Berpengaruh pada Sel Darah Merah
Ini saatnya kita beralih setelah kita kenali apa saja penyakit kelainan darah yang bisa berpengaruh pada sel darah putih, kini bagian sel darah merahlah yang terkena dampaknya. Berikut adalah keadaan atau penyakit serius yang perlu diwaspadai.
10. Anemia
Seperti yang mungkin sudah kita tahu, anemia merupakan sebuah keadaan di mana seseorang mempunyai sel darah merah yang jumlahnya rendah. Intinya, seseorang akan mengalami anemia ketika tubuhnya mengalami kekurangan zat besi. Ada juga penyakit anemia lainnya yang merupakan kelainan darah seperti berikut ini :
- Anemia Sel Sabit. Kondisi ini dikenal juga sebagai keadaan di mana sel darah merah menjadi kaku dan lengket sehingga akhirnya memicu penghambatan aliran darah. Para penderitanya bakal mengalami organ tubuh yang rusak dan bahkan merasakan kesakitan yang tak tertahankan.
- Anemia Autoimun Hemolitik. Anemia jenis ini menggambarkan ada ketidakberesan pada sistem daya tahan tubuh yang sangat aktif dan salah sehingga sel darah merah malah dihancurkan. Anemia kemudian terjadi karena otomatis sel darah merah berkurang di dalam tubuh.
- Anemia Aplastik. Saat sel darah tidak cukup banyak yang dihasilkan oleh sumsum tulang, maka anemia aplastik bakal terjadi. Transplantasi sumsum tulang, transfusi darah, serta obat-obatan akan diberikan oleh dokter sebagai cara pengobatan anemia aplastik.
Gejala
Sebagai akibat dari adanya kekurangan sel darah merah, serangkaian tanda anemia bakal dirasakan, seperti:
- Detak jantung lebih cepat.
- Menurunnya sistem imun tubuh.
- Mudah terserang infeksi.
- Pembengkakan pada lidah.
- Kesemutan pada kaki.
- Tangan dan kaki mudah dingin.
- Sakit kepala dan pusing.
- Dada nyeri.
- Sulit fokus dan konsentrasi.
- Sesak napas.
- Wajah memucat.
- Tak ada energi.
- Gampang marah atau mudah tersinggung.
- Lebih gampang lelah.
Pengobatan
Mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung zat besi super tinggi akan menjadi solusi pengobatan terbaik dan bahkan paling alami. Kismis, aprikot, daging kambing, daging sapi, brokoli, bayam, kerang, tiram, ikan, tempe, kacang merah, tahu, kacang hitam, kacang hijau, hati sapi dan hati ayam adalah sumber-sumber makanan terpercaya untuk menaikkan jumlah sel darah merah.
(Baca juga: kopi untuk penderita anemia)
11. Malaria
Parasit adalah penyebab utama dari malaria dan malaria ini merupakan penyakit yang cukup serius karena penyebarannya bisa cukup cepat melalui nyamuk yang menggigit kita. Bila tak mendapat penanganan benar, malaria termasuk mematikan juga.
Gejala
Dari parasit Plasmodium vivax serta Plasmodium falciparum yang lebih umum ada di negara kita, jenis parasit inilah yang menyebabkan munculnya gejala-gejala di bawah ini:
- Nyeri otot. (Baca juga: nyeri sendi lutut)
- Diare
- Sakit kepala.
- Kedinginan dan menggigil.
- Berkeringat
- Demam
- Muntah-muntah
Diagnosa
Metode untuk memastikan bahwa benar kita telah terjangkit malaria adalah cukup melakukan tes darah saja. Tak akan lama untuk menjalani tes darah karena prosesnya yang sangat sederhana dan kita bisa langsung tahu hasilnya seperti apa.
Pengobatan
Obat yang diberikan oleh dokter rata-rata adalah obat anti malaria yang memang tujuannya adalah untuk mengobati sekaligus mencegah malaria. Proses pemulihan lebih ringan dari penyakit kelainan darah lainnya karena penderita malaria dapat beristirahat di rumah asalkan perawatannya benar. Namun pemberian obat bakal ditentukan juga oleh tingkat seriusnya kondisi gejala, jenis parasit penyebab malaria, serta apakah penderita tengah hamil atau tidak.
(Baca juga: cara mencegah malaria – bahaya duduk di bawah pohon malam hari)
Demikianlah 11 kondisi kelainan darah yang dapat menjadi pengetahuan bersama berikut penyebab, diagnosa serta pengobatannya sehingga kita menjadi lebih waspada ke depannya.