12 Penyebab Trombosit Turun dan Pengobatannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan trombosit seseorang turun atau dikenal dengan thrombocytopenia. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh keturunan ataupun bukan. Kadang-kadang penyebab trombosit turun tersebut tidak diketahui. Secara umum menurunnya trombosit disebabkan oleh tubuh yang tidak memproduksi cukup trombosit, trombosit diproduksi dengan cukup tapi tubuh menghancurkannya, dan limpa yang terlalu banyak memakai trombosit. Berikut ini secara rinci tentang penyebab-penyebab turunnya trombosit:

  1. Kanker

Kanker, seperti kanker darah putih atau leukemia atau lymphoma dapat merusak sumsum tulang dan menghancurkan sel darah. Pengobatan kanker seperti radiasi dan kemoterapi juga dapat menghancurkan sel darah. Jadi penderita kanker bisa mengalami masalah menurunnya trombosit dalam tubuh mereka disebabkan oleh penyakit kanker yang diderita atau oleh pengobatan kanker tersebut. Perlu ada penanganan lebih lanjut sehingga masalah trombosit ini juga dapat diatasi selain menyembuhkan penyakit kanker yang diderita.

Baca: Bahaya Obesitas Terhadap Kesehatan Hingga Kanker

  1. Aplastic Anemia

Aplastic Anemia merupakan kelainan darah yang serius, penyakit ini berupa sumsum tulang yang berhenti memproduksi sel darah baru. Hal tersebut akan menurunkan jumlah trombosit dalam darah manusia. Gejala penderita aplastic anemia berhubungan dengan anemia atau pendarahan, dan kadang diikuti demam atau infeksi. Cara untuk mengatasi penyakit kelainan darah ini bisa melalui obat-obatan, tranfusi darah, transplantasi sel, atau operasi.

  1. Bahan kimia berbahaya

Terpapar bahan kimia berbahaya seperti pestisida, arsenik, dan benzena dapat melambatkan produksi trombosit. Lingkungan tempat kerja atau aktivitas yang dilakukan seseorang kadang harus berhadapan dengan bahan-bahan kimia berbahaya. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diperhatikan pencegahan yang bisa dilakukan. Misalnya dengan menggunakan alat pelindung diri saat bekerja atau meminimalisir penggunakan bahan kimia berbahaya dalam aktivitas kerja ataupun aktivitas sehari-hari.

  1. Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan seperti diuretics dan chloramphenicol dapat melambatkan produksi trombosit. Chloramphenicol yang merupakan obat antibiotik jarang digunakan di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri obat tersebut bisa ditemukan di apotek-apotek untuk kebutuhan pengobatan. Beberapa jenis obat-obatan lain yang dapat berdampak pada trombosit misalnya aspirin dan ibuprofen.Reaksi dari obat dapat membuat tubuh menjadi bingung dan menyebabkan trombosit ikut dihancurkan. Misalnya Hepari yang merupakan obat untuk mencegah pembekuan darah. Tapi reaksi imun tubuh terhadap obat tersebut dapat berakibat thrombocytopenia. Kondisi tersebut disebut heparin-induced  thrombocytopenia (HIT).

  1. Alkohol

Alkohol juga dapat melambatkan produksi trombosit. Penurunan jumlah trombosit sering dialami oleh peminum berat, terutama jika mereka makan makanan yang rendah zat besi, vitamin B12, atau folat. Tak hanya menurunkan trombosit, alkohol juga sama sekali tidak bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jadi sebaiknya menghindari minuman beralkohol dan memilih minuman yang lebih sehat seperti air putih atau minuman herbal.

Baca: Pengaruh Alkohol terhadap Sistem Saraf Manusia

  1. Virus

Beberapa virus seperti campak, rubella, Epstein-Barr virus dan lainnaya dapat menurunkan jumlah trombosit. Orang yang menderita AIDS juga sering menderita thrombocytopenia. Virus-virus tersebut ternyata berdampak pada jumlah trombosit dalam tubuh. Cara mengatasinya yaitu dengan mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus tadi. Tubuh yang terbebas dari penyakit akan mampu memproduksi trombosit sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh.

  1. Kondisi genetik

Beberapa kondisi genetik dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit dalam darah. Kondisi genetik tersebut misalnya sindrom Wiskott-Aldrich dan May-Hegglin. Wiskott-Aldrich sindrom merupakan penyakit yang berkaitan dengan X-linked recessive dengan gejala eczema, thrombocytopenia, defisiensi imun, dan diare berdarah. Sindrom tersebut hanya menyerang laki-laki. Ciri-ciri awalnya berupa  luka atau pendarahan yang dihasilkan karena jumlah trombosit dalam darah yang menurun.

  1. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun terjadi jika sistem imun tubuh salah menyerang sel yang sehat dalam tubuh. Jadi jika penyakit autoimun menghancurkan trombosit tubuh maka thrombocytopenia dapat terjadi. Salah satu contoh dari penyakit autoimun yaitu immune thrombocytopenia atau ITP. ITP berupa kelainan pendarahan dengan darah yang tidak dapat membeku seperti seharusnya. Secara normal, sistem imun akan membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit. Namun jika kita menderita ITP maka sistem imun akan menyerang dan menghancurkan trombosit. ITP juga dapat terjadi jika sistem imun tubuh menyerang sumsum tulang tempat pembuatan trombosit.  Penyakit autoimun lainnya yang menghancurkan trombosit yaitu lupus dan rheumatoid arthritis.

  1. Infeksi

Rendahnya trombosit dapat terjadi setelah darah teracuni oleh infeksi bakteri. Sebuah virus seperti mononucleosis atau cytomegalovirus juga dapat menyebabkan jumlah trombosit menurun.

  1. Kehamilan

Sekitar 5% dari wanita hamil menderita thrombocytopenia ringan saat mereka akan melahirkan. Kondisi tersebut tidak diketahui apa penyebabnya.

Baca: 12 Bahaya Makanan Pedas Untuk Ibu Hamil

  1. Kondisi serius lainnya

Beberapa gangguan atau kelainan kesehatan dapat menyebabkan jumlah trombosit dalam tubuh menjadi rendah. Dua contohnya yaitu thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) dan disseminated intravascular coagulation (DIC). TTP merupakan kondisi darah yang menyebabkan pembekuan darah dalam pembuluh darah kecil termasuk pembuluh di otak, ginjal, dan jantung. Sedangkan DIC merupakan komplikasi yang terjadi saat kehamilan, menderita infeksi atau trauma. Darah beku kecil secara tiba-tiba terjadi di seluruh tubuh. Pada dua kondisi tersebut, gumpalan darah menggunakan banyak trombosit.

  1. Demam Berdarah

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang memiliki gejala jumlah trombosit yang turun. Demam berdarah sendiri merupakan  infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menyebarkan virus ini. Virus akan masuk ke dalam tubuh, tertanam dan memasuki sel darah putih. Sel darah putih  akan bereaksi dengan memperbanyak protein pengisyarat. Organ lain akan terkena dampaknya misalnya hati dan sumsum tulang. Sumsum tulang kemudian menjadi tidak bisa  memproduksi trombosit yang dibutuhkan. Hal tersebut membuat penderita mengalami masalah pendarahan.

Jenis Pengobatan Penurunan Trombosit

Ada banyak pilihan pengobatan untuk thrombocytopenia. Pasien perlu berkonsultasi dengan dokter tentang untuk mengetahui risiko dan keuntungan dari masing-masing pilihan pengobatan. Jika menderita ITP, maka pengobatan tergantung seberapa parah kasus yang dimiliki. Jika tergolong ringan, maka hanya perlu melakukan pengecekan secara rutin untuk mengetahui tingkat trombosit dalam darah. Kasus ringan berarti pasien tidak menderita pendarahan berat dan jumlah trombosit antara 50.000-100.000.

Beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Corticosteroid atau glucocorticoids.

Prednisone merupakan obat yang umum digunakan untuk mengatasi ITP. Dokter akan meresepkan obat tersebut untuk mencoba menaikkan jumlah trombosit. Pasien akan meminum prednisone sampai jumlah trombosit mereka meningkat, biasanya antara 1-2 minggu. Ada beberapa efek samping dari meminum prednison, dan jumlah trombosit dapat menurun kembali setelah menghentikan pengobatan.

  • IVIG

Jika pasien tidak bisa diatasi dengan prednisone maka dokter akan menyarankan IVIG. Pasien akan mendapatkan pengobatan melalui IV, biasanya untuk beberapa jam dalam sehari selama 1 sampai dengan 5 hari. Pengobatan ini dapat meningkatkan jumlah trombosit secara cepat namun ada beberapa efek samping yang bisa dialami misalnya sakit kepala, mual, dan demam.

  • Rho D Immune Globulin (WinRho)

Pengobatan ini juga dilakukan melalui IV. Waktu pengobatan biasanya kurang dari setengah jam dan efek sampingnya serupa dengan IVIG.

  • Thrombopoietin (TPO) receptor agonists

Ini merupakan obat yang perlu diminum secara rutin untuk menjaga jumlah trombosit dalam darah. Efek samping dari obat ini antara lain sakit kepala, muntah, dan mual.

  • Operasi

Jika pasien menderita ITP dan pengobatan lainnya tidak dapat mengatasi masalah jumlah trombosit yang rendah maka perlu dilakukan operasi untuk mengangkat limpa. Organ tersebut yang menghancurkan trombosit dalam tubuh sehingga jika diangkat maka jumlah trombosit akan menjadi meningkat. Namun ini tidak selalu bekerja baik pada setiap orang. Mengangkat limpa dapat membuat tubuh perlu bekerja keras saat melawan infeksi. Risiko infeksi paling besar terjadi setelah 3 bulan pertama setelah operasi.

  • Rituximab (Rituxan)

Obat ini dikenal sebagai terapi biologi. Ini bekerja dengan mengurangi jumlah antibodi yang menyerang trombosit. Obat ini digunakan jika pasien menderita ITP dan tidak dapat melakukan operasi untuk pengangkatan limpa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn