Darah merupakan sebuah cairan yang pasti terdapat di dalam tubuh manusia. Darah ini jenisnya ada tiga macam yakni darah merah atau eritrosit, darah putih atau leukosit,dan juga keping darah atau trombosit. Darah secara kasat mata atau yang dapat kelihatan oleh mata kita mempunyai warna merah padam atau merah tua. Darah ini seperti yang kita tau mempunyai sifat cair. Hanya saja sifat cir dari darah ini lebih kental daripada air, sehingga liquidnya lebih kurang daripada air. Darah ini yang paling banyak ada di tubuh manusia adalah jenis darah merah. Seperti yang keluar ketika kita mempunyai luka, maka darah merah adalah yang demikian itu.
Tahukah Anda, bahwa meskipun darah ini mempunyai sifat yang cair, namun ternyata ada suatu kondisi yang menyebabkan darah tersebut tidak lagi memiliki sifat kecairannya. Kondisi seperti ini dinamakan darah yang mengental atau disebut dengan darah kental. Darah kental yang juga disebut dengan Hiperkoagulabilitas, Antiphospholipids, dan Hughes Syndrome, merupakan seuatu kondisi dimana darah seseorang mempunyai sifat lebih kental (yakni lebih tebal dan lengket) dari darah normal pada umumnya. Pengentalan darah ini terjadi ketika ada kelainan dalam proses pembekuan darah. Kondisi darah yang mengental ini dapat mengganggu sirkulasi darah yang ada di dalam tubuh dan akan menimbulkan gejala yang cukup luas.
Sedangkan sindrom darah kental merupakan serangkaian gejala yang muncul sebagai akibat dari kekentalan darah yang jumlahnya berlebihan. Akibat yang ditimbulkan karena darah yang terlalu kental ini akan mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh dan menjadi tidak lancar.
Baca juga: Makanan untuk mengencerkan darah , Proses pembekuan darah
Penyebab Terjadinya Pengentalan Darah
Darah manusia ini sejatinya memiliki sifat cair dan tidak terlalu kental. Namun terkadang ada darah yang kondisinya mengental dari darah normal pada umumnya. Mengentalnya darah ini tida terjadi dengan sendirinya. Biasanya, darah yang mengental ini dipicu oleh beberapa hal atau faktor- faktor tertentu. salah satunya, darah kental ini diakibatkan karena kekurangan banyak cairan darah atau trombosit (zat yang berperan dalam proses pembekuan darah) sehingga mudah lekat antara satu dengan yang lainnya. Saat sistem peredaran darah berfungsi dengan normal, proses pembekuan akan dimulai pada saat terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Misalnya pada saat terluka, maka pembekuan darah akan bertujuan agar menghentikan pendarahan.
Proses pembekuan darah akan terjadi ketika trombin, enzim darah dilepaskan ke dalam aliran darah yang bertujuan mempromosikan reaksi biokimia yang nantinya menghasilkan pembentukan agen pembekuan. Tujuan dari agen pembekuan satu- satunya adalah untuk menciptakan gumpalan tunggal. Ketika sudah berhasil menghentikan aktivitas pendarahan, proses pembekuan juga harus berhenti. Namun bagi beberapa orang yang mempuyai gangguan pengentalan darah yang diakibatkan oleh penyakit kronis, agen pembekuan terus bekerja, mulai melapisi kapiler dengan fibrin. Hal seperti ini pada akhirnya akan menyebabkan darah menjadi lebih tebal ataupun kental jika dibandingkan dengan darah normal pada umumnya.
Baca juga:
Apa Gejala Darah yang Mengental?
Darah merupakan bagian dari tubuh manusia yang letaknya ada di dalam tubuh, sehingga manusia tidak bisa melihatnya secara fisik. Bahkan kita pun tidak mengetahui atau merasakn bahwa setiap detiknya darah kita ini mengalir. Lalu, bagaimana bisa kita mengetahui bahwa darah kita mengalami pengentalan? Pengentalah yang terjadi atau menyerang darah merupakan suatu gejala yang berbahaya. Maka dari itu kita harus sigap dan tanggap terhadap konsisi kesehatan kita atau kondisi tubuh kita, termasuk apabila ada pengentalan darah ini. Untuk mengetahui bahwasannya draah kita ini sedang megalami pengentalan, kita bisa melihat dari gejala- gejala yang ditimbulkannya.
Gejala yang muncul dari adanya pengentalan darah ini salah satunya adalah migrain. Migrain ini dapat terjadi karena karena pasokan oksigen yang menuju otak menjadi tersendat. Selain migrain ada gejala lain yang dirasakan oleh penderita pengentalan darah ini, yakni pusing, pegal pada bagian leher dan juga tengkuk, memiliki pandangan yang berkunang- kunang, dan daya ingat semakin menurun. Selain itu ada gejala- gejala lain yang menandai terjadinya pengentalan darah ini, antara lain:
- Sakit mata
- Sakit kepala
- Badan menjadi lemas
- Pusing
- Mudah mengantuk
- Mengalami gejala anemia
- Dan mengalami pegal- pegal
Itulah beberapa gejala yang menandai terjadinya pengentalan darah ini. Apabila Anda mengalami hal yang demikian dalam frekuensi yang sering, sebaiknya Anda lekas memeriksakan diri ke dokter demi mencegah penyekit tersebut bertambah parah. Fungsi memerikasakan diri ke dokter ini salah satunya untuk mengetahui apakah yang menjadi penyebab timbulnya gejala- gejala tersebut. Dan apakan pengentalan darah benar – benar terjadi. Karena jika pengentalan darah benar terjadi, Anda harus sesegera mungkin menangaiya agar tidak meimbulkan dampak buruk bagi kesehatan Anda. Lalu, sebenarnya apa saja dampak buruk atau bahaya yang dapat ditimbulkan dari pengentalan darah ini?
Bahaya Pengentalan Darah
Tahukah Anda bahwa pengentalan darah merupakan sebuah serangan yang bisa mebahayakan tubuh atau kesehatan manusia? Ada banyak dampak negatif yang akan terjadi dari pengentalan darah ini. Beberapa dampak negatif atau bahaya darah kental antara lain :
- Peredarah darah menjadi kurang lancar karena terhambat
Pengentalan merupakan satu gejala yang menyebabkan darah tidak lagi bersifat encer dan cenderung mengental serta akan terasa lengket satu sama lain. Jika hal demikian terjadi maka sudah pasti peredaran darah yang ada di dalam tubuh menjadi kurang lancar yang diakibatkan oleh terhambatnya aliran darah ini. Terhambatnya aliran darah sendiri merupakan satu akibat drai darah yang saling lengket satu dengan yang lainnya ini.
Baca ini: Cara menjaga kesehatan darah
- Ginjal menjadi rusak
Ketika terjadi pengentalan darah, maka organ ginjal akan bekerja ekstra keras untuk dapat menyaring darah kental yang kental tersebut. Karena saringan yang ada pada ginjal ini halus, maka tidak jarang darah yang kental dapat menimbulkan robek pada glomerulus ginjal. Hal ini kan menyebabkan air seni berwarna kemerahan. Dan jika hal seperti ini dibiarka secara terus menerus maka akan mengakibatkan Anda harus melakukan cuci darah. Dan apabila Anda melakukan perawatn akibat ginjal yang rusak, yakni perawatan cuci darah setiap minggunya, maka Anda akan mengeluarkan uang ekstra yang jumlahnya tidak sedikit.
Baca juga:
- Menyebabkan Stroke
Penyakit stroke merupakan penyakit yang familiar menimpa masyarakat Indonesia. Penyakit stroke ini banyak dikategorikan ke dalam penyakit yang menjadi pembunuh atau penyakit yang menyebabkan terjadinya kematian pada penderitanya. Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya penyakit ini? Ya, penyakit stroke ini salah satunya disebabkan oleh pengentalan darah. Pengentalah darah yang terjadi di dalam tubuh kita sudah pasti akan mempengaruhi otak kita. Saat darah yang kental mengelir melewati otak, maka perjalanannya agak tersendat. Hal ini mengakibatkan otak menjadi tidak encer lagi, kerana sel- sel otak merupakan sel yang paling boros dalam mengonsumsi makanan dan juga oksigen. Dan hal yang semacam inilah yang akan menyebabkan timbulnya penyakit stroke.
Baca juga:
- Terjadinya kekurangan nutrisi pada sel dan terjadinya Hipoksia
Darah yang normal adalah darah yang memiliki sifat encer dan mudah mengalir. Ketika pengentalan darah ini terjadi, darah yang kental ini akan menghambat sirkulasi dari oksigen, nutrisi, dan hormon sehingga dapat mengurangi pengiriman ke jaringan dan juga ke sel- sel di seluruh tubuh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi dan juga ormon serta Hipoksia. Hipoksia sendiri merupakan suatu kondisi dimana sel- sel tubuhnya hanya memiliki kadar oksigen yang rendah.
Baca juga: Kebutuhan nutrisi manusia
Itulah beberapa bahaya ataupun dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari pengentalan darah yang ada di dalam tubuh. Maka dari itu, sebelum kita terlalu dalam mengalami hal ini yang nantinya kan menuai dampak yang lebih banyak lagi, sebaiknya kita memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahuinya secara pasti. Setelah berkonsultasi dari dokter, apapun itu keputusannya, kita sebaiknya mematuhi anjuran dari dokter.