Darah merupakan bagian dari tubuh yang mengalir secara terus menerus dan lancar seumur hidup. Tapi pada saat terjadi perdarahan, darah dapat mengalami proses pembekuan dengan cepat atau dengan kata lain dapat menghentikan terjadinya perdarahan. Hal ini terjadi melalui interaksi yang kompleks antara zat di dalam darah dan dinding pembuluh darah. Tentu saja hal ini dapat menghindarkan seseorang dari resiko perdarahan yang berlebihan yang dapat membahayakan jiwa.
Namun, pembekuan darah yang terjadi secara tidak normal, dapat mengakibatkan kondisi yang fatal seperti menyebabkan serangan jantung, stroke, paru-paru, masalah otak, maupun masalah medis lainnya yang serius.
Apa Itu Daerah Kental ?
Darah kental dapat terbentuk di dalam pembuluh darah kecil di dekat permukaan kulit (flebitis superfisial). Hal ini dapat menimbulkan beberapa gejala seperti timbulnya kemerahan, rasa sakit, serta terjadinya pembengkakan di daerah yang mengalami perdarahan. Flebitis superfisial merupakan bagian tubuh yang jarang timbul terjadinya komplikasi dan hanya membutuhkan perawatan yang minimal jika mengalami luka.
Sedangkan darah kental yang terjadi pada bagian yang lebih dalam (deep vein trombosis) dengan kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan masalah yang lebih serius pada daerah yang terkena. Biasanya hal tersebut terjadi pada bagian kaki.
Faktor Penyebab Darah
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa faktor penyebab dari gejala darah kental, yaitu:
- Terjadinya sindrom antifosfolipid, yaitu suatu gangguan yang disebabkan oleh adanya produksi antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan protein normal tertentu dalam darah. Sindrom ini dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah dalam arteri atau vena, serta memicu timbulnya komplikasi pada masa-masa kehamilan seperti keguguran maupun bayi lahir mati.
- Arteriosclerosis / aterosklerosis, merupakan suatu kondisi yang disebabkan karena penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah arteri yang semakin lama akan semakin tebal dan mengeras sehingga pada akhirnya akan dapat menyumbat arteri.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi, obat terapi hormon, maupun berbagai jenis obat kanker payudara.
- Deep vein thrombosis, merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh pembekuan darah yang terjadi pada satu atau lebih pembuluh darah dalam tubuh. Biasanya hal ini terjadi pada bagian kaki yang dapat menyebabkan rasa sakit maupun pembengkakan pada daerah yang terkena.
- Faktor V Leiden, merupakan mutasi dari salah satu faktor pembekuan dalam darah yang disebut faktor V. Mutasi ini dapat meningkatkan resiko pembekuan darah abnormal (trombofilia) dalam pembuluh darah.
- Faktor genetik, Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan ini dapat menurunkan resiko penyakit yang sama pada salah satu keturunannya.
- Aritmia jantung, merupakan gangguan yang terjadi akibat denyut jantung yang terjadi tidak seperti biasanya, yaitu semakin melambat atau sebaliknya, dentut jantung terjadi dengan sangat cepat.
- Serangan jantung (infark miokardial), merupakan kondisi dimana aliran darah yang menuju jantung terhenti meskipun hanya sesaat dan menyebabkan sebagian sel jantung mati.
- Gagal jantung, merupakan kondisi dimana organ jantung gagal dalam melakukan fungsinya untuk memompa darah yang memadai untuk proses metabolisme tubuh.
- Kegemukan, Obesitas merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami kelebihan lemak yang terakumulasi dari waktu ke waktu yang pada akhirnya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
- Penyakit arteri perifer, merupakan kondisi medis yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah arteri. Gangguan ini bisa disebabkan oleh penumpukan plak yang berasal dari akumulasi kolesterol, kalsium, dan lemak pada dinding arteri.
- Polisitemia vera, merupakan kondisi medis dimana terjadi kelebihan jumlah poduksi sel dalam merah oleh sumsum tulang. Kondisi ini dapat menyebabkan pengentalan darah serta meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah. Hal ini dapat meningkatkan potensi penyumbatan aliran darah pada organ-organ vital.
- Kehamilan, lebih dari 17% keguguran yang terjadi pada masa kehamilan disebabkan oleh timbulnya sindrom antikardiolipin yang dapat mengakibatkan terjadinya pembekuan darah yang dapat menyebabkan terhalangnya aliran oksigen dan nutrisi pada plasenta.
- Lama duduk atau istirahat di tempat tidur, pada saat tubuh atau beberapa organ tubuh tidak melakukan gerakan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terhambatnya sirkulasi darah. Jika darah telah terakumulasi atau terkumpul pada satu tempat di kaki, maka trombosit cenderung menempel satu sama lain dan dapat membentuk bekuan darah.
- Emboli paru, merupakan penyumbatan arteri utama di paru-paru atau salah satu cabang paru-paru oleh zat-zat yang telah melakukan perjalanan dari organ tubuh lain melalui aliran darah.
- Merokok, Pada saat seseorang sedang merokok, banyak zat beracun yang terkandung dalam bahaya merokok akan mengalir dalam darah. Pada akhirnya dapat menyebabkan zat-zat penting dalam darah menjadi terkontaminasi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya penggumpalan dalam pembuluh darah, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar dan tersumbat.
- Operasi, Operasi yang dilakukan untuk transplantasi organ dapat merusak dinding pembuluh darah yang pada gilirannya dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah.
Penting bagi kita untuk mengetahui gejala darah kental ini. Hal ini karena dengan mengetahui gejalanya maka kita akan cepat mengambil tindakan demi kebaikan kesehatan. Apa saja gejalanya? Gejala yang timbul akibat terjadinya pembekuan darah tergantung pada lokasi dimana gangguan tersebut terjadi.
Dalam beberapa kasus, pembekuan darah tidak memiliki gejala apapun. Berikut ini beberapa gejala dari gangguan pembekuan darah atau darah kental :
1. Sakit kepala atau Migrain
Sindrom darah kental merupakan salah satu gejala akibat terjadinya kekentalan darah yang berlebihan. Jika darah terlalu kental, hal tersebut akan mengakibatkan aliran darah yang membawa oksigen keseluruh tubuh, termasuk ke otak akan terhambat. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh hal tersebut adalah timbulnya sakit kepala atau migrain.
Gangguan ini terjadi akibat kurang lancarnya aliran darah yang menyuplai oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti kurang berolah raga maupun melakukan aktivitas duduk yang terlalu lama.
3. Mabuk
Gangguan ini dapat disebabkan karena kurangnya pasokan oksigen ke otak akibat gangguan keseimbangan oleh pengentalan darah. Hal ini dapat mengakibatkan penderita kurang berkonsentrasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kecelakaan atau cidera saat melakukan sesuatu. Mabuk bisa disebabkan dari bahaya alkohol.
4. Hilang ingatan
Hal ini juga dapat diakibatkan karena kurangnya pasokan oksigen ke otak akibat tidak lancarnya aliran darah dalam tubuh. Ingatan mereka akan kembali pulih setelah melakukan kegiatan terapi pengobatan.
5. Gangguan penglihatan
Pandangan menjadi ganda, berbayang, bahkan sama sekali tidak dapat melihat merupakan gejala darah kental. Hal ini ditimbulkan oleh pasokan darah ke jaringan arteri dan vena mata mengalami hambatan akibat darah mengental.
6. Gangguan pada kulit
Penderita sindrom darah kental seringkali mengeluhkan adanya gangguan pada kulit mereka, yaitu timbulnya noda disekitar lengan dan kaki (livedo reticularis) berupa bercak merah kebiruan yang disebabkan gangguan pembuluh darah.
7. Gangguan pada usus
Sindrom gejala darah kental ini dapat mempengaruhi aliran darah pada organ usus. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya rasa sakit pada bagian perut, demam, maupun timbulnya perdarahan pada anus.
8. Terjadinya keguguran yang berulang
Mengentalnya darah dapat mengganggu sirkulasi nutrisi dan oksigen ke janin sehingga asupan makanan maupun oksigen ke janin menjadi terhenti. Hal ini bisa menimbulkan bayi meninggal dalam kandungan ataupun keguguran.
9. Penyumbatan pada paru-paru
Hal ini disebabkan karena penggumpalan darah yang terjadi dapat menghambat aliran darah pada pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri di penyebab dada sakit, napas pendek atau tersengal.
10. Kram
Kram otot dapat terjadi karena adanya kontraksi pada otot yang timbul secara tiba-tiba yang dapat membuat penderitanya tidak bisa bergerak sama sekali sampai kram tersebut hilang. Hal ini bisa disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah dalam tubuh akibat penyempitan pembuluh darah.
Diagnosa Pengentalan Darah
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mendiagnosa pasien yang mengalami sindrom ini, diantaranya adalah :
- Tes darah, untuk mengukur jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam darah pasien.
- Tes PT maupun tes PTT, untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga terbentuk penggumpalan darah.
- Tes pemeriksaan gen, untuk mengukur mutasi gen yang dapat menyebabkan pembekuan darah yang berlebihan, tingkat antibodi antifosfolipid yang berhubungan dengan sindrom, serta tingkat homocysteine.
Pengobatan
Pengentalan darah bisa mengakibatkan bahaya yaitu dapat merusak tubuh dan menyebabkan masalah serius, seperti stroke, serangan jantung, ginjal, trombosis vena dalam, atau emboli paru. Selain itu, pengentalan darah juga dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau masalah yang berhubungan dengan kehamilan.
Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat memecah gumpalan tersebut dengan cepat. Obat-obatan ini yang disebut trombolitik yang digunakan untuk mengobati pembekuan besar yang menyebabkan gejala yang parah. Namun, penggunaan obat-obatan ini dapat menyebabkan perdarahan secara tiba-tiba. Adapun cara pengobatan untuk sindrom ini adalah :
1. Pengobatan dengan menggunakan obat pengencer darah
Penggunaan antikoagulan, atau pengencer darah ditujukan untuk pengobatan rutin terjadinya pembekuan darah yang berlebihan. Obat-obatan ini juga dapat mencegah pembentukan gumpalan darah. Pemberian antikoagulan dapat dilakukan secara oral, suntikan di bawah kulit, atau melalui jarum atau tabung dimasukkan ke dalam vena. Contoh antikoagulan yang diberikan pada pasien adalah warfarin yang diberikan secara oral, serta hepafarin yang diberikan melalui suntikan.
Efek samping yang paling umum dari penggunaan antikoagulan yang terlalu berlebihan adalah terjadinya pendarahan yang timbul di dalam tubuh (perdarahan internal) atau bisa juga terjadi di bawah kulit atau dari permukaan kulit (perdarahan eksternal). Efek samping ini dapat mengancam nyawa.
2. Pengobatan dengan menggunakan antitrombin
Perawatan jangka pendek untuk menangani gejala darah kental adalah pengobatan dengan menggunakan faktor antitrombin dan protein faktor C. Antithrombin yang bisa membantu pasien yang kekurangan antitrombin. Perawatan dengan antitrombin digunakan dalam situasi tertentu, seperti sebelum dilakukan prosedur operasi jika terdapat bekuan darah yang sangat serius atau untuk mengulangi pembekuan darah.
Sedangkan perawatan dengan menggunakan faktor protein C dapat diberikan kepada orang-orang yang memiliki kekurangan protein C sebelum mereka menerima warfarin yang berguna untuk melindungi mereka dari efek nekrosis, yaitu efek samping yang serius dari penggunaan warfarin.
Pencegahan
Seseorang tidak dapat mencegah penyebab genetik dari pembekuan darah atau sindrom pengentalan darah yang berlebihan. Namun, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengontrol atau menghindari beberapa faktor risiko yang diperoleh, seperti :
- Melakukan perawatan terhadap kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah yang berlebihan, seperti diabetes, jantung, dan penyakit pembuluh darah.
- Memperbaiki gaya hidup seperti menghindari merokok atau menurunkan berat badan jika diperlukan.
- Menghindari penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon estrogen pada wanita. Jika ia memiliki faktor risiko pembekuan darah yang berlebihan.
- Berusaha untuk tetap aktif, yaitu dengan menggerakkan kaki , maupun melakukan gerakan peregangan selama perjalanan panjang. Hal ini dapat membantu menjaga aliran darah ke bagian kaki.
- Jika Anda memiliki tingkat homocysteine yang tinggi, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter tentang bagaimana cara untuk menurunkan. Anda mungkin memerlukan lebih banyak asupan makanan yang mengandung vitamin B12, asam makanan yang mengandung asam folat atau vitamin B6.