Anda tentunya sering mendengar yang namanya sel darah putih. Sel darah putih merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia, bersama dengan sel darah merah, trombosit, dan juga plasma. Namun apakah Anda tahu apa itu sel darah putih sebenarnya?
Sel darah putih, sering juga disebut leukosit, merupakan komponen seluler dari darah yang kekurangan hemoglobin, dapat berpindah tempat, memiliki nukleus namun tidak punya bentuk tetap, serta tidak berwarna. Sel darah putih mampu melindungi tubuh melawan infeksi seperti bakteri, virus, atau kuman yang berusaha masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih berasal dari sumsum tulang, namun sel ini beredar di sepanjang aliran darah dan jaringan getah bening. Meski hanya menyumbang sekitar 1% dari darah manusia, namun sel ini memiliki dampak yang signifikan.
Karakteristik Sel Darah Putih dan Fungsinya
Seperti yang sudah diketahui, leukosit atau sel darah putih berfungsi membantu tubuh melawan infeksi seperti bakteri, virus, atau kuman yang berusaha menyerang tubuh. Sel darah putih memiliki 5 tipe. Mereka terbagi ke dalam dua kelas utama yaitu Granulosit (di dalamnya terdapat tipe neutrofil, eosinofil, dan basofil), dan Agranulosit (di dalamnya termasuk limposit dan monosit).
Pembagian tersebut didasarkan pada apakah butiran dapat dibedakan dalam sitoplasma mereka menggunakan mikroskop cahaya. Semua tipe sel darah putih mampu bergerak seperti amuba. Mereka juga dapat bermigrasi keluar dari saluran darah ke jaringan di sekitarnya. Kelima tipe sel darah putih ini memiliki fungsinya masing-masing. Berikut penjelasannya:
1. Granulosit
- Neutrofil
Neutrofil merupakan sel darah putih yang berada di baris terdepan pertahanan tubuh apabila ada infeksi menyerang. Mereka merupakan sel yang paling umum dijumpai di aliran darah lantaran berjumlah sekitar 60—70% dari jumlah total sel darah putih. Neutrofil dibuat di sumsum tulang dan beredar di aliran darah selama 6 – 10 jam. Mereka berpindah dan akan menghancurkan jaringan dan bakteri yang rusak. Sel ini menghancurkan diri setelah melakukan aktivitas. Neutrofil penting dalam reaksi inflamasi.
Infeksi yang serius biasanya menyebabkan tubuh memproduksi neutrofil lebih banyak dibanding kadar normal leukosit itu sendiri. Sayangnya jika kadar leukosit tidak cukup, maka neutrofil tidak dapat mempertahankan tubuh dari infeksi bakteri yang mencoba masuk. Jumlah neutrofil absolut yang harus dipenuhi berkisar 1500 – 8000 mikroliter. Jika jumlah neutrofil absolut berada di bawah 500 dalam jangka waktu yang panjang, maka risiko terjangkit infeksi bakteri serius dapat meningkat.
- Basofil
Basofil merupakan tipe sel darah putih yang paling jarang, yakni hanya berjumlah satu persen dari sel darah putih yang ditemukan di aliran darah. Sel ini berkaitan dengan respon imun terhadap parasit. Basofil menumpuk di tempat yang terinfeksi, dan kemudian melepaskan prostaglandin (kelenjar prostat), serotonin (zat kimia yang berasal dari asam amino yang didistribusikan dalam jaringan), dan histamina (basa organik yang mampu menurunkan tekanan darah) yang menolong meningkatkan tekanan darah ke area yang berbahaya sebagai bagian dari respon inflamasi. Namun bila jumlah basofil meningkat drastis, maka akibat kelebihan basofil akan sangat membahayakan tubuh.
- Eosinofil
Senasib dengan basofil, tipe sel darah putih yang satu ini juga cukup jarang ditemukan dalam darah. Mereka hanya berjumlah satu hingga enam persen dari total sel darah putih. Eosinofil terbentuk di sumsum tulang dan berpindah dari sistem darah setelah beberapa jam ke jaringan ikat yang longgar di saluran pernapasan dan saluran cerna. Sel ini penting dalam membunuh cacing parasit.
Sel ini menghasilkan histaminase, yaitu enzim dalam sistem pencernaan yang membuat histamina tidak berfungsi. Eosinofil juga menghasilkan aril suphatase B, yaitu dua enzim yang menon-aktifkan dua agen inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast. Ada satu hal yang perlu diingat, jumlah sel darah eosinofil yang tinggi dapat mengindikasikan reaksi alergi.
2. Agranulosit
- Limposit
Limposit juga merupakan tipe sel darah putih yang umum dijumpai lantaran berjumlah 20—50% dari total sel darah putih. Sel ini dibuat di jaringan limfoid di limpa, kelenjar getah bening, dan kelenjar timus. Limposit memiliki dua tipe utama, yakni B-sel dan T-sel. Keduanya dihasilkan di sumsum tulang, namun T-sel dewasa di timus.
Limposit akan mengindetifikasi substansi asing yang masuk tubuh seperti kuman, bakteri, atau virus, kemudian membentuk antibodi – yang mana dihasilkan dari B-sel – untuk melawan substansi asing tersebut. Butuh beberapa hari atau minggu bagi limposit untuk mengenali dan menyerang substansi asing yang masuk. Sementara itu, T-sel menyerang virus juga sel kanker.
- Monosit
Sama halnya dengan neutrofil dan limposit, monosit juga merupakan sel yang umum dijumpai. Dua sampai sepuluh persen dari total jumlah sel darah putih dalam darah merupakan tipe monosit. Tipe ini bergerak dari darah ke tempat infeksi, dimana nanti mereka akan berdiferensiasi lebih jauh menjadi makrofag. Sel ini membunuh mikroorganisme dan langsung menghancurkan patogen serta membersihkan sisa sel dari tempat infeksi.
Neutrofil dan makrofag sama-sama merupakan sel fagositik utama tubuh. Yang membedakannya hanyalah makrofag hidup lebih lama serta lebih besar ukurannya dibanding neutrofil. Monosit penting untuk respon inflamasi.
Kekurangan Sel Darah Putih
Sebagai salah satu komponen penting dalam tubuh manusia, tentunya sel darah putih berperan penting dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap fit. Itu sebabnya perlu kita jaga sel darah putih dalam tubuh agar jumlahnya mencukupi supaya dapat memenuhi perannya memperkuat sistem imun.
Namun jika sel darah putih dalam tubuh kurang atau berlebih, maka bukannya melindungi justru akan menimbulkan masalah lain. Kurang atau berlebihnya sel darah putih tidak menimbulkan penyakit secara langsung, hanya saja kondisi tersebut dapat memicu munculnya masalah lain seperti infeksi, stres, peradangan, trauma, alergi, atau penyakit tertentu.
Produksi sel darah yang kurang dapat menyebabkan imunitas tubuh menjadi lemah sehingga Anda rentan terserang penyakit. Kurangnya sel darah putih disebabkan beberapa hal, diantaranya:
1. Limfoma
Limfoma merupakan kanker darah yang terjadi dalam sistem limfa tubuh. Penyakit ini muncul lantaran sel darah putih berubah dan tumbuh tidak terkendali. Hodgkin limfoma dan non-hodgkin limfoma merupakan dua penyakit yang umum dari limfoma.
2. Sindrom Myelodysplastic
Sindrom Myelodysplastic, dalam bahasa Inggris yaitu Myelodysplastic Syndrome (MDS) merupakan kondisi kelainan darah yang ditunjukkan dengan terganggunya fungsi sumsum tulang. Akibatnya sel darah putih tidak dapat diproduksi dengan baik.
Gejala yang timbul apabila tubuh kekurangan sel darah putih:
- Mual
- Demam
- Tubuh menggigil
- Anemia
- Sakit kepala
- Sesak napas, dll
Anda yang kekurangan sel darah putih dapat mengatasinya dengan beberapa cara. Cara meningkatkan sel darah putih misalnya dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi bayam, wortel, dan masih banyak lagi.
Kelebihan Sel Darah Putih
Lantaran fungsinya yang melawan infeksi, orang cenderung berpikir semakin banyak jumlah sel darah putih maka akan semakin baik bagi tubuh. Kenyataannya tidaklah demikian. Anda harus memeriksakan diri ke dokter apabila jumlah sel darah putih dalam tubuh Anda berlebih.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kurang atau berlebihnya sel darah putih tidak menimbulkan penyakit secara langsung, hanya kondisi tersebut memicu munculnya masalah lain. Ada beberapa penyebab kelebihan sel darah putih, berikut beberapa diantaranya:
1. Infeksi
Infeksi menyebabkan bakteri atau virus berkembang biak dalam darah. Hal itu memicu tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak untuk melawan infeksi tersebut. Infeksi lebih lanjut juga menimbulkan inflamasi, yang mana juga membuat sumsum tulang memproduksi sel darah putih lebih banyak.
2. Leukimia
Leukimia merupakan kanker darah dimana sel darah putih ganas berkembang biak dalam sumsum tulang Anda. Kanker ini meningkatkan jumlah sel darah putih secara drastis, sehingga sel darah putih yang harusnya memerangi infeksi jadi tidak berfungsi dengan normal karena jumlahnya terlalu banyak.
Bahaya kelebihan sel darah putih ada banyak. Berikut diantaranya:
- Demam
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Pandangan kabur
- Sering merasa lelah
- Tidak nafsu makan
- Mudah memar, dll
Cara Menghitung Kadar Sel Darah Putih
Sudah dijelaskan sebelumnya, sel darah putih yang kurang atau berlebih dari standar normalnya dapat menunjukkan kondisi kesehatan Anda. Itu sebabnya perlu untuk mengetahui cara menghitung kadar sel darah putih.
Normalnya manusia memiliki sel darah putih dalam tubuhnya rata-rata sebanyak 3500 dan 10.500 sel darah putih per mikroliter (mcl) darah. Semakin muda usia manusia, biasanya lebih banyak terdapat sel darah putih di dalamnya. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel darah putih dalam tubuh akan semakin berkurang. Berikut merupakan rentang normal sel darah putih per mikroliter darah berdasarkan usia seseorang.
Usia | Sel darah putih per mikroliter (mcl) darah |
---|---|
Bayi baru lahir | 9000 – 30000 |
1 – 7 hari | 9400 – 34000 |
8 – 14 hari | 5000 – 21000 |
15 hari – 1 bulan | 5000 – 20000 |
2 – 5 bulan | 5000 – 15000 |
6 bulan – 1 tahun | 6000 – 11000 |
2 tahun | 5000 – 12000 |
3 – 5 tahun | 4000 – 12000 |
6 – 11 tahun | 34000 – 10000 |
12 – 15 tahun | 3500 – 9000 |
Dewasa | 3500 – 10500 |
Sel darah putih memiliki 5 tipe. Masing-masing tipe biasanya mempunyai kadar sel darah putih yang normal sbb:
Tipe Sel Darah Putih | Persentase normal keseluruhan Penghitungan Leukosit |
---|---|
Neutrofil | 45 – 75% |
Limposit | 20 – 40% |
Eosinofil | < 7% |
Monosit | 1 – 10% |
Basofil | < 3% |
Untuk menghitung jumlah sel darah putih anda bisa menggunakan cell counter, yaitu alat untuk menghitung sel darah. Cell counter dapat digunakan secara manual maupun otomatis. Cell counter yang bekerja secara manual salah satunya adalah hemositometer, yaitu alat yang terdiri dari kamar hitung, kaca penutup, serta dua buah pipet.
Jika Anda ingin menghitung jumlah sel darah putih secara otomatis, Anda dapat menggunakan blood cell counter atau differential cell counter. Blood cell counter merupakan alat yang dapat menghitung sel darah putih dengan sangat cepat, sementara differential cell counter merupakan alat yang berfungsi untuk mengklasifikasikan serta menghitung sel darah putih. Penggunaan cell counter selain mempermudah juga memberikan hasil yang spesifik.