3 Metode Terapi Anemia Aplastik yang Ampuh

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anemia Aplastik adalah anemia yang terjadi karena kerusakan sumsum tulang. Kerusakan sumsum tulang mengakibatkan sumsum tulang tidak dapat memproduksi cukup sel darah yang dibutuhkan oleh tubuh, dan pada tingkat paling parah, sumsum tulang berhenti memproduksi sel darah baru.

Anemia aplastik merupakan tipe anemia yang langka, namun mematikan. Gejala Anemia Aplastik dapat muncul secara bertahap (kerusakan terjadi karena faktor genetik), tapi bisa juga terjadi secara cepat (akibat paparan radiasi, kemoterapi, bahan kimia beracun,dsb).

Walaupun tingkat bahaya Anemia aplastik bisa sampai taraf mematikan, bukan berarti anemia aplastik tidak dapat disembuhkan. Cara paling efektif yang dapat menyembuhkan anemia aplastik adalah dengan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang; prosedur yang dilakukan dengan cara menghancurkan sumsum tulang yang rusak untuk kemudian disusun kembali dengan memasukan sel induk dari donor.

Donor sumsum tulang tidak bisa dipilih dari sembarang orang. Untuk melakukan prosedur ini membutuhkan serangkaian tes yang harus dijalani oleh pasien dan calon donor untuk mendapatkan karakteristik yang kompatibel.

Tentu saja tidak semua orang dapat menemukan donor yang cocok, dan tidak semua yang mendapatkan donor dapat berhasil sembuh 100%. Semua prosedur medical tentu saja memiliki komplikasi masing-masing.Namun anda tidak perlu putus asa, karena ada beberapa pengobatan anemia aplastik alternatif untuk mengatasi anemia aplastik, yaitu dengan melakukan terapi. Berikut adalah 3 macam terapi anemia aplastik yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala anemia aplastik:

  1. Terapi Transfusi Darah

Sesuai dengan namanya, salah satu terapi anemia aplastik yang paling mudah dilakukan adalah dengan melakukan terapi transfusi darah. Anda hanya perlu meluangkan waktu selama 2,5 jam setiap melakukan terapi. Walaupun caranya mudah, namun tidak semudah itu untuk mendapatkan donor.

Jika transfusi biasa hanya membutuhkan donor yang memiliki golongan darah yang sama, maka pada terapi anemia aplastik dibutuhkan lebih dari sekedar donor dengan golongan darah yang sama. Untuk terapi anemia aplastik seorang pendonor harus memiliki karakteristik darah yang kompatibel dengan resipien; dimana hal itu harus dilakukan dengan pengecekan lebih lanjut dan melalui seleksi tes yang ketat.

Terapi transfusi darah tidak dapat menyembuhkan penderita anemia aplastik, namun cukup efektif untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul dan mencukupi jumlah sel darah dalam tubuh.

Terapi ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu panjang karena dapat menyebabkan beberapa komplikasi dalam tubuh;

  • Transfusi yang berulang dan dilakukan secara intravena menyebabkan penumpukan zat besi yang kadarnya berlebihan sehingga menyebabkan masalah kesehatan organ dalam tubuh
  • Transfusi darah berarti memasukan “sel darah lain” ke dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan tubuh mengembangkan antibodi yang baru, yang dapat menganggap “sel darah lain” adalah “musuh”, sehingga lama kelamaan transfusi yang dilakuan tidak akan ada efeknya sama sekali bagi tubuh.

Selengkapnya bisa anda baca pada artikel kami mengenai efek transfusi darah bagi tubuh manusia, dan juga apa saja manfaat transfusi darah bagi mereka yang membutuhkannya. [AdSense-B]

2. Terapi Iron Chelation

Terapi iron chelation adalah terapi pengobatan yang digunakan ketika Anda memiliki kondisi yang disebut kelebihan zat besi. Kelebihan zat besi berarti Anda memiliki terlalu banyak zat besi dalam tubuh Anda. Ini bisa menjadi masalah bagi orang-orang yang melakukan transfusi darah secara berkala.

Setiap kali Anda mendapatkan transfusi darah, maka otomatis akan menambah jumlah kadar zat besi dalam darah di tubuh. Jika tubuh Anda tidak bekerja dengan optimal dalam membuang zat besi ekstra, maka zat besi dapat menumpuk pada organ vital, dan lama kelamaan akan merusaknya.

Kelebihan zat besi yang tidak dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru biasanya disimpan di hati, limpa, dan sumsum tulang. Kelebihan zat besi ini akan terakumulasi pada 3 organ tersebut dan juga pada organ lainnya yang biasanya tidak menyimpan besi seperti seperti pankreas, jantung, persendian dan kulit. Jika terus dibiarkan maka kelebihan zat besi ini dapat merusak organ-organ tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, terdapat obat yang disebut iron chelators, yaitu obat yang berfungsi untuk menghilangkan zat besi ekstra dari tubuh Anda. Terdapat satu iron chelators yang saat ini digunakan di Eropa, Asia, dan Kanada, tetapi belum disetujui oleh FDA untuk digunakan di Amerika Serikat, yaitu Deferiprone atau L1 (Ferriprox ™).

Obat ini berbentuk pil dan harus diminum 3 kali sehari. Umumnya obat ini dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, namun memiliki efek samping yang dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. [AdSense-C]

Penurunan sel darah putih tentunya akan mengganggu kesehatan juga karena sel darah putih yang memilki tugas untuk melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri dapat kehilangan efektifitas kerjanya. Jika melakukan terapi ini, pasien anemia aplastik disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah secara berkala.

3. Terapi Obat Imunosupresif

Terapi obat imunosupresif ditujukan untuk menurunkan respons kekebalan tubuh Anda. Terapi ini dilakukan untuk mencegah sistem kekebalan pada tubuh menyerang sumsum tulang. Dengan terapi ini memungkinkan sel induk sumsum tulang untuk tumbuh sehingga dapat memproduksi sel-sel darah baru.

Terapi ini dapat menjadi pilihan bagi penderita anemia plastik yang belum menemukan donor sumsum tulang yang cocok. Terdapat tiga obat yang yang digunakan dalam terapi obat imunosupresif, yaitu:

  • Anti-Thymocyte Globulin (ATG)
  • Cyclosporine
  • Eltrombopag

Penting untuk diketahui jika terapi di atas hanya untuk tujuan informasi. Tulisan ini tidak ditujukan untuk menggantikan saran profesional medik. Konsultasikanlah keluhan Anda dengan dokter Anda dan mintalah saran pengobatannya pun dengan alternatifnya.

Pastikan Anda sepenuhnya memahami semua efek samping, risiko, dan manfaat yang terkait dengan obat atau pengobatan apa pun yang diberikan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn