Kram Perut Bawah – Jenis Penyakit, Penyebab, Diagnosa dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah Anda salah satu orang yang kerap merasakan ada yang janggal di bagian perut bawah karena sering kram? Kram perut bawah, tanda penyakit apakah ini? Ada berbagai penyebab dari terjadinya kram di bagian tersebut dan berikut adalah kemungkinan-kemungkinan jenis penyakit atau penyebab dari kram perut bawah disertai dengan informasi lainnya.

(Baca juga: gejala kram perut)

1. Penyakit Crohn

Crohn’s Disease adalah nama lain dari penyakit Crohn di mana ini adalah sebuah kondisi penyakit radang usus di mana juga terkenal sebagai kondisi jangka panjang. Pada kasus ini, penyebaran peradangan sangat bisa terjadi hingga sampai ke lapisan dinding sistem pencernaan yang dimulai dari mulut hingga mencapai anus.

Penyebab

  • Gangguan pada sistem daya tahan tubuh.
  • Faktor genetik
  • Kebiasaan merokok.
  • Infeksi yang terjadi di masa kanak-kanak.
  • Faktor umur (biasa terjadi pada yang usianya 30 tahun ke bawah).

Diagnosa

  • Pemeriksaan awal, yakni di mana dokter akan menanyakan gejala pada pasien.
  • Pemeriksaan suhu tubuh, perut, tekanan darah serta denyut nadi.
  • Pemeriksaan sampel tinja.
  • Pemeriksaan darah.
  • Kolonoskopi untuk mengetahui apa yang terjadi pada bagian dalam usus besar.
  • Kapsul endoskopi nirkabel untuk mendapatkan gambar dari usus kecil.

Pengobatan

Karena belum ada solusi pasti dan ampuh untuk menyembuhkan penyakit Crohn, maka penyakit ini baru hanya bisa diringankan saja. Dalam proses pengobatan gejala, pengobatan inilah yang biasanya diberikan:

  • Obat ini berguna dalam mengurangi inflamasi.
  • Obat ini juga penurun inflamasi, namun targetnya lebih kepada penghasil zat pemicu inflamasi yang masih termasuk di dalam sistem imunitas tubuh pasien.
  • Operasi dilakukan untuk mengangkat area yang terinflamasi dari usus lalu disambungkan ke area yang masih dalam kondisi baik.

(Baca juga: penyebab kram perut bagian kiri)

2. Kista Ovarium

Kondisi seperti kista ovarium merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi para wanita. Kista yang seperti kita tahu ada potensi untuk menjadi berkembang lebih besar dan menjadi kanker. Kanker sendiri nantinya bila tak ditangani secara tepat maka akan sangat mematikan bagi penderitanya.

Penyebab

Kista ovarium memanglah bukan termasuk hal yang berbahaya asalkan ditangani sedari awal. Hanya saja, selalu ada potensi di mana kista akhirnya bisa berkembang menjadi kanker mematikan. Di bawah ini adalah beberapa faktor peningkat risiko dari kista ovarium pada wanita:

  • Riwayat kanker payudara.
  • Usia antara 50 sampai 60 tahun.
  • Sudah melewati masa menopause.
  • Faktor genetik (anggota keluarga ada yang beriwayat penyakit kanker ovarium).
  • Bergen mutasi BRCA1 serta BRCA2.
  • Kebiasaan merokok.
  • Sesudah menopause pernah menempuh terapi hormon.
  • Belum pernah hamil.
  • Konsumsi obat peningkat kesuburan.
  • Memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik.

Diagnosa

  • Kehadiran kista perlu dideteksi untuk mengetahui sudah sebesar apa.
  • Pemeriksaan darah.
  • Laparoskopi

Pengobatan

Operasi adalah pengobatan untuk penderita kista ovarium di mana untuk kista yang masih kecil akan dilakukan laparoskopi. Bila kista sudah cukup besar dan dokter memperkirakan adanya sel abnormal yang terkandung di dalamnya, operasi pun akan dilakukan dengan sayatan besar alias laparotomi. Namun, konsultasikan pula akan efek samping dari operasi tersebut dengan dokter.

(Baca juga: penyebab kram perut normal dan pada wanita hamil)

3. Ovulasi

Rasa kram yang dialami di bagian perut bawah bisa jadi adalah efek dari proses ovulasi. Proses ini adalah saat folikel yang telah matang mengeluarkan sel telur ke tuba falopi untuk pembuahan. Supaya terjadilah kehamilan, tuba falopi merupakan tempat pertemuan antara salah satu sel telur dan juga sperma.

Setiap perempuan memiliki masa ovulasi yang tidak sama karena hal ini ditentukan oleh siklus datang bulan. Namun, untuk normalnya akan berada antara 25-36 hari di mana rata-rata siklusnya adalah 28 hari. Tak hanya itu, setiap bulannya pun siklus haid seorang wanita bisa berubah-ubah dikarenakan stres, pola makan atau aktivitas tertentu.

Tanda-tanda Ovulasi selain Kram Perut

  • Gairah meningkat. Ketika ovulasi terjadi, maka secara tak disadari, Anda akan merasakan kegairahan yang meningkat untuk melakukan hubungan intim.
  • Pertanda bahwa seorang wanita sedang dalam masa suburnya adalah keputihan (lendir leher rahim).
  • Suhu basal tubuh. Suhu tubuh seorang wanita ketika beristirahat adalah suhu basal tubuh dan ini bisa meningkat pada proses ovulasi terjadi.

Tak ada pengobatan khusus untuk kram perut bawah akibat dari ovulasi karena masa ini akan lewat dan datang kembali secara berkelanjutan. Pada saat masa ovulasi sudah lewat, maka kram perut pun juga akan hilang dan sembuh dengan sendirinya.

(Baca juga: penyebab nyeri perut bagian bawah)

4. Diverkulitis

Rasa kram yang dialami pada perut bawah tak hanya bisa dan kerap terjadi pada wanita saja, pria pun juga mampu mengalaminya. Diverkulitis mampu menyerang pria dan wanita di mana ini merupakan keadaan kantong usus besar terkena infeksi atau inflamasi.

Penyebab

Pemicu pastinya belumlah diketahui jelas hingga saat ini, tapi selalu ada dugaan bahwa infeksi maupun peradangan bisa terjadi karena perkembangan bakteri pada divertikula (kantong pada dinding usus). Berikut di bawah ini bisa Anda simak faktor-faktor yang mampu meningkatkan potensi dari diverkulitis pada seseorang.

  • Kurang olahraga.
  • Obesitas
  • Obat-obatan tertentu (terutama obat anti radang non-steroid).
  • Faktor umur.
  • Faktor genetik.
  • Kebiasaan merokok.
  • Diet tinggi lemak hewani dan diet rendah serat.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan darah.
  • Tes analisis urine.
  • Tes pencitraan.
  • Tes kehamilan.
  • Tes dubur digital.
  • Tes fungsi liver.
  • Pemeriksaan darah samar yang dilakukan pada sampel feses.
  • Kolonoskopi

Pengobatan

Tingkat seberapa parah diverkulitis yang diidap oleh pasien sangat menentukan jenis pengobatan yang diberikan dokter. Pada tahap yang ringan, biasanya dokter bakal memberikan obat antibiotik saja, ditambah juga obat pereda nyeri. Penderita juga dianjurkan untuk diet rendah serat dan tinggi cairan sampai akhirnya rasa sakit sembuh. Namun, pengobatan di bawah ini bakal ditawarkan bila sudah pada tahap akut:

  • Operasi
  • Penyedotan isi usus
  • Antibiotik intravena
  • Pengistirahatan usus

(Baca juga: penyebab kaki kram dan kesemutan)

5. Gonore

Bicara soal PMS alias Penyakit Menular Seksual, gonore merupakan salah satunya di mana ini juga bisa menjadi penyebab dari kondisi kram perut bawah yang terjadi secara sering. Penyakit menular ini mampu menyebar lewat kontak seksual dengan yang sudah terkena infeksinya.

Penyebab

Sebab utama dari gonore ini diketahui adalah bakteri bernama Neisseria gonorrhoeae di mana pertumbuhan dan perkembangannya bisa terjadi secara mudah pada selaput lendir tubuh seseorang. Di area saluran reproduksi yang lembab dan hangatlah bakteri ini mampu tumbuh, seperti halnya di tuba falopi, uterus, dan juga leher rahim pada wanita. Tapi bakteri juga bisa terjadi di mulut, anus dan tenggorokan di mana tak hanya wanita, pria pun juga berisiko sama.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan darah.
  • Pemeriksaan urine.
  • Pemeriksaan sampel lendir yang diambil dari leher rahim.
  • Pemeriksaan infeksi gonore di masa kehamilan di mana juga perlu dilakukan oleh pasangan Anda. Hal ini dilakukan untuk pencegahan potensi PMS.

Pengobatan

Obat untuk penderita gonore diketahui adalah dengan pemberian obat-obatan antibiotik yang sangatlah aman untuk diminum meski dalam masa hamil. Pengobatan tak hanya dilakukan seorang saja, tapi pasangan dari penderita pun perlu turut melakukannya juga.

Ada catatan penting juga bagi suami dan istri yang menempuh terapi ini, yakni dilarang untuk melakukan hubungan intim hingga selesainya pengobatan ini. Sampai akhirnya dinyatakan bahwa infeksi sudah sembuh dan hilang total, hubungan seksual tidaklah diperbolehkan. Mengobati gonore sedari dini akan menurunkan potensi komplikasi kesehatan pada si janin atau bayi.

(Baca juga: gejala sakit di bawah perut)

6. Batu Ginjal

Penyakit batu ginjal juga bisa menjadi pemicu dari rasa kram yang kerap dialami pada perut bagian bawah. Pengerasan akan penumpukan mineral serta asam garam pada organ ginjal akan membentuk batu ginjal ini.

Penyebab

Sebab utama dari batu ginjal adalah adanya penimbunan akan zat-zat limbah yang mengendap pada organ ginjal. Ketika ginjal juga kekurangan bahan untuk menghambat proses pengendapan kristal, akhirnya batu terbentuk dari gumpalan endapan tersebut. Makanan pun mampu menjadi faktor bagi pembentukan batu ginjal. Namun ada pula faktor-faktor peningkat risiko, seperti:

  • Kurangnya minum air putih sehari-hari.
  • Obesitas
  • Riwayat kesehatan keluarga penderita.
  • Efek samping operasi pada organ pencernaan.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu (contoh: obat antiepilepsi, antiretroviral, antasid, antibiotik, aspirin dan diuretik).

Diagnosa

  • Pemeriksaan dengan menanyakan pada pasien seputar gejala yang dirasakan dan juga riwayat kesehatannya.
  • Tes urine.
  • Tes darah.
  • IVU/CT scan/rontgen/USG

Pengobatan

Batu ginjal yang masih berukuran kecil tidaklah begitu mengancam karena bisa diatasi dengan minum banyak air putih. Air putih akan membantu mendorong batu untuk keluar saat buang air kecil, namun bila sudah cukup besar, pilihan pengobatan inilah yang perlu dipertimbangkan:

  • ESWL atau Extracorporeal shock wave. Proses penghancuran batu ginjal ini akan memanfaatkan ultrasound sehingga keluarnya akan menjadi lebih mudah.
  • Batu ginjal akan diangkat dengan metode pengobatan ini memakai ureteroskop di mana dokter akan memasukkannya ke ureter.
  • PCNL atau Percutaneous nephrolithotomy. Batu ginjal juga akan dihancurkan namun dengan proses pembuatan sayatan kecil.
  • Bedah terbuka. Meski jarang, cara ini masih dianggap salah satu yang efektif untuk mengangkat batu ginjal, apalagi yang ukurannya sudah sangat besar.

(Baca juga: perut terasa penuh)

7. Infeksi Ginjal

Nama lain dari infeksi ginjal adalah pielonefritis di mana ini adalah salah satu jenis penyakit ginjal yang akan memicu rasa nyeri dan ketidaknyamanan dikarenakan bakteri yang berpindah dari kandung kemih ke ginjal. Perlu juga diketahui bahwa komplikasi dari infeksi saluran kemih salah satunya adalah infeksi ginjal ini.

Penyebab

  • Bakter E. Coli
  • Bawaan lahir yang terjadi pada anak.
  • Anatomi tubuh wanita.
  • Penggunaan kateter jangka panjang.
  • Kehamilan
  • Sering melakukan kegiatan seks anal.
  • Prostatis
  • Sistem daya tahan tubuh yang rendah.
  • Wanita yang secara seksual terbilang aktif.
  • Obstruksi saluran kemih.

Diagnosa

  • Menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan.
  • Pemeriksaan suhu tubuh.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan tekanan darah
  • Pemeriksaan urine.
  • Tes pencitraan, seperti ultrasound, CT scan, serta isotope scan.

Pengobatan

Bila infeksi ginjal masih dalam tahap ringan, penanganan medis tak begitu diperlukan karena yang dibutuhkan hanyalah mengonsumsi banyak cairan dan juga banyak beristirahat. Dokter juga biasanya akan memberikan jenis obat antibiotik serta obat khusus pereda sakit. Ketika bertambah parah, barulah penanganan medis diperlukan, terutama saat obat dan istirahat saja sudah tak mempan.

(Baca juga: jenis sakit perut)

8. Radang Usus Buntu

Rasa kram yang berada di perut bagian bawah juga mampu menandakan adanya kondisi radang usus buntu, terutama kalau terjadi di sebelah kanan. Apendisitis ini merupakan penyakit yang tak bisa disepelekan; penderita yang sudah pada tahap akut dapat mengalami rasa sakit yang berawal di area pusar, lalu menjalar ke bawah kanan perut.

Penyebab

Infeksi bakteri merupakan perkiraan dari pemicu radang usus buntu, meski memang hingga kini belum diketahui faktor pemicu pastinya. Beberapa faktor risiko diduga mampu menyebabkan potensi radang usus buntu meningkat, seperti adanya benda asing di dalam tubuh, hyperplasia alias pembesaran jaringan limfoid, dan juga penumpukan feses atau tinja keras.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan darah di laboratorium.
  • Tes radiologi, meski pemeriksaan ini cukup jarang dilakukan.

Pengobatan

Jika sudah pasti, maka dokter akan menyarankan pasien menempuh jalur operasi demi mengangkat usus buntu tersebut. Pemberian antibiotik biasanya akan diberikan juga di awal, tapi potensi kekambuhan bisa sampai 35 persen. Pembedahan adalah solusi paling baik, barulah diberikan pula obat antibiotik yang bisa dikonsumsi pasien 7-10 hari.

(Baca juga: gejala sakit di bawah perut)

9. Kehamilan Ektopik

Pada normalnya, janin bakal menempel di bagian dinding rahim, tapi kehamilan ektopik tidaklah demikian. Sel telur bisa menempel pada tuba falopi atau bagian lain selain dari rahim.

Penyebab

  • Kerusakan tuba falopi yang disebabkan oleh adanya peradangan.
  • Ketidakseimbangan kadar hormon.
  • Perkembangan abnormal seorang wanita ketika dulu dalam kandungan.
  • Prosedur sterilisasi, pembukaan ikatan tuba atau pengikatan tuba yang tidak sempurna.
  • Masalah kesuburan.
  • Ada riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
  • Pemakaian alat kontrasepsi tertentu, seperti IUD atau spiral.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik yang berfokus pada rongga panggul.
  • Tes darah.
  • USG

Pengobatan

Pengangkatan jaringan ektopik melalui jalur operasi adalah yang paling umum dilakukan sebagai solusi. Selain itu, dokter juga bakal memberikan obat tertentu, seperti methothrexate yang berupa suntikan. Obat tersebut bertujuan untuk menghancurkan sel-sel yang sudah tumbuh dan terbentuk. Kadar hCG akan tetap dipantau oleh dokter sesudah suntikan diterima pasien.

(Baca juga: penyakit yang menyerang tuba fallopi)

10. Salpingitis

Kondisi salpingitis ini merupakan sebuah keadaan inflamasi atau peradangan yang terjadi di saluran tuba. Penyakit ini adalah salah satu yang menjadi penyebab ketidaksuburan pada perempuan. Bahkan karena peradangan ini, saluran tuba dapat mengalami kerusakan.

Penyebab

Pada umumnya, infeksi bakteri adalah penyebab dari salpingitis ini di mana biasanya bakter akan kemudian masuk dengan serangkaian cara. Cara bakteri untuk masuk dan menginfeksi adalah melalui hubungan intim, keguguran, aborsi, usus buntu, persalinan, serta penyisipan IUD. Faktor risiko lainnya adalah infeksi dari PMS (penyakit menular seksual) serta keterlibatan hubungan intim tanpa penggunaan kondom.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik secara umum.
  • Laparoskopi
  • USG
  • X-ray
  • LHC smear di mana pengambilannya adalah dari leher rahim.

Pengobatan

  • Pemberian obat antibiotik untuk membasmi infeksi.
  • Pemberian intravena antibiotik jika rawat inap.
  • Operasi apabila obat-obatan tak mampu mengatasi.

(Baca juga: penyebab radang usus)

11. Kolitis Ulseratif

Kondisi ini merupakan sebuah inflamasi yang dialami di bagian usus besar dan mampu menyebabkan timbulnya tukak-tukak yang ada di bagian dinding usus besar. Dari situlah seringkali tak hanya kram perut bawah yang dirasakan, tapi juga BAB berdarah.

Penyebab

Penyebab pasti dari kolitis ulseratif ini belum diketahui pasti, namun penyakit ini digolongkan oleh para ahli sebagai keadaan autoimun. Faktor peningkat risiko penyakit ini antara lain adalah faktor usia  (biasanya terjadi pada orang yang masih berusia muda) dan faktor keturunan.

Diagnosa

  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan darah, untuk mengetahui ada riwayat anemia atau infeksi pada penderita.
  • Tes sampel tinja.
  • CT scan atau X-ray.
  • Kolonoskopi
  • Pemeriksaan sigmoid bila usus besar sudah terinflamasi secara serius.

Pengobatan

  • Imunosupresan sebagai obat yang akan menjadi penekan respon sistem daya tahan tubuh penyebab peradangan.
  • Obat anti inflamasi.
  • Operasi, cara ini biasanya dilakukan ketika memang serangannya sudah parah.

(Baca juga: bahaya kaki sering kram)

12. Infeksi Kandung Kemih

Kandung kemih berpotensi untuk mengalami inflamasi alias peradangan di mana seperti disebutkan sebelumnya bahwa kondisi ini bisa menjadi berkomplikasi hingga infeksi ginjal. Wanita jauh lebih berisiko untuk mengalami penyakit ini ketimbang pria.

Penyebab

Bakteri dari luar jelas merupakan pemicu utama dari infeksi kandung kemih atau infeksi saluran kencing ini dan bakteri setiap saat berkesempatan untuk masuk serta berkembang biak apabila terdapat sisa urine pada kandung kemih ketika melakukan buang air kecil. Perpindahan bakteri pun dapat terjadi seperti melalui proses berhubunga intim, memasukkan jenis pembalut tampon, masuk masa menopause, menyeka menggunakan tisu dari belakang ke depan sesudah dari toilet, dan penggunaan kontrasepsi diafragma.

Diagnosa

  • Pemeriksaan sampel urine.
  • Kertas dipstick (kertas akan berubah warna ketika bereaksi terhadap jenis bakteri tertentu).
  • USG dan sinar-X.
  • Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih menggunakan kamera kecil).

Pengobatan

Penanganan bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni pemberian antibiotik serta penanganan sendiri. Jika masih dalam tahap ringan, tanpa obat khusus pun infeksi kandung kemih bisa sembuh dengan sendirinya, asalkan:

  • Menghindari hubungan intim.
  • Mengonsumsi potasium sitrat atau sodium bikarbonat.
  • Menjauhi minuman beralkohol.

Pengobatan antibiotik akan diberikan oleh dokter apabila memang infeksi sudah tergolong parah dan sering kambuh. Gejala akan membaik saat penggunaan antibiotik, namun bila tidak, segera temui dokter spesialis atau ahli gangguan saluran kemih.

(Baca juga: penyebab usus bocor)

Itulah jenis-jenis penyakit penyebab kram perut bawah beserta serangkaian faktor risiko dan penyebab, diagnosa dan pengobatannya. Kiranya Anda lebih tanggap dan segera menemui dokter apabila merasakan kejanggalan pada kesehatan tubuh.

fbWhatsappTwitterLinkedIn