Hidrosefalus – Jenis, Gejala, Komplikasi, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hidrosefalus bisa terjadi karena adanya penumpukan cairan di rongga otak yang disebut dengan ventrikel. Ventrikel tersebut akan membesar sehingga menekan organ tertentu yang menyebabkan penumpukan cairan semakin bertambah dan secara terus menerus semakin menekan struktur serta jaringan otak dan organ lain disekitarnya. Apabila penyakit hidrosefalus ini tidak segera mendapat penanganan serius, maka jaringan otak akan bertambah lemah dari waktu ke waktu.

Artikel terkait:

Jenis dan Gejala Hidrosefalus

Hidrosefalus bisa dialami oleh siapapun tidak memandang usia dan jenis kelamin, namun sebagian besar terjadi pada bayi serta lansia. Jika dilihat dari gejala yang ditimbulkan, hidrosefalus dibagi menjadi 4 jenis, yakni:

  • Hidrosefalus kongenital atau bawaan

Keadaan ini dialami oleh bayi yang baru lahir dengan gejala membesar di bagian kepala. Fontanel atau ubun-ubun akan membesar dan menegang sebab kulit kepala bayi yang masih sangat tipis. Penggelembungan tersebut membuat urat di area kepala bayi semakin terlihat dengan jelas.

Bayi yang mengalami hidrosefalus kongenital ini memiliki gejala mata yang melihat ke arah bawah, otot kaki yang terlihat tegang atau kaku dan lebih rentan terserang kejang. Sedangkan gejala lain yang umumnya ditimbulkan adalah mudah mual, mengantuk, rewel dan kurang nafsu makan.

  • Hidrosefalus Acquired

Hidrosefalus jenis ini umumnya dialami oleh anak-anak dan juga orang dewasa yang akan menyebabkan penderita sering merasa nyeri pada bagian leher, mual, sakit kepala saat pagi hari atau bangun tidur, mudah mengantuk, penglihatan yang semakin menurun atau buram, kebingungan, sering buang air kecil, tidak bisa menahan BAB dan mengalami kesulitan dalam berjalan. Apabila tidak mendapatkan penanganan yang serius, keadaan ini akan memburuk dan bisa mengakibatkan penderita koma bahkan kematian.

  • Hidrosefalus Tekanan Normal

Hidrosefalus ini umumnya dialami oleh lansia diatas 60 tahun yang membuat penderita mengalami kesulitan saat akan menggerakan kaki sehingga seringkali mereka terpaksa untuk menyeret kaki saat hendak berjalan. Gejala yang ditimbulkan diantaranya adalah masalah pada kandung kemih seperti tidak bisa menahan buang air kecil atau sebaliknya selalu ingin buang air kecil.

Hidrosefalus jenis ini juga akan mempengaruhi daya pikir penderita sehingga kesulitan dalam mencerna informasi serta tidak cepat tanggap terhadap pertanyaan seseorang.

  • Hidrosefalus Ex-Vacuo

Hidrosefalus jenis ini terjadi karena luka traumatis atau stroke sehingga terjadi kerusakan pada otak. Jaringan otak bisa menyusut dan juga bisa terjadi pada siapapun tanpa adanya batasan usia, akan tetapi paling sering dialami oleh orang dewasa.

Artikel terkait:

Setelah menengok jenis-jenis hidrosefalus, tentunya setiap kita juga perlu tahu apa saja yang menjadi gejalanya. Maka perhatikan ciri-ciri berikut ini:

  • Meningkatnya ukuran kepala menjadi besar dengan sangat cepat
  • Ubun ubun menggembung atau titik lemah pada permukaan tengkorak
  • Mata terus menatap ke arah bawah
  • Pola makan berubah menjadi buruk
  • Sangat sering mengantuk
  • Kekuatan dari otot akan semakin lemah
  • Mengalami kesulitan saat ingin bangun dari tempat tidur
  • Kejang
  • Tidak bisa fokus

Komplikasi Hidrosefalus

Apabila ada beberapa gejala dari hidrosefalus yang ditimbulkan pada bayi, anak, anggota keluarga dan juga diri kamu, maka jangan tunda untuk memeriksakan ke dokter, khususnya jika hidrosefalus bawaan yang dialami oleh bayi. Apabila tidak ditangani dengan baik dan cepat maka akan menimbulkan beberapa komplikasi lain seperti yang kami sebutkan berikut ini.

  • Epilepsi
  • Gangguan koordinasi
  • Gangguan bicara
  • Gangguan penglihatan
  • Mengalami kesulitan saat belajar
  • Tidak bisa berkonsentrasi
  • Perhatian sangat mudah dialihkan

Artikel terkait:

Penyebab Hidrosefalus

Dalam setiap otak manusia terdapat cairan yang dinamakan serebrospinal dengan kegunaan untuk membersihkan limbah dari metabolisme otak, menjaga otak supaya tetap mengapung pada posisinya, melindungi otak dari cidera dan juga mencegah perubahan tekanan pada otak. Jaringan pelapis otak akan teratur memproduksi cairan serebrospinal ini setiap hari, sedangkan cairan yang sudah tidak digunakan akan dibuang sesudah diserap oleh pembuluh darah.

Cairan serebrospinal yang sangat berguna untuk otak ini tetap bisa berbahaya dan akan merugikan otak saat cairan yang diproduksi lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang dibuang dan inilah yang dinamakan dengan hidrosefalus yakni cairan serebrospinal yang meningkat di dalam otak. Beberapa penyebab dari hidrosefalus diantaranya adalah:

  • Cidera pada kepala
  • Tumor otak
  • Mekanisme penyerapan cairan buruk karena radang atau cidera pada otak
  • Aliran ciran serebrospinal terhambat karena leainan sistem saraf.
  • Infeksi janin dalam kandungan yang menimbulkan radang di jaringan otak janin.
  • Terserang stroke
  • Pendarahan dalam otak
  • Penurunan kemampuan pembuluh darah dalam penyerapan
  • Otak juga memproduksi cairan serebrospinal
  • Cacat bawaan tulang belakang tidak menutup
  • kelainan genetika
  • Infeksi sistem saraf seperti meningitis

Artikel terkait:

Diagnosa Penyakit Hidrosefalus

Diagnosis yang dilakukan oleh dokter ahli saraf untuk memeriksa hidrosefalus ada beberapa tahapan seperti memeriksa tanda fisik, memeriksa koordinasi penderita, memeriksa keseimbangan, memeriksa sensorik yakni kemampuan mendengar, melihat dan meraba serta memeriksa kondisi kekuatan otot, tonus otot dan refleks otot.

Apabila diperlukan, maka memeriksa keadaan psikologis pasien juga akan dilakukan. Sementara untuk memberi kepastian tentang ada atau tidaknya penumpukan cairan serebrospinal pada otak atau memastikan kondisi lain yang menimbulkan gejala serupa seperti yang ditimbulkan pada penyakit hidrosefalus, maka dokter akan melakukan pemindaian otak yakni:

  • CT Scan: Metode diagnosa satu ini biasanya dokter lakukan sebagai pemeriksaan darurat pada penyakit hidrosefalus. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah agar bisa didapatkan gambar otak secara potong lintang di mana membutuhkan dan perlu memanfaatkan teknologi X-ray.
  • MTI Scan: Dilakukan untuk memperoleh gambar otak lebih terperinci memakai medan magnetik serta gelombang radio.
  • USG: Pemeriksaan yang tergolong aman serta resiko tidak terlalu tinggi untuk deteksi hidrosefalus pada bayi atau kandungan.
  • MRI [Magnetic Resonance Imaging]: Dalam pengobatan ini, dokter akan memakai gelombang radio serta medan magnet sehingga bisa didapatkan hasil gambar otak berbentuk 3 dimensi atau cross sectional rinci pada otak. Dalam pemeriksaan ini tidak akan menimbulkan rasa sakit, namun mungkin akan berisik sebab alat yang digunakan mengeluarkan suara. Anda hanya cukup berbaring selama 1 jam dan mungkin juga akan diberikan obat penenang. Namun pada beberapa rumah sakit juga memiliki pemeriksaan MRI cukup cepat hanya sekitar 5 menit dan tidak memerlukan obat penenang.

Artikel terkait:

Pengobatan Medis Hidrosefalus

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati hidrosefalus dengan tindakan medis yang dilakukan oleh spesialis saraf.

  • Operasi

Operasi dilakukan untuk membuang cairan serebrospinal berlebihan pada otak dan operasi yang dilakukan umumnya adalah operasi pemasangan shunt. Shunt adalah alat khusus berbentuk selang yang dipasang ke dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lainnya yang kemudian akan diserap pembuluh darah. Sedangkan bagian tubuh yang biasanya digunakan untuk mengalirkan kelebihan cairan tersebut adalah bagian perut. Shunt ini juga dilengkapi dengan katup sebagai pengendali aliran cairan sehingga cairan serebrospinal pada otak tidak mengalir terlalu cepat.

Shunt ini akan dipasang pada bayi serta anak dan akan diganti menyesuaikan dengan pertumbuhan fisik yang semakin besar. Prosedur ini dilakukan sekitar 2 kali pada anak sebelum masuk ke usia 10 tahun.

  • Endoscopic Thurd Ventriculostomy [ETV]

Endoscopic Thurd Ventriculostomy dilakukan berbeda dengan pemasangan shunt. Dalam ETV, cairan serebrospinal dibuang dengan membuat lubang penyerapan baru di permukaan otak. Prosedur pengobatan ini umumnya dilaksanakan untuk hidrosefalus yang terjadi karena penyumbatan ventrikel otak.

Efek Samping Pengobatan Medis Hidrosefalus

Operasi memang terbukti bisa mengatasi penyakit hidrosefalus, akan tetapi bisa saja prosedur ini mengakibatkan efek samping lanjutan.

  • Penyumbatan Shunt: Shunt yang tersumbat membuat cairan serebrospinal bisa kembali menumpuk di dalam otak dan jika tidak segera mendapat penanganan, maka otak akan mengalami kerusakan.
  • Kepala kembali membesar: Pada bayi, efek samping akan lebih mudah dilihat yakni dengan ciri fisik kepala yang kembali membesar.
  • Mual: Mual juga menjadi efek samping dari efek samping pengobatan medis, serta diikuti dengan efek samping lain seperti sakit kepala, mengantuk bahkan koma.
  • Pemasangan shunt salah: Dengan posisi pemasangan shunt yang tidak sesuai, maka juga dapat menimbulkan masalah atau efek samping lainnya dalam pengobatan hidrosefalus seperti jika memiliki luka kulit di kepala, maka cairan akan keluar dari celah tersebut.
  • Pendarahan
  • Gangguan saraf
  • Kejang
  • Penurunan kinerja salah satu sisi tubuh
  • Pendarahan dalam otak
  • Kerusakan pada pembuluh otak
  • Penglihatan ganda
  • Tidak seimbang
  • Epilepsi
  • Infeksi
  • Otak tidak dapat menyerap cairan serebrospinal
  • Lubang cairan serebrospinal kembali tertutup
  • Lebih cepat marah
  • Kulit terasa nyeri dan kemerahan di sekitar pemasangan tabung shunt

Artikel terkait:

Pengobatan Alami Hidrosefalus

Operasi dan juga pemasangan shunt memang bisa mengatasi hidrosefalus, akan tetapi penyakit ini juga harus diobati dari akar yang terdalam sehingga bisa memberantas keseluruhan penyakit dan kesembuhan total bisa didapatkan.

  1. Diet

Tips diet sehat juga sangat penting untuk diperhatikan untuk penderita hidrosefalus. Makanan atau minuman akan menjadi obat baik jika digunakan sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Hindari konsumsi gula berlebih dan juga makanan yang mengandung tepung. Selain itu, beberapa produk hewani seperti daging, susu, telur dan sebagainya juga harus diminimalisir. Perbanyaklah konsumsi biji-bijian, sayuran, protein nabati, air putih dan juga berbagai jenis buah-buahan.

Makanan dan minuman baik juga akan membantu proses pengeluaran toksin serta zat kimia berbahaya dari dalam tubuh yang dikenal dengan istilah toxemia yakni akumulasi dari racun serta bahan kimia berlebih dari tubuh.

  1. Kontrol Emosi

Tubuh manusia diibaratkan seperti spons yang bisa menyerap emosi dan segala sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan. Penyembuhan hidrosefalus juga harus dimulai dengan mementingkan kesehatan jantung dan emosi tersebut. Hindari atau kurangi sifat marah, mudah emosi, sakit hati dan berbagai sifat atau perasaan buruk lainnya.

  1. Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternatif seperti akupuntur, bioenergetika, obat-obatan generik dan juga refleksologi juga akan membantu menghilangkan penyakit hidrosefalus ini. Berbagai pijatan alternatif sangat dianjurkan untuk membangun kembali organ dan juga sistem tubuh secara alami.

  1. Teh Hijau

Mengkonsumsi teh hijau juga sangat dianjurkan untuk penderita hidrosefalus sebab memiliki sifat anti inflamasi. Minum 1 gelas teh hijau yang ditambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk lemon sebelum makan apapun dan kamu bisa makan sesudah 1/2 jam mengkonsumsi teh hijau tersebut.

  1. Asam folat

Asam folat juga sangat penting untuk kinerja sistem saraf dan makanan yang mengandung asam folat tinggi yang sangat baik untuk dikonsumsi penderita hidrosefalus diantaranya adalah kol, bayam, tauge, alpukat, asparagus dan melon.

  1. Vitamin C

Makanan yang mengandung vitamin C tentunya tinggi akan antioksidan serta berperan sebagai anti inflamasi tinggi. Vitamin C ini akan sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengeluarkan toksin berbahaya serta mengurangi radang. Vitamin C alami bisa ditemukan pada brokoli, jeruk, jambu biji, rumput laut dan sebagainya.

  1. Omega-3

Makanan yang mengandung Omega 3 tinggi sangat berperan penting dalam meningkatkan impuls saraf, mengurangi radang seklaigus meningkatkan kinerja otak yang sangat baik dikonsumsi untuk menghindari atau sebagai diet penderita hidrosefalus. Makanan yang tinggi akan omega 3 adalah berbagai ikan laut seperti salmon, tuna dan sebagainya.

  1. Vitamin A dan D

Vitamin A dan vitamin D berfungsi sebagai cara menurunkan resiko demielinasi serta multiple sclerosis secara signifikan. Vitamin A dan D ini banyak terdapat pada berbagai buah dan sayuran berwarna oranye seperti pepaya, jeruk, wortel dan lain sebagainya. Selain itu, minyak ikan cod juga menjadi sumber vitamin A dan D tinggi yang baik dikonsumsi untuk penderita hidrosefalus.

  1. Buncis dan Kacang Hitam

Beberapa jenis tanaman berbiji atau kacang-kacangan seperti buncis dan kacang hitam memiliki kandungan tanin yang kental yang akan berperan sebagai antioksidan alami. Beberapa jenis kacang-kacangan ini akan menghasilkan asam lemak dalam rantai pendek sesudah 24 jam difermentasi pada miikroflora kolon manusia.

  1. Beras merah dan Oat

Dalam beras merah dan oat mengandung trace mineral selenium yang sangat penting untuk meningkatkan fungsi tiroid serta sistem kekebalan tubuh dengan cara meningkatkan pertahanan antioksidan dan melawan pertumbuhan sel tidak beraturan serta radikal bebas.

  1. Asparagus

Dalam sebuah penelitian yakni “Roots of Asparagus Racemosus Willd] ditemukan jika ekstrak asparagus memiliki antibodi yang lebih tinggi dan sangat responsif terhadap DTH yang tentunya sangat baik dikonsumsi untuk penderita hidrosefalus. Untuk cara pengolahan terbaik adalah di kukus atau direbus.

Pencegahan Hidrosefalus

Sebelum penyakit ini kamu alami atau menjangkiti bayi dalam kandungan serta anak-anak, ada baiknya jika anda melakukan langkah pencegahan penyakit hidrosefalus ini.

  1. Pemeriksaan Kehamilan

Untuk kamu yang sedang mengandung atau berada di masa kehamilan, maka periksaan kehamilan kamu secara rutin sehingga akan terhindar dari bayi terlahir prematur yang akan memperbesar resiko hidrosefalus dan komplikasi lainnya juga bisa diminimalisir.

  1. Vaksinasi

Vaksinasi juga perlu dilakukan secara teratur, supaya bisa terhindar dari penyakit menular, mengobati luka dengan lebih cepat dan juga mengurangi resiko penyakit yang berhubungan dengan hidrosefalus.

  1. Cegah Cidera Pada Kepala

Pastikan menghindari kepala dari cidera seperti contohnya memakai helm saat berkendara dengan motor atau berbagai aktivitas berbahaya lainnya. Pastikan juga untuk memakai sabuk pengaman saat kamu mengendarai mobil.

  1. Periksa Kesehatan Pasangan

Sebelum memutuskan untuk menikah, ada baiknya jika pasangan calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan seperti kesehatan kandungan yang berguna untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan pada bayi saat hamil di kemudian hari.

Makanan Baik Untuk Hidrosefalus

Ada beberapa makanan yang sangat disarankan untuk dikonsumsi penderita hidrosefalus supaya keadaan tidak memburuk dan bahkan bisa menyembuhkan hidrosefalus tersebut.

Beberapa makanan tersebut diantaranya adalah teh, rempah-rempah, kedelai, gandum, kacang-kacangan, salad, jus buah dan sayur, minyak biji-bijian, sayuran segar, buah, minyak zaitun, cengkeh, bawang putih mentah, jus lidah buaya, buah-buahan yang dikeringkan, smoothie dan wortel.

Baca juga:

Demikian ulasan lengkap dari kami kali ini mengenai pengertian penyakit hidrosefalus, gejala, penyebab, pencegahan sampai ke pengobatan medis serta alami yang bisa kami berikan. Pada dasarnya, pencegahan penyakit hidrosefalus ini sangat penting untuk dilakukan dengan cara selalu mengkonsumsi makanan sehat dan juga menjaga pola hidup yang baik seperti berolahraga.

fbWhatsappTwitterLinkedIn