Bunga rosella merupakan bunga yang memiliki kandungan vitamin C megadosis, yaitu vitamin C dengan kadar 20 kali lebih banyak dibandingkan dengan buah lain seperti, jeruk, tomat, dan lainnya. Citarasa bunga rosella sangat asam bahkan asamnya melebihi buah-buahan asam lainnya. Banyak para wanita yang mengonsumsi minuman teh rosella sebagai supleman diet. Berbagai macam produk herbal di Indonesia saat ini memang cukup diminati, salah satunya bunga rosella. Beberapa manfaat bunga rosella yaitu meningkatkan kekebalan tubuh, menghilangkan migrain, menurunkan kadar kolesterol tinggi, menurunkan kadar asam urat tinggi, dan lain-lain.
Kandungan asam yang sangat tinggi dari bunga rosella ini yang menimbulkan beberapa efek samping bagi tubuh. Meskipun secara klinis teh atau sirup dari bunga rosella bermanfaat karena kandungan vitamin (A, B1, B2, B3, dan C), natrium, fosfor, kalium, asam amino, beta karoten, omega 3, dan zat lain. Akan tetapi, sebaiknya juga berhati-hati dengan beberapa efek samping yang berpotensi ditimbulkan oleh bunga Rosella ini. Untuk itu, akan dijelaskan beberapa efek samping yang timbul akibat mengonsumsi teh atau sirup rosella seperti di bawah ini:
1. Menimbulkan gangguan pencernaan hingga diare
Efek samping ini sebenarnya merupakan efek pembersihan atau detoksifikasi dari senyawa teh rosella di dalam pencernaan itu sendiri. Menurut beberapa ahli, gejala seperti ini disebut dengan Direction of Cure (DOC) dimana efeknya akan berbeda-beda pada setiap orang. Terkadang seseorang hanya mengalami gangguan pencernaan dan diare, akan tetapi ada juga sebagian orang yang disertai dengan keringat dingin, pusing hingga menjadi penyebab jantung berdebar-debar.
artikel terkait:
2. Menimbulkan gangguan ginjal
Kadar vitamin C yang sangat tinggi pada bunga rosella ternyata dapat menimbulkan beberapa gangguan pada ginjal jika diminum dengan takaran yang tidak tepat atau berlebihan. Oleh karena itu, Peter Harwick dalam sebuah food study menegaskan bahwa ada dua jenis bunga rosella yang benar-benar tidak boleh dikonsumsi, yaitu native rosella dan hibiscus heterophyllus. Di Indonesia, uji klinis terhadap efek samping rosella pernah dilakukan pada tikus winstar dan membuktikan bahwa tikus yang diberi bunga rosella terus-menerus mengalami perubahan hidrolik ginjal. Oleh karena itu, konsumsi teh atau sirup bunga rosella oleh manusia dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Vitamin C dalam dosis yang berlebihan ini memicu efek batu ginjal dan merangsang ginjal melakukan filterisasi air seni.
Artikel terkait lainnya :
- penyebab batu ginjal dan pengobatannya
- bahaya batu ginjal
- pantangan batu ginjal
- cara menjaga kesehatan ginjal secara alami
3. Memiliki efek samping emmenagogue
Emmenagogue adalah pemicu menstruasi atau zat yang dapat merangsang aliran darah saat menstruasi. Teh atau sirup bunga rosella tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena memiliki efek emmenagogue yang dapat mengakibatkan keguguran, kecuali dengan kadar yang sangat rendah masih diperbolehkan.
artikel terkait: makanan yang dilarang saat haid – penyebab telat datang bulan – penyebab darah beku saat haid
4. Tidak baik dikonsumsi oleh penderita darah rendah
Salah satu fungsi dari teh rosella adalah menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu bagi mereka yang menderita tekanan darah rendah tidak diperbolehkan mengonsumsinya.
Artikel terkait lainnya :
- penyebab darah rendah dan cara mengatasinya
- ciri-ciri darah rendah dan cara mengatasinya
- bahaya akibat darah rendah
Cara Menghindari Efek Samping Bunga Rosella
Berbagai efek samping tersebut tidak akan dialami jika mengonsumsi teh dari bunga rosella dengan kadar yang normal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar efek samping tersebut tidak dialami, antara lain:
- Mengonsumsi teh rosella satu gelas kecil dengan tiga kuntum bunga rosella.
- Bagi anda yang mengonsumsi 3 kali sehari maka jangan ditunggu sampai benar-benar merah karena teh rosella yang encer pun sudah berkhasiat.
- Hindari meminum teh rosella sebelum makan terutama untuk penderita maag.
- Turunkan konsumsi teh rosella dengan dosis 1 kali sehari jika pernah mengalami efek DOC.