Bicara tentang gula, seakan terlalu banyak jenisnya yang terkadang membuat diri kita bingung dan maltosa pun tidak boleh ketinggalan. Maltosa ini juga dikenal sebagai gula gandum yang merupakan disakarida bentukan dari glukosa sejumlah 2 unit. Dari rantai glukosa, maltosa ini diketahui menjadi anggota kedua dari seri biokimianya. Disakarida satu ini diproduksi saat pati dipecah oleh amilase, dan ini biasanya bisa dijumpai pada biji yang berkecambah, contohnya adalah gandum. (Baca juga: makanan yang mengandung protein super tinggi)
Terhasilkannya maltosa juga bisa saat terjadinya pembakaran glukosa. Pemecahan maltosa dapat membuatnya menjadi 2 molekul glukosa dengan hidrolisis. Ada sejumlah cara yang biasanya dimanfaatkan pada proses identifikasi ada tidaknya maltosa pada makanan apapun dan berikut adalah cara-cara tersebut:
- Uji Benedict. Dengan proses identifikasi ini, maltosa bakal memroduksi satu endapan di mana warnanya adalah kuning disebabkan maltosa adalah senyawa dengan sifat pereduksi.
- Uji Barfoed. Cara identifikasi ini pun cukup kerap dimanfaatkan ketika akan mengidentifikasi maltosa di mana ada endapan juga yang akan dihasilkan oleh maltosa. Dari hasil endapan tersebut dapat diartikan bahwa maltosa merupakan sebuah disakarida.
- Uji Seliwanoff. Cara identifikasi yang ini adalah uji coba di mana ada warna merah yang dihasilkan oleh maltosa.
(Baca juga: makanan penurun darah tinggi super cepat)
Dari ketiga uji coba tersebut, kita akan lebih terbantu untuk bisa menentukan makanan, minuman, buah atau biji-bijian mana saja yang di dalamnya terdapat kandungan maltosa. Dengan demikian, kita pun akan menjadi lebih mudah dalam memilih dan menentukan takaran kebutuhan nutrisi dan maltosa pada tubuh kita.
Rasa dari maltosa sendiri adalah manis karena memang ia adalah gula di mana ada fruktosa di dalamnya sekitar seperenam kandungan dan setengahnya adalah glukosa. Maltosa biasanya justru diperjualbelikan di toko-toko permen yang ada di Makau, Hong Kong, Taiwan serta Cina selatan dan untuk menikmatinya, yang paling umum caranya adalah dengan menggunakan maltosa melapisi 2 potong roti.
(Baca juga: makanan yang mengandung karbohidrat tinggi – cara meningkatkan kadar gula darah)
Sifat-sifat Maltosa
Karena maltosa adalah disakarida, maka sifat-sifat dari maltosa yang bisa ditemukan adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini:
- Mengalami hidrolisis seperti yang telah disebutkan, yaitu memecah menjadi dua monosakarida sejenis atau bahkan berbeda jenis.
- Dapat larut di dalam air.
- Memiliki rasa manis meski memang tidak semanis fruktosa.
- Merupakan gula pereduksi bersama dengan laktosa, sementara sukrosa tidak termasuk di dalam gula pereduksi. Maltosa dikatakan sebagai gula pereduksi karena memang diketahui mampu mereduksi larutan Fehling yang dipicu oleh adanya sisa satu gugus hemiasetal bebas oleh maltosa dan laktosa yang disebut juga dengan istilah gugus pereduksi. Sedangkan untuk sukrosa, pembentukannya memang ada gugus hemiastal yang terlibat berikut juga hemiastal fruktosa sehingga gugus pereduksi tidak dimiliki oleh sukrosa.
(Baca juga: gejala kencing manis – pantangan diabetes)
Maltosa Vs. Laktosa Vs. Sukrosa
Maltosa, sukrosa dan laktosa pada dasarnya adalah disakarida, namun ketiganya berbeda. Maltosa dapat dikonversi oleh produsen ke alkohol gula disakarida dan ini dinamakan maltilol yang bis dimanfaatkan untuk pemanis buatan pada produk-produk makanan dan minuman. Tubuh manusia pada umumnya akan menyerap sekitar 50-60 persen saja dari maltilol secara pelan-pelan karena sisanya biasanya akan melalui proses fermentasi pada bagian usus besar.
- Sukrosa
Disakarida satu ini ada di sejumlah makanan yang sehari-hari kita konsumsi dan fungsi dari sukrosa sendiri adalah untuk membuat makanan menjadi lebih manis sehingga selera makan kita mudah naik. Sukrosa biasanya dimanfaatkan untuk memaniskan berbagai jenis makanan, seperti makanan kaleng, kecap, roti, kue, saus, es krim dan permen. Menggunakan sukrosa dianggap lebih menguntungkan ketika bicara soal pemanis karena memang rasa manis yang ditawarkan tergolong stabil pada dua situasi, yakni kristal dan padat cair.
Sukrosa sebetulnya adalah senyawa yang sangat aman dan alami, tapi sayangnya produsen makanan pada zaman sekarang tidak lagi tertarik untuk memanfaatkan sukrosa tapi justru memakai sirup jagung yang kaya akan fruktosa sebagai pemanis. Sirup jagung dengan tinggi fruktosa ini isinya adalah campuran glukosa bersama dengan konsentrasi tinggi fruktosa yang memang harganya jauh lebih terjangkau apabila membandingkannya dengan sukrosa.
(Baca juga: kadar gula darah di atas 200)
- Laktosa
Sumber energi dan nutrisi pada manusia, khususnya pada bayi ini, memiliki nama lain yaitu gula susu. Susu menjadi terasa manis dikarenakan ada kandungan laktosanya dan seperti yang kita tahu, ada banyak sekali jenis makanan olahan yang bahannya mengandung susu sehingga otomatis juga terdapat laktosa di dalamnya. Whey pun juga ditambahkan oleh kebanyakan produsen makanan ke produk makanan tertentu.
Bagi yang belum begitu tahu apa itu whey, whey dikenal sebagai produk sampingan yang asalnya dari produksi susu dengan kandungan laktosa dan biasanya akan digunakan dalam pembuatan donat, kue, produk makanan untuk sarapan serta es krim. Laktase adalah enzim yang perlu dimiliki oleh tubuh kita supaya disakarida laktosa bisa tercerna dengan baik.
Meski tubuh harus menghasilkan enzim laktase demi proses pencernaan akan laktosa, ada juga orang-orang yang rupanya memiliki intoleransi laktosa. Dengan kata lain, mereka ini tak bisa toleran terhadap laktosa dan di dalam tubuhnya jumlah laktase yang dihasilkan juga sangat sedikit sehingga tak akan cukup untuk proses pencernaan laktosa. Beberapa gejala pun akan mulai timbul, seperti ada gas di perut atau kembung, perut tiba-tiba suka kram, diare, dan juga perut terasa mual-mual. Gejala bisa diperbaiki dengan mengonsumsi suplemen laktase sehingga laktosa dapat kembali dicerna sempurna.
(Baca juga: ciri-ciri gula darah rendah)
Rekomendasi Diet Maltose
Sebenarnya rekomendasi spesifik tidaklah ada bila bicara tentang konsumsi maltosa karena yang dibutuhkan adalah pengonsumsi wajib memerhatikan asupan gula secara menyeluruh, bukan per jenisnya. Dari Dietary Reference Intakes yang paling baru merekomendasikan agar 45-60 persen dari total kalori kita sebaiknya memang berasal dari karbohidrat. Hal ini pun kemudian dikaitkan dengan 14 gram dari diet serat setiap 1000 kalori yang masuk ke dalam tubuh kita.
Secara tepatnya, ada 14,6 persen dari total kalori pada diet rata-rata yang kita konsumsi dari gula tambahan. Untuk menjaga kesehatan tetap stabil, disarankan agar kita bisa membatasi dan bahkan mengurangi asupannya agar pemenuhan kalori tidak berlebihan dan terpenuhi secukupnya saja. Ketika terlalu banyak gula yang kita konsumsi, maka ada berbagai potensi penyakit yang membayangi kita, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, serta kanker yang semuanya sangat mematikan. Semua penyakit tersebut berbahaya dan menjadi efek dari tingginya konsumsi gula, termasuk maltosa.
(Baca juga: gejala gula darah terlalu rendah)
Manfaat Maltosa
Maltosa dianggap sebagai karbohidrat manis, tapi bila membandingkannya dengan karbohidrat manis lainnya, seperti fruktosa dan sukrosa, maka maltosa agak kurang manis. Bila demikian, apa manfaat maltosa jika rasanya kurang manis dibanding jenis gula lainnya?
- Sebagai Pemanis Buatan
Mungkin untuk tubuh manusia, maltosa ini tidaklah begitu berpengaruh besar dan tak memiliki fungsi khusus pada tubuh kita. Hanya saja, senyawa ini masih dapat dikatakan berguna untuk sebagai penolong aktivitas produktif sehari-hari manusia dalam memroduksi aneka macam varian makanan dan minuman. Maltosa ini rupanya sangat berharga bagi para pengusaha makanan karena bisa dijadikan sebagai pemanis buatan yang digunakan secara massal.
Dalam bentuk sirup, maltosa ini akan dicampurkan atau ditambahkan ke beragam sukrosa bebas serta makanan-makanan yang rasanya manis. Maltosa dalam bentuk bubuk pun juga bisa dimanfaatkan, dan makanan-makanan yang akan mendapat tambahan maltosa ini antara lain seperti es krim, roti, cokelat, selai, permen dan permen karet. Semuanya ini tentu adalah makanan yang ada di sekitar kita dan sudah sering kita konsumsi, rupanya kebanyakan ditambah dengan maltosa.
(Baca juga: bahaya akibat gula darah rendah)
- Mendukung Pembuatan Minuman Ringan dan Bir
Disakarida satu ini terbentuk dari hasil pemecahan glikogen serta pati yang ada pada proses pencernaan kita. Maltosa selain dapat digunakan untuk ditambahkan pada beberapa jenis makanan manis rupanya juga dapat menolong pembuatan minuman dan makanan ringan berikut juga bir. Fungsi maltosa ini bisa terwujud ketika sang produsen melakukan pengubahan maltosa ke bentuk alkohol gula disakarida. Rasanya yang kurang begitu manis dibanding glukosa dan fruktosa memang kemudian dapat menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan pada pembuatan bir. Di sini pati akan berubah menjadi maltosa yang akan menambah rasa manis pada bir untuk melawan rasa pahit pada minuman tersebut.
(Baca juga: makanan untuk gula darah tinggi)
- Mendukung Pembuatan Makanan Bayi
Karena manisnya yang ada pada level rendah, maka makanan-makanan bayi biasanya menggunakan maltosa untuk ditambahkan ke produknya. Dengan kadar yang tak begitu tinggi serta rasa yang tak begitu manis, ini memang cocok untuk bayi dalam melatih indera perasanya.
(Baca juga: makanan untuk penderita muntaber – makanan penyebab sembelit)
Sumber Maltosa
Tidaklah terhitung banyak bahan makanan dengan kandungan maltosa, namun ada sejumlah makanan yang apabila kita cerna di dalam tubuh, kemudian akan menghasilkan maltosa, sepertI:
- Sayuran
- Buah-buahan
- Kacang-kacangan
- Kentang
- Jagung
- Sereal
- Biji-bijian
(Baca juga: bahaya konsumsi gula berlebihan)
Maltose yang terkandung di dalam makanan-makanan ini akan otomatis mengalami peningkatan ketika kita memasak makanan-makanan tersebut. Cobalah ambil satu contoh, yaitu ubi jalar di mana sebenarnya ketika dalam keadaan mentah, maltosa tidak akan dijumpai di dalam makanan ini. Namun setelah kita masak, maltosa akan dihasilkan 11 gram setiap cup.
Pada molase pun maltosa bisa kita temukan di mana molase ini adalah sebuah produk manis yang akan bila dirasakan akan berbeda setelah melalui proses pemanggangan. Produk minuman bermaltosa yang bisa dinikmati antara lain adalah cokelat panas dengan susu serta milkshake. Tapi jika gula darah tinggi Anda alami, makanan-makanan bergula atau bermaltosa juga sebaiknya dihindari meski rasanya tak semanis fruktosa.