Sukrosa tampaknya kurang begitu akrab di telinga dan pemahaman kita, namun sebenarnya sukrosa masih termasuk golongan glukosa. Sukrosa dikenal sebagai sebuah disakarida di mana monomer-monomernyalah yang yang membentuknya yaitu berupa unit fruktosa dan glukosa dengan C12H22O11 sebagai rumus molekulnya. Senyawa ini pun dianggap sebagai sumber nutrisi yang tumbuhan bentuk dan bukannya dibentuk oleh hewan atau organisme lainnya.
Sukrosa yang ditambahkan ke sebuah media bakal berguna sebagai sumber karbon dan biasanya gula dapur atau sukrosa bisa kita jumpai dan peroleh dari gula beet maupun tebu. Perlu diketahui juga bahwa ada mikroorganisme yang terlibat pada proses fermentasi sukrosa di mana substrat sukrosa dan energi dapat diperoleh dengan karbondioksida dilepaskan, berikut juga senyawaan alkohol yang merupakan produk samping. Produksi sukrosa pun diketahui bisa sampai 150 juta ton per tahunnya dan dalam proses fermentasinya pun juga memanfaatkan ragi yang diduga sebuah proses tertua ketika bicara soal bioteknologi dan inilah yang kita sebut dengan zymotechnology.
(Baca juga: bahaya madu untuk diabetes)
Sukrosa Vs. Glukosa Vs. Fruktosa
Banyak dari kita yang merasa bingung membedakan antara sukrosa dengan fruktosa dan glukosa, semua istilah ini tampak sama meski arti dan fungsinya berbeda. Berikut ini merupakan beberapa penjesalan masing-masing akan ketiganya supaya memperjelas peran masing-masing bagi tubuh manusia.
- Sukrosa
Sukrosa diketahui sebagai gula meja dan biasanya bisa kita dapatkan dari gula bit maupun tebu dan bila kita rajin mengonsumsi sayur dan buah, sukrosa ini pun bakal tubuh peroleh dari bahan-bahan makanan tersebut. Saat kita mengonsumsi sukrosa, maka sukrosa akan dipisahkan menjadi sejumlah unit gula individu, yaitu fruktosa dan glukosa oleh enzim beta-fructosidase. Mekanisme transportasi khusus mereka pun mengambil kedua gula ini dan tubuh kita pun akan memberikan respon seperti biasa terhadap kadar glukosa dari makanan maupun minuman yang masuk.
Hanya saja, khusus untuk proses fruktosa terserap di dalam tubuh rupanya terjadi di waktu yang berbarengan dan glukosa digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi utama namun jika kelebihan energi yang berasal dari fruktosa tidaklah diperlukan, akan ada proses penuangan ke dalam sintesis lemak. Proses ini melibatkan insulin yang merangsangnya untuk memberikan respon terhadap glukosa.
(Baca juga: buah untuk penderita diabetes yang aman)
- Glukosa
Glukosa masih dalam keluarga monosakarida yang terpenting di mana sumber energi satu ini adalah yang paling tubuh sukai dan kita menyebutnya dengan istilah gula darah yang mengalir di dalam darah. Bergantung pada enzim heksokinase atau glukokinase sehingga dapat memulai metabolisme pada tubuh kita. Setiap kali tubuh kemasukan karbohidrat dari sumber makanan yang kita konsumsi, maka tubuh akan memrosesnya sehingga menjadi glukosa, baik disimpan pada sel otot serta hati kita atau untuk penggunaan segera.
Glikogen adalah istilah bagi glukosa yang disimpan tersebut dan ini menjadi energi cadangan yang akan dikeluarkan sewaktu-waktu tubuh kita tak lagi memiliki energi. Pada glukosa, insulin adalah yang menjadi fasilitas ketika glukosa masuk ke dalam sel.
(Baca juga: pantangan diabetes)
- Fruktosa
Untuk fruktosa, ini adalah gula alami yang kita dapat jumpai pada sayuran dan buah-buahan yang rata-rata kita konsumsi setiap harinya. Pada umumnya, fruktosa ini jugalah yang ditambahkan ke minuman rasa buah maupun minuman soda. Hanya saja, gula satu ini tidaklah sama dengan gula lain yang ditemukan pada jalur metabolismenya yang berbeda.
Fruktosa ini juga bukanlah termasuk ke dalam sumber energi yang otak maupun otot tubuh kita sukai dan fruktosa ini proses metabolismenya hanya di bagian hati dan bergantung di fructokinase untuk proses metabolisme tubuh. Tak ada insulin yang dilepas atau produksi leptin seperti layaknya glukosa. Kelebihan fruktosa bila dibandingkan dengan gula lainnya adalah tekanan darah tak akan mengalami kenaikan secara signifikan.
(Baca juga: bahaya diabetes)
Kebutuhan Sukrosa Harian
Mungkin beberapa dari kita ada yang takut dengan konsumsi berlebihan atau kekurangan sukrosa, tapi sebenarnya tidak akan berlebihan apabila kita biasanya mengonsumsi buah maupun sayuran seperti biasanya. Namun setiap kita perlu berhati-hati dengan makanan yang sudah ditambahkan sukrosa, seperti makanan atau minuman olahan serta permen. Berikut adalah asupan harian akan sukrosa untuk pria dan wanita berdasarkan American Heart Association yang perlu diperhatikan.
- Pria sebaiknya mengonsumsi < 150 kalori atau 9 sendok teh saja.
- Wanita sebaiknya mengonsumsi < 100 kalori atau tidak lebih dari 6 sendok teh.
Dengan mengikuti standar dan aturan tersebut, dijamin sukrosa tak akan membahayakan tubuh kita apalagi memancing datangnya penyakit serius.
(Baca juga: cara menjaga gula darah agar normal)
Pengganti Sukrosa
Wajar apabila kita dipenuhi kekhawatiran akan asupan sukrosa yang mungkin akan membuat tubuh berpotensi terkena penyakit. Beberapa orang pun mulai bertanya-tanya apa pemanis lain yang bisa digunakan untuk menggantikan gula dan juga yang lebih aman bagi tubuh. Pada umumnya, Splenda atau aspartamlah yang dimanfaatkan untuk mengganti gula putih yang dicampurkan ke secangkir kopi di pagi hari. Food and Drug Administration telah menyetujui 2 pemanis tanpa kalori tersebut. Sebetulnya ada banyak produk produk tinggi gula yang memiliki versi no-sukrosa, seperti es krim dan minuman ringan yang diberi tambahan pemanis yang tidak ada kalorinya.
(Baca juga: makanan untuk gula darah tinggi)
Manfaat Sukrosa
Sukrosa untuk tubuh manusia pun sangat berguna asalkan pada asupan yang tepat dan tidak berlebihan. Dengan asupan yang moderat, maka manfaatnya pun akan lebih mudah dirasakan oleh kita secara maksimal, dan berikut adalah beberapa fungsi utama dari sukrosa bagi tubuh kita.
- Penyedia Tenaga bagi Tubuh
Pada dasarnya sukrosa ini sama seperti glukosa, yaitu berfungsi memberikan energi bagi tubuh, seperti halnya karbohidrat, protein dan juga lemak. Tanpa energi, tentu dapat dibayangkan bagaimana rasanya tubuh kita menjadi lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Sukrosa adalah bentuk lain dari karbohidrat sehintta penyusun sukrosa kurang lebih sama seperti karbohidrat hanya saja perbedaannya bisa ditemukan pada tampilan dan bentuknya.
Tubuh memanfaatkan sukrosa sebagai gula penyedia energi dan proses pengubahan dari gula sukrosa menjadi energi akan bisa dilakukan atau terjadi ketika tubuh dalam kondisi sehat dan normal. Karena saat tubuh pada keadaan yang sehat, otomatis enzim-enzim yang diproduksi tubuh pun lancar sehingga karbohidrat dapat diolah dan disintesis dengan sempurna.
(Baca juga: gejala gula darah terlalu darah)
- Sebagai Penyimpanan Lemak
Glukosa dan fruktosalah yang menyusun sukrosa dan ketika fruktosa mengalami pemecahan dari glukosa, ini kemudian akan melalui proses pemindahan ke organ hati. Terjadinya pemindahan adalah saat fruktosa di dalam tubuh kita sudah dipenuhi dan jumlahnya terbilang lebih dari cukup. Organ hati kitalah yang kemudian secara aktif akan mengolah kembali cadangan fruktosa yang berlebih tadi hingga menjadi bentuk lemak. Untuk mendapatkan sumber energi, lemak inipun bisa diandalkan karena menyediakan energi bagi tubuh, tapi bila sampai fruktosa berlebihan di bagian organ hati, gangguan atau penyakit hati pun dapat dialami oleh kita.
(Baca juga: bahaya konsumsi gula berlebihan)
Efek Samping Sukrosa
Sukrosa apabila dikonsumsi secara berlebih tak akan baik bagi tubuh kita dan justru akan menimbulkan sejumlah efek samping. Karena kebanyakan pengonsumsi sukrosa adalah anak-anak, tentu anak-anak pun tak luput dari efek samping berikut ini.
- Kerusakan Gigi
Makanan bergula apalagi dikonsumsi oleh anak secara berlebih tentu akan membuat giginya gampang rusak. Gigi rusak karena gula ini risikonya bisa lebih tinggi ketika si anak tidak rajin menggosok gigi. Tak hanya pada anak, orang dewasa yang suka mengonsumsi gula tapi tidak menjaga kesehatan mulut dan gigi dengan baik maka juga akan mengalami karies gigi dan gigi berlubang. Karies ini timbul disebabkan oleh terurainya karbohidrat oleh enzim di air liur yang bakteri akan fermentasi di dalam mulut sehingga terproduksilah asam yang memicu rusaknya enamel gigi.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit gigi dan mulut – bahaya gigi berlubang)
Sudah tercantum di atas baik wanita maupun pria tentang seberapa banyak kalori sukrosa yang perlu untuk dikonsumsi, dan ketika konsumsi terlalu berlebihan, maka obesitas tak terhindarkan. Kegemukan adalah efek dari kelebihan kalori dari gula yang tubuh sebenarnya perlukan setiap harinya dan tersimpan berupa lemak. Konsumsi gula yang banyak tanpa adanya aktivitas fisik maka akan terjadi penambahan berat badan yang cukup drastis. Dari situlah obesitas muncul dan malah menimbulkan komplikasi dan berbagai potensi penyakit mematikan, termasuk diabetes.
(Baca juga: penyebab obesitas)
- Hiperaktif pada Anak
Meski masih dalam perdebatan oleh para dokter anak, sebenarnya konsumsi gula berlebihan yang menyebabkan anak menjadi lebih hiperaktif dikemukakan oleh sebagian ahli. Perilaku anak rupanya dapat dipengaruhi oleh konsumsi gula. Memang belumlah ada bukti langsung kaitan antara perilaku hiperaktif dan konsumsi gula, maka memang penelitian lebih lanjut masih diperlukan dalam hal ini.
- Kenaikan Gula Darah/Gula Darah Tinggi
Saat sukrosa dikonsumsi secara berlebihan, maka terjadilah penimbunan gula yang banyak pula di dalam tubuh, baik dari masuknya sukrosa dan juga karbohidrat yang membuat peningkatan kadar gula pada darah meningkat. Peningkatan ini dapat terjadi secara perlahan atau drastis sehingga gangguan kesehatan di organ pankreas terjadi. Ketika pankreas terganggu fungsinya, maka diabetes adalah risiko penyakit yang akan dialami.
(Baca juga: cara meningkatkan gula darah – ciri-ciri gula darah rendah)
Sumber Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang dapat ditemukan di banyak produk makanan dan bahan makanan yang biasanya kita konsumsi. Hampir seluruh makanan memakai sukrosa atau gula pasir dan berikut ini adalah daftar makanannya:
- Roti
- Puding
- Sirup
- Kue
- Susu
- Es krim
- Cokelat
- Es tebu
- Permen
- Minuman kemasan/minuman ringan
- Aren, dll.
(Baca juga: akibat kekurangan kalori dan protein)
Makanan dan minuman manis memang menambah tenaga di dalam tubuh kita secara lebih baik, namun mengonsumsi secukupnya akan jauh lebih baik daripada berlebihan. Tak hanya tak baik bagi anak, orang dewasa pun perlu membatasi konsumsi sukrosa dengan baik.