Giardiasis mungkin adalah suatu istilah yang tak begitu familiar, namun hampir semua orang pasti tahu tentang infeksi usus halus. Intinya, giardiasis ini adalah suatu kondisi infeksi yang terjadi pada usus halus di mana penyebab utamanya adalah Giardia lamblia, yakni sejenis parasit. Karena disebabkan oleh parasit, maka penyakit ini rata-rata dijumpai di wilayah dengan tingkat sanitasi rendah.
Pada negara-negara berkembang, giardiasis ini cukup sering ditemui dan parasit yang menjadi penyebabnya hanya dapat dilihat apabila kita memakai mikroskop. Parasit ini kebanyakan dapat ditemui di area berair, seperti kolam renang, spa, sumur, danau, bahkan juga penampungan air. Untuk bisa mewaspadainya, kenali penyebab, gejala sampai dengan bagaimana cara mengobatinya.
(Baca juga: gejala usus bocor – obat usus buntu – gejala usus luka – akibat kurang serat bagi tubuh)
Penyebab Giardiasis
Sudah disebutkan sebelumnya tentang apa yang menjadi penyebab utama dari penyakit Giardiasis merupakan sejenis parasit yang bisa bertahan hidup di perut manusia. Mikroorganisme satu ini dapat menyebar, terutama sewaktu seseorang yang sudah terinfeksi melakukan buang air besar, parasit bisa saja turut keluar dan bertahan hidup di luar.
Mikroorganisme ini tak langsung mati ketika berada di luar tubuh manusia karena ia mampu bertahan hidup bahkan sampai berminggu-minggu. Penyebarannya juga cukup mudah karena bisa saja menyebar di air minum yang biasa kita konsumsi. Entah itu di luar usus manusia, bahkan sampai di suhu air yang dingin, parasit ini memiliki cangkang keras sehingga tak hanya berminggu-minggu, ia juga bisa bertahan berbulan-bulan.
Ketika parasit akhirnya masuk ke dalam saluran cerna kita, cangkang parasit atau yang kita kenal dengan sebutan kista bakal larut dan kemudian melepas parasit ini di dalam usus di mana asam serta enzim pankreas turut membantunya. Pada umumnya, penderita giardiasis diawali dengan ketidaksengajaan menelan kista parasit lewat air yang sudah terkontaminasi.
Ada berbagai faktor risiko yang juga mampu membuat seseorang mudah terkena giardiasis atau meningkatkan potensi terserang penyakit ini, seperti:
- Penularan giardiasis bisa juga terjadi apabila kita melakukan kontak dengan orang lain yang telah terinfeksi atau setidaknya sudah terpapar tinja yang mengandung parasit.
- Melakukan hubungan intim berupa seks anal dan tidak menggunakan pengaman.
- Mengonsumsi makanan matang yang sudah terkontaminasi oleh parasit.
- Tidak mencuci tangan sebelum memakan makanan atau mengolah makanan.
- Tidak mencuci bersih bahan makanan yang hendak diolah atau mencucinya dengan air yang telah tercemar.
- Usia anak-anak juga adalah yang paling rentan terkena giardiasis karena memang daya tahan tubuh anak, terutama yang masih bayi atau balita masih sangat rendah. Mereka yang masih mengenakan popok, kerap berlatih ke kamar kecil, maupun sering berada di tempat penitipan anak akan memiliki risiko jauh lebih besar.
- Orang tua yang memiliki anak usia bayi atau balita di mana si kecil masih memakai popok juga mampu meningkatkan potensi terkena giardiasis.
- Orang-orang yang melakukan kunjungan ke wilayah yang sedang terkena wabah giardiasis juga turut memiliki risiko tinggi.
- Orang-orang yang tak mempunyai akses air minum aman atau bersanitasi rendah akan menjadikan potensi terkena giardiasis juga makin besar.
- Orang-orang yang bekerja sebagai petugas atau pengasuh di tempat penitipan anak juga rentan tertular penyakit ini.
Pada kasus penularan giardiasis melalui makanan diketahui lebih rendah angkanya karena memang parasit diketahui dapat langsung mati ketika terkena suhu panas. Asal makanan dimasak dengan baik dengan kebersihan yang baik, otomatis tidak menjadi masalah.
(Baca juga: sariawan usus – cara mencegah usus bocor)
Gejala Giardiasis
Keluhan-keluhan kesehatan pun akan muncul setelah seseorang terkena infeksi dari parasit penyebab giardiasis. Ketika sudah tertular, maka ada sejumlah kondisi kesehatan yang bakal dialami walau memang tak semua penderita giardiasis akan mengalami gejala. Ada juga beberapa kasus di mana penderitanya tak merasakan gejala apapun tapi parasit tetap ada di dalam tubuh yang melakukan penyebaran lewat kotoran.
- Penderita akan merasakan perut terasa penuh alias kembung.
- Mengalami kram perut.
- Perut terasa mual-mual.
- Tubuh terasa cepat lelah.
- Penderita mulai sering buang gas.
- Tidak selera makan.
- Diare berlemak (ini terjadi cukup mendadak).
- Terjadi penurunan berat badan.
Gejala awal giardiasis umumnya dapat muncul dan dirasakan sejak 1 sampai 3 minggu sesudah penderita terkena paparan parasit. Lalu, gejala-gejala tersebut juga umumnya berlangsung 2-6 minggu lamanya bahkan bisa lebih panjang dari itu. Ada kalanya gejala dapat mereda, namun bila dibiarkan gejala akan muncul atau kambuh lagi; hanya saja, kasus ini tergolong jarang.
Ketika sudah merasakan hal-hal tersebut, maka sebaiknya jangan tunda lagi untuk ke dokter apalagi kalau sudah mengalami tahap dehidrasi. Segera ke dokter dan periksakan diri apabila Anda terlalu sering mengunjungi daerah yang rentan akan penyakit ini. Hal ini dapat mengatasi secara dini maupun mencegah supaya tak mudah tertular oleh parasit tersebut.
(Baca juga: ciri-ciri usus kotor – penyebab usus bocor)
Diagnosa dan Pengobatan Giardiasis
Sesudah mulai mengalami adanya gejala-gejala dari giardiasis, maka sebaiknya Anda mulai memeriksakan diri ke dokter. Biasanya dokter akan meminta pasien lebih dulu akan sampel kotoran beberapa hari supaya dokter bisa memeriksanya di laboratorium. Setelah pengambilan sampel kotoran, dokter nantinya akan memberikan instruksi lanjutan tentang apa yang harus dilakukan.
Contoh atau sampel kotoran pasien tak hanya digunakan dokter untuk mengecek ada tidaknya parasit di sana, tapi juga biasanya untuk menentukan tingkat efektivitas dari metode pengobatan yang diberikan kepada pasien. Selain itu, di bawah ini adalah sejumlah metode diagnosa yang perlu ditempuh pasien agar dokter dapat mengobati dengan benar:
- Pemeriksaan riwayat kesehatan pasien. Catatan medis pasien sebaiknya memang perlu untuk diperbarui terus karena ini tak hanya menjadi penolong pasien tapi juga dokter. Dokter akan jauh lebih mudah melakukan monitoring gejala yang dialami pasien serta menentukan pengobatan apa yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan si pasien.
- Pemeriksaan fisik. Pada umumnya, apapun keluhan pasien, pemeriksaan fisik akan selalu dilakukan oleh dokter setelah menanyai pasien tentang riwayat kesehatannya. Pada kasus gejala giardiasis, dokter perlu memeriksa wilayah perut pasien apabila memang ada masalah di sana. Tak hanya itu, dokter juga turut memeriksa kulit serta mulut pasien yang kemungkinan untuk mendeteksi apakah pasien mengalami gejala dehidrasi.
- Enteroskopi. Prosedur pemeriksaan belum selesai karena kemungkinan dokter juga meminta pasien untuk melakukan enteroskopi. Proses pemeriksaan ini adalah dengan memasukkan tabung fleksibel pada tenggorokan pasien sampai dengan usus kecil. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk memeriksa sistem pencernaan dan kemudian juga bila diperlukan akan diambil juga contoh jaringan.
Setelah metode diagnosa ditempuh pasien, otomatis dokter mampu menentukan dan memastikan bahwa pasien positif terkena giardiasis atau tidak. Apabila memang penderita mengalami yang namanya giardiasis, maka otomatis akan ada sejumlah metode pengobatan yang diberikan atau diresepkan oleh dokter sesuai dengan tingkat keparahan kondisi pasien.
Pada sejumlah kasus sebenarnya infeksi giardiasis ini tak memerlukan perawatan khusus karena tak menunjukkan adanya gejala apapun, kecuali apabila potensi penyebaran penyakit ke lingkungan sekitar pasien cukup besar. Meski parasit diketahui mampu hilang sendiri dari tubuh dalam beberapa minggu, ada kemungkinan penderita bisa mengalami gangguan pencernaan dalam beberapa hari.
Berikut ini adalah metode pengobatan dan perawatan giardiasis baik secara alami maupun dengan obat-obatan kimia yang kiranya dapat mengurangi gejala pasien. Memang benar bahwa obat-obatan untuk giardiasis tak selalu dan tak semuanya akan berdampak sama bagi pasien, hanya saja gejala infeksi yang usdah pada tingkat parah pada umumnya bisa ditangani dengan obat-obat tersebut.
- Minum banyak air putih. Untuk penderita yang sudah telanjur mengalami dehidrasi dan memang positif terkena dehidrasi setelah pemeriksaan fisik, dokter akan menyarankan pasien meminum banyak air putih. Tujuannya adalah untuk menghindari bahaya dehidrasi dan juga supaya tak terlalu kekurangan cairan dan fungsi tubuh dapat berjalan secara lancar dan sempurna.
- Paromomycin. Pemberian obat ini biasanya diperuntukkan bagi wanita hamil yang positif menderita giardiasis karena memang memiliki risiko cacat lahir yang tak begitu tinggi daripada jenis antibiotik lainnya. Tentunya konsumsi hanya diperbolehkan ketika sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan.
- Tinidazole. Pemberian obat ini biasanya dengan dosis yang cukup besar karena pemberian pun hanya dilakukan sekali kepada pasien.
- Nitazoxanide. Pemberian obat ini adalah untuk anak-anak dan bentuk obat ini adalah cairan. Efek samping yang perlu diwaspadai dari konsumsi obat ini antara lain adalah perut kembung, mual, mata menguning dan urine yang berubah warna kuning terang.
- Metronidazole. Jenis antibiotik ini adalah yang paling kerap diberikan oleh dokter, namun pasien harus mewaspadai adanya efek samping berupa rasa metal di mulut dan juga mual-mual.
Namun ketika mengonsumsi tinidazole serta metronidazole, pastikan untuk tidak minum minuman beralkohol karena bisa fatal akibatnya. Paling tidak tunggu 48 jam pasca minum obat baru diperbolehkan meminumnya.
(Baca juga: obat infeksi usus – gejala infeksi usus)
Pencegahan Giardiasis
Cara mencegah giardiasis bukan dengan obat atau vaksin, namun membiasakan diri hidup bersih. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan adalah suatu langkah penting dalam mencegah berbagai penyakit, bukan hanya giardiasis saja. Dan di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan:
- Mencuci tangan sebelum menggunakan toilet atau juga sebelum mengganti popok bayi, bahkan sesudahnya pun juga harus cuci tangan.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan juga makan makanan.
- Apabila tidak ada air dan sabun, gunakan sanitizer yang mengandung alkohol untuk membersihkan tangan.
- Saring dan rebus air sebelum meminumnya, terutama bila air diambil dari danau, sumur dangkal, dan sungai. Proses perebusan air harus mencapai 70 derajat Celsius dan lakukan selama 10 menit sebelum menggunakannya.
- Mengonsumsi air minum kemasan botol karena sudah pasti aman kebersihannya.
- Menghindari konsumsi es batu yang tidak diketahui apakah terbuat dari air bersih dan matang atau tidak.
- Memeriksa kebersihan sumber air dari lingkungan Anda di mana caranya adalah mengambil sampel air dan dibawa ke ahlinya untuk diperiksa di laboratorium.
- Menutup mulut saat ada di dalam danau, sungai, atau kolam renang dan pastikan untuk tidak menelan airnya.
- Menghindari hubungan intim berisiko tinggi, seperti berganti-ganti pasangan, tanpa penggunaan alat kontrasepsi atau hubungan seks anal.
(Baca juga: gangguan pencernaan pada lambung – cara menjaga kesehatan lambung dan usus)
Itulah sejumlah informasi tentang giardiasis yang kiranya mampu membantu kita semua untuk lebih waspada dan berjaga-jaga dengan baik supaya tak ikut tertular dengan mudah.