Sebagian dari kita pasti sudah terlampau sering mendengar tentang pap smear di mana ini adalah sebuah tindakan medis yang prosedurnya dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya kanker serviks pada wanita. Intinya, pap smear merupakan sebuah teknologi pendeteksi kanker serviks dini yang jelas akan menguntungkan khususnya untuk pengobatan pra kanker.
Dengan mendeteksi dini bahkan sejak pra kanker, otomatis pap smear ini bakal menjadi penolong untuk meningkatkan potensi kesembuhan penderita. Pap smear sendiri merupakan contoh sel-sel dari leher rahim di mana dokter yang mengambil ketika tes pap ini dilaksanakan. Penting bagi para wanita untuk melakukannya karena inilah tes yang akan menentukan sehat tidaknya serviks atau leher rahim Anda.
Baca juga:
Kapan Perlu Menempuh Pap Smear?
Ada sebagian dari kita yang mungkin mengira bahwa pap smear hanyalah dilakukan ketika gejala kanker sudah nampak, padahal tak selalu demikian. Penting untuk diketahui bahwa pap smear ini bukanlah tes untuk pendeteksian penyakit menular seksual (PMS) karena infeksi seperti kencing nanah, klamidia, sifilis, dan herpes.
Pap smear akan dianjurkan dokter bagi Anda untuk menempuhnya apabila satu atau beberapa gejala berikut ini tengah dialami:
- Keputihan yang berlebihan dan tampak tak normal.
- Keputihan mengalami perubahan, terutama dalam hal warna, tekstur dan bau. Jika ketiga faktor tersebut berbeda dari biasanya, Anda perlu curiga.
- Bau tak biasa yang keluar dari alat kewanitaan.
- Gatal-gatal di bagian vagina.
- Kemerahan di bagian vagina.
- Terasa nyeri ketika digunakan untuk buang air kecil.
- Terasa nyeri ketika berhubungan seksual dengan pasangan.
- Terdapat kutil, lecet, ruam, benjolan, maupun luka pada area kewanitaan.
- Terjadi pembengkakan di bagian vagina.
(Baca juga: jenis-jenis operasi bedah – efek samping endoskopi)
Persiapan dan Prosedur Pap Smear
Untuk menempuh pap smear, itu artinya Anda perlu membuat jadwal pemeriksaaan ginekologi khusus dengan dokter ginekologi. Tak masalah apabila Anda misalnya datang bulan di hari jadwal tes karena dokter akan membantu untuk mengatur ulang jadwal sebab bila dilanjutkan dan tetap menempuhnya, ada kemungkinan tingkat akurasi menurun.
Selalu ada langkah-langkah persiapan yang perlu diikuti atau dilakukan oleh para pasien sebelum melakukan pemeriksaan pap smear dan berikut di bawah ini merupakan syarat sebelum mengikuti tes:
- Pasien perlu menghindari melakukan hubungan intim dengan pasangan dan aturannya adalah selama 24 jam sebelum tes (akan lebih baik lagi kalau 48 jam atau 2 hari sebelum tes).
- Pasien tidak diperkenankan menggunakan alat pembersih dubur, tampon, obat-obatan vagina atau spermisida lainnya tepat sebelum menempuh pemeriksaan pap smear selama 24 jam sebelum tes sebab hal ini akan menjadi penghambat hasil dari tes pap smear yang dilakukan.
- Pasien disarankan pula untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tes ditempuh supaya lebih merasa nyaman selama proses pemeriksaan.
- Pasien tak dalam kondisi infeksi berat di mana contohnya tengah mengalami keputihan serius dan parah.
- Pasien dianjurkan untuk menghentikan pengobatan lokal (obat yang digunakan dengan memasukkannya lewat vagina) 1 minggu sebelum melakukan tes pap.
- Pasien yang pasca bersalin atau operasi rahim maupun yang baru saja menempuh radiasi, lakukan pemeriksaan pap sekitar 6-8 minggu kemudian.
Setelah berhasil membuat jadwal dengan dokter, ada beberapa hal yang penting untuk Anda sampaikan. Berikut di bawah ini merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan diinformasikan ke dokter Anda ketika memulai pemeriksaan pap:
- Apabila Anda kemungkinan hamil.
- Apabila Anda tengah hamil.
- Apabila Anda pertama kali menjalani pemeriksaan pap.
- Apabila Anda memakai kontrasepsi dan beritahukan juga kepada dokter jenis kontrasepsi yang digunakan.
- Apabila sudah pernah mendapatkan hasil tes pap yang tak wajar kalau sudah pernah menempuh tes ini sebelumnya.
- Apabila Anda mempunyai riwayat pelecehan seksual.
- Apabila Anda dulunya pernah menempuh tindakan bedah pada bagian vulva, leher rahim, rahim maupun vagina.
- Lama siklus atau masa datang bulan.
- Hari pertama sekaligus juga terakhir datang bulan Anda.
Setelah mengikuti berbagai persyaratan tersebut, maka Anda bisa menempuh tes pap secara lebih percaya diri. Ini karena dengan mengikuti syarat-syarat tersebut, hasil pemeriksaan pun akan menjadi lebih maksimal juga. Berikut adalah prosedur yang bisa ditempuh oleh pasien:
- Pasien diminta untuk berbaring telentang di meja khusus pemeriksaan.
- Pasien perlu memosisikan kaki dengan membukanya secara lebar dan pastikan juga kaki yang menjadi penopang sanggurdi.
- Setelah pasien siap dengan posisi tersebut, dokter pun juga siap dengan memasukkan alat khusus bernama spekulum secara perlahan-lahan ke dalam vagina supaya mampu menjaga dinding vagina agar tetap dalam kondisi terbuka. Dengan cara ini, akses menuju leher rahim pun tersedia.
- Dokter lalu melanjutkan dengan melakukan pengikisan sampel kecil yang berasal dari sel-sel leher rahim pasien. Pengikisan ini prosedurnya akan dilakukan dengan menggunakan alat bernama spatula.
- Tetap bertahan dan lanjutkan pemeriksaan meski memang kebanyakan pasien bakal mengalami adanya dorongan dan iritasi sedikit selama gesekan singkat terjadi.
- Setelah dokter mendapatkan sampel sel melalui proses pengikisan tadi, sampel akan dokter bawa ke laboratorium untuk mengujinya. Dari pengujian sampel barulah akan diketahui ada tidaknya sel-sel tak wajar di bagian rahim atau leher rahim.
Prosedur dari pap smear ini memang penting bagi setiap wanita namun bagi para wanita yang telah mengetahui pentingnya pemeriksaan ini pun banyak yang enggan melakukannya. Ini karena prosedurnya yang mengharuskan pasien membuka kedua lutut dan paha yang kemudian disusul pemasukan alat medis ke organ kewanitaan.
Meski alat khusus yang dipakai oleh dokter tersebut telah melalui proses sterilisasi, kemungkinan banyak wanita menemukan dan membayangkan ketidaknyamanan selama prosedur pemeriksaan ini. Itulah mengapa sebaiknya Anda bertanya-tanya saja lebih dulu tentang proses pemeriksaan dan mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum akhirnya mantap menempuh tes ini.
(Baca juga: pertolongan pertama keracunan makanan – jenis-jenis cairan infus)
Apakah Tes Pap Smear Memicu Rasa Sakit selama Prosedur?
Wanita dapat mengalami rasa tak nyaman dalam proses pemeriksaan pap meski tak semua wanita merasakannya. Ketidaknyamanan tersebut akan terjadi khususnya saat dokter mulai memasukkan spekulum ke area kewanitaan atau vagina. Tujuan memasukkan alat khusus tersebut tentunya untuk mengambil sel.
Hanya saja bagi Anda yang merasa khawatir dan takut apakah tes ini akan menimbulkan rasa sakit, maka jawabannya adalah tidak. Karena tak merasakan sakit ketika proses pap smear dilakukan, Anda bisa mempertimbangkan saja segala syarat sebelum menempuhnya berikut juga risiko ketidaknyamanan saat pemasukan alat tersebut ke bagian vagina.
Hasil Tes Pap Smear
Setiap pasien harus selalu siap dengan 2 kemungkinan hasil tes pap smear, yakni normal atau abnormal. Ketika hasil tes diketahui normal, pemeriksaan pap smear tak perlu dilakukan secara sering. Jika hasil normal, biasanya pasien akan dianjurkan oleh dokter untuk kembali lagi menjalani tes selama 3 tahun.
Selalu ada kemungkinan bahwa hasil tes abnormal dan ketika hal ini terjadi, jangan telanjur panik sebab belum tentu juga bahwa di dalam tubuh Anda terdapat kanker. Ketika hasil abnormal, ini menandakan bahwa ada sel-sel abnormal yang berada di bagian leher rahim dan beberapa kemungkinan mampu menjadi penyeab pra kanker.
Bila memang hasil tes mengkhawatirkan, dokter biasanya akan menyarankan untuk menambah frekuensi pemeriksaan pap. Tujuan dari peningkatan frekuensi ini adalah supaya mampu melihat jaringan serviks secara lebih dekat dan prosedur satu ini adalah yang kita namakan dengan kolposkopi. Pada prosedur tersebut akan memanfaatkan cahaya berikut pembesaran guna mengecek jaringan serviks serta alat kewanitaan.
Ada beberapa pasien yang kasusnya dokter bakal melakukan pengambilan sampel jaringan leher rahim atau serviks dan kemudian dibiopsi. Supaya Anda mengerti segala kemungkinan dari hasil yang telah keluar, alangkah baiknya untuk mengonsultasikan dengan dokter. Tanyakan kepada dokter Anda tentang hasil tersebut beserta penjelasan secara detil, termasuk apakah perlu dan kapan kembali diperiksa.
(Baca juga: efek operasi varikokel – pengobatan gagal ginjal)
Seberapa Akurat Hasil Tes Pap Smear?
Setiap calon pasien yang hendak menempuh tes satu ini pasti juga akan bertanya-tanya apakah akurasi dari pemeriksaan ini tinggi dan bisa dipercaya. Sebetulnya sama halnya dengan tes-tes lain yang dilakukan secara medis, tak ada jaminan pap smear bisa 100 persen akurat.
Biasanya, hal yang kurang atau tak akurat disebabkan oleh sampel sel yang kurang ketika diambil. Terkadang akurasi yang kurang juga bisa terjadi sebagai efek adanya peradangan di dalam tubuh pasien atau penampakan sel-sel abnormal yang terhalang oleh darah.
Tak hanya itu, sel kanker di dalam tubuh kita dapat berkembang setelah bertahun-tahun dan itulah yang menjadi alasan bagi pasien untuk secara rutin menempuh tes ini. Kemunculan dan potensi berkembangnya sel-sel kanker perlu diantisipasi secara maksimal. Memang tak 100 persen akurat, namun penanganan awal akan pendeteksian dini sel abnormal tersebut maka akan mengurangi risiko kanker mematikan.
Siapa yang Perlu Menempuh Pap Smear dan Perlu Seberapa Sering?
Pada wanita tentunya yang memerlukan penempuhan pap smear, terutama yang usianya sudah 21 tahun ke atas. Tergantung usia dan kondisi tubuh pasien, dokter akan merekomendasikan seberapa sering pasien harus datang untuk melakukan pap smear. Umumnya untuk wanita dengan usia antara 21 hingga 65 tahunlah yang perlu mengulang tes pap smear setiap 3 tahun.
Jika memang kondisi kesehatan tertentu terbukti dan terdeteksi dialami oleh Anda, dokter kemungkinan besar akan menyarankan frekuensi tes pap smear lebih sering tanpa memandang usia. Anda perlu lebih sering dan rutin menjalani pap smear, apabila:
- Terdiagnosa infeksi HIV AIDS.
- Terdiagnosa paparan dietilstilbestrol atau DES.
- Terdiagnosa adanya sel-sel prakanker pada riwayat pemerikaan pap smear sebelumnya.
- Terdiagnosa sistem daya tahan tubuh terlalu rendah dan terus melemah yang dikarenakan transplantasi organ, efek samping kemoterapi, maupun pemakaian obat kortikosteroid.
- Melakukan aktivitas seksual sewaktu masih dalam usia remaja.
- Diketahui menjadi perokok aktif maupun pasif. Ini karena nikotin pada rokok menghasilkan racun di dalam tubuh yang bila racun tersebut masuk ke dalam darah, dapat terjadi kondisi cervical neoplasia (sel-sel tak normal yang berad di bagian rahim).
- Diketahui suka bergonta-ganti pasangan ketika melakukan hubungan seksual.
- Diketahui memiliki riwayat PMS atau penyakit menular seksual.
Kapan Bisa Berhenti Menjalani Pap Smear?
Ada sejumlah kondisi dan situasi di mana seseorang dinyatakan untuk tak usah lagi menempuh tes pap smear, seperti misalnya:
- Usia sudah 65 tahun ke atas. Usia yang sudah cukup lanjut ini menjadi pertimbangan dokter supaya pasien tak lagi melakukan pap smear, namun jika kasusnya adalah hasil tes sebelumnya tak ada tanda kanker sama sekali.
- Pasca histerektomi total. Seorang wanita tak perlu menempuh pap smear secara rutin atau sering lagi apabila histerektomi ditempuh untuk menangani kondisi non-kanker (contohnya fibroid rahim). Histerektomi sendiri merupakan langkah pembedahan untuk mengangkat rahim, termasuk juga leher rahim. Namun bila histerekotomi dilaksanakan dengan tujuan untuk prakanker, tes pap smear sebaiknya dilanjutkan secara rutin, inilah yang biasanya dokter anjurkan.
(Baca juga: bahaya operasi plastik – pertolongan pertama pada patah tulang)
Manfaat dan Efek Samping Pap Smear
Terlepas dari bentuk ketidaknyamanan dalam proses penempuhan pap smear, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh untuk para wanita dewasa. Pemeriksaan ini termasuk penting bagi wanita karena ada sejumlah kelainan yang mampu dideteksi secara dini, antara lain:
- Infeksi kuman
- Infeksi virus
- Infeksi jamur
- Infeksi parasit
- Perubahan tingkatan sel prakanker
- Sel kanker pada leher rahim
Para wanita perlu menjalani tes pap smear paling tidak 3 tahun sekali agar dapat mendeteksi sel-sel kanker yang berpotensi berkembang di dalam rahim. Ini karena pasien kanker serviks yang ada pada stadium awal atau stadium 1 pada umumnya tak mengalami keluhan-keluhan atau gejala tak normal.
Ada sebagian wanita yang mungkin enggan menempuh tes ini, namun dikhawatirkan justru diagnosa kanker nantinya sudah terlambat di mana stadium sudah berada pada tingkat lanjut. Banyak juga kasus di mana para wanita pasien kanker serviks telah ada pada stadium akhir karena tak mempertimbangkan untuk melakukan tes pap smear ini.
Saat masih awal, sel-sel prakanker yang terdeteksi akan jauh lebih mudah untuk diobati. Pengobatan bakal lebih efektif apabila kanker serviks dideteksi di awal atau pada stadium 1. Karena pap smear mampu melakukan pendeteksian secara baik, maka seharusnya tak ada alasan bagi para wanita untuk menghindarinya.
Adakah Efek Samping Berbahaya dari Tes Pap Smear?
Begitu bermanfaatnya tes pap smear ini, namun benarkah pap smear sangat aman tanpa efek samping? Hal yang wajar dan normal apabila setelah menempuh pemeriksaan akan ada sedikit pendarahan yang terjadi dari vagina. Risiko dari menjalani tes ini tak begitu besar dan malah tergolong sangat kecil sehingga para pasien tak perlu takut.
Selain pendarahan kecil, ada juga kemungkinan pasien akan merasakan kram di area perut. Rasa kram ini mirip seperti ketika tanda-tanda haid dialami, tapi tak perlu khawatir karena sebentar kemudian rasa kram ini pasti akan hilang. Rasa sakit dan juga pendarahan tersebut bersifat sementara yang nantinya akan hilang sendiri.
Bahkan Anda bisa saja datang memeriksakan diri dan menempuh pap smear lalu pula di hari yang sama tanpa harus menginap di rumah sakit. Namun untuk mengetahui hasilnya, Anda harus tetap bersabar dan menunggu sekitar 1-2 minggu di mana itu artinya Anda perlu kembali untuk menjemput hasilnya.
Selain itu, walau pap smear dapat ditempuh oleh wanita yang telah memasuki usia 21 tahun ke atas, amun sebenarnya pemeriksaan ini jauh lebih aman bagi para wanita yang memang sudah aktif berhubungan intim alias sudah menikah dengan usia di atas 30 tahun. Akan jauh lebih baik lagi bila Anda memiliki riwayat kanker di keluarga langsung melakukan prosedur pap smear.
(Baca juga: pertolongan pertama pada kecelakaan – ciri-ciri rahim sehat)
Biaya Pap Smear
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan di sebagian besar rumah sakit, laboratorium maupun klinik. Karena berbeda wilayah, layanan pemeriksaan pap smear ini berpotensi menawarkan harga yang berbeda-beda. Untuk biaya sekali periksa, pada dasarnya adalah antara Rp 300-800 ribu dan mungkin ada pula yang lebih mahal dari itu.
Maka dari itu, sebelum menempuh tes ini memang ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Tak hanya dari segi syarat, proses pelaksanaan pap smear maupun efek sampingnya, tapi juga biaya yang harus disiapkan. Anda bisa tanyakan bagian administrasi di rumah sakit atau klinik yang hendak Anda tuju untuk pemeriksaan tentang biaya supaya lebih jelas.
Fakta tentang Kanker Serviks
Ada beberapa alasan mengapa pap smear adalah pemeriksaan penting bagi para wanita, terutama karena kanker serviks merupakan kanker mematikan yang makin merajalela dan menjadi momok di tanah air. Berikut ini adalah sedikit fakta tentang kanker serviks yang kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan Anda untuk mengikuti pap smear.
- Kanker serviks bukan hanya umum di luar negeri saja, melainkan juga sudah banyak di Indonesia. Itulah mengapa kanker ini disebut sebagai salah satu kanker paling umum di dunia.
- Dinyatakan oleh hasil laporan American Cancer Society bahwa di tahun kemarin (2016) saja telah ada kurang lebih 13 ribu kasus baru kanker serviks invasif yang mengancam sekitar 4 ribu jiwa wanita karena mampu mengakibatkan kematian.
- Kanker serviks ini merupakan kanker yang mampu didiagnosa sedari awal untuk melawan perkembangan prakankernya. Pap smear serviks dan tes HPV adalah contoh tes yang akan membantu mengurangi risiko perkembangan sel kanker serviks sebab kanker serviks sendiri diketahui tumbuh cara perlahan jadi mampu dihambat.
- Kanker serviks pada dasarnya memang menjadi momok karena mampu mengakibatkan kematian pada penderitanya, tapi kanker jenis ini juga bisa dihindari dari awal dengan gampang. Angka kematian akibat kanker ini dapat mengalami penurunan di Amerika Serikat berkat pencegahan yang tepat, termasuk para wanita yang menjalani pap smear.
- Kanker serviks mungkin mampu mengancam jiwa penderitanya, namun sekali lagi jenis kanker ini dapat dicegah agar tidak menjadi lebih serius. Salah satu caranya adalah dengan mengubah gaya hidup; contohnya adalah berhubungan intim secara aman, tidak bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, selalu memerhatikan pola makan yang sehat, menghindari kebiasaan merokok/berhenti merokok bila telah memiliki kebiasaan ini, serta berolahraga teratur dan jangan sampai kurang olahraga.
- Kanker serviks juga dapat bertumbuh di bawah pengaruh adanya infeksi HPV atau Human Papulloma Virus karena keduanya saling berkaitan.
- Kondisi-kondisi semacam melemahnya sistem daya tahan tubuh, paparan DES atau diethylstilbestrol ketika ibu Anda hamil, serta infeksi HIV mampu meningkatkan risiko kanker serviks.
- Jika potensi kanker serviks Anda dipengaruhi oleh HPV, ada vaksin yang bisa dimanfaatkan untuk menurunkan risiko terkena infeksi HPV yang artinya juga mampu menurunkan risiko kanker serviks.
- Sedari usia masuk 21 tahun, para wanita sebaiknya sudah mulai memerhatikan kesehatan leher rahim maupun rahimnya dengan melakukan pemeriksaan kanker serviks. Pap smear adalah salah satu jenis tes yang bisa ditempuh walau juga ada beberapa jenis tes lain yang kemungkinan akan disarankan oleh petugas kesehatan.
Baca juga:
Demikianlah sekilas info tentang pap smear, mulai dari prosedur, manfaat dan efek samping, hingga biaya dan informasi tambahan lainnya tentang kanker serviks. Pertimbangkan baik-baik segala faktor yang telah diinfokan kali ini sebelum memantapkan diri melakukan pemeriksaan pap smear, termasuk juga mencari tahu tentang jumlah biaya.