Organ ginjal dalam tubuh manusia memiliki begitu banyak fungsi penting bagi tubuh seperti membuang sampah metabolisme serta racun yang masuk ke dalam tubuh. Pembuangan dari ginjal tersebut berbentuk urin atau air seni yang kemudian dikeluarkan dari tubuh kita melalui buang air kecil. Sementara untuk nutrisi, ginjal akan mengembalikannya ke darah. Struktur ginjal begitu unik dengan pembuluh darah serta unit penyaring di dalamnya. Proses penyaringan terjadi pada bagian nefron yang merupakan bagian kecil dari organ ginjal. Pada setiap ginjal, terdapat sekitar 1 miliyar nefron yang didalamnya terdapat pembuluh darah kapiler yang disebut dengan gromerulus. Glomerulus merupakan organ filtrasi yang saling jalin dengan saluran-saluran kecil yakni tubulus. ( Baca : Cara mencegah penyakit ginjal – Jenis jenis penyakit ginjal )
Mengingat sistem kerja ginjal yang berat, maka tidak heran jika ginjal rentan terkena penyakit. Penyakit yang dapat mengganggu kesehatan organ penting ini memiliki banyak jenis dimana salah satunya adalah Nephrotic Syndrome. Nephrotic Syndrome merupakan suatu kondisi dimana terdapat kerusakan pada ginjal yang disebabkan oleh banyaknya protein yang ditemukan pada urin, rendahnya kadar albumin dalam darah, pembengkakan pada kaki, dan kadar lemak serta kolesterol tinggi. ( Baca : Makanan yag berbahaya untuk kolesterol tinggi – Kolesterol LDL tinggi )
Berikut ini adalah penyebab Nephrotic Syndrome yang harus diwaspadai:
- Glomerulli Bermasalah
Penyakit ini bisa terjadi ketika jaringan penyaring dalam ginjal yang disebut glomerulli mengalami masalah. Glomerulli berperan sebagai penyaring kotoran serta cairan yang berlebih pada darah untuk kemudian dikirim ke kantung kemih sebagai urin. Ketika glomerulli rusak atau mungkin cedera maka protein yang tidak tersaring akan ikut terbuang bersamaan dengan urin. ( Baca : Air seni berbusa – Air seni berwarna kuning )
Nephrotic Syndrome disebabkan oleh adanya kerusakan pada bagian pembuluh darah kapiler atau lebih tepatnya pada bagian glomerulus ginjal yang berperan sebagai penyaring “sampah” yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, glomerulus juga berperan sebagai penyaring kelebihan air pada air dan dikirimkan menuju kandung kemih sebagai urin.
Pada ginjal yang sehat, < 1 gram protein akan dikeluarkan bersamaan dengan urin pada tiap harinya. Sementara pada penderita nephrotic Syndrome, maka protein yang dikeluarkan melalui urin dapat mencapai 3 gram atau bahkan lebih selama 24 jam. Akibatnya, darah akan kehilangan sejumlah protein normal yang berguna untuk membantu mengatur cairan di seluruh tubuh. Keberadaan protein di dalam tubuh, adalah untuk menyerap cairan ke dalam aliran darah manusia. Saat protein dalam darah rendah maka cairan akan terakumulasi pada jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan.
Baca : Gejala penyakit ginjal – Ciri ciri penyakit gnjal – Kekurangan dan kelebihan protein
- Penyakit Berat
Nephrotic Syndrome bisa pula disebabkan oleh beragam jenis penyakit. Seperti halnya pada orang dewasa, penyebab yang paling banyak ditemukan nefropati diabetik dan nefropati membran. Walau demikian, penyebab pasti dari Nephrotic Syndrome seringkali tidak diketahui. Selain karena jenis penyakit tertentu, Nephrotic Syndrome juga bisa menjangkit seseorang disebabkan oleh infeksi, kanker, gangguan genetik, gangguan kekebalan tubuh, penggunaan beragam jenis obat-obatan tertentu atau bisa pula karena penyakit layaknya diabetes, amiloidosis, lupus eritematosus sistemik dan beberapa myeloma.
Baca : Ciri ciri diabetes kering dan basah – Makanan untuk gula darah tinggi – Penyebab lupus – Gejala lupus
- Ginjal Bermasalah
Meski penyebab nephrotic Syndrome bisa dikarenakan oleh penyakit berat yang dapat mempengaruhi kesehatan organ tubuh layaknya diabetes atau mungkin lupus. Namun penyebab utama dari Nephrotic Syndrome ini adalah kondisi ginjal yang tengah bermasalah.
Gejala
Gejala yang paling umum terlihat dari nephrotic Syndrome adalah berikut ini :
- Terjadinya pembengkakan yang banyak terlihat pada area wajah seperti pada sekitar mata kaki ataupun lengan. Selain itu, pembengkakan juga bisa terjadi pada area perut serta pada pergelangan kaki.
- Urin yang nampak berbuih. ( Baca : Fungsi tes urine lengkap )
- Nafsu makan menurun. ( Baca : Cara meningkatkan nafsu makan )
- Tekanan darah tinggi. ( Baca : Pantangan darah tinggi – Bahaya darah tinggi )
Diagnosa
Untuk memastikan apakah anda benar terkena Nephrotic Syndrome atau tidak, maka anda bisa berkunjung ke dokter untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup beberapa pemeriksaan seperti berikut ini:
- Pemeriksaan kreatinin serum
- Albumin darah
- Urinalisis
- Bood urea nitrogen untuk memeriksan bagaimana kadar protein dalam urin anda
- Pemeriksaan kadar kolesterol
- Pemeriksaan trigliserida darah. ( Baca : Cara mencegah triglserida tinggi – Perbedaan kolesterol dan trigliserida )
Komplikasi
Nephrotic Syndrome yang tidak segera ditangani dengan baik, juga bisa menimbulkan komplikasi seperti :
- Hypothyoidism.
- Anemia. ( Baca : Bahaya anemia – Penyebab anemia )
- Tekanan darah tinggi.
- Luka pada ginjal yang menyebabkan hilangnya fungsi ginjal.
- Penyakit jantung. ( Baca : Cara mengobati gagal jantung )
- Sterosklerosis
- Trombosis vena ginjal.
- Penyakit ginjal kronis.
- Infeksi.
- Gagal ginjal akut. ( Baca : Ciri ciri gagal ginjal – Penyebab terjadinya gagal ginjal )
- Pneumonia pneumokokus.
- Gagal jantung kongestif.
- Edema paru.
- Mal nutrisi. ( Baca : Akibat kekurangan gizi )
Pengobatan Nephrotic Syndrome
Tujuan pengobatan Nephrotic Syndrome adalah untuk mengurangi gejala, menunda, dan mencegah datangnya komplikasi. Pengobatan yang dilakukan berguna untuk mengendalikan Nephrotic Syndrome sehingga kerusakan pada ginjal tidak semakin parah. Dalam hal ini, dilakukannya pengobatan mungkin akan diperlukan seumur hidup. Berikut ini pengobatannya
- Obat pengontrol tekanan darah. Mengontrol darah penting untuk dilakukan dalam menunda kerusakan pada ginjal. Tunjuan kontrol darah adalah untuk menjaga tekanan darah dalam tubuh di bawah 130/80 mmHg. Penggunaan obat anti hipertensi seperi angiotensin-converting enzyme (ACE) atau angiotensin receptor blocker (ARB) menjadi jenis obat yanbg paling sering digunakan pada kasus ini.
- Mengontrol protein dalam darah. Penggunaan ACE inhibitors juga bisa digunakan untuk membantu mengurangi jumlah hilangnya protein pada urin.
- Obat pengontrol kolesterol. Kortikosteroid serta jenis obat lain yang digunakan untuk menekan sistem imun juga bisa digunakan. Bagi penderita kadar kolesterol tinggi dalam tubuh harus segera ditangani karena beresiko menyebabkan gangguan jantung serta pembuluh darah. Pada pasien Nephrotic Syndrome, diet rendah lemak atau rendah kolesterol tidak begitu bermanfaat. Dalam hal ini, pasien dapat menggunakan obat untuk mengurangi trigliserida serta kolesterol. Obat statin seperti simvastatin merupakan jenis obat yang bisa digunakan.
- Diet rendah garam. Penderita yang menderita Nephrotic Syndrome perlu melakukan diet rendah garam. Terlalu banyak natrium yang diasup oleh tubuh dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kaki serta tangan penderita. ( Baca: Bahaya garam bagi penderita hipertensi – Bahaya konsumsi garam berlebihan – Akibat kekurangan garam )
- Obat diuretik. Penggunaan obat diuretik juga kadang diperlukan untuk membantu kelancaran buang air seni sehingga cairan dalam tubuh berkurang.
Ituah penyebab nephrotic syndrome yang harus kita semua waspadai. Pengobatan yang dilakukan pada penderita nephrotic syndrome cukup bermacam. Ada dari mereka yang harus melakukan pengobatan jangka panjang, namun tidak jarang pula ada yang jangka pendek. Pengobatan jangka panjang, biasanya dipengaruhi oleh sifat penyakit yang telah terlanjur kronis sehingga tidak bereaksi apapun saat diberikannya obat. Selain itu, pengaruh komplikasi penyakit juga dapat mempengaruhi hasil kerja dari pengobatan yang dilakukan.