10 Bahaya Gluten bagi Kesehatan Tubuh

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gluten adalah jenis protein yang didalamnya mengandung senyawa peptida. Senyawa peptida ini dihindari oleh orang yang mengidap intoleransi pada peptida. Biasanya, anjuran untuk mengonsumsi makanan bebas gluten dibebankan kepada mereka yang mengalami gangguan pencernaan, atau seseorang dengan penyakit autis.

Akan tetapi, berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan menyebabkan individu sekarang justru menghindari pola makan gluten demi hidup sehat. Hal tersebut dikarenakan mengonsumsi makanan dengan label gluten free lebih diyakini mampu menjaga sistem metabolisme tubuh dari segi pencernaannya. (baca juga: Efek Samping Radioterapi, Makanan Penambah Sel Darah Putih)

Gluten dianggap berbahaya karena memengaruhi sistem kerja lambung, usus, dan sering memunculkan reaksi alergi dari beberapa penderita autis. Kandungan gluten dalam makanan tertentu seperti roti gandum atau sereal yang diolah dari gandum dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi penting bagi tubuh.

Gluten dengan senyawa peptidanya bisa memunculkan gangguan sistem imun khususnya bagi mereka dengan tingkat kegemukan tinggi (obesitas), kelelahan, eksim, atau mereka yang memang alergi gluten. Berikut ini adalah beberapa macam bahaya gluten terhadap kondisi kesehatan tubuh.

Baca Juga:

1. Osteoporosis

Osteoporosis atau karapuhan tulang bisa terjadi dan ini merupakan efek jangka panjang jika mengonsumsi gluten sejak masih anak-anak atau remaja. Ya, peptida yang terdapat dari gluten menyebabkan banyak nutrisi penting seperti Kalsium, kalium, dan magnesium dari makanan sehari-hari selain gluten menjadi hilang dan hanya berupa ampas saja. Dari kondisi ini maka tulang tidak dapat menyerap dan berfungsi dengan sempurna apalagi jika mengonsumsi tinggi kadar gluten dalam waktu lama. (baca juga: Cara Menurunkan Hormon Kortisol, Efek Samping KB Implan)

2. Kanker Usus

Berbagai gangguan sistem pencernaan seperti infeksi usus, kanker usus dapat terjadi bila tubuh kita kurang serat. Walaupun diklaim mengonsumsi sayur setiap harinya, namun apabila kadar peptida dalam tubuh juga tinggi maka hal tersebut sia-sia saja. Diagnosis pada penderita celiac juga sering terindikasi dari adanya infeksi usus semacam ini.

Artikel Lainnya: Cara Menghilangkan Spider Vein, Ciri Ciri Penyakit Autoimun

3. Gizi Buruk

Gizi buruk atau yang juga diketahui sebagai malnutrisi umumnya dialami oleh anak-anak yang memang rajin mengonsumsi bahan makanan dengan kandungan gluten didalamnya. Mereka yang menyukai pasta, saus, mie, kue, dan sebagainya lebih rentan mengalami gizi buruk yang berakibat pada sistem imun mereka menjadi kurang mampu melawan infeksi penyakit tertentu. Akibatnya, seringkali mereka yang masih dalam usia rentan (anak-anak) mudah tertular virus penyakit dari jajanan sekolah yang beredar dan berbahan tepung atau gluten tersebut. (baca juga: Terapi Sinusitis , Gejala Xerostomia )

4. Kurang Nutrisi

Kekurangan nutrisi biasanya dikhawatirkan terjadi pada ibu hamil yang sering mengonsumsi makanan mengandung gluten. Kurang nutrisi ini akan berakibat pada kecerdasaan otak si janin, serta gangguan sembelit yang kronis pada sang ibu di masa kehamilan. Terlebih lagi senyawa peptida yang rajin menyerap nutrisi penting tubuh, sehingga sebanyak apapun vitamin yang dimakan melalui sayur atau buah-buahan tidak akan terserap sempurna jika sang ibu masih mengonsumsi makanan dengan kandungan gluten ini.

5. Gangguan Cerna

Gangguan pada sistem pencernaan sudah bukan hal baru bagi penderita penyakit celiac. Intoleransi pada senyawa peptida memang mengakibatkan gangguan pencernaan terutama di dalam usus dan lambung. Oleh sebab itu, bagi mereka yang mengalami kondisi sakit atau gangguan pencernaan meskipun bukan celiac disease dianjurkan untuk menghentikan konsumsi bahan makanan yang mengandung gluten.

Baca Juga:

6. Gangguan Otak

Gangguan pada otak juga bisa terjadi tidak hanya pada mereka yang terindikasi mengidap autis. Gluten yang mengakibatkan berbagai macam gangguan pada usus ternyata bisa meningkat pada risiko Alzheimer dan demensia.  Kedua penyakit ini berkaitan dengan stres dan depresi, sehingga pada kondisi tersebut jika semakin mengonsumsi gluten akan berakibat penyakit otak lainnya.

Para ahli gizi bahkan menyarankan untuk tidak memberikan makanan berbahan gluten pada anak dalam masa pertumbuhan. Konsentrasi pada masa pertumbuhan cenderung mengalami perkembangan yang signifikan, sehingga gluten bukanlah bahan makanan yang tepat untuk diberikan pada anak saat masa tersebut.

7. Alergi Kulit

Alergi kulit pada umumnya masih berhubungan dengan penderita celiac. Alergi yang sering terjadi termasuk dalam jenis dermatitir herpetiformis dengan gejala ruam kemerahan yang muncul pada usia 20 tahun keatas. Selain gejala ruam tersebut, hipersensitif pada gluten juga mengakibatkan gatal, eczema, dan psoriasis.

Artikel Terkait: Jenis Olahraga untuk Lansia, Cara Meningkatkan Hormon Serotonin

8. Inflamasi

Kondisi peradangan atau inflamasi terjadi pada tubuh yang mengalami reaksi berbeda diluar kebiasaan. Ketika seseorang mengonsumsi gluten pada takaran yang sedikit berlebihan, sementara tubuhnya tidak pernah menyerap protein ini. Maka, yang pertama terjadi adalah peradangan pada sistem pencernaan. Reaksi ini akan berlanjut ke beberapa area disekitar lambung dan usus, seperti rasa nyeri dan perih sebagai akibat dari tekanan peradangan yang terjadi.

9. Napas Berat

Kondisi lain yang bisa diakibatkan konsumsi gluten secara tidak wajar atau berlebihan adalah sesak napas atau napas menjadi berat dari biasanya. Kondisi napas yang berat tersebut dikarenakan tekanan dari pencernaan bagian bawah yang memaksa paru-paru untuk lebih menyerap banyak oksigen. (baca juga: Cara Menghentikan Bersin, Tanda Awal Alzheimer)

10. Infeksi Kerongkongan

Bagi anda yang tidak terbiasa mengonsumsi gluten dalam jumlah banyak akan mengalami radang serta infeksi pada bagian tenggorokan. Infeksi ini biasanya menyebabkan beberapa gejala seperti sulit menelan makanan, dan rasa gatal di tenggorokan. Kemungkinan besar kondisi ini disebabkan oleh hipersensitif kerongkongan pada senyawa peptida. Oleh sebab itu, dianjurkan sebelum dan sesudah mengonsumsi makanan berbahan gluten untuk mendahuluinya dengan air mineral terlebih dulu.

Baca Juga:

Berbagai bahaya tersebut umumnya menjadikan sebagian besar orang untuk menghindari makanan dengan kandungan gluten ini. Metode menghindari gluten secara umum bagi masyarakat Indonesia tidaklah sulit. Mengapa demikian? Sebab makanan pokok kita adalah nasi. Bahkan di sebagian wilayah Indonesia yang makanan pokoknya berupa jagung, singkong, dan sejenisnya melakukan diet anti gluten termasuk hal yang mudah.

Artikel Lainnya: Makanan Penurun Androgen, Efek Samping Temulawak

Diet tanpa gluten bisa dijalani dengan mengonsumsi makanan bebas gluten seperti daging, ikan, bayam, susu, segala jenis buah dan sayuran hijau aman dari bahaya gluten. Dengan demikian cukup mudah bagi anda yang ingin menjalankannya kan?

Mengurangi asupan terigu atau gandum sepertinya bisa lekas dilakukan agar terhindar dari berbagai risiko penyakit yang sedang atau sudah mengancam tersebut. Tetapkan pilihan dan mulailah pola hidup sehat sejak sekarang! Demikian artikel informatif tentang bahaya gluten yang perlu diketahui bersama. Semoga bermanfaat ya!

fbWhatsappTwitterLinkedIn