Akibat makanan dan minuman yang dikonsumsi gigi bisa mengalami perubahan warna. Gigi bisa berubah menjadi kuning sehingga menjadi agak gelap. Bagi sebagian orang, perubahan warna ini menjadi suatu masalah tersendiri. Gigi yang tidak nampak putih dapat mengurangi rasa percaya diri di hadapan orang lain. Oleh sebab itu, banyak orang yang giginya nampak berwarna kuning kemudian melakukan bleaching gigi.
Bleaching gigi ini, merupakan salah satu alternatif yang dilakukan sebagai cara memutihkan gigi serta membersihkannya dan membuat warnanya kembali menjadi putih dan cerah. Meskipun dapat membuat warna gigi menjadi putih dan cerah, penggunaan bleaching gigi bukan tanpa resiko dan efek samping. Selain itu harga perawatan yang cukup mahal harus dipertimbangkan juga sebelum memilih bleaching gigi sebagai cara untuh memutihkan gigi. Untuk itu simak beberapa informasi terkait dengan bleaching gigi berikut ini :
(Baca juga: erosi gigi)
Pengertian
Bleaching adalah semacam teknik untuk melakukan pemutihan. Bila bleaching dilakukan pada gigi atau disebut bleaching gigi, maka artinya adalah proses atau teknik untuk melakukan pemutihan pada gigi. Proses bleaching dilakukan dengan menggunakan bahan tertentu agar warna gigi menjadi lebih putih dan cerah. Pemutihan ini dilakukan pada bagian email gigi dan dilakukan dengan memberi hidrogen peroksida sebagai bahan kimia untuk memutihkan email gigi.
Proses bleaching biasanya membutuhkan waktu tidak hanya sekali. Melainkan bisa beberapa kali kunjungan ke dokter gigi kecantikan. Hal ini untuk memastikan agar proses bleaching benar-benar dapat menghasilkan warna putih sesuai yang diinginkan. Selain itu untuk mengcontrol efek samping yang sering menyertai proses pem-bleaching-an gigi.
Faktor yang Menyebabkan Warna Gigi Berubah
Pada dasarnya manusia memiliki warna gigi putih, namun seiring dengan penggunaan dan pola hidup khususnya pola makan, maka warna gigi bisa mengalami perubahan. Perubahan warna yang paling sering adalah menjadi kuning. Namun, pada sebagian orang ada juga yang menghitam atau malah menjadi belang. Sebenarnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan warna gigi bisa mengalami perubahan.
- Makanan dan minuman
Beberapa jenis makanan dan minuman terbukti mampu membuat warna gigi mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi akibat zat yang terkandung pada makanan dan minuman mampu mempengaruhi senyawa pada email gigi. Bahan kimia tertentu seperti pewarna pada makanan atau minuman juga dapat membuat gigi berubah warna. Zat-zat tersebut bisa menempel pada gigi.
Jenis minuman yang mengandung tanin seperti kopi dan teh, mampu merubah lapisan enamel yang ada pada bagian luar gigi. Minum teh dan kopi tanpa diimbangi dengan pembersihan gigi yang rutin akan dapat menyebabkan gigi menguning. Selain itu, minuman lain yang mengandung kadar asam tinggi seperti pada anggur, wine, alkohol, soda atau minuman berenergi juga bisa mengganggu warna gigi.
- Rokok
Asap rokok yang mengandung tar dapat merubah warna gigi menjadi agak gelap. Kandungan tar yang ada pada asap rokok bisa menumpuk pada lapisan luar gigi. Bila tumpukan ini sudah banyak, maka warna gigi akan menjadi gelap dan mulai menghitam. Oleh sebab itu, menghentikan kebiasaan merokok dapat mencegah warna gigi menghitam.
- Plak pada gigi
Plak pada gigi bisa mengandung bakteri atau jamur dan inilah yang menjadi penyebab gigi kuning. Dalam jumlah akumulasi tertentu, plak pada gigi akan merubah warna gigi menjadi kehijauan atau sedikit orange. Plak gigi terjadi bisa diakibatkan oleh endapan sisa makanan yang menempel pada gigi. Bila jarang melakukan sikat gigi, maka endapan makanan ini akan menumpuk dan membentuk plak yang bisa menutupi warna asli gigi.
- Riwayat penggunaan antibiotik
Beberapa antibiotik tertentu seperti penggunaan tetrasiklin bisa membuat warna gigi menjadi kuning kecoklatan atau biru keabuan. Hal ini hanya terjadi bila konsumsi antibiotik tersebut dilakukan pada masa pertumbuhan gigi, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan warna asli gigi.
- Fluorosis
Yakni timbulnya bercak-bercak putih pada gigi yang diakibatkan oleh proses metabolisme fluoride yang berlebih. Bila terjadi dalam waktu yang lama akan dapat mengganggu proses pembentukan enamel gigi. Selanjutnya, warna gigi akan menjadi memiliki bercak-bercak putih atau belang-belang.
(Baca juga : penyebab gusi hitam)
Mekanisme Bleaching Gigi
Terdapat 2 jenis metode atau prosedur untuk melakukan bleaching pada gigi. Metode atau jenis yang dipilih disesuaikan dengan jenis gigi yang akan di bleaching. Masing-masing metode memiliki ukuran waktu bleaching yang berbeda.
- Bleaching intra korona ( bleaching yang dilakukan pada gigi non vital)
Bleaching jenis ini dilakukan pada gigi yang berubah warna namun tidak pada keseluruhan gigi yang bersifat global. Perubahan warna karena kerusakan gigi seperti gigi yang mati akibat patah, proses karies gigi, kematian jaringan pulpa, diselesaikan dengan metode ini. Untuk melakukan bleaching jenis ini, pertama-tama gigi yang sudah rusak dilakukan perawatan terlebih dahulu. Khususnya perawatan pada saluran akar (perawatan endodontik). Selanjutnya bahan bleaching yakni superoksol (hidrogen peroksida 30-35%) dan sodium perborat akan dimasukkan ke dalam mahkota gigi. Kemudian mahkota akan ditambal sementara. Dibutuhkan beberapa kali perawatan untuk mendapatkan warna gigi putih kembali.
(Baca juga : Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut)
- Bleaching pada gigi vital (gigi yang masih hidup)
Ini merupakan jenis bleaching yang biasa dilakukan pada gigi normal. Untuk bleaching pada gigi vital ini masih terbagi lagi menjadi 2 bentuk.
- At Home Bleaching
Metode at home bleaching dilakukan sendiri di rumah. Umumnya menggunakan tray, point-on atau strip. Namun yang paling memberikan hasil sesuai keinginan adalah yang menggunakan tray. Sehingga tray lebih banyak dipilih untuk metode jenis ini.
Untuk melakukannya pertama-tama dilakukan pencetakan tray untuk menyesuaikan dengan bentuk gigi dan rahang pasien. Warna gigi pasien akan dicatat untuk mengcontrol perubahan warna nantinya selama proses bleaching berlangsung. Penggunaan tray dimaksudkan agar bahan bleaching bisa terfokus hanya mengenai gigi saja tanpa mengenai jaringan lunak seperti gusi dan sekitarnya).
Apabila tray sudah tercetak maka penggunaan dan perawatannya tinggal memasang bahan bleaching pada tray, kemudian tray ini tinggal dipasang di gigi. Waktu perawatan sekitar 2-8 jam per hari tergantung dari bahan bleaching yang digunakan. Keseluruhan waktu total yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil gigi putih biasanya bervariasi. Namun rata-rata bisa mencapi sekitar 2 minggu. Pasien hanya harus rutin mengganti bahan bleaching pada tray setiap harinya, dan mengcontrol proses perubahan warna giginya tiap hari.
- In Office Bleaching
In office bleaching untuk perawatannya ditangani langsung oleh dokter. Metode ini paling cocok bila menginginkan hasil yang cepat. Namun secara biaya lebih mahal. Untuk melakukannya digunakan bahan hidrogen peroksida 35% yang biasa dibantu dengan penyinaran atau dengan bantuan sinar laser.
Jenis hidrogen peroksida ini lebih aktif dan efektif daripada bahan karbamid peroksida yang biasa digunakan untuk jenis in home bleaching. Namun penggunaannya harus ditangani langsung oleh dokter gigi karena sensitifitasnya bisa menimbulkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi.
Adanya bantuan penyinaran atau laser membuat proses oksidasi menjadi lebih cepat. Oleh sebab itu proses penyelesaian bleaching dengan cara ini hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam dalam perawatannya. Sehingga hasil bleaching gigi bisa dirasakan secara langsung.
Biaya Perawatan
Harga perawatan untuk bleaching gigi variatif tergantung jenis metode yang digunakan serta hasil seperti apa yang diinginkan. Untuk harga perawatan paling murah sekitar 300 – 400 ribu. Pada in office bleaching, harga perawatan regular sekitar Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000. Namun bila membutuhkan penyinaran atau penggunaan laser, biaya akan bertambah hingga mencapai Rp 4.000.000 dalam satu kali perawatan.
Bila hasil bleaching masih dirasa tidak maksimal, pasien bisa mencoba melakukan veener. Untuk metode veener gigi, pasien bisa meminta hasil sesuai yang dia inginkan. Namun, harganya sangat mahal. Untuk veener pada satu gigi saja bisa menghabiskan budget hingga Rp 5 juta.
(Baca juga: tambal gigi berlubang)
Resiko dan Efek Samping
Beberapa resiko serta efek samping selalu muncul dalam bentuk variatif pada pasien yang melakukan bleaching gigi. Secara kuantitas dan kualitas juga berbeda-beda pada masing-masing kasus.
- Alergi (baca : ciri-ciri alergi)
Penggunaan bahan dan reaksi kimia yang terjadi pada proses bleaching bisa menimbulkan alergi pada sejumlah orang. Bentuk alergi yang muncul biasanya berupa rasa gatal atau panas di mulut. Selain itu bisa juga hingga timbul bengkak dan kemerahan pada mulut.
- Muncul rasa nyeri
Rasa nyeri muncul akibat bahan bleaching menyentuh bagian pulpa gigi yang penuh dengan saraf. Rasa nyeri ini muncul sekitar 24-48 jam setelah prosedur bleaching dilakukan. Biasanya terjadi pada metode in office bleaching. Lama waktu munculnya rasa nyeri biasanya variatif tergantung pada lama penyinaran atau pemanasan dengan laser yang dilakukan ketika perawatan.
- Sensitifitas gigi
Pasca bleaching tingkat sensitifitas gigi bisa naik. Khususnya ketika gigi menghadapi rasa dingin, akan bisa timbul rasa ngilu. Hal ini terjadi karena zat kimia peroksida yang digunakan pada proses bleaching mengenai jaringan gigi yang lain. Bagi pasien yang memiliki riwayat gigi sensitif maka rasa ngilu akan bisa berlebih dan bisa jadi sangat mengganggu. (baca juga : penyebab gigi ngilu; cara mengatasi gigi sensitif)
- Kerusakan struktur jaringan keras
Zat kimia yang digunakan ketika proses bleaching bisa memiliki dampak pada kerusakan struktur email gigi. Hal ini disebabkan oleh proses oksidasi yang terjadi selama proses perawatan. Kerusakan struktur email ini bisa menyebabkan jaringan gigi menjadi lebih mudah rusak. Salah satu bentuk kerusakan adalah munculnya lubang gigi. (baca : penyebab gigi berlubang; bahaya gigi berlubang)
- Kerusakan saraf dan pembuluh darah pada gigi
Prosedur perawatan bleaching yang tidak hati-hati dapat menyebabkan bahan kimia mengenai pulpa gigi yang berisi penuh dengan saraf dan pembuluh darah yang menyuplai gigi. Selain itu, bila prosedur dilakukan pada gigi pasien yang berlubang kerusakan saraf ini sangat potensial untuk terjadi. Oleh sebab itu pasien dengan gigi berlubang selalu diawali dengan proses penambalan gigi terlebih dahulu. (baca juga : bahaya mematikan saraf gigi)
- Kerusakan jaringan lunak yang terjadi pada rongga mulut
Kerusakan ini terjadi bila bahan bleaching mengalami kontak langsung dengan mukosa rongga mulut. Bahan kimia bleaching memang tergolong bahan aktif yang seharusnya tidak boleh terjadi kontak langsung dengan jaringan lunak. Bentuk kerusakan akibat kontak ini akan bisa timbul luka atau sariawan pada rongga mulut.
- Gigi kembali menguning dalam beberapa waktu
Metode bleaching bukanlah metode yang bersifat permanen untuk merubah warna gigi menjadi putih dan cerah. Oleh sebab itu, dalam beberapa waktu akibat pola makan juga, gigi yang sudah di bleaching bisa kembali menjadi menguning. Oleh sebab itu untuk menjaga keawetan bleaching, sejumlah perawatan gigi mungkin butuh dilakukan pasca proses bleaching dilakukan.
(Baca juga : bahaya hidrogen peroksida pada tubuh)
Kondisi yang Tidak Disarankan untuk Bleaching Gigi
Beberapa kondisi sangat tidak disarankan pada pasien untuk melakukan bleaching. Hal ini karena kondisi yang tidak disarankan tersebut dapat memberikan potensi resiko yang sangat besar bila tetap dilakukan. Terdapat beberapa kondisi dimana pasien sangat tidak disarankan untuk melakukan bleaching, diantaranya :
- Pasien dengan usia muda (anak-anak/remaja)
Pasien dengan usia muda sangat tidak dianjurkan untuk bleaching gigi. Hal ini karena pada usia muda, kondisi ruang pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah masih sangat besar. Sehingga sangat rawan resiko kerusakan pulpa dan pembuluh darah.
- Pasien dengan kasus fluorosis yang berat atau pada kasus hipoplasia email dan amelogenesis imperfekta
Pasien dengan kasus seperti ini mengalami pengikisan email gigi yang sangat berat. Bila email gigi ini terkikis dalam kondisi yang berat maka bila dilakukan bleaching akan berpotensi besar membawa resiko kerusakan jaringan keras maupun jaringan lunak. (baca juga : erosi gigi)
- Pasien dengan gigi yang banyak memiliki riwayat tambalan atau restorasi
Pasien dengan riwayat tambalan gigi seperti ini sangat rawan terhadap potensi kerusakan jaringan keras maupun jaringan lunak dimana bahan bleaching bisa masuk melalui tambalan gigi.
(baca : bahaya gigi berlubang)
- Pasien dengan riwayat alergi terhadap peroksida
Bahan utama bleaching adalah peroksida aktif. Bila pasien memiliki riwayat alergi terhadap peroksida, maka sangat tidak disarankan melakukan bleaching karena resiko terkena alergi yang sangat berat bisa saja terjadi.
Cara Bleaching Gigi secara Alami
Selain melakukan bleaching gigi dengan menggunakan bahan kimia. Ternyata, sejumlah buah-buahan memiliki bahan aktif yang bisa digunakan untuk bleaching gigi secara alami. Meskipun hasilnya tidak seinstan bleaching dengan menggunakan bahan kimia, namun cara ini bisa jadi mengandung resiko yang lebih sedikit dan untuk biayanya bisa jauh lebih murah. Beberapa buah yang bisa digunakan untuk memutihkan gigi antara lain :
- Pisang
- Stroberi
- Lemon
- Apel
- Pinang
Buah-buahan diatas memiliki unsur asam yang cocok dan bisa digunakan untuk membuat gigi menjadi putih. Selain itu kandungan buah yang dimiliki juga bisa menjadikan gigi lebih kuat. Cara menggunakannya cukup buah tersebut dikunyah dengan menggunakan gigi secara merata atau ditumbuk dan dioleskan pada gigi setiap hari.
Selain itu, terdapat beberapa cara lain yang bisa ditempuh untuk memutihkan gigi dan masih tergolong sebagai cara yang aman dan murah.
- Rajin menyikat gigi secara rutin 30 menit setelah makan dan minum yang mengandung zat yang bisa merubah warna gigi.
- Mengoleskan arang kayu pada gigi
- Mengoleskan minyak kelapa pada gigi
- Mengoleskan cuka apel. Cuka apel ini bisa handal dalam mengatasi noda pada gigi khususnya noda kopi dan rokok.
(Baca juga: cara menghilangkan karang gigi)
Itulah sedikit informasi mengenai bleaching gigi yang bisa Anda perhatikan. Anda bisa mempertimbangkan segala faktor risikonya sebelum memutuskan untuk menempuh bleaching gigi.