8 Bahaya Mematikan Saraf Gigi untuk Diwaspadai

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ngilunya gigi karena terserang sakit gigi memang sama sekali bukan hal yang menyenangkan. Gigi yang berlubang memang betul-betul menyiksa, walau memang sakit gigi tidak selalu karena gigi berlubang. Gigi yang rusak, berlubang maupun mengalami pengeroposan selalu memerlukan solusi, yakni mematikan saraf gigi.

Mungkin kita bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan mematikan saraf gigi. Proses mematikan saraf gigi biasanya dilakukan dengan pemberian obat di bagian dalam, yang kemudian dilanjut dengan proses menambal gigi sementara. Tapi yang dimaksud dengan mematikan saraf gigi bisa juga dengan mencabut saraf gigi yang harus dibius lebih dulu. Rupanya, ada bahaya mematikan saraf gigi yang sebagian orang belum begitu tahu.

(Baca juga: tambal gigi berlubang)

1. Pendarahan

Terjadinya pendarahan biasanya adalah sebagai efek dari pencabutan gigi, namun ini tak akan berlangsung lama. Hanya saja, ada juga kasus dan kondisi tertentu yang akan membuat pendarahan tidak berhenti dan membutuhkan waktu sangat lama. Hal tersebut bakal terjadi bila gusi mengalami trauma.

Rahan bekas gigi yang mengalami proses pencabutan dan juga gangguan pada akar gigi bakal membuat pendarahan menjadi cukup lama. Air garam serta obat khusus dari dokter biasanya akan mampu membantu menghentikan pendarahan tersebut. Infeksi serta luka bisa menjadi lebih parah apabila disentuh; jadi, jangan coba sentuh area bekas gigi yang dicabut.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit gigi dan mulut)

2. Pembengkakan

Pada daerah gigi yang dicabut atau dimatikan sarafnya, dapat terjadi pembengkakan. Bengkak ini dapat terjadi dikarenakan seluruh bagian rahang maupun saraf mengalami trauma sewaktu pencabutan gigi. Masalah juga dapat timbul akibat pencabutan gigi di bagian akar gigi dan bengkak ini bisa kempis dalam waktu lama maupun cepat. Rasa sakit karena bengkak biasanya dapat diatasi cuma dengan pemakaian obat yang memang dikhususkan untuk meredakan sakit.

(Baca juga: cara mengobati gusi bengkak)

3. Peradangan

Mematikan saraf gigi terkadang bukan merupakan solusi yang aman karena terkadang justru mendatangkan bahaya bagi mulut dan gigi kita. Kesehatan mulut dan gigi dapat terancam terkena masalah peradangan. Ini biasanya dapat dialami saat kebocoran jahitan terjadi sehingga bagian tulang akan nampak yang berasal dari bekas jahitan tersebut.Radang ini bila tak segera diperiksakan lagi ke dokter bakal berakibat sangat serius. Selain tubuh dapat menderita demam, ada rasa nyeri yang begitu tak tertahankan dikarenakan peradangan tersebut. Bekas jahitan sendiri akan begitu sakit sehingga sampai sakit kepala rasanya. Kalau sudah begini, serahkan pada dokter gigi kepercayaan untuk merawat gigi dan kesehatan saraf gigi Anda.

(Baca juga: obat sakit gigi)

4. Infeksi

Pencabutan gigi sebagai salah satu cara mematikan saraf gigi memang cukup berbahaya meski banyak yang menganggapnya menjadi cara efektif. Ingat bahwa sesaat setelah dicabut, bagian rahang dekat gigi yang bermasalah serta gusi harus dibuka supaya dokter bisa mengeluarkan gigi yang dimaksud. Proses ini pun dilakukan harus sampai ke akar-akarnya.

Bila tak dirawat setelah proses operasi, saat kita mengunyah makanan seperti biasa pun bakal berakibat buruk bagi bekas jahitan. Infeksi dapat timbul dan ini bisa menjadi lebih serius dari yang kita bayangkan. Perawatan serius adalah yang perlu didapat untuk mengatasi infeksi yang terjadi.

(Baca juga: cara mengatasi abrasi gigi)

5. Gangguan Mata

Pasti sebagian dari kita pernah mendengar akan selentingan mengenai efek mematikan saraf gigi yang berujung pada kebutaan. Untuk hal ini, sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Memang ada kasus di mana setelah pencabutan gigi, infeksi terjadi lalu dapat berpotensi menyebar lewat pembuluh darah.

Melalui pembuluh darah inilah infeksi mampu mencapai organ penglihatan kita sehingga akan terjadi gangguan. Ambil saja contoh satu kasus di mana seseorang yang mengalami infeksi gigi taring bagian rahang atas. Jika sampai penanganan mematikan saraf gigi kurang maksimal, penyebaran infeksi adalah akibatnya. Penyebaran lewat pembuluh darah menuju mata akan membuat mata bengkak.

(Baca juga: bahaya implan gigi)

6. Gangguan pada Mulut

Mulut kita dapat mengalami gangguan justru setelah proses mematikan saraf. Tanda-tanda yang umumnya terjadi antara lain adalah mati rasa yang tetap, bau mulut, lidah kebas dan lidah kaku. Bahaya seperti ini tak dapat diabaikan dan perlu untuk tetap kembali ke dokter demi memeriksakan kondisi gejala tersebut.

Memang ada beberapa kasus yang tak perlu penanganan dokter karena kondisi dapat menghilang dengan sendirinya. Tapi kalau tidak sembuh-sembuh juga dan gejala malah semakin sering dialami, ini pertanda buruk. Perawatan sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi ahli dan terpercaya agar gejala hilang dan mulut kembali terasa nyaman dan normal.

(Baca juga: bahaya membiarkan gigi berlubang)

7. Mual

Setelah dari organ mata yang jauh dari gigi, kini kita beralih ke organ tubuh bagian tengah, yakni perut. Rasa nyeri dan sakit dapat terjadi bahkan sesudah saraf gigi dimatikan. Ini tentu dikarenakan adanya masalah yang berkaitan erat dengan rongga sinus, rahang serta saraf. Efek obat bius atau anestesi yang telah habis biasanya akan membuat kita merasakan mual.

(Baca juga: obat sakit gigi berlubang)

8. Keretakan Rahang

Mematikan saraf gigi, apalagi melalui proses cabut gigi memang agak lebih bahaya dan rentan terhadap kondisi tertentu. Alat yang digunakan dokter bisa saja memberikan tekanan luar biasa sehingga rahang akhirnya mengalami keretakan. Cukup berbahaya juga bila misalnya rahang dapat bergeser karena proses mematikan saraf ini. Namun bahaya ini cukup jarang terjadi, apalagi kalau dokter yang menangani sudah berpengalaman.

(Baca juga: cara mengobati sakit gigi)

Bahaya-bahaya mematikan saraf gigi tersebut bukanlah masalah besar jika segera ditangani. Penanganan pun harus datang dan diberikan oleh dokter yang terpercaya, berpengalaman dan profesional. Untuk di rumah, sebaiknya hindari dulu makanan bertekstur keras agar efek samping tak terjadi pada Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn