Hiperhidrosis – Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Bahaya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika Anda berkeringat berlebih dan bahkan tak bisa terkontrol, ini bisa jadi adalah kondisi yang dinamakan dengan hiperhidrosis. Hiperhidrosis ini biasanya kondisi keringat berlebihan yang bahkan tak diakibatkan oleh olahraga atau suhu yang panas sekalipun. Keringat yang keluar dari tubuh bisa sangat banyak sampai menetes sehingga seringkali hal ini menurunkan rasa percaya diri penderitanya.

Keringat yang keluar terlalu banyak hingga pada kebanyakan kasus keringat tersebut menembus pakaian. Keluarnya banyak keringat tentu bukan hal sepele karena ini adalah gangguan kesehatan yang cukup serius. Kualitas hidup Anda dapat terpengaruh, terutama mental di mana akan menimbulkan rasa gelisah, depresi, stres dan juga malu.

(Baca juga: bahaya keluar keringat berlebihan)

Penyebab Hiperhidrosis

Hiperhidrosis bukanlah suatu kondisi kesehatan yang bisa dianggap enteng karena walau tak membahayakan bagi kesehatan secara signifikan, dampak sosial dan psikologisnya cukup besar. Sementara untuk dapat mengatasinya, Anda perlu mengenali setiap penyebabnya lebih dulu di mana diketahui bahwa hiperhidrosis ini dibagi menjadi 2 menurut penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

  • Hiperhidrosis Primer

Apabila berdasarkan kondisi hiperhidrosis primer yang terjadi pada kebanyakan kasus, maka penyebanya sebetulnya belum diketahui pasti. Hanya saja, memang penyebabnya biasanya adalah karena aktivitas saraf simpatis yang meningkat. Walau belum jelas, pada umumnya sistem saraf simpatis dan faktor keturunanlah yang menjadi awal dari timbulnya hiperhidrosis.

  • Hiperhidrosis Sekunder

Pada jenis penyebab yang sekunder, hiperhidrosis dapat diketahui faktor penyebabnya di mana rata-rata adalah faktor umum, seperti gangguan sistem saraf, serangan jantung, kegemukan atau obesitas, hipertiroid, gelisah, menopause pada wanita, kehamilan, hipoglikemia, gangguan sumsum tulang dan sel darah, gejala Parkinson, infeksi dan juga efek dari obat-obatan tertentu. Ada jenis obat tertentu yang perlu diwaspadai seperti obat pereda nyeri yang overdosis, obat anti-psikosa dan morfin yang menyebabkan keringat berlebih.

Kondisi demam pun mampu menjadikan seseorang mengalami hiperhidrosis dan hal ini termasuk di dalam kategori hiperhidrosis sekunder. Hal wajar memang kalau demam akan membuat seseorang berkeringat lebih banyak dari normalnya di mana suhu badan turun dan keringat yang keluar pun makin banyak.

Selain demam, kondisi malaria pun juga menjadi faktor penyebab dari hiperhidrosis. Pada penderita malaria, suhu badan tentu akan mengalami peningkatan secara drastis disertai dengan mual, muntah, sakit kepala sekaligus menggigil. Keringat yang keluar sangatlah banyak ketika turun suhu tubuh Anda.

Pengaruh makan makanan pedas, minum minuman berkafein dan beralkohol pun sama juga efeknya. Hiperhidrosis juga kemungkinan besar dapat disebabkan hal-hal yang menjadi kebiasaan Anda sehari-hari, hanya saja produksi keringat lebih banyak dari biasanya. Untuk itulah, jika dasarnya Anda sudah sering dan mudah berkeringat, mengonsumsi makanan/minuman tersebut hanya akan merangsang kelenjar keringat untuk mengeluarkan lebih.

(Baca juga: berkeringat saat tidur)

Gejala Hiperhidrosis

Normalnya, banyaknya keringat yang keluar dari tubuh seseorang biasanya hanya dikarenakan oleh olahraga, suhu panas atau stres maupun gugup saja. Namun pada kondisi hiperhidrosis, penderitanya akan mengalami produksi keringat super berlebih dan lebih dari normalnya. Lalu, bagaimana agar bisa mengenali kondisi hiperhidrosis? Anda menderita hiperhidrosis apabila mengalami:

  • Penarikan diri dari acara-acara yang melibatkan banyak orang, seperti kegiatan sosial.
  • Produksi keringat yang terlalu banyak sampai-sampai rutinitas dan segala pekerjaan Anda menjadi sangat terhambat. Contohnya adalah seperti kesulitan dalam penggunaan keyboard komputer.
  • Gangguan ketika harus menyetir kendaraan karena efek keringat yang terus mengalir seperti tidak ada habisnya.
  • Penarikan diri dalam hal kontak fisik dan menjauhinya, seperti jabat tangan dengan orang lain karena tidak nyaman dengan kondisi tangan yang senantiasa dalam keadaan basah oleh keringat.
  • Penarikan diri dari kegiatan-kegiatan fisik, seperti berdansa atau olahraga di mana apabila berpartisipasi, pengidap hiperhidrosis menyadari betul bahwa tubuhnya nantinya mengeluarkan keringat lebih banyak.
  • Masa sulit dalam mengatasi hiperhidrosis, yaitu dengan sering-sering berganti pakaian atau sering mandi.
  • Keringat yang rasanya lebih lengket, khususnya di bagian telapak kaki dan tangan.
  • Kulit bersisik, terutama bila Anda temukan di bagian kaki.
  • Kulit pecah-pecah.
  • Perubahan warna kulit di bagian yang paling sering mengeluarkan keringat, yakni menjadi putih kebiruan atau berwarna merah muda selain dari kondisi yang selalu lembab.

Hati-hatilah selalu karena keringat yang keluar banyak juga dapat menandakan bahwa Anda sedang menderita kondisi medis tertentu yang cukup parah. Dengan mengenali gejala-gejala tersebut, paling tidak Anda kemudian bisa mempertimbangkan langkah penanganan seperti apa yang harus diambil apabila sering mandi dan ganti pakaian tak efektif.

(Baca juga: penyebab tubuh sering berkeringat)

Kapan Harus ke Dokter?

Mungkin masih banyak orang yang menganggap bahwa berkeringat lebih bukan masalah besar, namun Anda benar-benar dianjurkan untuk ke dokter apabila:

  • Merasa sakit kepala.
  • Kepala tiba-tiba terasa begitu ringan sehingga tubuh sering terasa seperti melayang.
  • Mual
  • Sakit di bagian dada.
  • Suhu tubuh meningkat hingga 40 derajat Celsius.

Ketika gejala sudah sampai pada tahap tersebut, itu tandanya Anda harus segera memeriksakan diri. Hal ini hanya untuk menghindari kemungkinan terburuk, seperti komplikasi dari kondisi hiperhidrosis yang bisa terjadi ketika Anda mengabaikan kondisi ini terlalu lama. Apalagi jika rutinitas sudah sangat terganggu, tentu Anda perlu mengatasinya sesegera mungkin.

(Baca juga: telapak tangan dan kaki berkeringat)

Metode Diagnosa Hiperhidrosis

Setelah datang ke dokter, biasanya dokter akan mulai mengidentifikasi keluhan yang disampaikan untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Ada sejumlah metode diagnosa yang perlu ditempuh oleh pengidap gejala hiperhidrosis supaya dokter akhirnya dapat memastikan bahwa gejala memang merujuk pada hiperhidrosis dan memberikan penanganan yang tepat.

  • Tes fisik. Ini adalah tindakan utama yang dokter biasa lakukan karena dokter juga perlu tahu kondisi fisik pasiennya. Selain memeriksa fisik, ada catatan medis yang juga akan dokter analisa.
  • Tes urine dan darah. Sampel urine dan darah adalah langkah berikutnya yang dokter lakukan dalam proses diagnosa. Sampel tersebut kemudian harus diteliti di laboratorium untuk lebih lanjutnya.
  • Tes keringat. Pada kasus hiperhidrosis yang memang berfokus utama tentang masalah keringat, maka tes ini juga harus dilakukan. Ada sejumlah metode pemeriksaan yang pasien perlu tempuh agar dokter mampu menentukan tingkat keparahan hiperhidrosis pasien. Tes konduksi kulit, tes thermoregulatory sweat dan tes iodine-starch adalah tes-tes yang dimaksud.

(Baca juga: penyebab telapak tangan berkeringat)

Cara Mengobati Hiperhidrosis

Untuk mengatasi hiperhidrosis, ada serangkaian metode pengobatan yang bisa ditempuh penderita. Pada umumnya pemberian obat-obatan pasti dilakukan oleh dokter. Namun jika memang sudah telanjur begitu parah, pembedahan pun dapat menjadi jalan keluarnya atau bisa juga tindakan medis lainnya. Berikut ini adalah langkah pengobatan yang bisa disimak satu per satu.

  • Antidepresan – Jenis obat satu ini biasanya adalah untuk membuat depresi dapat tertangani, tapi rupanya efek obat ini pun mampu mengendalikan keringat berlebih.
  • Antikolinergik – Jenis obat ini diberikan dengan tujuan supaya kelenjar keringat yang terlalu aktif bisa dihambat.
  • Botox – Jenis pengobatan ini adalah dengan cara disuntikkan. Penyuntikan dilakukan tepat di bagian kulit yang terlalu sering memroduksi keringat berlebih dengan tujuan produksi keringat bisa dikurangi.
  • Antiperspirant – Jenis obat ini biasa diresepkan oleh dokter juga dengan efek yang lebih kuat supaya produksi keringat bisa terkontrol.
  • Endoskopi simpatektomi dada – Metode ini masih termasuk di dalam tindakan medis berupa pembedahan. Tujuannya adalah agar saraf pengendali produksi keringat bisa dipotong atau dihambat.
  • Iontoforesis. Pada metode ini, dokter akan mengalirkan gelombang listrik lemah ke bagian kulit yang paling sering memroduksi keringat berlebih. Medianya adalah bantalan basah atau air.
  • Pengangkatan kelenjar keringat – Metode ini juga dapat ditempuh pasien hiperhidrosis dengan tujuan supaya keringat berlebih yang biasanya terproduksi khususnya di ketiak atau bawah lengan dapat ditangani.

(Baca juga: penyebab kaki berkeringat)

Bahaya Hiperhidrosis

Hiperhidrosis sebetulnya tidaklah berbahaya dan rata-rata kasus hiperhidrosis ini ditemukan pada anak-anak karena memang biasanya dialami sejak kecil. Ketika hiperhidrosis terjadi saat seseorang sudah pada usia dewasa, maka sangat perlu penggalian lebih lanjut. Ini demi mengetahui ada atau tidak penyakit yang menjadi dasar dari keringat berlebih tersebut.

Kanker maupun diabetes dapat menjadi faktor yang turut mendukung seseorang mengalami hiperhidrosis walau memang cukup jarang. Keringat yang terus-menerus keluar di malam hari pun bukan hal wajar di mana ini bisa menjadi tanda penyakit serius di dalam tubuh. Segera ke dokter untuk pemeriksaan karena pengabaian mampu menimbulkan bahaya seperti:

  • Bau badan – Karena produksi keringat berlebih, jumlah bakteri pun juga akan makin banyak di mana hal inilah yang membuat bau badan tercipta.
  • Kelainan kulit – Berlebihnya produksi keringat juga akan meningkatkan potensi Anda menderita kutil dan bisul.
  • Efek emosional – Penderita hiperhidrosis bisa saja mengalami rasa tak percaya diri dan malu hingga stres.
  • Infeksi jamur – Kelembaban di area tubuh tertentu pemroduksi keringat lebih juga turut menjadi sarang tempat tumbuhnya jamur.

(Baca juga: bahaya tubuh tidak berkeringat)

Itulah sedikit informasi mengenai hiperhidrosis mulai dari penyebab sampai dengan pengobatan dan bahayanya. Apabila memang khawatir keringat bisa tembus baju, Anda perlu mengenakan pelindung khusus di ketiak yang memang berkemampuan untuk menyerap keringat sebagai cara mengurangi keringat berlebih. Kalau memang hiperhidrosis yang dialami ada kaitannya dengan kecemasan, konsultasikan ini dengan ahlinya, yaitu ahli kesehatan jiwa supaya kecemasan tersebut tertangani dengan benar.

fbWhatsappTwitterLinkedIn