Ketika Anda mengalami rasa mual di perut, kemudian badan juga demam alias bersuhu tinggi, belum lagi ditambah diare, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi usus. Kondisi-kondisi tersebut adalah contoh gejala infeksi usus yang dapat menjadi jauh lebih serius yang ditentukan juga oleh jenis mikroorganismenya. Untuk dapat mencegah atau mengatasinya, Anda perlu tahu apa saja penyebab infeksi usus.
(Baca juga: penyebab radang usus)
1. Faktor Genetik
Ada beberapa kondisi penyakit yang memang dapat terjadi pada seseorang karena riwayat keluarga ada yang pernah atau tengah menderita penyakit yang sama. Rupanya, infeksi usus pun berpotensi tinggi dialami oleh seseorang apabila anggota keluarganya ada yang mengidap penyakit ini. Entah itu dari orang tua atau saudara kandung, penyakit ini diyakini bisa terjadi dengan pengaruh komponen genetik.
2. Staphylococcus Aureus
Satu mikroorganisme yang mampu menyerang seseorang dan menyebabkan infeksi usus adalah Staphylococcus aureus di mana bakteri ini adalah yang paling sering menjadi sebab dari keracunan makanan. Biasanya, penderita infeksi usus karena mikroorganisme satu ini akan mengalami mual, muntah, kram, hingga diare.
Berlangsungnya gejala tersebut bisa sampai 2 hari dan memang bakteri ini lebih sering menyerang manusia, yakni pada luka yang terinfeksi, kulit, hidung, serta tenggorokan. Patogen oportunistik ini juga banyak dihubungkan dengan beragam jenis makanan, seperti daging unggas, salad, produk susu, produk roti, serta produk telur.
(Baca juga: penyebab usus bocor)
3. Rotavirus
Infeksi usus dapat terjadi juga disebabkan oleh jenis virus satu ini di mana rotavirus dapat menyerang kebanyakan anak-anak maupun bayi di seluruh dunia. Pada banyak kasus, penyakit diare yang dialami oleh bayi dan anak disebabkan oleh virus jenis ini. Anak dengan usia 5 tahun ke bawah rata-rata pasti sudah pernah terkena infeksi rotavirus.
Rotavirus berpotensi untuk menyerang anak-anak lebih dari sekali, namun biasanya yang paling buruk adalah infeksi pertama. Jenis virus ini mampu menyebabkan kerusakan usus sehingga akhirnya proses penyerapan makanan pun menjadi terhambat. Anak-anak yang diserang oleh virus ini biasanya bisa mengalami diare berat.
4. Adenovirus
Virus satu ini adalah jenis virus yang sangat sering menyebabkan penyakit infeksi, khususnya di bagian saluran pencernaan, kandung kemih, mata serta bagian lainnya. Ada sejumlah kondisi atau gangguan kesehatan pada manusia yang bisa disebabkan oleh virus ini. Adenovirus sendiri juga diketahui memiliki 40 lebih jenis yang hingga kini belumlah terdeteksi apa saja.
Terserang virus ini, seseorang dapat mengalami flu perut, di mana gejala-gejalanya antara lain adalah muntah, diare, elektrolit yang tak seimbang, kram perut, sakit perut, penurunan nafsu makan, tubuh cepat lemah dan lelah, pingsan, dan demam. Pemeriksaan fisik perlu dilakukan, berikut juga tes urin dan darah sebagai penempuhan metode diagnosa.
(Baca juga: penyebab usus buntu)
5. Salmonella dan Shigella
Pada umumnya, penyakit tifus juga disebabkan oleh bakteri salmonella ini dan menimbulkan sejumlah gejala, seperti demam, diare, kram perut, mual serta muntah berikut juga sakit kepala. Sementara itu, bakteri Shigella lebih sering dijumpai di dalam air yang sudah terkontaminasi oleh kotoran manusia.
Kondisi seperti demam, muntah, diare di mana feses keluar bersama darah serta lendir, perut kram serta nyeri pada perut adalah gejala-gejala dari Shigellosis atau disentri basiler. Bila Anda mengalami hal-hal seperti yang disebutkan, Anda perlu langsung ke dokter untuk tes urin dan darah. Penanganan yang lebih awal akan membantu Anda mengatasi bakal penyakit karena bakteri tersebut.
6. Campylobacter
Mungkin Anda pun sudah pernah mendengar nama bakteri satu ini di mana bakteri ini adalah jenis yang justru paling kerap menginfeksi manusia. Jenis yang paling umum dijumpai adalah C. Jejuni dan bakteri ini mampu menyerang manusia melalui makanan. Oleh karena itu, waspadai makanan yang kiranya terkontaminasi bakteri ini.
Bakteri ini menjadi salah satu yang menyebabkan infeksi usus paling sering di seluruh dunia dan lebih kerap lagi terjadi pada anak-anak yang usianya 2 tahun ke bawah. Tanda-tandanya adalah diare yang terkadang feses keluar bersama darah, demam, kram perut, dan juga muntah-muntah. Makanan kurang matang dan yang mentah perlu Anda hindari.
(Baca juga: tanda-tanda usus buntu)
7. Helicobacter Pylori
Penyebab gastritis cukup banyak dan salah satunya adalah bakteri satu ini di mana ada hubungannya juga dengan perkembangan duodenum dan ulkus lambung alias infeksi lambung. Kondisi yang dapat dialami oleh penderitanya antara lain adalah perut yang mual dan sakit.
Namun sayangnya, pada banyak kasus penderita infeksi usus dikarenakan jenis mikroorganisme satu ini tidaklah ada gejala yang nampak. Bila gejala seperti sakit perut dan mual yang terjadi begitu mengganggu dan terjadi dalam beberapa hari, Anda bisa langsung memeriksakan ke dokter. Dengan mendeteksinya, otomatis Anda dapat mencegah infeksi usus menjadi lebih serius.
8. Escherichia Coli
Inilah bakteri yang biasanya disingkat dengan nama E. Coli di mana memang ini masih termasuk dari spesies utama bakteri gram negatif. Penemuan bakteri ini adalah di dalam usus besar manusia dan rata-rata sebenarnya tidaklah begitu mengancam kesehatan. Bakteri ini mampu memicu infeksi usus, namun tak berbahaya sehingga tak usah dikhawatirkan.
Jenis bakteri satu ini diketahui banyak menjadi pemicu diare khususnya di negara-negara yang masih berkembang. Anak-anaklah yang paling sering menjadi korban dari infeksi bakteri ini sehingga mereka akan mengalami diare. Ketika mengonsumsi yang sudah tercampur dengan kotoran hewan maupun manusia, E. Coli bisa hadir dan menyerang manusia.
(Baca juga: obat usus buntu)
9. Clostridium Difficile
Bakteri satu ini adalah yang kerap memicu penyakit diare rinagn hingga peradangan yang memang cukup berbahaya. Infeksi atau peradangan usus besar bisa terjadi dikarenakan bakteri ini sehingga usus pun berpotensi mengalami pembengkakan. Timbulnya infeksi biasanya justru adalah sesudah pemakaian antibiotik dan malah dianggap sebagai penyakit terumum saat seseorang ada di rumah sakit.
Infeksi usus akibat mikroorganisme satu ini lebih umum terjadi pada seseorang yang usianya sudah lebih dari 65 ke atas. Tak hanya itu, risiko infeksi usus juga lebih tinggi pada pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit dengan fasilitas perawatan yang berjangka panjang. Namun orang yang dalam kondisi sehat pun juga memiliki peluang terinfeksi sesudah menjalani terapi antibiotik pada jangka waktu yang panjang.
10. Faktor Usia
Sama seperti kebanyakan penyakit, faktor usia pun memainkan peran yang cukup besar. Meski demikian, memang benar bahwa infeksi usus bisa terjadi pada usia berapapun. Hanya saja, infeksi usus merupakan sebuah penyakit yang lebih berpotensi menyerang seseorang yang usianya sudah memasuki 35 tahun atau lebih.
11. Merokok
Kebiasaan merokok adalah kebiasaan yang buruk dan seperti yang kita ketahui, bahaya merokok bagi kesehatan sangat besar. Tak hanya menyebabkan kanker paru-paru atau kanker tenggorokan dan mulut, merokok juga mampu meningkatkan peluang seseorang mengalami infeksi pada bagian usus.
(Baca juga: gejala radang usus)
Pencegahan Penularan Infeksi Usus
Sewaktu seseorang telah benar-benar didiagnosa menderita gejala infeksi usus, maka penderita harus ekstra waspada supaya infeksi tak tersebar. Di bawah ini ada beberapa langkah pencegahan akan penularan dan penyebaran dari infeksi usus. Supaya kondisi lebih cepat membaik, langkah-langkah berikut ini bisa juga dilakukan.
- Selalu mencuci seluruh bahan makanan yang hendak dimasak. Bahan makanan yang akan Anda olah sebaiknya sudah melalui proses pencucian terlebih dulu. Ini karena kita tidak tahu asal-muasal dari bahan-bahan tersebut. Bila bahan-bahan makanan tersebut berasal dari lingkungan yang cukup kotor, kemungkinan bakteri ada di dalamnya pun sangat besar dan bisa mengancam menginfeksi orang yang nanti mengonsumsinya.
- Memasak bahan makanan hingga matang. Mungkin beberapa orang ada yang menggemari makanan yang setengah matang. Tak semua dan tak selalu bahan makanan setengah matang itu aman dikonsumsi. Ketika sudah tercemar bakteri tertentu, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, maka akan mudah bagi pengonsumsi untuk terserang bakteri tersebut.
- Mencuci tangan. Baik itu sesudah menggunakan kamar mandi, sebelum makan, atau sebelum memasak, pastikan bahwa tangan Anda sudah bersih dengan mencucinya terlebih dulu. Proses cuci tangan yang baik pun sebaiknya tidak hanya menggunakan air, tapi juga menggunakan sabun antibakteri. Sabun jenis tersebut akan melindungi tangan Anda dengan baik dari segala kuman.
- Mengonsumsi makanan cair. Di saat infeksi usus menyerang, obat infeksi usus paling alami adalah air putih dan juga makanan-makanan yang berbentuk cair. Mengonsumsi air putih dan makanan-makanan cair akan mencegah tubuh dari bahaya dehidrasi. Elektrolit yang sudah sempat hilang pun bisa didapat kembali. Saat memang tubuh sudah jauh lebih baik, maka dokter pasti akan menyuruh Anda mulai mengonsumsi sayuran dan buah-buahan supaya mineral vitamin yang hilang bisa kembali.
- Menjauhi makanan yang susah dicerna. Biasanya, makanan yang sulit dicerna akan menyebabkan iritasi. Contoh makanan yang perlu dihindari selama sakit adalah produk susu, daging merah, serta makanan yang rasanya pedas. Pastikan Anda menjauhi segala makanan tersebut hingga usus Anda benar-benar sembuh.
(Baca juga: sariawan usus)
Demikianlah sedikit informasi terkait dengan penyebab infeksi usus yang perlu diketahui oleh setiap kita. Bila gejala serius sudah mulai dialami, seperti gejala dehidrasi, tubuh lemah, diare berdarah, dan muntah terus-menerus, segera ke dokter. Bantuan medis adalah yang paling Anda butuhkan di saat demikian.