Batu ginjal terbentuk melalui berbagai mekanisme fisiokimia yang cukup kompleks. Pembentukan batu ginjal disinyalir berhubungan dengan adanya gangguan aliran air seni, gangguan pada metabolisme tubuh, infeksi pada saluran kemih, dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh dan keadaan-keadaan lain yang masih belum banyak diketahui yang disebut idiopathik.
(Baca juga: ciri-ciri batu ginjal)
Pembentukan Batu Ginjal
Secara teroritis, batu yang terbentuk pada seluruh bagian organ kencing terjadi karena aliran air seni yang kurang lancar, mulai dair ginjal sampai proses dikeluarkannya air seni. Bagian organ saluran kencing yang relatif memiliki aliran urine yang lambat atau stasis adalah perbatasan ginjal dengan ureter yang disebut pelvikalises, hal ini dapat diperparah dengan penyempitan saluran tersebut dan divertikel yang menyumbat kandung kemih bagian bawah seperti BPH (benign Prostat Hyperthrophy) atau prostat bengkak, striktura dan buli- buli neurogenik. (baca juga: Gejala prostat)
Batu saluran kemih adalah kumpulan kristal- kristal dalam urine yang menyatu dan berkumpul dan tersusun dari bahan- bahan organik maupun anroganik yang larut dalam urine. Dalam keadaan normal, bahan- bahan pmbentuk kristal batu urine akan tetap larut dalam air seni. Namun, karena berbagai keadaan- dapat terjadi suatu pengendapan atau presipitasi kristal urine.
Kristal- kristal ini kemudian akan berkumpul dan saling mengikat membentuk init batu yang disebut nukleasi. Nukleasi akan mengaggregasi inti batu yang lain dan menarik bahan- bahan anorganik yang lain sehingga membentuk kristal yang besar. Walaupun begitu, kristal batu yang membesar ini belum sepenuhnya menyumbat seluruh diameter saluran kencing.
Kristal- kristal ini terlebih dahulu akan mulai menempel pada sel pelindung saluran kencing yang disebut epitel. Setelah penempelan itu, akan terjadi penarikan bahan- bahan organik yang lebih banyak jika perubahan pada urine tidak teratasi.
Faktor Pendukung Pembentukan Batu pada Ginjal
Faktor yang menyebabkan perubahan air seni (urine) yang dapat mendukung pembentukan batu ginjal adalah suhu, pH dalam urine, terdapat koloid dalam urine, konsentrasi larutan dalam urine, kecepatan aliran urine, terdapat benda asing di dalam saluran kemih yang berfungsi sebagai nukelus atau inti batu.
Sebagian besar batu yaitu 80% terbentuk dari senyawa kalsium, baik yang berikatan dengan oxalat dan fosfat. Selain itu, batu terbentuk dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu ini terbentuk karena adanya infeksi saluran kencing), batu xanthyn, batu sistein dan batu jenis lainnya. Batu asam urat lebih mudah terbentuk pad asaat pH urine rendah atau berada dalam keadaan asam. Sedangkan batu magnesium amonium fosfat lebih mudah terbentuk pada saat pH urin dalam keadaan basa karena infeksi.
(Baca juga: pantangan batu ginjal)
Faktor Penghambat Pembentukan Batu pada Ginjal
Dalam tubuh seseorang yang menderita batu ginjal, terbentuknya batu ginjal tidak selalu terjadi jika terdapat faktor penghambat pembentukan batu ginjal. Zat- zat penghambat batu saluran kecing adalah zat yang dapat mengikat kalsium saat kalsium di serap di dalam usus, dalam proses pembentukan inti batu atau kristal, proses agregrasi atau berkumpulnya kristal dan penempelan kristal pada lapisan epitel saluran kemih yang disebut retensi kristal. Faktor penghambat inilah yang digunakan sejumlah obat baik obat herbal maupun yang ada di apotek untuk mencegah pembentukan batu atau mengeluarkan batu yang telah terbentuk.
Ion magensium (Mg2+) adalah penghambat pembentukan batu yang paling dikenal karena dapat berikatan dengan oksalat sehingga jumlah oksalat yang berikatan dengan kalsium untuk membentuk batu kalsium fosfat dapat berkurang. Selain magnesium, terdapat juga sitrat. Sama seperti magnesium, sitrat ini dapat berikatan dengan ion kalsium untuk membentuk garam kalsium sitrat, sehingga jumlah kalsium yang kan berikatan dengan fosfat dan oksalat akan berkurang.
Selain kedua jenis zat tersebut, terdapat beberapa protein atau senyawa organik lain yang dapat berperan sebagai penghambat pembentukan kristal, menghambat agregrasi kristal maupun menghambat retensi kristal. Senyawa tersebut adalah glikosaminoglikan (GAG), protein Tamm Horsfall (THP) atau uromukoid, nefrokalsin dan osteopontin.
(Baca juga: cara mencegah batu ginjal)
Penyebab Terbentuknya Batu Kalsium
Batu urine terdiri dari kalsium fosfat dan kalsium oksalat karena itu kadar kalsium dalam urine berperan dalam pembentukan batu berjenis tersebut. Kadar kalsium yang dapat menyebabkan terbentuknya batu kalsium adalah 250-300 mg/ 24 jam, yang istilahnya disebut hiperkalsiuri. Hal ini terjadi melalui 3 mekanisme, yaitu penyerapan kalsium secara berlebihan melalui usus, gangguan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, peningkatan penyerapan kalsium dari tulang. Selain kalsium kadar oksalat sebagai pasangan kalsium dalam membentuk batu juga berperan sebagai faktor pembentuk batu.
Kadar oksalat yang berlebih melebihi 45 gram per hari dapat mendukung terbentuknya batu kalsium oksalat. Kadar oksalat dalam urin yang terlalu tinggi disebut hiperoksaluri.Keadaan ini sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan pada usus setelah menjalani pembedahan usus. Selain itu, juga ditemukan pada pasien yang sering mengonsumsi makanan yang tinggi oksalat, seperti teh, kopi instan, minuman bersoda, kokoa, arbei, jeruk sitrun dan sayuran berwarna hijau yaitu bayam.
Pembentukan inti batu kalsium oksalat dipengaruhi kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24 jam. Keadaan ini disebut hiperurikosuria diama terjadi karena banyak mengonsumsi makanan yang tinggi purin seperti jeroan dan kacang- kacangan.
(Baca juga: gejala batu ginjal pada pria)
Pengobatan Batu Ginjal
Batu ginjal yang tidak segera dikeluarkan dapat menimbulkan masalah pada saluran kemih dan sebaiknya harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan keadaan yang lebih buruk pada tubuh. Sumbatan yang disebabkan batu dapat menyebabkan ginjal penuh berisi air dan bisa terjadi gagal ginjal, selain itu dapat pula terjadi infeksi saluran kemih. Pengobatan batu ginjal dapat berupa obat- obatan dan operasi.
- Kegunaan Obat-obatan atau Medikamentosa
Pemberian obat- obatan di berikan jika ukuran batu masih berukur kurang dari 5mm. Pemberian obat pada pasien dengan batu ginjal yang berukuran kurang dair 5 mm diharapkan batu dapat keluar sendiri secara spontan melalui air kencing. Obat- obatan yang digunakan adalah diuretikum, terapi ekspulsi batu dengan medikasi dan kemolisis oral.
(Baca juga: cara mengobati batu ginjal)
- Kegunaan Obat Herbal
Obat herbal memiliki beberapa efek yang menguntungkan bagi penderita yang memiliki batu ginjal. Obat- obat tersebut mengandung zat phytoconstituent yang bekerja melalui mekanisme protektif yaitu:
- Membantu keluarnya kalkulus batu kencing secara spontan dari air seni dengan meningkatkan volume urine yang dikeluarkan, memperbaiki tingkat keasaman air seni dan aktivitas antikalsifikasi, serta memiliki aktivitas diuresis.
- Menyeimbangkan faktor yang menghambat dan meningkatkan kristalisasi batu dalam air seni yang menyebabkan nukleasi kristal, agregrasi dan pertumbuhan kristal- kristal batu kencing.
- Menghentikan pengikatan lendir mucin pada batu pada air seni.
- Meningkatkan fungsi ginjal dan menurunkan risiko penyakit ginjal.
- Mengatur metabolisme oksalat.
- Mengatur keseimbangan koloid kristaloid.
- Mencegah kekambuhan terbentuknya batu ginjal.
- Meningkatkan status antioksidan jaringan ginjal dan meningkatkan integritas membran dan mencegah kekambuhan.
- Menghambat ACE dan phopholipase A2.
- Memiliki efek antimikroba yang berperan dalam pembentukan batu ginjal.
- Mengurangi gejala atau tanda-tanda batu ginjal seperti nyeri pada perut, nyeri saat berkemih dan keluar darah saat berkemih.
Berikut di bawah inilah Anda bisa melihat betul sejumlah rekomendasi obat penghancur batu ginjal dan beberapa tindakan medis yang memang perlu dilakukan sebagai metode pengobatan ketika batu ginjal lebih besar daripada yang dibayangkan.
(Baca juga: makanan penghancur batu ginjal)
1. Duretikum
Diuretikum adalah obat yang dapat meningkatkan colum air seni, tujuannya adala untuk mengeskresikan bahan- bahan yang dapat menjadi batu seperti oksalat dan asam urat. Contoh obatnya adalah furosemin, thiazide dan spironolactone.
2. Terapi Ekspulsi dengan Medikasi
Terapi ekspulsi dengan medikasi memiliki prinsip dasar yaitu dengan merelaksasikan otot polos yang ada pada saluran kencing ureter dengan menghambat calcium channel pump atau mengeblok reseptor alfa 1. Berdasarkan penelitian metaanalisis, pasien yang mendapat terapi alfa blocker atau nifedipin cenderung akan mengeluarkan batu secara spontan dari pasien batu yang tidak menerima terapi ini. Alfa blocker yang direkomendasikan dan cukup baik adalah tamsulosin, terazosin, doxasozin. Namun, penggunaanya harus sesuai resep dokter karena memiliki efek samping hipotensi ortostatik atau tekanan darah rendah.
3. Kemolisis Oral
Kemolisis oral adalah pemberian obat oral untuk menetralkan keasaman urine. Namun, hal ini hanya berlaku jika jenis batunya adalah batu asam urat. Obat yang diberikan adalah alkaline sitrat atau natrium bikarbonat.
(Baca juga: perbedaan sakit ginjal dan batu ginjal)
4. Titerpenes
Secara alami, triterpene pentacyclic yang berasal dari tanaman memiliki berbagai macam efek farmakologis.
Lupeol adalah salah satu kandungan tanaman yang memiliki kemiripan dengan Titerpenes dapat menurunkan risiko pembentukan batu dan mencegah kerusakan jaringan akibat terbentuknya batu serta dapat mengencerkan urine yang mengandung zat- zat yang dapat membentuk batu ginjal.
Dua zat yang secara struktural berkaitan dengan triterpene yaitu lupeol dan betulin dinilai memiliki sejumlah efek antilithiasis atau penghambatan penbentukan batu. Suatu percobaan pada tikus dengan memasukan benda asing pada saluran kencing hewan coba serta memberikan makanan yang tinggi amonium oksalat pada makanan hewan coba menyebabkan terjadi peningkatan peroksidasi lemak dan berkurangnya antioksidan pada jaringan ginjal.
Kedua senyawa yang memiliki struktur menyerupai triterpene tersebut secara efisien dan sama dapat mengurangi pembentukan kristal yang disebabkan perubahan peroksidase yang diukur dengan malondialdehyde dan berbagai kerusakan jaringan. Antioksidan dapat berasal dari komponen enzimatik dan non-enzimatik. Komponen ini secara signifikan akan berkurang dalam ginjal dan buli- buli pada hewan yang memiliki batu ginjal.
Kedua zat yaitu lupeol dan betulin memiliki kemampuan untuk mengembalikan status thiol dan enzim antioksidan yang berasal dari komponen superoxide dismutase, catalase and glutathione peroxidase. Mekanisme dua komponen tersebut memberikan perlindungan terhadap manifestasi toksik yang menginduksi oksalat dan produksi radikal bebas dapat melibatkan penghambatan agregrasi kalsium oksalat dan meningkatkan sistem pertahanan tubuh.Secara umum, triterpene pentacyclic yang terdapat pada lupeol dan betulin efisien untuk menghambat pembentukan batu ginjal pada tubuh hewan coba.
5. Moringa oliefera atau Daun Kelor
Moringa oliefera atau daun kelor diketahui dapat mengatur ketidakseimbangan koloid dan kristaloid dan meningkatkan fungsi ginjal. Pada urin terdapat berbagai macam kristaloid dengan berbagai macam tipe yaitu oksalat, asam urat, kalsium, dan sistine dimana terlarut dalam larutan karena terdapat koloid (mucin dan asam sulfur) dalam urin yang menyerap kristaloid.
Ketika terjadi ketidakseimbangan antara rasio kristaloid dan koloid seperti peningkatan kristaloid dan penurunan jumlah koloid dapat menyebabkan pembentukan batu. Ketika koloid kehilangan kemampuannya untuk menyerap kristalloid maka dapat terbentuk batu. Selain itu, peningkatan ekskresi fosfor urin bersamaan dengan peningkatan oksalat dalam urine dapat mendukung terciptanya lingkungan yang memicu terbentuknya batu dengan membentuk kristal kalsium fosfat.
Tak hanya itu, peningkatan kadar asam urat pada urine yang mengandung tinggi kalsium oksalat dapat meningkatkan pembentukan batu kalsium oksalat. Kristal asam urat yang larut dalam kalsium oksalat dapat berikatan dengan batu kalsium oksalat serta mengurangi aktivitas hambatan GAGS. Dominasi kristal asam urat pada batu kalsium oksalat dan membentuk kristalisasi yang berperan utama sebagai pembentukan batu.
Kekentalan dari koloid dalam urine ini yang memicu terbentuknya pastikel kristal yang terperangkap dalam urin dan memicu sejumlah pertumbuhan kristal menjadi batu ginjal. Daun kelor dapat mepertahankan keseimbangan kristaloid dan koloid dalam urine.
(Baca juga: ciri-ciri penyakit ginjal)
6. Rubia corifolia atau Daun Rangginan
Pada pasien dengan batu ginjal, terjadi penurunan kecepatan penyaringan ginjal yang disebut laju filtrasi glomerulus. Glomerulus adalah bagian sari saluran urinaria yang bergelung- gelung yang berguna untuk menyaring protein dan gula dari darah menjadi air kencing. Penurunan ini dapat terjadi karena penyumbatan batu ginjal pada saluran urinaria di ginjal. Akibat dari penurunan laju filtrasi glomerulus dapat terakumulasi berbagai zat- zat racun yang harus dibuang lewat urin seperti urea, kreatinin, dan asam urat.
Pemberian tanaman ini dapat membantu pengeluaran urea dan kreatinin. Sebagian besar tanaman herbal memiliki efek anti pembentukan batu ginjal melalui mekanisme ini. Selain daun rangginan, daun kelor juga memiliki potensi menurunkan kadar akumulasi racun berupa BUN (Blood Urea Nitrogen/ Nitrogen Urea dalam darah) dan kreatinin. Hal ini akan dapat menghasilkan peningkatan GFR atau laju filtrasi glomerulus.
7. Tanaman Rujak Polo atau Tribulus terrestris
Sebagian besar batu saluran kencing terutama batu ginjal adalah batu yang mengandung kalsium oksalat. Sehingga kadar oksalat yang tinggi dalam air seni yang disebt hiperoksaluria merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Perannya dalam pembentukan batu ginjal 15 kali lipat lelbih besar dibandingkan dengan kalsium. Ekstrak tanaman rujak polo dengan air dapat mengganggu metabolisme oksalat. Pada percobaan dengan hewan coba tikus yang diberikan diet tinggi sodium glikolat dan diberikan ekstrak air daun rujak polo, menunjukan penurunan yang signifikan terhadap ekskresi oksalat.
8. Rumput upas- upasan atau Aerva lanata
Rumput upas- upasan atau aerva lanata adalah tanaman yang sering digunakan dalam pengobatan ayurveda di India untuk kasus batu ginjal. Tanaman ini banyak ditemukan di gunung, bentuknya seperti akar yang berkayu dengan batang yang sebagian besar terbentang dan melebar serta menyebar luas dengan ketinggian hingga 6 kaki atau 1,8 meter. Daun tanaman ini beberbentuk tidak beraturan, di ujungnya tumbuh daun yang berbentuk dua bola kecil berwarna putih dengan bunga yang berdiameter 2,5 mm berarna pink, hijau atau putih kusam. Sama seperti tanaman rujak polo, tanaman ini berkhasiat untuk menurunkan kadal oxalat dalam urine.
(Baca juga: faktor penyebab gagal ginjal)
9. Ajwain atau Trachyspermum ammi
Ajwain atau Trachyspermum ammi adalah sebuat tanaman yang kaya akan antioksidan dan merupakan suplemen yang baik untuk pencegahan terbentuknya batu ginjal berulang pada pasien batu ginjal. Radikal bebas yag terjadi karena stres oksidatif menyebabkan kerusakan pada sel ginjal dan keradangan hal ini akan memicu terjadinya retensi kristal pembentuk batu ginjal. Menurut penelitian pemberian makanan yang terkandung antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C akan mencegah pembentukan batu kalsium oksalat pada ginjal.
10. Crateva Nurvala
Crateva nurvala banya ditemukan di India dan aisa tenggara. Batang tumbuhan ini dapat menurunkan deposisi kalsium dan oksalat pada ginjal dengan menghambat aktivitas enzim liver, yaitu asam glikolik oksidase.
11. Ammi visnaga atau Bishop weed
Biji dari bishop weed memiliki efek anti pembentukan batu karena memiliki potensi diuresis dan peningkatan uremia dan hiperbilirubinemia. Diuresis akan meningkatkan volume air seni yang dikeluarkan dari ginjal.
12. Daun Meniran atau Phyllanthus niruri
Daun meniran memiliki efek menghambat pertumbuhan batu dalam saluan kencing. Mekanisme ini terjadi karena tingginya kadar glycosamino gycans pada urine sehingga proses awal pembentukan batu dapat dihambat. Selain itu, daun meniran juga memiliki efek analgetik dan anti inflamasi. Efek ini bergunak untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh penderita batu ginjal.
(Baca juga: tanda awal gagal ginjal akut)
13. Bergenia Lingulata
Bergenia lingulata juga salah satu tanaman yang digunakan dalam ilmu pengobatan ayurveda. Efeknya dalam menghambat pembentukan batu ginjal adalah karena memiliki antioksidan yang cukup tinggi untuk menangkal radikal bebas mengingat pada penjelasan sebelumnya ditulis bawah radikal bebas dapat meningkatkan pembentukan batu kalsium oksalat.
14. Asam Jawa atau Tamarindus indicus
Berdasarkan penelitian, pemberian asam jawa sebanyak 10 g memberikan dampak menguntungkan yang cukup signifikan bagi pasien batu ginjal karena akan menghambat secara langsung pembentukan batu ginjal baik pada orang sehat dan pasien batu ginjal dengan menghambat kristalisasi.
15. Costus spiralis
Costus spiralis adalah sejenis tanaman kaktus yang banyak digunakan oleh masyarakat Brazil untuk mengeluarkan batu ginjal secara spontan. Pemberian ekstrak air Costus spiralis sebanyak 0.25 mg dan 0.5 g.lg / hari selama 4 minggu dapat mengurangi pertumbuhan batu kalsium oksalat pada buli- buli hewan coba.
16. ESWL
ESWL adalah kepanjangan dari Extracorporeal Shocwave Lithotripsy. Alat ini menggunakan diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980 dengan fungsinya dapat memecah batu ginjal, batu ureter atau batu buli- buli tanpa memerlukan tindakan pembedahan dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menggunakan alat yang mengeluarkan gelombang dan pecahan batu tersebut akan di keluarkan lewat air seni dan kadang dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan.
(Baca juga: obat infeksi saluran kemih)
17. Endourologi
Adalah tindakan pembedahan yang minimal dengan tujuan mengeluarkan batu dari saluran kencing dengan cara memecah batu, kemudian pecahan batu tersebut dikeluarkan melalui alat yang dimasukan melalui saluran kencing atau melalui kulit yang sebelumnya telah dilubangi. Cara memecahkan batu tersebut digunakan dengan berbagai macam modalitas, yaitu dengan menggunakan energi hidraulik, energi gelombang suara, atau energi laser. Beberapa tindakan tersebut adalah dengan cara:
- PNL
PNL adalah singkatan dari Percutaneous Nephro Litholapaxy, yaitu suatu metode pembedahan dengan mengeluarkn batu yang berada dalam saluran urinaria di ginjal dengan menggunakan alat untuk seperti kamera kecil dalam saluran ginjal. Alat tersebut dimasukan ke dalam saluran kencing dengan sedikit melubangi kulit. Kemudian dengan alat tersebut batu dikeluarkan atau bila berukuran terlalu besar dapat dipecah terlebih dahulu menjadi pecahan kecil-kecil.
- Litotripsi
Litoripsi adalah suatu cara memecah batu ginjal dalam organ ginjal dengan menggunakan alat litotriptor yang di masukan melalui buli- buli, kmudian pecahan batu tersebut akan dikeluarkan dengan alat evakuator.
- Uretroskopi
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi hampir sama dengan PNL namun alat seperti kamera keci ini dimasulan melalui saluran kencing yang disebut ureter.
- Ekstraksi dormia
Ekstraski dormia adalah mengambil batu ginjal dengan cara menjaring dengan sebuah alat berbentuk seperti keranjang yang dinamakan dormia.
18. Bedah Laparoskopi
Bedah laparoskopi dilakukan pada perut dengan memasukan alat melalui lubang kecil yang dibuat pada perut. Dengan alat tersebut batu dalam saluran kencing yang bernama ureter diambil. Cara ini adalah metode pembedahan yang paling banyak digunakan untuk mengambil batu ureter.
19. Bedah Terbuka
Bedah terbuka artinya dilakukan dengan membuat irisan luas pada perut untuk mengambil batu ginjal atau ginjal yang sudah tidak berfungsi. Jika tujuannya hanya untuk mengambil batu ginjal berarti pada klinik layanan tersebut tidak ada alat untuk melakukan 4 metode sebelumnya.
(Baca juga: terapi infeksi saluran kemih)
Demikianlah berbagai informasi menarik mengenai batu ginjal. terutama tentang obat penghancur batu ginjal yang paling bisa diandalkan. Batu ginjal bukanlah jenis penyakit ginjal yang bisa Anda sepelekan karena batu tersebut mampu menjadi besar dan malah justru makin sulit dikeluarkan.