Prostat merupakan kelenjar kecil yang berada di panggul pria dan merupakan bagian dari sistem reproduksi. Letak proatat berada di bawah kandung kemih di depan rektum. Kelenjar prostat mengelilingi uretra yakni saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke penis. Adapun fungsi prostat adalah untuk membantu menghasilkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma. Saat terjadi proses ejakulasi, prostat akan mengeluarkan cairan menuju uretra. Cairan yang dikeluarkan tersebut akan mengalir bersama dengan sperma sebagai air mani.
Gangguan pada prostat yang paling menjadi permasalahan serius saat ini adalah kanker prostat. Gejala prostat paling umum yakni kanker prostat umumnya memiliki sifat yang tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar. Gejala prostat merupakan penyakit paling umum yang sering diderita oleh para pria. Bahkan menurut data dari WHO, dari total 1,1 juta pria di seluruh dunia yang menderita gejala prostat, 307.000 di antaranya meninggal dunia pada tahun 2012. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2012, gejala prostat telah menjangkiti sekitar 13.600 kasus, 9.191 di antaranya menyebabkan kematian. Begitu seriusnya gejala gangguan pada organ reproduksi yang satu ini tentu penting bagi setiap pria untuk mengetahui gejala prostat agar bisa dilakukan deteksi dini sehingga bisa dilakukan penanganan yang tepat.
Gejala Prostat
Pada awalnya, gangguan pada prostat mungkin saja tidak akan menimbulkan gejala apapun. Kondisi itulah yang sering menyebabkan keterlambatan diagnosis dan juga penanganan sehingga kasus kematian akibat kanker prostat tergolong tinggi. Biasanya gejala gangguan pada prostat akan terlihat dan juga terasa ketika prostat sudah membesar atau membengkak dan mulai mempengaruhi uretra. Kondisi seperti itu menyebabkan para pria tidak mengenali gejala prostat sejak dini. Mengingat pentingnya kasus gejala kanker prostat sangat tinggi, penting bagi pria untuk mengetahui gejala dini kanker prostat. Adapun beberapa gejala yang bisa ditunjukkan akan adanya gangguan pada prostat dan bisa memberikan bantuan untuk melakukan diagnosis dini adalah sebagai berikut.
1. Sulit Buang Air Kecil
Gejala awal dari kanker prostat ataupun gangguan lain pada organ prostat biasanya berupa kesulitan saat buang air kecil. Gejalanya bisa berupa perasaan atau munculnya rangsangan untuk buang air kecil tetapi tidak bisa mengeluarkan air kencing dengan lancar ketika buang air kecil. Gejala lain bisa berupa berhenti saat buang air kecil, ada perasaan masih ingin buang air kecil, atau harus sering ke kamar kecil karena merasa ingin buang air kecil atau karena air kencing yang keluar hanya sedikit-sedikit. Gejala semacam itu terjadi akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih ada tumor di dalam kelenjar prostat atau kelenjar prostat mengalami kelainan.
Kondisi tersebut menganggu ketika sedang buang air kecil. Seiring bertambahnya usia seseorang, kelenjar prostat yang mengalami kelainan, entah karena kanker atau karena kelainan lainnya, akan mengalami pembesaran atau pembengkakan. Karena itulah, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut agar Anda segera mengetahui apakah gejala prostat yang Anda alami adalah kanker ataukah hanya pembengkakan prostat biasa.
(Baca juga: kencing sedikit-sedikit)
2. Terasa Nyeri Ketika Buang Air Kecil
Gejala prostat lainnya adalah rasa nyeri ketika buang air kecil. Kondisi ini bisa menandakan berbagai gangguan yang ada di organ prostat, tidak hanya kanker prostat saja, tetapi kondisi tersebut juga bisa menandakan adanya gejala infeksi prostat yang disebut dengan prostatitis. Selain itu, gejala tersebut juga bisa menandakan adanya hiperplasia prostat. Untuk memastika diagnosis, akan lebih baik bagi Anda untuk memeriksakan diri jika Anda merasakan nyeri ketika buang air kecil.
(Baca juga: penyebab sakit pada saat buang air kecil)
3. Urin Bercampur Darah
Gejala air kencing yang bercampur darah bisa menandakan berbagai gejala medis yang cukup serius, salah satunya adalah gejala prostat, bisa karena kanker prostat atau karena kelainan lain pada kelenjar prostat. Jangan menyepelekan kondisi kesehatan Anda meskipun darah yang keluar bersama urin hanya samar-samar atau sedikit. Urin yang bercampur darah tidak selalu menandakan adanya gejala prostat.
Urin bercampur dengan darah juga bisa menandakan adanya gejala kencing batu. Penyakit kencing batu bisa menyebabkan saluran kemih mengalami luka akibat adanya partikel seperti batu yang keluar bersama urin menyebabkan adanya gesekan dengan saluran kemih. Untuk memastikan penyebab utama mengapa urin bercampur dengan darah sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis. Apalagi jika Anda merasakan gejala lain seperti gejala yang telah disebutkan pada nomor 1 dan nomor 2.
(Baca juga: penyebab kencing batu)
4. Sulit Ereksi atau Menahan Ereksi
Prostat yang mengalami kelainan, karena kanker atau karena pembesaran prostat, akan mengalami gejala kesulitan saat ereksi. Tumor yang ada di kelenjar prostat menyebabkan aliran darah yang menuju penis yang seharusnya meningkat saat ereksi menjadi terhalang dan menyebabkan gejala sulit ereksi. Kondisi tersebut bahkan bisa menyebabkan gejala sulit ejakulasi setelah ereksi.
5. Sperma Bercampur dengan Darah
Selain urin, gejala prostat juga ditandai dengan gejala sperma yang bercampur dengan darah. Gejala bercampurnya sperma dengan darah sangat mirip dengan urin yang bercampur dengan darah. Gejalanya bisa tidak begitu nampak. Jumlah darah yang bercampur dengan sperma bisa saja hanya sedikit sehingga gejala ini seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya. Jumlah darah yang sangat sedikit pada sperma mambuat air mani hanya berwarna merah muda.
Meskipun kondisi ini tidak begitu nampak, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri meskipun gejala yang ditunjukkan tergolong sangat ringan. Jumlah darah yang bercampur dengan sperma bisa semakin banyak ketika gejala prostat sudah semakin parah. Sebelum mencapai kondisi tersebut, perlu adanya tindakan medis agar penyakit tidak semakin parah. Untuk itulah, seringan apapun gejala yang Anda alami sebaiknya Anda tidak menyepelekannya.
(Baca juga: cara meningkatkan kualitas sperma)
6. Sulit Buang Air Besar
Tidak hanya sulit buang air kecil saja, gejala prostat juga bisa menyebabkan penderitanya kesulitan buang air besar. Letak kelenjar prostat berada di bawah kandung kemih dan di depan rektum. Jika prostat mengalami gangguan atau memiliki tumor maka kondisi tersebut akan menyebabkan gangguan pencernaan. Namun kesulitan buang air besar juga bisa menandakan gejala lain, salah satunya adalah kanker usus besar. Kesulitan buang air besar dalam waktu yang lama akan menyebabkan pembesaran prostat sebab terjadi tekanan yang besar pada kelenjar prostat secara terus menerus atau dalam kurun waktu yang lama.
Dengan kata lain, gejala prostat bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan juga kesulitan buang air besar. Sebaliknya, kesulitan buang air besar atau sering disebut dengan sembelit dalam kurun waktu yang lama juga bisa menyebabkan kelainan pada prostat, yakni pembesaran prostat. Dengan kata lain, ketika Anda mengalami sembelit dalam kurun waktu yang relatif lama maka segeralah minta pertolongan dokter. Selain bisa menyebabkan pembengkakan prostat, kesulitan buang air besar terus-menerus atau disebut sembelit bisa menyebabkan ambeien.
7. Nyeri Terus-menerus di Area Punggung Bawah, Panggul, atau Paha Dalam Bagian Atas
Gejala prostat ternyata bisa menyebar ke beberapa area yang ada di sekitar kelenjar prostat, seperti punggung bawah, panggul, dan juga paha dalam bagian atas. Biasanya rasa nyeri yang dirasakan cukup sulit untuk dijelaskan. Jika Anda sering mengalami gejala nyeri pada area-area tersebut dan rasa nyeri yang dirasakan cukup sering bisa jadi kondisi tersebut menandakan gejala prostat, atau bisa jadi adalah tanda adanya kanker prostat. Dengan kata lain, gejala prostat tidak hanya mempengaruhi kelenjar prostat itu sendiri, tetapi juga bisa mempengaruhi berbagai area yang ada di sekitar kelenjar prostat. Karena itulah Anda harus segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut.
(Baca juga: penyebab sakit pinggang – sakit punggung sebelah kiri)
8. Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Selain 7 gejala yang telah disebutkan di atas, gejala prostat juga bisa ditunjukkan dengan seringnya buang air kecil ketika malam hari. Jika Anda buang air kecil lebih dari dua kali selama satu malam maka Anda sebaiknya waspada dengan kesehatan Anda. Sering buang air kecil ketika malam hari merupakan salah satu gejala medis yang yang bisa dianggap serius. Tidak hanya menandakan adanya gejala prostat, sering buang air kecil ketika malam hari juga bisa menandakan adanya gejala penyakit diabetes. Jadi bisa dikatakan bahwa gejala sering buang air kecil ketika malam hari menunjukkan adanya gejala medis yang cukup serius, bisa karena gejala prostat atau karena gejala penyakit diabetes.
(Baca juga: penyebab sering buang air kecil)
9. Urin Menetes atau Tidak Cukup Kuat
Gejala yang satu ini mirip dengan gejala inkontinensia urin atau sering disebut dengan ngompol. Biasanya urin yang keluar tidak dapat ditahan dan perlahan keluar dalam bentuk tetesan atau keluar dengan tidak cukup kuat. Gejala ini ditandai dengan munculnya rangsangan yang kuat untuk buang air kecil bahkan tidak tertahankan. Namun ketika urin sudah keluar melalui saluran kemih biasanya keluarnya urin hanya berupa tetesan-tetesan atau tidak cukup kuat.
10. Faktor Resiko
Meskipun tubuh Anda tidak menunjukkan adanya gejala prostat seperti yang telah disebutkan di atas, tidak ada salahnya bagi Anda untuk memeriksakan diri. Umumnya banyak pria yang merasakan adanya gejala prostat namun mengabaikannya, namun ada juga yang mengalami kelainan pada kelenjar prostat namun tidak mengalami adanya gejala. Karena itu, meskipun tidak mengalami gejala sama sekali bukan berarti Anad benar-benar bebas dari kelainan kelenjar prostat.
Untuk itu sebaiknya Anda segera memeriksakan diri, terutama bagi Anda yang memiliki faktor resiko lebih tinggi untuk mengalami kelainan kelenjar prostat, seperti jika Anda memiliki anggota keluarga terutama sang ayah yang memiliki riwayat penyakit kanker, obesitas atau kegemukan, serta memiliki kebiasaan merokok. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor pemicu kelainan pada kelenjar prostat. Jika Anda memiliki satu atau bahkan semua faktor tersebut maka memeriksakan diri adalah tindakan paling tepat.
Penyebab Kelainan pada Prostat
Hingga saat ini, munculnya kelainan pada kelenjar prostat, salah satunya kanker prostat, belum bisa diketahui secara pasti. Namun berdasarkan studi kasus, beberapa faktor berikut ini merupakan pemicu munculnya gejala prostat.
1. Faktor Usia
Berdasarkan penelitian, lebih dari 80% kasus penderita kanker prostat merupakan pria yang berusia di atas 65 tahun. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pria yang masih berusia muda untuk terkena gangguan kelenjar prostat, terutama bagi mereka yang tidak menerapkan pola hidup sehat. Biasanya, kanker prostat baru terdiagnosis ketika berusia lanjut karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui gejala-gejala awal yang menandakan adanya gejala prostat.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kelainan pada kelenjar prostat, terutama kanker prostat kebanyakan juga dipengaruhi oleh faktor genetis. Penelitian menunjukkan, pria yang memiliki anggota keluarga yang terkena kanker (keluarga laki-laki yang menderita kanker prostat atau keluarga wanita yang menderita kanker payudara) memiliki resiko lebih besar untuk menderita kanker prostat dibandingkan mereka yang memiliki anggota keluarga yang tidak memiliki riwayat penyakit kanker.
3. Asupan Makanan
Kanker prostat juga dipengaruhi oleh pola asupan makanan. Asupan kalsium secara berlebihan ternyata terbukti dapat meningkatkan resiko untuk terkena kanker prostat. Dengan kata lain, meskipun kalsium penting untuk menjaga kesehatan tulang, namun asupannya tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Menjaga pola makan seimbang dan terkontrol akan membantu proses pencegahan kanker prostat dan menjaga kesehatan tubuh.
(Baca juga: makanan yang mengandung kalsium tinggi – akibat kelebihan kalsium)
4. Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan juga akan meningkatkan resiko kanker prostat. Obesitas menyebabkan adanya penumpukan lemak di berbagai organ di dalam tubuh, salah satunya di kelenjar prostat. Penumpukan lemak tersebut sekaligus akan meningkatkan resiko kanker sebab lemak berlebih di dalam tubuh akan berubah menjadi racun di dalam tubuh. Lambat laun, racun tersebut akan berubah menjadi sel-sel kanker. Untuk itulah Anda harus menjaga berat badan Anda agar tetap ideal dan terkontrol.
5. Merokok
Tidak hanya menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan kanker saja, kebiasaan merokok juga akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker prostat ataupun gangguan lain pada kelenjar prostat. Kebiasaan merokok terbukti akan meningkatkan suplai racun yang berasal dari nikotin ke dalam tubuh. Jika kebiasaan merokok tidak dihentikan, sudah pasti akan ada penumpukan racun di dalam tubuh. Jika kondisi ini terus dibiarkan, penumpukan racun tersebut akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya gejala prostat.
(Baca juga: bahaya merokok)
Diagnosis Gejala Prostat
Jika Anda mengalami beberapa gejala prostat seperti yang telah dijelaskan di atas, maka segeralah lakukan pemeriksaan medis untuk memastikan kondisi prostat ataupun kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh. Gejala prostat mungkin tidak akan nampak dengan begitu jelas sehingga banyak pria yang mengabaikan gejala-gejala kecil yang mereka alami. Akibatnya sering terjadi keterlambatan penanganan sehingga meningkatkan rasio kematian bagi penderitanya. Untuk itu bagi Anda para pria yang mengalami gejala seringan apapun seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis. Adapun diagnosis gejala prostat yang akan dilakukan biasanya harus melalui beberapa macam prosedur sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Colok Dubur
Metode pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memasukkan jari yang sudah dibungkus dengan sarung tangan dan telah diolesi dengan pelumas ke dalam rektum. Cara tersebut berguna untuk memeriksa kelenjar prostat yang posisinya berada di sebelah rektum. Apabila dokter menmukan adanya ketidaknormalan pada tekstur, bentuk, dan juga ukuran kelenjar prostat maka kemungkinan besar dokter akan memerlukan tes lanjutan lainnya.
2. Tes PSA atau Antigen Khusus Prostat
Apabila dokter menemukan adanya ketidaknormalan pada kelenjar prostat Anda, maka kemungkinan besar dokter akan melakukan tes PSA. Prostat merupakan kelenjar yang menghasilkan protein yang disebut dengan PSA. Kadar PSA di dalam darah pria jumlahnya tidak cukup banyak, namun jumlah PSA di dalam darah biasanya akan mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan usia seseorang. Dengan melakukan uji PSA, dokter bisa mengidentifikasi apakah ada kemungkinan terdapat gejala prostat ataukah tidak. Jika jumlah PSA di dalam darah mengalami peningkatan dimungkinan pasien menderita pembesaran prostat atau bisa juga karena kanker prostat. Akan tetapi, diagnosis gejala prostat menggunakan metode ini tidak sepenuhnya akurat. Tidak semua penderita gejala prostat mengalami kenaikan kadar PSA di dalam darah. Hanya ada sekitar 45% penderita gejala prostat yang mengalami kenaikan kadar PSA di dalam darah.
3. Biopsi
Metode biopsi merupakan metode yang paling bisa diandalkan untuk memastikan apakah kelenjar prostat mengalami kelainan atau tidak. Metode biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan yang ada di kelenjar ini. Selanjutnya sampel jaringan tersebut akan diteliti di laboratorium, apakah mengandung sel kanker ataukah tidak. Bisa dikatakan, tes ini akan memberikan hasil yang akurat mengenai kondisi prostat Anda.
Selain ketiga metode diagnosis yang telah disebutkan di atas, kemungkinan besar dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan tes MRI atau CT scan untuk mengetahui apakah sel kanker sudah menyebar ke area lain atau belum.
(baca juga: bahaya CT scan bagi kesehatan)
Pengobatan Gejala Prostat
Penyakit prostat berupa kanker prostat biasaya harus ditangani dengan metode pembedahan atau operasi. Adapun beberapa metode yang bisa dilakukan untuk menangani penyakit prostat adalah sebagai berikut:
1. TURP atau Trans-urethral Resection
TURP merupakan metode operasi yang dilakukan dengan cara memotong bagian yang ada di kelenjar prostat. Metode ini dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala kesulitan buang air kecil akibat kanker prostat. TURP dilakukan dengan memasukkan kawat besi yang memiliki bagian melingkar di ujungnya. Kawat tersebut akan dimasukkan ke dalam uretra untuk menuju ke bagian kelenjar prostat. Arus listrik akan digunakan untuk memanaskan bagian kawat yang melingkar di mana untuk selanjutnya kawat tersebut digunakan untuk memotong kelenjar prostat yang terkena kanker.
2. Prostatektomi Radikal
Prosedur pembedahan ini dilakukan untuk mengangkat kelenjar prostat dan juga jaringan yang ada di sekitar kelenjar prostat. Cara ini bisa menghilangkan atau menyembuhkan pasien kanker prostat jika sel kanker belum menyebar ke area sekitar kelenjar prostat. Namun tidak ada jaminan bagi pasien untuk benar-benar sembuh dari kanker prostat. Masih ada kemungkinan kanker akan kambuh jika sel kanker tidak benar-benar dibersihkan dan telah menyebar keluar dari kelenjar prostat. Metode ini juga bisa berpotensi menyebabkan komplikasi berupa:
- Inkontinensia urin yakni ketidakmampuan untuk mengendalikan rangsangan buang air kecil atau biasa disebut dengan mengompol.
- Disfungsi ereksi atau yang lebih sering disebut dengan impotensi.
- Tidak lagi bisa melakukan ejakulasi sehingga tidak bisa memiliki keturunan melalui hubungan intim.
3. Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan memanfaatkan sinar radiasi yang berguna untuk membunuh sel kanker yang belum menyebar eluar dari kelenjar prostat. Metode radioterapi juga bisa dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa pasca operasi dilakukan. Radioterapi juga berguna untuk meredakan gejala penyakit kanker prostat dan juga memperlambat perkembangan sel kanker pada penderita kanker prostat yang sudah lanjut.
4. Terapi Hormon
Terapi hormon biasanya akan dilakukan bersamaan dengan radioterapi. Terapi hormon akan dilakukan sebelum dan sesudah radioterapi. Pemberian terapi ormon sebelum radioterapi bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan radioterapi. Sedangkan terapi hormon yang dilakukan setelah radioterapi bertujuan untuk mencegah perkembangan sel-sel kanker yang masih tersisa.
Itulah beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker prostat. Tentunya tindakan medis yang dilakukan sebelumnya harus disesuaikan dengan tingkat atau stadium kanker yang diderita oleh pasien.