Ketika kita bertanya-tanya apa saja yang termasuk di dalam senyawa karbohidrat, maka jawabannya sudah jelas salah satunya adalah galaktosa yang masih masuk dalam golongan monosakarida. Bahkan galaktosa juga diketahui masih masuk dalam golongan heksosa dikarenakan ada 6 atom C yang dimiliki pada molekulnya. Laktosa yang adalah disakarida dibentuk oleh galaktosa karena galaktosa masih termasuk monomer pembentuk senyawa tersebut; laktosa merupakan senyawa yang kita dapat jumpai pada susu.
Senyawa galaktosa ini mampu menyerap ke dalam darah yang menjadikannya mempunyai nilai indeks glikemik yang tidak tinggi, paling tidak memang hitungannya lebih rendah daripada sukrosa. Enzim B-galaktosidase adalah enzim yang digunakan oleh metabolisme galaktosa yang mampu didegradasi juga dengan lysosomal degradasi yang asalnya dari senyawa karbohidrat kompleks.
(Baca juga: bahaya konsumsi gula berlebihan)
Hubungan Galaktosa dan Laktosa
Seperti yang telah diungkapkan bahwa galaktosa masih termasuk monosakarida, dan ketika glukosa coba dikombinasikan dengan galaktosa di mana keduanya adalah monosakarida, justru akan menghasilkan laktosa yang adalah disakarida. Hidrolisis laktosa akan mengalami perubahan ke glukosa dan galaktosa yang dikatalisis oleh enzim B-galaktosidase serta enzim laktase. Laktosa biasanya ada di dalam produk olahan susu maupun air susu ibu dan itulah yang mengakibatkan beragam produk makanan yang menggunakan susu sebagai bahan dasarnya akan terdapat laktosa di dalamnya, seperti misalnya sereal dan roti yang biasa kita makan.
Ada tiga enzim utama pada mekanisme tubuh kita yang dapat melakukan proses metabolisme galaktosa di mana metabolisme inilah yang akan mengonversi atau mengubah dari galaktosa ke glukosa, enzim-enzim utama itu disebut juga dengan jalur Leloir. Pada setiap tubuh manusia, ada proses pengubahan glukosa menjadi galaktosa dan ini bisa terjadi melalui hexoneogenesis yang akan membuat kelenjar susu aktif untuk mengeluarkan laktosa. Hanya saja, laktosa yang ada pada air susu ibu sebagian besar akan melalui proses sintesis dari galaktosa yang diambil dari darah. Pada produksi galaktosa susu, gliserol rupanya juga mengontribusikan sedikit.
(Baca juga: khasiat susu sapi murni)
Rekomendasi Asupan Galaktosa
Galaktosa yang diperlukan tubuh sebenarnya tidaklah seharusnya berlebihan, sama seperti konsumsi akan nutrisi penting lainnya. Karena saat satu atau beberapa nutrisi diasup terlalu banyak, ini menandakan adanya ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh yang membuat tubuh menjadi rentan akan penyakit. Pada kasus galaktosa, tetap saja senyawa ini hanya diperlukan secukupnya, yaitu 50 gram per hari untuk orang-orang dewasa yang kondisi kesehatannya bagus.
Asupan galaktosa dengan takaran tersebut pun biasanya akan dieliminasi dalam waktu sekitar 8 jam setelah proses makan dan menelan. Boleh saja bila ingin meminum suplemen galaktosa apabila memang tubuh dalam kondisi baik dan sudah berkonsultasi dengan dokter. Namun, seimbangkan dengan bahan dan sumber makanan yang mengandung galaktosa sebaik mungkin sehingga tak berkelebihan.
(Baca juga: akibat kekurangan kalori – cara menjaga kadar gula darah agar normal)
Sejarah Singkat Galaktosa
Sejumlah fakta sejarah akan galaktosa akan diungkap secara singkat di sini. Perkembangan dari awal galaktosa ini ditemukan perlu juga untuk kita lirik untuk menambah wawasan.
- Tahun 1855 – Ada zat selain glukosa yang dihasilkan oleh hidrolisos laktosa seperti yang telah ditemukan dan dicatat oleh EO Erdmann.
- Tahun 1856 – Penyebutan galaktosa dengan “laktosa” pun sempat terjadi dan ini dilakukan oleh Louis Pasteur karena ia berusaha mengisolasi galaktosa untuk memelajarinya dengan seksama.
- Tahun 1860 – Galaktosa adalah nama yang diberikan oleh Berthelot di tahun tersebut dan nama lainnya yang diketahui adalah lactique glukosa.
- Tahun 1894 – Konfigurasi dari galaktosa akhirnya ditentukan oleh dua orang jenius, yaitu Robert Morrell dan Emil Fischer.
(Baca juga: cara meningkatkan fisik dengan cepat)
Galaktosa yang ditemukan pada produk susu tentu otomatis akan sering masuk ke dalam tubuh kita selama kita mengonsumsinya secara rutin. Tubuh kemudian akan melakukan pemecahan terhadap laktosa hingga berubah menjadi galaktosa dan dari situ galaktosa oleh enzim tubuh akan dipecah lagi lebih jauh ke jenis gula yang lain lagi. Ketika konsumsi susu berlebihan, maka galaktosa pun juga otomatis berlebih kadarnya di dalam tubuh dan jumlah tingginya akan menumpuk di dalam sirkulasi darah yang juga berpeluan tertimbun di dalam ovarium.
Pada akhir 1980-an muncul sebuah studi yang telah meneliti dan menyaksikan bagaimana ada ribuan perempuan yang terdiagnosa menderita kanker ovarium begitu juga kelompok perempuan lain yang tidak mengidap kanker ovarium. Perempuan yang memiliki kanker ovarium rupanya memenuhi asupan susu lebih banyak ketimbang para perempuan yang tidak menderita kanker ovarium. Pengembangan kanker ini pun tidak ada hubungannya dengan lemak susu, dan diketahui bahwa gula adalah pemicu utamanya; gula yang dimaksud adalah gula yang terkandung di dalam susu.
Perempuan memiliki potensi lebih besar terkena kanker apabila terlalu sering dan berlebihan dalam mengonsumsi keju maupun yogurt. Hal ini dikarenakan adanya proses pengubahan dari laktosa ke galaktosa tadi. Pria pun tak lepas dari dugaan berisiko terkena penyakit kanker prostat akibat minum susu pada kadar tinggi.
(Baca juga: cara membakar lemak – akibat kelebihan lemak)
Manfaat Galaktosa
Seperti halnya nutrisi dan jenis gula lainnya, galaktosa pun ada fungsinya bagi manusia. Bahkan keberadaan galaktosa mampu membuat kesehatan tubuh kita terjaga baik. Berikut adalah manfaat serta fungsi galaktosa yang perlu dilirik.
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Galaktosa adalah senyawa yang juga penting bagi tubuh kita dan salah satu sakarida ini adalah komponen yang tak dapat dilewatkan oleh tubuh. Alasannya adalah karena kekebalan tubuh kita pun bergantung pada galaktosa. Bersama dengan nutrisi lainnya, apabila seimbang, maka sel-sel tubuh akan berkembang dan terjaga fungsi kesehatannya. Sel-sel tubuh dalam proses komunikasi mereka antara satu dengan yang lain membutuhkan galaktosa dan tanpa adanya senyawa ini, tubuh berkemungkinan berdaya tahan rendah dan rentan terserang penyakit.
Rendahnya asupan dan kadar galaktosa di tubuh kita, sistem kekebalan otomatis bakal menurun dan ini sama dengan membuka kesempatan bagi penyakit untuk bebas datang ke tubuh kita. Memang sampai saat ini studi masih dilanjutkan demi memelajari lebih dalam akan pengaruh galaktosa terhadap imunitas tubuh dan bagaimana fungsinya secara mendetil Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan untuk mengetahui lebih banyak akan efek gula terhadap daya tahan tubuh mamalia di mana manusia pun juga masuk ke dalamnya.
Memang membutuhkan waktu untuk menyelidiki dan mendapatkan jawaban pastinya supaya teka-teki ini dapat menjadi jelas. Namun kesimpulan sebetulnya tetap mereka nyatakan bahwa gula itu penting untuk kekebalan tubuh, galaktosa adalah salah satu gula tersebut. Dengan adanya galaktosa, sistem imun tubuh sangat dipengaruhi dengan baik dan fungsinya pun menjadi sempurna bila dalam keadaan seimbang bersama nutrisi lainnya.
(Baca juga: cara meningkatkan daya tahan tubuh – vitamin untuk daya tahan tubuh dan sumbernya)
- Sebagai Pembentuk Sel-sel dan Organ
Manusia membutuhkan galaktosa karena pembentukan jaringan sel tubuh dan organ kita sangat didukung oleh senyawa ini. Sel satu dengan yang lain harus berkomunikasi dalam membangun fungsi tubuh kita dan galaktosa mampu membuat semua sel terbentuk dan bekerja dengan sangat baik. Inilah alasan mengapa galaktosa dimasukkan ke dalam nutrisi penting yang perlu diperoleh pada diet harian kita yang baru akhir-akhir ini diketahui peran besarnya bagi tubuh setelah para ilmuwan sama sekali tidak menyadarinya sedari dulu.
Peran dari galaktosa ini adalah sebagai sistem pesan yang pengoperasiannya ada diantara satu sel dengan sel yang lain agar pesan yang dikirim dari satu sel ke teman selnya yang lain bisa terjalin baik dan lancar. Komunikasi antar sel ini adalah tentang apa jenis sel mereka sehingga tubuh tak mudah menerima sel-sel jahat. Bisa dibayangkan bila galaktosa maupun sistem pesan ini tidak ada, maka sel-sel yang berjalan individu tak akan mampu mengenali sel-sel lain apakah mereka ramah terhadap tubuh kita atau tidak. Ini yang bisa menjadi bahaya ketika ada sel buruk yang kemudian diterima padahal bisa menyebabkan suatu penyakit.
Tubuh memang bertugas menghasilkan antibodi, tapi antibodi yang kita miliki tak memiliki kemampuan dalam mengetahui dan membedakan mana sel yang baik dan mana sel yang tidak baik. Antibodi tak dapat mengenali mana sel yang harus dibiarkan dan mana sel yang harus dibasmi untuk melindungi organ kita. Bila asupan galaktosa tak terpenuhi secara cukup, penyakit akan mudah menyerang karena komunikasi sel yang juga menjadi tidak lancar sehingga akan ada banyak sel tak ramah yang menginvasi tubuh.
(Baca juga: cara meningkatkan antibodi anak – bahaya obesitas terhadap kesehatan hingga kanker)
Sumber Galaktosa
Galaktosa pada dasarnya hampir sama dengan glukosa walaupun rasanya tidaklah semanis glukosa. Ada lebih banyak energi yang diberikan oleh galaktosa ketimbang gula pasir dengan jumlah atau takaran yang sedikit. Namun galaktosa tidaklah tersedia untuk pemakaian dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari, seperti aktivitas memasak atau membuat kue karena memang sifatnya yang tak gampang larut seperti halnya gula.
Galaktosa tersedia dalam bentuk suplemen apabila ingin mengonsumsinya demi menjaga kesehatan tubuh. Tapi kalau kita bisa memenuhi asupan galaktosa dari bahan-bahan makanan yang ada di sekitar kita, sepertinya asupan dari suplemen tidaklah diperlukan kecuali bila sudah dinyatakan boleh dan berada di bawah pengawasan dokter. Makanan-makanan dengan kandungan galaktosa adalah sebagai berikut:
- Gula bit.
- Susu dan olahannya.
- Permen
- Permen karet, dll
(Baca juga: makanan yang menurunkan lemak jahat)
Saat seseorang mengonsumsi susu atau produk olahan yang terbuat dari susu, otomatis laktosa akan dipecah oleh tubuh ke dalam galaktosa. Itulah yang membuat beberapa penyakit kanker kemudian dikaitkan dengan konsumsi susu, seperti penyakit kanker prostat dan ovarium. Penelitian tengah berjalan untuk menemukan apakah risiko penyakit tersebut adalah karena kebanyakan minum susu atau faktor keturunan. Memang sesuatu yang dikonsumsi terlalu banyak bukan menjadi manfaat tapi malah menjadi hal yang merugikan bagi tubuh, bahkan termasuk produk susu sekalipun.