Terapi perilaku kognitif juga dikenal dengan istilah CBT atau Cognitive Behavioral Therapy di mana ini merupakan sebuah pendekatan psikoterapi yang ada hubungannya erat dengan masalah depresi dan kecemasan. Terapi ini sudah dibuktikan efektivitasnya sebagai solusi beragam masalah atau gangguan mental. Tak hanya depresi dan kecemasan, fobia sampai OCD atau Obsessive-Compusive Disorder pun juga dapat diatasi.
Terapi ini berfokus pada metode penganjuran kepada pasien untuk melihat diri sendiri dari sudut pandang dan cara yang berbeda. Terbukti bahwa cara ini justru sangat efektif untuk membuat orang tersebut lebih baik di kehidupan sehari-harinya. Untuk mengetahui lebih lanjut akan terapi ini, silakan lihat metode dan tujuannya di bawah ini.
(Baca juga: ciri-ciri depresi – gejala bipolar – penyebab stres)
Prinsip Terapi Perilaku Kognitif
Mungkin kemudian banyak orang menjadi penasaran dan bertanya-tanya apa yang bisa terjadi pada otak pasien ketika menempuh jalur terapi seperti ini untuk mengatasi gejala depresi. Pada terapi ini, prinsip yang dimiliki adalah bahwa situasi bukanlah hal yang memicu sebuah masalah.
Masalah dapat muncul dikarenakan atau ditentukan oleh bagaimana seseorang memiliki interpretasi terhadap masalah tersebut pada pikirannya. Ketika pikiran telah menuju kepada hal-hal yang negatif, ini akan memengaruhi tindakan serta perasaan orang tersebut. Dengan terapi ini, seseorang dapat menjadi lebih positif dalam segala hal, terutama dari bagaimana mereka berpikir.
Ambil saja satu contoh, yaitu saat Anda misalnya bertemu dengan seseorang yang Anda kenal, tapi ia tak menyapa Anda atau tak membalas sapaan Anda. Otomatis yang muncul di pikiran Anda adalah orang tersebut tidak menyukai Anda. Sebagai dampaknya pada diri sendiri, Anda pasti akan menghindari orang tersebut ketika bertemu kembali di kemudian hari.
Pikiran dan perasaan Anda akan menjadikan Anda bertindak demikian dan semua itu berasal dari pikiran serta perasaan yang negatif. Ketika perasaan semacam itu berikut pikiran negatif terus membayangi Anda bahkan juga terhadap banyak teman di sekeliling Anda, bisa-bisa ada potensi munculnya perasaan seperti sedang dikucilkan. Inilah yang menjadi awal penyebab seseorang menarik diri dari lingkungan sosial.
Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah menjadi cemas dan itulah yang menjadi penyebab cemas berlebihan. Jika tak diatasi dengan terapi yang tepat seperti terapi perilaku kognitif ini, seseorang akan menyendiri dan tidak punya teman. Prinsipnya, terapi ini bakal menggantikan gaya berpikir seseorang yang tadinya negatif menjadi lebih realistis.
Apa yang kita pikirkan dan rasakan belum tentu realistis karena itu hanyalah kekhawatiran semata yang menjadikan Anda takut bertindak. Upaya terapi ini pun akhirnya menantang orang-orang yang menderita masalah mental karena cukup sulit untuk pengubahan gaya berpikir. Menghentikan pikiran yang dipenuhi ketakutan adalah yang diusahakan pada terapi ini.
(Baca juga: makanan untuk menghilangkan stres – cara menghilangkan stres)
Tujuan Cara Kerja Terapi Perilaku Kognitif
Ingat bahwa orientasi terapi perilalu kognitif ini adalah bagaimana caranya memecahkan masalah dengan berfokus pada masa sekarang dan di sini. Orang yang dianggap memiliki masalah kesehatan mental akan diminta untuk menjadi pengambil keputusan penting tentang masalah maupun tujuan yang bakal proses terapi bantu pecahkan. Untuk lebih jauh, tujuan cara kerja dari terapi ini adalah:
- Membuat pikiran berbahaya atau negatif pada seseorang bangkit, beserta juga self-talk atau bicara sendiri, dialog internal, serta interpretasi mengenai kejadian yang sudah dialami. Memunculkan pikiran negatif hanyalah awal dari tujuan cara kerja terapi ini dan munculnya pikiran negatif seringnya adalah saat pasien mengingat-ingat akan kejadian tertentu pada masa yang sudah lalu. Pikiran negatif juga akan keluar dengan sendirinya ketika pasien menghadapi sebuah situasi yang begitu menekan atau membuatnya stres dan ini bakal timbul di luar kesadaran pasien. Dari pikiran tersebut (dinamakan juga dengan distorsi kognitif), perilaku maladaptive pun dapat muncul sehingga masalah akan tampak makin berat.
- Pasien akan dibimbing oleh terapis untuk kemudian melangkah mencari dan mengumpulkan bukti yang mampu menyanggah maupun mendukung interpretasi pasien yang sudah diambil. Pikiran negatif datang berdasarkan kesalahan logika, jadi memang pasien akan dibantu untuk mengenali distorsi kognitif yang tercipta lalu mengubahnya. Terapis di sini akan bekerja untuk melatih pasien agar dapat mengenali pikirannya sendiri, kemudian mendukung pasien untuk memakai keterampilannya dalam membuat interpretasi jauh lebih rasional terhadap struktur kognitif dengan sifat maladaptive tadi.
- Pada akhirnya, ada pengujian validitas akan interpretasi pasien dengan menyusun desain eksperimen atau yang merupakan pekerjaan rumah. Tak hanya pengujian tersebut, namun pasien pun juga diharapkan dapat menjaring data tambahan yang bisa didiskusikan pada proses terapi selanjutnya.
(Baca juga: cara mengatasi stres super ampuh)
Ada 2 aspek yang dibawa atau ditawarkan oleh terapi perilaku kognitif ini, yakni aspek kognitif itu sendiri serta aspek behavioral. Keduanya memiliki tujuan yang berbeda, namun tetap pada intinya membuat pasien menjadi jauh lebih baik dan positif.
- Aspek Kognitif – Pada terapi ini aspek kognitif yang coba ditekankan adalah bagaimana supaya pasien memiliki cara berpikir yang berbeda. Tak hanya cara berpikir saja, tapi juga asumsi, sikap, dan imajinasi. Bahkan pasien juga diharapkan mampu memfasilitasi konseli belajar untuk lebih mengetahui apa kesalahan pada aspek kognitifnya sehingga dapat mengubahnya.
- Aspek Behavioral – Aspek ini di dalam terapi perilaku kognitif akan menjadi jembatan bagi pasien untuk mengubah hubungan yang sudah telanjur salah antara kebiasaan dalam mengeluarkan reaksi permasalahan dengan realita dari situasi masalah tersebut. Pasien pun juga belajar untuk mengubah perilakunya sehingga tindakan yang dilakukan pun lebih positif. Terapi ini pun mampu menjadikan pasien jauh lebih mampu menenangkan dan mengendalikan pikiran serta tubuh sehingga tak mudah menjadi stres serta mampu berpikir secara lebih jelas dan realistis.
Satu hal perlu diketahui pula oleh Anda adalah bahwa dari sekian banyak jenis terapi dalam bidang psikologi, nyatanya justru terapi perilaku kognitif inilah yang sudah dibuktikan paling berhasil secara klinis. Bahkan dalam penerapannya, Anda tak akan membutuhkan obat-obatan dengan efek positif yang jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Banyak orang telah membuktikan sendiri bahwa pengaruh yang mereka dapat dari terapi yang sebentar pun bisa bertahan lama.
(Baca juga: penyebab orang jadi gila – penyebab gangguan jiwa – cara menghindari stres)
Jadi, sekalipun pasien sudah berhenti mengikuti terapi ini, efek yang diterima dan dibantu oleh terapis tak akan hilang secara mudah. Ini karena pasien sudah bisa memiliki taktik baru dalam bereaksi terhadap sebuah kondisi dan keadaan yang tadinya ia takutkan dan khawatirkan. Itulah mengapa terapi ini diharapkan berperan lebih besar lagi dalam mencegah depresi dan kecemasan yang kini tengah banyak melanda orang-orang di sekitar kita.