Pernahkah Anda merasakan bagian betis terasa panas secara tiba-tiba tanpa Anda tahu penyebab pastinya? Atau mungkin Anda tengah mengalaminya saat ini? Betis terasa panas gejala apa dan seberapa serius kondisi ini? Berikut ini bisa Anda simak berbagai kemungkinan kondisi yang menyebabkan betis rasanya panas sehingga membuat Anda kurang nyaman.
Kondisi panic attack atau serangan panik rupanya dapat menjadi hal yang menyebabkan betis terasa panas. Karena tanpa adanya peringatan, serangan panik jelas datang tanpa penderitanya duga dan bahkan tak dapat dijumpai adanya alasan yang pasti bagaimana dan mengapa serangan panik timbul pada seseorang.
Pada umumnya, betis panas bisa juga disertai gejala lainnya, seperti kram pada perut, detak jantung lebih cepat, sesak nafas, tubuh gemetaran, berkeringat berlebihan, mual, pusing, sakit pada dada, serta mati rasa. Ketika terjadi serangan panik, segera minta pertolongan medis karena kondisi ini pun berbahaya karena adanya gejala berupa serangan jantung.
Keluhan seperti betis yang rasanya panas dapat juga menjadi tanda bahwa tubuh Anda tengah kekurangan cairan alias mengalami dehidrasi. Kurang minum air putih dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk betis yang tiba-tiba panas hingga kejang otot secara terus-menerus .
Karena tubuh kekurangan cairan, ini akan mengganggu keseimbangan gula-garam di dalam tubuh sehingga fungsi tubuh itu sendiri menjadi kurang maksimal. Ingat bahwa manusia membutuhkan 60 persen lebih air bagi tubuh supaya terjauh dari berbagai penyakit dan tetap segar bugar. Segera ke dokter bila Anda juga mengalami penurunan kesadaran, napas cepat, detak jantung lemah, pusing, dan kejang-kejang.
Betis yang panas dan tak dapat dijelaskan mengapa bisa demikian kemungkinan dapat terjadi karena neuropati perifer. Saraf perifer yang rusak akan membuat tangan dan kaki mulai menjadi lemah, sering nyeri dan bahkan kebas di mana hal ini berpotensi pula memicu sensasi panas di area tersebut.
Selain gejala-gejala tersebut, Anda yang juga mengalami sembelit, sulit menelan, peningkatan detak jantung, diare, mual, gangguan fungsi seksual, sering buang air kecil, hipotensi ortostatik, sering bersendawa atau bahkan sampai perut terasa penuh kemungkinan mengalami neuropati perifer. Ketika kulit betis panas dan mulai seperti tertusuk-tusuk, cobalah langsung memeriksakan diri ke dokter, apalagi kalau Anda sudah punya riwayat penyakit diabetes.
- Myalgia
Betis yang rasanya panas bisa juga dikarenakan kondisi myalgia, atau suatu kondisi otot nyeri dan pegal-pegal. Gejalanya sangat beragam, seperti misalnya sensasi panas pada bagian kaki atau betis, sendi terasa sakit, pembengkakan sendi, demam, atau sendi melemas. Tak selalu seluruh gejala dapat terjadi berbarengan, namun bila berkelanjutan jangan tunda untuk ke dokter.
- Kekurangan Suplai Darah
Suplai darah menuju kaki yang kurang akan mengakibatkan penurunan suplai oksigen juga sehingga mampu menjadi penyebab dari kaki sering kram, kejang otot, atau bahkan timbul sensasi panas di area tersebut. Gangguan akan terjadi di bagian organ tubuh tertentu apabila peredaran darah tak lancar atau buruk.
- Saraf Tertekan
Rasa panas yang dirasakan di bagian betis atau bagian kaki lainnya dapat juga menunjukkan bahwa saraf bagian kaki mengalami tekanan, khususnya saraf betis. Penekanan saraf dalam waktu yang lama, seperti misalnya duduk dengan posisi bersila atau juga tidur dengan posisi kaki ditekuk atau mendapatkan tekanan bisa menyebabkan betis panas.
- Defisiensi Vitamin B12
Betis yang panas dapat menjadi gejala tubuh kekurangan vitamin B12. Kurangnya vitamin B12 dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai kondisi, seperti pikun dan anemia. Tak hanya itu, kaki dan tangan pun bisa merasa kesemutan dan panas ditambah dengan depresi, kondisi kelelahan ekstrem, hingga gampang marah karena suasana hati yang mudah menjadi buruk.
Cara Mengatasi Betis Terasa Panas
Telah Anda lihat berbagai kemungkinan penyebab betis yang terasa panas. Beberapa cara mengatasinya di bawah ini bisa Anda coba simak dan praktekkan di rumah.
- Mengompres betis dengan air hangat supaya lebih rileks.
- Melakukan peregangan ringan.
- Mengonsumsi makanan dan minuman sehat bernutrisi, termasuk yang mengandung vitamin B kompleks.
- Minum banyak-banyak air putih setiap hari sekitar 2 liter atau lebih.
- Menghindari posisi duduk dan tidur yang sama terlalu lama sehingga menimbulkan tekanan pada saraf betis.
- Memeriksakan kondisi betis ke dokter apabila misalnya dalam waktu 3 hari tak ada kemajuan atau tak membaik sama sekali. Jangan ragu untuk mengonsultasikannya dengan dokter bila betis juga mulai lebih berat dari sebelumnya.
Jadi, betis terasa panas gejala apa? Ada berbagai potensi kondisi yang berada dibalik terjadinya betis panas Anda, maka dari itu untuk memastikan penyebabnya Anda bisa langsung ke dokter supaya mendapatkan penanganan paling tepat dan sesuai dengan pemicunya.