Sesak nafas merupakan kondisi yang sama sekali tak mengenakkan bagi manusia karena bernapas sendiri adalah aktivitas vital untuk kelangsungan hidup kita. Saat seseorang mengalami sesak nafas dan terus berkelanjutan, ini pun otomatis akan memengaruhi kualitas hidup kita menjadi lebih turun. Kondisi kesulitan bernapas juga diketahui sebagai kondisi di mana seseorang tak memperoleh asupan udara yang cukup.
Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang menjadi sesak nafas. Pengalaman ini bisa dialami oleh siapa saja dan dapat dikarenakan kondisi penyakit tertentu atau faktor lingkungan saja. Berikut ini adalah serangkaian penyebab sesak nafas yang mungkin sudah sangat sering dialami dan ketahui sebabnya dan supaya akan lebih mudah juga untuk mengatasinya.
(Baca juga: nafas pendek dan berat)
1. Alergi
Alergi dapat dialami oleh siapapun dan ini sebenarnya adalah kondisi respon sistem daya tahan tubuh terhadap suatu hal yang dianggap bahaya di dalam tubuh meski tidak selalu demikian. Tak selalu substansi yang ada atau masuk ke dalam tubuh, tapi juga sesuatu yang bersentuhan dengan tubuh.
Saat seseorang alergi, maka selain sesak nafas, ada pula gejala-gejala lainnya, seperti hidung berair, ruam kemerahan pada kulit, batuk, bersin, mata gatal dan memerah, mata berair, dan bisa juga pembengkakan pada bagian tubuh tertentu. Alergen atau sesuatu pemicu alergi bisa berupa gigitan serangga, serbuk sari, obat tertentu, bulu hewan, tungau debu atau makanan tertentu.
Ketika alergen berpapasan langsung dengan tubuh pertama kali, akan ada antibodi yang diproduksi oleh tubuh karena memang tubuh menganggapnya sebagai hal yang berbahaya. Ketika tubuh berpapasan lagi dengan alergen tersebut, jumlah antibodi pasti akan bertambah dan inilah yang menjadi penyebab pelepasan zat kimia dalam tubuh. Dari situlah gejala alergi timbul kemudian.
2. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
PPOK merupakan jenis penyakit yang cukup umum di Indonesia dan istilah ini sudah banyak digunakan untuk beberapa penyakit yang menyerang bagian paru-paru. Bahkan penyakit ini termasuk juga penyakit kronis karena berjangka panjang. Karena penyakit ini, aliran udara menjadi terhalang dari dalam paru-paru dan menyebabkan sesak nafas.
Selain sesak nafas, mengi juga adalah bentuk gejala yang menyertai. Gejala lain yang juga patut diwaspadai antara lain adalah batuk berdahak yang terus-menerus tidak sembuh-sembuh. Mudah tersengal-sengal ketika beraktivitas fisik ringan juga mampu terjadi, tubuh melemas, nafsu makan yang menurun dan juga infeksi paru yang sering adalah tanda-tandanya.
(Baca juga: gejala sesak nafas)
3. Kanker Paru-paru
Hanya mendengarnya saja sudah sangat jelas bahwa penyakit ini merupakan penyakit ganas. Kondisi kanker paru-paru adalah di mana ketika sel-sel abnormal tumbuh secara tak terkontrol di dalam tubuh, khususnya pada organ paru-paru. Meski menjadi penyakit yang banyak ditakuti, sebetulnya kanker paru-paru justru merupakan jenis kanker yang kita bisa cegah.
Selain sesak nafas, penderita akan mengalami gejala seperti batuk yang tak kunjung sembuh hingga akhirnya batuk beserta darah. Tubuh pun juga akan terasa begitu cepat lelah meski tak beraktivitas berat. Otomatis, penurunan bobot tubuh juga menjadi gejala berikutnya karena tubuh seakan tak berdaya.
Di tahap awal, diketahui bahwa gejala kanker paru-paru tak terdeteksi secara jelas karena sama sekali tak nampak ada kejanggalan pada penderitanya. Pengobatan untuk kanker paru-paru biasanya akan dilakukan setelah melihat seberapa parah tingkat penyebaran sel kanker di dalam tubuh. Jenis kanker dan kondisi kesehatan penderita secara menyeluruh juga menentukan metode pengobatan.
4. Pilek/Flu
Benarkah pilek atau flu bisa menjadi penyebab dari sesak nafas? Pile merupakan infeksi yang terjadi di bagian saluran sinus, hidung, saluran pernapasan atas dan tenggorokan di mana hal ini disebabkan oleh serangan virus. Kelihatannya ringan karena gejala flu umumnya antara lain adalah sering bersin, hidung berair, batuk-batuk, hidung tersumbat, suara serak dan tak enak badan.
Memang benar, gejala berlanjut menjadi demam, mata berair, nyeri pada tenggorokan, gatal pada tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot hingga penurunan nafsu makan. Namun pada komplikasi akibat pilek, ada pula sesak nafas yang dapat dialami penderita. Hal ini dikarenakan adanya infeksi dada sehingga sesak nafas dan batuk berdahak kental pun terjadi.
5. Aritmia
Termasuk dalam jenis-jenis penyakit jantung, aritmia merupakan masalah atau gangguan jantung yang bisa menyebabkan sesak nafas. Kondisi aritmia sendiri digambarkan sebagai sebuah kondisi di mana jantung bisa berdetak terlalu lambat, terlalu cepat atau dengan irama yang tak teratur.
Penyebab utama dari hal tersebut diketahui adalah performa atau kinerja dari impuls listrik yang berperan sebagai pengatur detak jantung sedang tidak baik. Saat detak jantung tak teratur, penderita bisa saja mengalami gejala-gejala seperti tubuh yang lelah, nyeri pada bagian dada, sesak nafas, pusing-pusing, bahkan hingga pingsan alias kehilangan kesadaran.
(Baca juga: gejala paru-paru bermasalah)
6. Serangan Jantung
Tentu saja saat seseorang mengalami sesak nafas, kecurigaan akan gangguan pada jantung pun meningkat. Serangan jantung adalah bentuk penyakit kronis yang mengancam di mana hal ini terjadi saat pasokan darah yang seharusnya bisa disalurkan ke jantung mengalami hambatan. Hambatan tersebut biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak maupun kolesterol dalam pembuluh darah.
Tak hanya itu, penggumpalan darah pun bisa menjadi alasan mengapa kemudian aliran darah menjadi terganggu sehingga tak bisa sampai ke jantung. Aliran darah yang mengalami gangguan dapat kemudian menjadi perusak atau penghancur otot jantung sehingga nantinya malah berakibat fatal. Gejala yang kemungkinan timbul selain sesak nafas adalah nyeri dada, tubuh lemah, pusing dan kegelisahan.
Parahnya sakit dada bukanlah hal yang menentukan serangan jantung karena sakit pada dada yang terasa belum tentu dialami oleh para pengidap sakit jantung. Tak semua sakit pada dada itu merupakan efek dari serangan jantung. Bahkan sebetulnya terkadang rasa sakitnya termasuk ringan, namun dianggap sebagai gangguan pencernaan biasa sehingga diabaikan.
7. Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan jenis penyakit jantung yang juga dapat menyebabkan sesak nafas. Pada kondisi gagal jantung, otot jantung mengalami kelemahan sehingga proses pemompaan darah menuju seluruh organ tubuh yang lain tak bisa berjalan normal dan optimal. Keadaan ini juga diketahui sebagai gagal jantung kongestif.
Selain sesak nafas, ada pula beberapa masalah atau tanda-tanda lain, seperti tubuh yang selalu lelah walau tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Sesak nafas pun terjadi ketika sedang beristirahat sehingga dianggap tak wajar. Lebih dari itu, kondisi pergelangan kaki dan kaki itu sendiri bisa saja terjadi pembengkakan.
(Baca juga: gangguan pada sistem pernapasan)
8. Keracunan Karbonmonoksida
Ada pula kondisi sesak nafas yang penyebab utamanya adalah karena keracunan karbonmonoksida di mana ini merupakan akibat dari menghirup karbonmonoksida terlalu banyak. CO atau karbonmonoksida adalah gas beracun yang tak memiliki bau maupun warna. Sebetulnya gas ini juga tak membuat mata serta kulit teriritasi, hanya saja justru adalah yang paling bahaya.
Dalam udara, karbonmonoksida bisa dihirup oleh siapa saja dan akan mudah terserap ke dalam organ paru-paru. Kalau dibandingkan dengan oksigen, ikatan CO dengan hemoglobin terbilang lebih mudah di dalam sel darah merah. Inilah yang kemudian menjadi penyebab jaringan tubuh mengalami kekurangan oksigen.
Untuk kasus keracunan karbonmonoksida ini, gejala sesak nafas biasanya akan disertai juga dengan kondisi penglihatan yang kabur, nyeri pada dada, sulit berkonsentrasi, pusing-pusing, mual, dan sakit kepala. Kemungkinan menyerang siapapun sangat besar, tapi yang lebih berisiko adalah orang-orang yang bekerja di pabrik tertutup, wilayah rawan api, para penderita penyakit jantung kronis, lansia, bayi, serta para penderita dyspnea.
9. Asma
Sesak nafas paling sering memang dihubungkan dengan kondisi asma di mana jenis penyakit ini merupakan penyakit kronis dan jangka panjang karena tak dapat disembuhkan total. Kondisi ini menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh peradangan. Kesulitan bernapas terjadi ketika saluran pernapasan mengalami penyempitan akibat serangan inflamasi.
Sesak nafas bukan satu-satunya gejala, tapi biasanya juga disertai dengan kondisi nyeri dada, mengi, dan juga batuk-batuk. Baik orang muda maupun tua dapat mengalami asma, hanya saja penyebab asma secara jelas belumlah diketahui. Namun, asma diduga dapat dipicu oleh aktivitas fisik berlebih, bulu binatang, debu, asap rokok, paparan zat kimia, infeksi virus maupun udara dingin.
(Baca juga: cara menjaga kesehatan organ pernapasan manusia)
10. Pneumonia
Kondisi penyakit lainnya yang juga mampu menyebabkan sesak nafas adalah pneumonia atau paru-paru basah. Paru-paru basah ini merupakan infeksi yang dapat menjadi pemicu timbulnya inflamasi di bagian kantong udara, baik di satu sisi atau kedua paru-paru. Cairan akan mengisi kantong-kantong kecil tersebut sehingga terjadilah pembengkakan.
Sesak nafas adalah gejala yang terjadi secara umum pada penderita pneumonia, namun masih juga ada gejala lain yang menyertai. Gejala-gejala seperti demam, mual, muntah, nyeri dada (terutama ketika batuk dan menarik nafas), batuk kering, menggigil dan berkeringat, tubuh lelah dan diare juga dialami. Jika demikian, maka penderita sangat perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
11. Anemia
Kondisi kurang darah atau anemia banyak diderita oleh orang-orang dan keadaan ini adalah saat Hb atau eritrosit alias sel darah merah nilainya ada di bawah normal. Padahal Hb atau hemoglobin merupakan bagian penting dan bahkan utama dari sel darah merah yang fungsinya sebagai pengikat oksigen.
Kalau dalam tubuh seseorang sel darah merahnya berkurang, itu artinya tubuh tak akan memperoleh oksigen yang cukup dan sebagai efeknya gejala anemia pasti terjadi. Gejala tak hanya sesak nafas, tapi juga tubuh yang lemah dan cepat lelah, gampang mengantuk, tangan dan kaki menjadi dingin, sakit kepala, detak jantung berdebar-debar dan ada rasa sakit di dada.
(Baca juga: obat tradisional sesak nafas)
12. Cedera Tulang Rusuk
Patah tulang rusuk atau cedera di bagian tersebut bisa menyebabkan seseorang tak nyaman dalam beraktivitas. Selain rasa sakit yang jelas membayangi, sesak nafas bisa saja terjadi ketika cederanya tak segera diatasi. Sesak nafas bisa terjadi sebagai komplikasinya bersama dengan sakit dada, batuk berdarah dan nyeri bahu/perut.
Entah itu mendapatkan pukulan di area dada atau terjatuh, ini bisa saja menyebabkan rusuk menjadi patah, retak atau memar. Tak hanya itu, sekalipun batuk hebat saja bisa menjadi pemicu tulang rusuk mengalami cedera, terutama bagi penderita kanker dan osteoporosis. Jadi, sebaiknya atasi lebih dulu ketika cedera terjadi sebelum berkomplikasi.
13. Hipotensi/Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan jenis penyakit yang umum di mana kita ketahui sebagai kondisi pusing ditambah konsentrasi yang berkurang dengan penglihatan yang berkunang-kunang. Biasanya, kalau sudah cukup serius maka penderita bisa saja pingsan atau kehilangan kesadaran kapanpun dan di manapun.
Hati-hati karena sesak nafas juga terkadang timbul sebagai gejala hipotensi karena pada dasarnya, tekanan darah yang rendah itu artinya tidak lebih dari 90 mmHg di sistolik atau 60 mmHg di diastolik. Tekanan darah orang-orang yang usianya 60 tahun ke bawah normalnya adalah di bawah 140/90 mmHg sedangkan untuk usia di atas 60 tahun adalah 150/90 mmHg ke bawah.
(Baca juga: penyebab dada sakit)
14. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau yang juga dikenal dengan istilah TBC adalah jenis penyakit yang juga menjadi penyebab kondisi sesak nafas. Ini karena tuberkulosis selalu ada kaitannya dengan organ paru-paru manusia di mana organ vital ini terserang oleh basil Mycobacterium tuberculosis.
Gejala klasik pada kondisi TB ini adalah batuk-batuk, sesak nafas, tak nafsu makan, berat badan turun, demam, dan juga berkeringat di malam hari. Tak jarang juga beberapa kasus justru penderitanya mengalami batuk berdarah, tubuh yang makin melemah, dan nyeri pada dada. Jenis batuk berdahak bisa dialami oleh penderita selama 21 hari lebih.
15. Sinusitis
Gangguan kesehatan lainnya yang bisa menjadi pemicu dari sesak nafas adalah sinusitis, yakni sebuah kondisi peradangan/inflamasi yang terjadi di dinding sinus. Penyakit ini sendiri adalah penyakit umum di mana setiap orang dari segala umur bisa terjangkiti. Sesak nafas adalah gejala yang juga disertai dengan demam, sakit kepala, hidung berair/tersumbat, hilangnya indera penciuman dan nyeri pada wajah.
Meski dapat dialami oleh siapapun, orang dewasa jelas adalah yang lebih berisiko karena dinding dalam hidung mudah membengkak. Hal ini bisa disebabkan oleh virus influenza dan penyebarannya dapat dilakukan oleh sinus yang berasal dari saluran nafas atas. Pada anak-anak, biasanya sinusitis terjadi akibat alergi.
(Baca juga: penyebab dada sesak)
Penyebab Lain Sesak Nafas
Selain dari faktor-faktor yang telah disebutkan tersebut, ada beberapa kondisi atau faktor lainnya yang bisa menyebabkan sesak nafas. Berikut di bawah ini merupakan kemungkinan pemicu lain yang juga sebaiknya Anda waspadai:
- Obesitas
- Berada di wilayah yang suhunya ekstrem.
- Olahraga terlalu berlebihan atau terlalu berat.
- Berada di wilayah pada ketinggian tertentu (biasanya bersuhu dingin).
- Turunnya paru-paru.
- Infeksi luka.
- Batuk rejan.
- Benda asing yang kiranya menjadi penyumbat saluran pernapasan.
- Tersedak
- Tenggelam
(Baca juga: cara mengatasi sesak nafas)
Dari segala macam faktor atau kondisi penyebab sesak nafas di atas, jelas yang paling umum adalah asma dan penyakit jantung karena memang berkaitan langsung dengan organ jantung dan paru-paru. Bila sesak nafas terjadi akibat asma atau penyakit jantung, itu tandanya berlangsungnya sesak nafas tidak akan singkat dan justru berjangka panjang.
Supaya penyebab sesak nafas yang terlalu sering diketahui secara jelas, Anda sebaiknya mengunjungi dokter untuk menempuh diagnosa. Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan, seperti tes fisik, tes darah hingga tes pernapasan dan X-ray rongga dada supaya terdeteksi kondisi yang kiranya tak normal. Baru setelah diketahui penyebabnya, solusi pun menjadi lebih mudah didapat.