Banyak orang mengira bahwa seorang penderita buta warna hanya bisa mengenali warna hitam dan putih saja. Bukan suatu hal yang salah, namun pada dasarnya justru yang paling umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah penderita buta warna malah mampu melihat berbagai macam warna, tapi tak dapat mengenali atau melihat warna hijau dan merah.
Buta warna total adalah kategori untuk penderita yang sama sekali tak bisa melihat warna-warna lain selain hitam dan putih. Sementara buta warna parsial adalah kondisi di mana penderita hanya bisa melihat warna hijau atau merah. Ada baiknya untuk mengenali satu per satu jenis buta warna yang paling umum dijumpai.
Baca juga:
- Monochromacy atau Buta Warna Total
Tentu kita setidaknya pernah tahu atau mendengar istilah monochrome di mana hasil warna yang dilihat adalah hitam dan putih. Monochromacy ini juga dikenal dengan sebutan akromatopsia, yakni kondisi seseorang yang hanya punya sebuah pigmen cones atau disfungsi akan seluruh cones cell/sel kerucut.
Itu artinya, penderita hanya memiliki satu pigmen kerucut saja atau yang disebut dengan istilah monokromat rod atau batang. Keluhan paling umum pada penderita buta warna total adalah silau. Nisgtagmus pun juga termasuk begitu juga sifat autosomal resesif. Berikut adalah penjelasan lebih detil tentang betuk dari buta warna total pada penderita:
- Monokromatisme cone atau kerucut – Pada kondisi ini, hanya ada sedikit cacat saja pada penderitanya dan merupakan hal yang tak begitu serius. Tidak ada nistagmus dan bahkan ketajaman penglihatan berada pada tahap atau tingkat normal.
- Monokromatisme rod atau batang/akromatopsia – Pada kedua mata etrdapat kelainan bersama dengan kondisi lain seperti ketajaman penglihatan yang tak ada 6/60. Ada pula keluhan skotoma sentral, fotofobia serta nistagmus pada kondisi akromatopsia. Kemungkinan ini bakal terjadi yang diakibatkan oleh kelainan sentral sehingga penglihatan akhirnya terganggu dan kehilangan fungsi melihat warna total. Ketika diperiksa, biasanya akan dijumpai makula yang ada di mata dengan pigmen abnormal.
(Baca juga: penyebab mata ikan – penyebab glaukoma)
- Anomalous Trichromacy
Masih ada pula jenis dari buta warna yang disebut dengan istilah anomalous trichromacy di mana gangguan penglihatan warna bisa dipicu oleh faktor keturunan alias genetik maupun kerusakan mata sesudah memasuki usia dewasa. Ada 3 sel kerucut yang lengkap yang dimiliki oleh para penderita anomalous trichromacy, tapi yang menjadi masalah di sini adalah kerusakan mekanisme dari tingkat sensitivitas salah satu dari 3 sel tersebut.
Pada dasarnya, penderita buta warna pada jenis ini mampu melihat berbagai macam warna seperti orang yang normal dan tak memiliki masalah. Hanya saja, ada interpretasi berbeda pada penglihatan warna tersebut dari interpretasi yang ditangkap oleh yang memiliki penglihatan warna normal.
- Protanomali – Tipe anomalous trichromacy satu ini adalah kondisi di mana ada kelainan yang terjadi terhadap long-wavelength (red) pigment yang menjadi penyebab dari sensitivitas warna merah yang menurun dan menjadi lebih rendah. Hal ini kemudian mengartikan bahwa penderita tipe anomalous trichromacy ini tak memiliki kemampuan untuk membedakan warna serta melihat kombinasi warna yang dilihat oleh orang-orang dengan mata normal. Keluhan pada tipe buta warna ini, penderita akan mengalami penglihatan yang buram terutama ketika melihat warna spektrum merah. Inilah yang kemudian menjadi pemicu dari timbulnya kesalahan dalam membedakan warna hitam dan merah pada mata mereka.
- Deutronomali – Selain protanomali, ada pula deutronomali, yakni jenis kondisi buta warna di mana kelainan bentuk pigmen middle-wavelength (green) merupakan penyebabnya. Inilah yang disebut dengan cacat pada warna hijau yang artinya perlu lebih banyak warna hijau. Pada kondisi ini, tentunya seorang penderita tak akan mampu melihat warna hijau dengan normal, kebalikan dari protanomali tadi.
- Trikromat anomali – Pada kondisi buta warna jenis ini, kelainan dijumpai justru pada short-wavelength pigment (blue) atau dengan kata lain ada kelainan pada pigmen biru. Diketahui pada keadaan ini terjadi pergeseran ke area hijau dari spektrum merah. 3 pigmen kerucut pada penderita memang lengkap, namun inilah jenis di mana ada 1 kerucut yang tak normal. Ada kemungkinan bahwa letak gangguan hanya terjadi di satu pigmen kerucut. Bahkan perbandingan merah hijau pada anomali ini yang dipilih pada anomaloskop tidaklah sama bila dibandingkan dengan orang normal.
(Baca juga: mata terasa panas dan perih – penyebab mata gatal)
- Dichromacy
Dalam buta warna, ada pula yang dinamakan dengan dichromacy dan jenis ini adalah ketiadaan salah satu dari 3 sel kerucut atau bisa juga merupakan disfungsi dari salah satu 3 sel kerucut tersebut. Dikromatis otomatis dialami oleh seseorang sebagai akibat dari disfungsi tersebut.
Ketika salah satu sel pigmen pada kerucut tak berfungsi, gangguan penglihatan akan terjadi pada warna-warna tertentu. Berdasarkan pada kerusakan pigmen, dichromacy ini dibagi menjadi 3, yaitu:
- Titranopia
Pada kondisi titranopia, hal ini ditandai dengan tak dimilikinya short-wavelength cone oleh seseorang. Ketika mengalami tritanopia ini, yang jelas penderita akan mengalami kesulitan ketika harus membedakan antara warna kuning dan biru dari spektrum cahaya tampak. Buta warna biru-kuning adalah nama lain bagi kondisi tritanopia ini dan kasus ini adalah yang paling jarang.
- Deutranopia
Pada kondisi satu ini, gangguan penglihatan yang terjadi diketahui penyebab utamanya adalah ketiadaan photoreceptor retina hijau. Itulah yang kemudian menyebabkan penglihatan seseorang tak mampu berfungsi normal terhadap warna tertentu. Keluhan utama adalah munculnya kesulitan sewaktu harus membedakan hue warna hijau dan merah sehingga ini diistilahkan sebagai red-green hue discrimination.
- Protanopia
Satu lagi jenis yang masih termasuk dalam dichromacy, yakni protanopia di mana ketiadaan photoreceptor retina merahlah penyebab utamanya. Penderita pada buta warna jenis ini akan menjadikannya tak memiliki penglihatan terhadap warna merah saja. Jadi bila ada yang tak mampu melihat warna hijau saja, maka untuk kasus ini hanya warna merah yang tak dapat dilihat.
Pada tipe ini, kasusnya termasuk yang paling umum karena diketahui hanya 1 persen dari seluruh pria. Kondisi ini dijumpai paling kerap dengan cacat pada warna merah hijau dan untuk itulah istilah lain yang banyak orang kenali adalah buta warna merah-hijau.
(Baca juga: penyebab mata nyeri sebelah – jenis kelainan refraksi pada mata)
Bagaimana Cara Mendiagnosa Buta Warna?
Bila ingin mengetahui pada jenis yang mana kondisi buta warna yang dimiliki seseorang, melakukan pemeriksaan adalah keputusan terbaik. Banyak kasus buta warna sebenarnya diakibatkan oleh adanya faktor keturunan, tapi dapat juga berkembang setelah seorang anak dilahirkan. Dan untuk memastikan penyebab sekaligus jenisnya, berikut adalah metode-metode diagnosa buta warna paling sering digunakan ketika ciri-ciri buta warna telah muncul.
- Tes Ishihara – Paling umum pada penderita yang diduga buta warna perlu melakukan tes ini karena memang penggunaan tes ini bertujuan untuk mendiagnosa buta wana. Hanya saja, tes ini hanya bisa mendiagnosa keadaan penderita buta warna merah-hijau. Biasanya pada proses pemeriksaan, penderita bakal diminta untuk mengenali angka pada sebuah gambar dalam bentuk titik-titik berwarna dan kelihatan samar-samar.
- Tes Penyusunan – Metode pemeriksaan atau tes ini juga cukup umum dan bisa dilakukan oleh penderita dengan menyusun obyek berwarna dalam bentuk susunan gradasi warna bervariasi. Penderita juga kemudian perlu melakukan penyusunan benda berwarna sesuai gradasi warna yang ia lihat.
Baca juga:
Jangan sepelekan kondisi buta warna walaupun kondisinya adalah buta warna parsial di mana masih bisa melihat warna lainnya dan hanya tak bisa melihat 1 atau 2 warna. Ada sejumlah aktivitas penting yang kiranya dapat terganggu karena gangguan penglihatan ini, seperti misalnya sulit membedakan rambu lalu lintas saat tengah berada di jalan. Jadi, segeralah mencari cara mengobati buta warna paling tepat.
Tak hanya itu, pada produk obat, ada label yang tersedia dan akan sulit bagi penderita buta warna dalam mengenali atau membedakan obat yang tak berlabel baik. Bahkan ketika harus memilih daging, akan sulit membedakan mana yang masih mentah dan mana yang sudah matang. Itulah mengapa terapi buta warna sangat diperlukan untuk bisa mengatasinya.