Buta warna memang menjadi kondisi khusus yang terjadi pada mata, karena tidak bisa membedakan jenis warna-warna tertentu. Kondisi ini bisa dialami oleh semua orang namun biasanya memang dipengaruhi dari faktor keturunan yang terjadi sejak lahir. Namun biasanya buta warna baru diketahui setelah seseorang menjalani tes untuk keperluan tertentu seperti sekolah atau ujian untuk mendapatkan lisensi. Buta warna bisa terjadi karena kondisi khusus pada bagian sel kerucut pada retina serta lapisan saraf pada bagian belakang mata.
Kondisi Gangguan Buta Warna
Buta warna tidak terjadi pada semua jenis warna, namun hanya warna-warna tertentu saja. Kondisi ini digambarkan ketika seseorang benar-benar tidak bisa melihat warna tertentu, baik ketika warna tersebut berdiri sendiri atau bercampur dengan warna yang lain. Orang yang mengalami buta warna biasanya memang tidak bisa membedakan warna merah, biru, hijau dan semua jenis warna yang dihasilkan dari kombinasi tiga warna tersebut. Beberapa penderita buta warna bahkan tidak bisa membedakan warna hijau dan merah, sehingga dua warna ini sering dilihat sebagai satu warna yang sama.
Siapa yang Bisa Terkena Buta Warna?
Laki-laki biasanya menjadi penderita buta warna terbanyak karena laki-laki memiliki gen yang bertugas untuk mengenali warna. Buta warna lebih banyak dipengaruhi oleh kromosom X dimana laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X. Sementara wanita yang memiliki 2 kromosom X bisa melindungi gen lain jika ada kelainan. Karena itulah buta warna akan terjadi sejak dari lahir dan sebenarnya merupakan kondisi yang diwariskan dari orang tua
Tes untuk buta warna biasanya sering dilalukan mulai ketika anak-anak masuk ke sekolah. Orang tua sering merasa terkejut dengan hasil tes, sementara anak-anak juga merasa sangat malu. Tes ini juga sering dilakukan untuk orang dewasa untuk keperluan pekerjaan atau untuk mendapatkan surat ijin mengemudi. Berikut ini beberapa jenis tes untuk buta warna :
1. Tes Piring Ishihara
Ini adalah salah satu jenis tes buta warna yang paling sering dilakukan. Tes ini berisi lingkaran yang telah dipenuhi dengan titik warna dengan ukuran yang sama. Kemudian dari semua titik warna itu pada bagian tengah piring Ishihara sebenarnya akan berisi titik yang membentuk angka tertentu. Bagi penderita buta warna merah dan hijau maka sama sekali tidak akan bisa membaca titik yang membentuk angka tersebut.
2. Tes dengan Komputer
Metode tes buta warna dengan komputer hampir sama dengan jenis tes piring Ishihara. Tes disediakan dengan sebuah lingkaran yang dipenuhi dengan warna, kemudian ada bentuk huruf C yang harus ditemukan pada lingkaran warna tersebut. Penderita buta warna tidak akan bisa menemukan huruf C karena tidak bisa melihat warna pada huruf tersebut.
3. Tes Anomaloscope
Ini adalah sebuah tes yang dilakukan dengan peralatan khusus. Cahaya yang berbeda akan dipantulkan ke bagian lensa mata. Dari bagian bawah akan muncul warna merah dan hijau sementara bagian atas akan memantulkan warna kuning. Orang yang dites harus menentukan jenis warna yang dipantulkan oleh cahaya lensa tersebut.
Derajat Buta Warna
Warna hijau, merah dan biru bisa dilihat normal karena orang tersebut memiliki kerucut mata dengan sudut yang normal dan sangat sensitif dengan cahaya yang dipantulkan dari warna tersebut. Tapi orang yang tidak memiliki kerucut cahaya pigmen yang cukup sensitif maka, tidak bisa mengenali warna tersebut. Jenis kelompok buta warna yang umum adalah tidak bisa membedakan warna merah dan merah.
Berikut ini adalah beberapa kelompok derajat buta warna yang paling sering diderita :
1. Protanomali
Ini adalah sebuah kondisi yang paling sering terjadi pada satu atau dua orang dari 100 orang laki-laki. Penderita akan mengalami kelemahan dalam melihat warna merah. Warna campuran lain seperti oranye, kuning kehijauan, dan kuning juga akan terlihat sangat lemah dan cerah. Bahkan penderita akan melihat warna biru sebagai warna ungu yang sangat jelas. Penderita tidak bisa melihat warna merah dengan jelas dan kelompok warna pergeseran dari merah. Penderita akan menghadapi situasi yang berbahaya jika sedang mengendarai kendaraan karena tidak bisa mengenali warna merah pada lampu lalu lintas.
2. Deuteranimali
Jumlah penderita deuteranimali memang lebih banyak, yaitu antara 5 hingga 6 diantara 100 orang laki-laki. Penderita tidak bisa melihat jelas warna merah, kuning, hijau dan oranye. Tapi penderita sama sekali tidak memiliki masalah untuk melihat tingkat kecerahan warna. Penderita tidak akan bisa membaca angka dalam tes buta warna karena, semua warna terlihat jelas dengan jenis warna tertentu.
3. Protanopia
Protanopia adalah sebuah kondisi khusus yang membuat penderita tidak bisa melihat jelas warna merah, kuning, hijau dan oranye. Semua warna akan lebih sering terlihat dengan warna yang lebih gelap. Beberapa warna seperti ungu akan menjadi biru dan jenis warna lain akan terlihat lebih gelap.
4. Deuteranopia
Deuteranopia akan membuat seseorang seperti menderita protanopia tapi masih bisa melihat warna dalam tingkat kecerahan yang normal. Beberapa warna yang terlihat aneh adalah seperti warna kuning, hijau oranye dan tingkat warna yang lain.
Perawatan untuk Buta Warna
Buta warna memang akan mempengaruhi kehidupan secara umum. Namun hingga saat ini tidak ada cara atau obat yang bisa menyembuhkan buta warna. Hanya saja penderita buta warna terhadap warna merah dan hijau bisa menggunakan bantuan lensa khusus dan sudah dikembangkan oleh beberapa aplikasi gadget. Teknisnya adalah ketika seseorang ingin melihat warna asli maka lensa tersebut bisa dipantulkan sehingga, lensa bisa memberikan jenis warna yang asli dan bisa dilihat dengan jelas. Tapi cara ini tentu tidak bisa dilakukan setiap saat karena pasti akan membutuhkan waktu yang lebih banyak hanya untuk melihat warna.
Buat warna memang tidak bisa diobati dengan berbagai jenis metode pengobatan. Meskipun sekarang banyak ahli dan pakar medis yang berusaha menemukan cara untuk mengobati buta warna. Namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk hidup dengan buta warna. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan :
- Jika kondisi buta warna disebabkan karena penyakit tertentu seperti katarak dan degenerasi makula maka perawatan terhadap penyakit bisa mengurangi dampak parah dari buta warna.
- Jika kondisi buta warna disebabkan karena cedera atau kecelakaan maka sumber dari penyebab harus diketahui, sehingga perawatan bisa dilakukan hingga mengembalikan kesehatan mata.
- Buta warna yang disebabkan karena keturunan tidak bisa disembuhkan, namun penderita tetap bisa nyaman dengan memakai kacamata yang bisa mendukung pengenalan terhadap warna tertentu. Meskipun memang tetap tidak bisa digunakan seumur hidup.
- Penderita buta warna tetap bisa hidup normal seperti orang lain dengan menerapkan beberapa teknik. Misalnya memberikan label baju untuk warna-warna baju tertentu, menghafal kondisi lalu lintas seperti di perempatan yang memiliki lampu lalu lintas dan menggunakan beberapa aplikasi pendukung untuk mengenal warna seperti dari layar komputer atau gadget.
Jadi meskipun penderita buta warna akan merasa tidak lengkap karena tidak mengenal warna, namun tetap bisa bekerja dan melakukan aktivitas. Tapi bagi anak-anak tetap harus mendapatkan dukungan dari orang tua dan mulai mengenalkan cara-cara ringan untuk menghafalkan pertanda warna agar bisa menjalani aktivitas dengan baik.
Baca juga informasi lainnya mengenai gangguan pada mata :