Gangguan persepsi warna juga disebut dengan istilah buta warna di mana penderitanya kurang mampu atau mengalami kesulitan sewaktu diminta untuk membedakan warna tertentu. Memang tak banyak kasus seperti ini, namun menurut statistik yang ada, ada kira-kira 0,5 persen wanita yang menderita buta warna, sementara prianya kurang lebih 9 persen.
Kesulitan utama yang rata-rata dihadapi oleh para penyandang buta warna adalah saat dihadapkan dengan nuansa merah atau protanomali atau hijau atau deuteranomali dan kebutaan warna merah dan hijau. Sementara itu, diketahui bahwa kebutaan warna biru malah justru terbilang langka. Ada bebeberapa penyebab mengapa seseorang bisa mengalami buta warna atau buta warna parsial.
Untuk dapat mengatasi buta warna, tentu penyebabnya haruslah diketahui lebih dulu. Saat sudah diketahui penyebabnya, barulah akan bisa ditentukan seperti apa seharusnya penanganan yang benar terhadap mata si penderita. Terapi buta warna pun kini tengah dicari untuk bisa menyembuhkan gangguan satu ini, hanya saja kemungkinan masih sangat kecil untuk sembuh total.
(Baca juga: bahaya mengucek mata dengan tangan – penyebab benjolan di mata – kelainan yang terjadi pada mata)
Penyebab Buta Warna
Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko akan seseorang dapat mengalami buta warna, yaitu:
- Kecelakaan
Faktor kecelakaan bisa jadi membuat indera penglihatan terganggu apabila memang yang terkena cedera adalah bagian otak. Stroke maupun cedera otak dapat membuat pengolahan warna pada otak terganggu. Jadi memang sangat penting untuk memeriksakan kesehatan otak pasca kecelakaan, apalagi yang melibatkan bagian kepala.
- Tidak Adanya Sel Kerucut
Perlu diketahui bersama bahwa setiap manusia memiliki retina mata dan pada retina mata ada sekitar 7 juta sel fotoreseptor yang tergolong 2 maca, sel kerucut dan sel-sel batang, di mana keduanya terkonsentrasi di bagian tengah dan makula adalah sebutannya. Sel kerucut inilah yang paling bisa membuat detil obyek lebih rinci serta mampu membedakan warna.
Sel kerucut masih dibagi lagi menjadi 3 jenis, di mana masing-masing ternyata memiliki opsin atau pigmen visual yang tidak sama sehingga akan mengeluarkan reaksi terhadap panjang gelombang cahaya yang juga tak sama, seperti biru, hijau dan merah. Persepsi warna di otak otomatis akan terpengaruh oleh gangguan penerimaan cahaya di sel kerucut ini.
- Faktor Keturunan
Bagi yang orang tua atau kakek atau neneknya memiliki riwayat buta warna, tentu kemungkinan seseorang menderita kondisi yang sama, bahkan jauh lebih besar. Kelainan warisan adalah istilah lain dari faktor keturunan di mana gen untuk pigmen visual hijau dan merah dijumpai pada kromosom X, sehingga kebutaan terhadap warna hijau atau merah jauh lebih umum dialami laki-laki.
Tak seperti wanita, hanya 1 kromosom X yang dipunyai oleh para laki-laki sehingga jika gen tersebut mengalami kecacatan, sudah tak ada cadangan yang dapat menjadi pengganti. Untuk seorang wanita, ia baru bisa mengalami buta warna apabila kedua kromosom X mengalami kecacatan.
Ketika hal ini terjadi, saat memiliki anak laki-laki, maka anak laki-laki tersebut dipastikan pula menderita buta warna karena ada warisan dari ibu akan kromosom X tersebut. Tak hanya faktor genetik, penyebab kasus bentuk buta warna ringan juga adalah kromosom X yang mengalami mutasi gen opsin.
(Baca juga: penyebab mata berkedip cepat)
Tes Buta Warna
Beberapa orang mungkin merasakan adanya keraguan tentang apakah mereka benar-benar mengalami buta warna. Maka demi memastikan, lakukan cara tes buta warna yang benar untuk bisa meyakinkan benar tidaknya gangguan kondisi mata yang sedang dialami adalah buta warna. Di bawah ini bisa dilihat sekilas info tentang jenis tes buta warna.
- Tes Ishihara adalah tes yang cukup sering dipakai untuk mendiagnosa adanya kebutaan warna pada seseorang. Tes ini biasanya justru dilakukan di sekolah-sekolah, kantor serta instansi lainnya sebagai bagian dari proses seleksi calon mahasiswa maupun karyawan. Ada 38 set warna yang disediakan pada tes ishihara ini di mana akan menskrining buta warna secara ekstensif. Pada set tersebut akan ada beberapa lingkaran dengan titik-titik mosaik yang nuansanya merah dan hijau secara berbeda. Pada mosaik pun juga ada beberapa pola angka di mana seseorang dengan mata normal saja yang bisa melihat, tapi tidak bisa terlihat oleh yang menderita buta warna.
- Tes Dikotomi Farnsworth (D-15).
- Tes Warna Pilihan Ganda.
- Tes Uji Visi Dinamis.
Sebaiknya bagi Anda yang berpikir atau berencana untuk mengandalkan tes buta warna secara online alias sendiri mengurungkan niat ini. Memang internet mempermudah segalanya, sampai-sampai beberapa situs pun menawarkan tes buta warna tapi Anda tak usah terlalu bergantung dan mengandalkan tes semacam ini.
Hasil yang berbeda bisa saja terjadi dikarenakan faktor pengaturan warna, gamma, cahaya latar, dan kontras monitor komputer. Jadi untuk hasil yang tepat dan akurat, tentu memeriksakan atau melalui tes buta warna dari dokter spesialis mata adalah yang paling baik.
(Baca juga: jenis kelainan refraksi pada mata)
Terapi Buta Warna
Sampai saat ini belumlah ditemukan terapi khusus untuk mengatasi buta warna dan mampu menyembuhkannya secara efektif. Ini juga karena kebanyakan pria dan wanita yang mengalami buta warna disebabkan oleh faktor keturunan atau kromosom X seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Genetik cacat pada kromosom X itulah yang menyebabkan proses kesembuhan atau pengobatan menjadi jauh lebih sulit. Kalaupun hendak melakukan terapi, maka terapi gen adalah yang paling dianjurkan karena tujuan dari terapi ini adalah untuk membuat kromosom rusak lebih baik. Namun sayangnya, solusi terapi ini pun juga belum terbukti secara ilmiah dapat menyembuhkan secara total akan kondisi buta warna.
Walau tidaklah membuat mata sepenuhnya menjadi benar-benar mengenal warna secara utuh, perkembangan terkini ada yang dinamakan color blindness correction atau koreksi buta warna. Pada solusi ini, penderita buta warna akan diberikan kemampuan lebih besar untuk bisa membedakan antara satu nuansa dengan nuansa yang lain.
Sewaktu ada kelainan pada retina mata, memang sebaiknya haruslah cepat-cepat dites atau diperiksakan. Meski sangatlah kecil kemungkinan untuk menyembuhkan kondisi buta warna, para penderita masih bisa melakukan yang terbaik dalam merawat mata mereka. Ada baiknya Anda jauh-jauh dari kebiasaan yang mampu membuat penglihatan lebih buruk dari buta warna.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit mata – penyebab mata kabur – penyebab mata sayu)
Terapi buta warna masih menjadi hal yang sulit ditemukan dan bahkan terapi gen pun tak bisa diandalkan karena belum terbukti bisa menyembuhkan total buta warna walaupun ada proses perbaikan kromosom X yang cacat. Namun selalu ada cara untuk mengurangi rasa stres, depresi dan frustrasi Anda dalam menghadapi kekurangan Anda ini.