Kandungan pasta gigi yang digunakan dalam setiap produk pasta gigi selalu memiliki tidak hanya satu bahan aktif, tapi lebih. Ada kandungan-kandungan yang memang tergolong aman, tapi ada juga yang berbahaya. Pada umumnya, pasta gigi yang diproduksi dan diedarkan di negara kita memiliki kombinasi antara bahan-bahan terapeutik, deterjen dan bahan abrasif.
(Baca juga: bahaya menelan pasta gigi)
1. Bahan Terapeutik
Bahan satu ini mungkin hanya sedikit kadarnya di dalam pasta gigi, tapi cukup esensial. Contoh bahan-bahan terapeutik pada pasta gigi adalah:
Fluoride – Fluoride pada pasta gigi sangat penting keberadaannya. Ini karena memang bahan satu inilah yang bekerja untuk membuat enamel gigi lebih kuat. Cara kerjanya adalah dengan membuat enamel resisten terhadap asam di mana bakteri pun akan ikut dihambat dalam hal produksi asam. Ada beberapa macam fluorode yang bisa dijumpai pada produk pasta gigi, yaitu sebagai berikut:
- Sodium monfluorafosfat.
- Sodium fluoride, yakni memang fluor yang kerap digunakan sebagai tambahan pada pasta gigi apapun. Hanya saja pemakaiannya tak boleh dikombinasikan bersama bahan-bahan abrasif.
- Stannous fluoride, yakni dikenal juga dengan sebutan tin fluor yang ditambahkan pada pasta gigi. Untuk fluoride jenis ini pemakaian boleh bersama-sama dengan kalsium fosfat (salah satu bahan abrasif). Karena memiliki sifat antibakterial, bahan ini bagus tapi dapat menimbulkan stein keabu-abuan di gigi.
Bahan Antimikroba – Bahan ini meliputi bakteriostatik atau Zinc phosphate, Zinc Citrate, dan bakterisidal atau Trikolsan. Dengan adanya bahan ini pasta gigi yang kita gunakan akan mampu menghambat segala perkembangan bakteri di mulut. Guna bahan ini pun adalah sebagai pembunuh bakter-bakteri yang ada. Ekstrak daun sirih serta siwak juga ada sebagai bagian dari antimikroba pada pasta gigi yang merupakan bahan herbal.
Bahan Desensitisasi – Bahan ini biasanya dipakai pada pasta gigi dan contohnya adalah stronsium chloride serta potassium nitrat. Stronsium chloride berperan sebagai pemblokir tubulus dentin. Sementara itu, potassium nitrat bertugas sebagai pemblokir transmisi nyeri antar sel saraf.
(Baca juga: bahaya membiarkan gigi berlubang)
2. Pelembab atau Humectant
Bahan yang menyerap air dari udara dan bisa membuat kelembaban terjaga dengan baik adalah humectant. Contoh paling sering kita jumpai adalah gliserin, bersama dengan asam laktat dan alpha hidroxy acid atau AHA. Pasta gigi bisa tetap lembab karena kandungan ini tentunya dengan kadar kira-kira 20-35 persen.
(Baca juga: penyebab kelebihan asam laktat)
3. Air
Kandungan air pada pasta gigi rata-rata adalah sekitar 20-40 persen. Fungsi dari air ini adalah sebagai pelarut, jadi tanpa air, pasta gigi akan sulit larut.
4. Bahan Penambah Rasa
Kita semua tahu bahwa pasta gigi selalu ada rasanya, entah itu mint, kayu manis, stroberi, jeruk, dan sebagainya. Pemanis buatanlah yang digunakan pada produk pasta gigi tersebut sehingga cita rasanya bervariasi. Menggosok gigi akan lebih menyenangkan bagi anak-anak dengan tambahan rasa tersebut.
(Baca juga: abrasi gigi)
5. Bahan Pengawet
Pasta gigi merk dan jenis apapun selalu dibuat dengan bahan pengawet. Ethylparaben, Methylparaben, serta Sodium benzoate adalah bahan pengawet yang biasanya digunakan dan ditambahkan pada pasta gigi dalam proses pembuatannya. Pertumbuhan mikroorganisme yang dikhawatirkan terjadi pada pasta gigi akan dapat dicegah oleh bahan pengawet ini.
Supaya pasta gigi tak mudah berjamur, tentu bahan pengawet dibutuhkan. Bila tak ada bahan pengawet, pasta gigi hanya akan dapat bertahan beberapa hari saja. Maka sudah pasti di setiap pasta gigi ada bahan pengawet yang membuatnya dapat bertahan hingga berbulan-bulan untuk pemakaian setiap hari.
(Baca juga: penyebab abrasi gigi)
6. Deterjen atau Surfectan
SLS atau Sodium Lauryl Sulfat pasti sering kita dengar. Itulah bahan deterjen yang kerap digunakan dan ditambahkan pada pembuatan pasta gigi yang beredar di pasaran. Pada SLS ada sifat antibakteri sehingga sangat berguna untuk menghilangkan debris, plak, sisa-sisa makanan, serta material alba.
Selain itu, bahan satu ini juga sangat baik untuk membuat tegangan permukaan menjadi berkurang. Bahkan lemak juga bisa lebih gampang larut berkat adanya bahan ini; proses emulsi adalah sebutannya. Pembuangan kotoran di dalam gigi kita bisa dilakukan dengan adanya busa yang diberikan dari bahan ini. Namun, kandungan deterjen ini tak akan baik bila tertelan terlalu banyak sebab bisa mengiritasi saluran pencernaan.
(Baca juga: cara menghilangkan karang gigi)
7. Bahan Pemutih
Contoh dari bahan pemutih yang kerap digunakan pada produk pasta gigi antara lain adalah sodium hexametaphosphate, citroxane, dan hidrogen peroksida. Namun diketahui bahwa sodium carbonate pun juga kerap dimanfaatkan. Gunanya tentu adalah untuk memberikan efek putih pada gigi sehingga terkesan bersih.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit gigi dan mulut)
8. Paraffin
Bahan ini dikenal sebagai bahan yang bisa membentuk pasta halus di mana ini akan merembes ke sikat gigi kita. Bahan ini akan sangat berbahaya bisa sampai tertelan terlalu banyak. Perut bakal menjadi lebih mudah mengalami sembelit, atau bahkan terasa mual dan sakit hingga muntah-muntah.
9. Seaweed
Rumput laut ternyata juga menjadi salah satu bahan yang terkandung pada pasta gigi yang banyak di pasaran. Berlendir dan elastis, itulah karakteristiknya dan pasta gigi pun ternyata dapat menyatu berkat bahan ini. Pasta gigi tanpa adanya kandungan ini bakal gampang hancur dan bisa berantakan. Kabar baiknya, tak ada kandungan racun pada rumput laut, malah bahan ini termasuk bergizi sehingga tak berbahaya bagi tubuh.
(Baca juga: bahaya gigi berlubang)
10. Peppermint Oil
Satu lagi bahan yang ada dalam pasta gigi, yakni peppermint oil di mana bahan inilah yang memberikan kesegaran pada nafas. Namun ada juga efek sampingnya, yakni minyak ini akan memicu melambatnya denyut nadi. Selain itu juga bila tertelan dalam jumlah banyak bakal membuat perut mulas. Mengonsumsinya juga bakal menyebabkan tremor otot.
(Baca juga: tangan bergetar sendiri – efek samping menelan pasta gigi)
Itulah sejumlah kandungan pasta gigi yang perlu kita tahu. Sebagian dianggap aman memang. Tapi sebagian bahan lainnya memiliki efek samping yang tak baik untuk tubuh, khususnya bila sampai tertelan dan terkonsumsi banyak.