4 Kelainan Autoimun pada Manusia

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit autoimun adalah sebuah penyakit yang dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh. Hal ini berbanding terbalik dengan tugasnya sebagai pertahanan diri dalam menghalau beragam jenis penyakit. Kelainan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh karena bisa menyebabkan gangguan tubuh yang tidak bisa diremehkan.

Ada banyak sekali penyakit autoimun yang bisa ditemukan namun dari beragam jenis penyakit yang ada, ada beberapa jenis yang sering dijumpai seperti penyakit lupus, diabetes tipe 1, rheumatoid arthritis dan lain-lain.

1. Penyakit Lupus

Penyakit ini dapat menyebabkan seorang penderita mengembangkan antibodi yang tidak bekerja semestinya dan malah menyerang hampir semua jaringan yang ada pada tubuh. Ada beberapa bagian dari tubuh yang sering diserang oleh penyakit lupus yaitu paru-paru, sendi, ginjal serta pada jaringan syaraf. Dalam merawat pasien penyakit ini, dokter biasanya akan memberi obat steroid, minuman yang berfungsi untuk menurunkan fungsi imun pada tubuh.

Penderita penyakit lupus memiliki gejala yang datang secara tiba-tiba atau bisa pula berkembang secara perlahan-lahan. Ada yang bersifat parah dan ada pula yang bersifat ringan. Selain itu penyakit lupus pada seseorang bisa bersifat sementara dan ada pula yang bersifat permanen. Ada banyak kasus penderita lupus yang memiliki karakteristik episodik dengan gejala dan tanda-tanda lupus membaik sementara waktu dan kembali lagi nantinya.

Gejala Penyakit lupus

Secara umum gejala penyakit ini adalah:

  • Lelah ( baca : Penyakit Cepat Lelah dan Makanan Penyebabnya )
  • Berat badan banyak berkurang atau malah naik
  • Demam
  • Terdapat ruam yang berbentuk kupu-kupu di area wajah yang biasanya menutupi hidung dan pipi
  • Mata kering
  • Gelisah
  • Mudah depresi
  • Luka pada kulit yang timbul dan akan semakin parah jika terkena sinar matahasi secara langsung
  • Radang yang terdapat pada mulut
  • Rambut rontok ( baca  : Penyebab Rambut Rontok Berlebihan )
  • Nyeri pada dada
  • Napas pendek
  • Jari dan kuku memutih atau membiru ketika udara dingin atau ketika stres
  • Mudah memar
  • Hilang ingatan

Penyebab Lupus

Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang bisa menjangkit seseorang akibat pengaruh dari suatu zat asing tertentu seperti virus dan bakteri. Kedua zat asing tersebut membuat sistem imun pada tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan serta peradangan pada beberapa bagian tubuh. Adapun bagian tubuh yang sering diserang adalah paru-paru, jantung, ginjal, pembuluh darah serta otak.

Hingga sekarang masih belum diketahui apa sebenarnya penyebab penyakit lupus dapat menyerang seseorang. Teori menyebutkan jika kombinasi genetik serta lingkunganlah yang mendasari terjangkitnya penyakit ini. Banyak dari penderita yang ternyata memiliki riwayat keturunan sehingga gejala lupus dapat dihubungkan pula dengan faktor genetik. Selain itu ada pula penyebab lain yang mendasari terjangkitnya penyakit lupus seperti obat dan virus.

Artikel terkait :

Jenis Penyakit Lupus

  • Discoid Lupus Erythematosus

Jenis lupus ini hanya berefek pada kulit. Bagian yang biasa diserang adalah bagian ruam di wajah, kulit kepala serta leher. Bagi yang menderita kelainan ini bisa pula mengalami systemic lupus erythematosus meskipun begitu, hingga kini ahli kesehatan masih belum bisa memprediksi siapa saja yang bisa mengalami bentuk kelainan lupus yang lebih serius.

  • Systemic Lupus Erythematosus

Penyakit ini bisa menyerang seluruh bagian tubuh manapun. Lupus ini merupakan jenis lupus yang banyak dibicarakan oleh orang-orang dan biasa menyerang kulit, paru-paru, sendi, ginjal dan darah. ( baca : Nyeri Sendi Lutut )

  • Drug – induced Lupus Erythomasus

Kelainan drug – induced lupus erythomasus ini bisa terjadi ketika Anda menggunakan obat-obatan tertentu. Namun perlu diingat tidak semua yang menggunakan obat-obatan tersebut dapat terkena lupus juga. Lupus yang satu ini dapat berdampak pada kesehatan sistem tubuh lain dan biasanya akan menghilang ketika Anda tidak lagi menggunakan obat-obatan tersebut.

  • Neonatal Lupus

Neonatal lupus merupakan penyakit yang biasanya menyerang bayi yang baru lahir. Ibu yang memiliki antibodi tertentu dan ada hubungan pada penyakit autoimun bisa menurunkannya pada anak yang dilahirkan bahkan ketika sang ibu tidak memiliki gejala penyakit terkait. Dalam beberapa kasus, neonatal lupus bisa berakibat buruk karena bisa menyebabkan gangguan pada sistem elektrik jantung.

Faktor Penyebab

Meski para dokter hingga kini masih belum juga menemukan apa saja yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit lupus, namun mereka telah mengindentifikasi apa saja yang menjadi faktor meningkatnya resiko penyakit ini.

  • Dibandingkan dengan pria, lupus lebih banyak diderita oleh kaum wanita
  • Meski bisa menjangkiti semua orang, namun kebanyakan lupus menjangkiti mereka yang berusia 15 hingga 40 tahun
  • Lupus umumnya terdapat pada ras Hispanics, Asia dan ras Afrika
  • Sinar matahari bisa memicu terjadinya lupus kulit serta memicu respon internal pada mereka yang berada di kondisi rentan
  • Penggunaan obat-obatan yang dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan induced lupus. Ada beberapa jenis obat-obatan yang bisa meningkatkan terjangkitnya penyakit lupus seperti antipsychotic chlorpromazine atau obat tekanan darah tinggi. Selain itu ada pula obat jantung procainamide dan obat tuberculosis isonoazid.
  • Terkena zat kimia juga dapat membuat seseorang terjangkit lupus. Beberapa penelitian menyebutkan jika orang yang bekerja dan rentan terkena merkuri serta silica memiliki resiko terkena penyakit lupus yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak terkena. Selain itu para perokok juga beresiko terkena lupus.
  • Terinfeksi virus epstein-barr yang merupakan virus yang berasal dari sistem imun. Meski hal ini masih belum bisa dijelaskan kenapa dan apa yang menyebabkan virus tersebut kembali aktif.

2. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kelainan pada sistem imun. Hal ini dapat terjadi ketika sistem imun merusak sel yang merupakan penghasil hormon insulin pada bagian tubuh yaitu pankreas. Sel penghasil insulin ini juga disebut dengan sel beta. Pada kondisi yang normal, sistem imun akan membentengi tubuh serta mencegah gangguan-gangguan dari luar seperti halnya bakteri, substansi serta virus yang masuk ke dalam tubuh. Namun pada kelainan ini, sistem imun akan menyerang pankreas dan menghancurkan sel beta sehingga membuat produksi insulin menjadi terhambat.

Insulin berguna untuk menyerap nutrisi serta gula dalam darah lalu menyebarkannya ke berbagai sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Ketika tubuh kekurangan hormon insulin maka kadar gula atau glukosa dalam darah akan meningkat ( baca : Penyebab Gula Darah Tinggi ) sehingga sel tubuh tidak mendapatkan asupan energi yang tepat.

Diabetes tipe 1 dapat menyebabkan beberapa gangguan pada kesehatan seperti halnya dehidrasi ( baca : Bahaya Dehidrasi bagi Tubuh ). Hal ini dikarenakan gula dalam darah akan membuat frekuensi urinisasi menjadi meningkat untuk mengurangi kadar gula pada tubuh. Ketika gula keluar bersamaan dengan urine maka air dalam tubuh juga akan berkurang sehingga membuat seseorang kekurangan cairan. Selain itu, penderita diabetes tipe 1 juga dapat kehilangan berat badan mereka secara drastis karena nutrisi serta kalori yang banyak terbuang melalui urine. Ketika level gula di dalam tubuh sangat tinggi maka bisa memicu kerusakan jaringan tubuh serta dapat pula merusak jaringan tubuh lain seperti halnya ginjal, jantung dan pembuluh darah kecil pada bagian mata.

Penyebab Diabetes Tipe 1

Meski belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab terjangkitnya penyakit ini, namun para ahli dan dokter menyatakan jika faktor genetik atau keturunan merupakan penyebab utama. Bukan hanya itu namun ada pula faktor pendukung lain seperti vius dan racun yang menyerang sistem imun dan mengacaukan sistem kerjanya.

Artikel terkait : Kelainan Genetika pada Manusia

Gejala Diabetes Tipe 1

  • Sering mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh penderita yang menjadi serng buang air kecil
  • Mudah lapar bahkan setelah makan ( baca : Penyebab Cepat Lapar Setelah Makan )
  • Mual dan muntah
  • Mulut kering
  • Berat badan yang berkurang secara drastis
  • Bernapas dengan cepat
  • Sakit perut
  • Penglihatan kabur
  • Terdapat luka atau infeksi

Merawat Penderita Diabetes Tipe 1

Dalam merawat orang yang menderita diabetes tipe 1, kuncinya adalah menjaga kadar gula dalam darah supaya tetap stabil dan normal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga melakukan terapi insulin serta dengan melakukan diet sehat. Anda juga perlu menakar kira-kira berapa jumlah insulin yang dibutuhkan.

Jika penyakit diabetes tipe 1 ini tidak dikontrol dengan baik, maka bisa menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kerusakan pada Retina

Penderita diabetes tipe 1 banyak yang mengalami masalah pada retina. Resiko ganguan pada retina tersebut akan semakin meningkat jika penderita telah menderita penyakit ini selama 15 tahun. Ada baiknya bagi penderita menjaga gula dalam darah tetap normal supaya terhindar dari kerusakan retina.

  • Kerusakan Ginjal

Selain beresiko menderita kerusakan retina, maka penderita diabetes tipe 1 ini juga beresiko mengalami kerusakan pada ginjalnya. Jika tidak dirawat dan ditangani dengan baik, maka resiko menderita kerusakan ginjal akan semakin meningkat terlebih jika penderita telah menderita kelainan ini dalam kurun waktu 15 hingga 25 tahun.

  • Kerusakan pada Sistem Syaraf

Kerusakan pada sistem syaraf, dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem sirkulasi darah di dalam tubuh terlebih pada bagian kaki. Keadaan ini akan membuat luka gores kecil dapat berubah menjadi luka parah yang terkadang menyebabkan infeksi yang menyebabkan kaki harus diamputasi supaya luka tidak menyebar. Hal ini juga menjadi alasan supaya penderita diabetes bersikap secara lebih berhati- hati sehingga tidak menimbulkan luka.

3. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang banyak ditemui. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk kelainan pada sistem imun dimana antibodi menyerang pelapis sendi. Akibat dari kondisi ini adalah terjadinya peradangan serta pembengkakan yang membuat timbulnya rasa nyeri ( baca : Penyebab Nyeri Dada Kiri ). Jika tidak segera ditangani maka penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada bagian sendi. Untuk mencegah kondisi yang semakin buruk maka penderita bisa diberikan obat oral dan suntik untuk mengurangi agresivitas pada sistem kekebalan tubuh.

Penyakit kelainan Rheumatoid arthritis dapat menyebabkan rasa sakit, kaku serta bengkak pada bagian sendi kaki dan tangan. Selain itu, Rheumatoid arthritis juga bisa berdampak buruk pada otot, ligamen serta tendon. Gejala dari kondisi Rheumatoid arthritis ini adalah membuat aktivitas menjadi kurang lancar akibat rasa sakit yang ditimbulkan dan kesulitannya saat berjalan atau menggunakan tangan. Meskipun bagian tubuh yang paling sering terkena efek Rheumatoid arthritis adalah tangan dan kaki namun penyakit ini juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain seperti mata, pembuluh darah, paru-paru dan kulit. Penyakit ini banyak dialami oleh wanita yang berusia di atas 40 tahun.

  • Gejala Rheumatoid Arthritis

Gejala yang timbul akibat penyakit ini adalah masalah persendian seperti terasa kaku kemerahan, nyeri, bengkak serta terasa hangat. Jika dibiarkan maka penyakit ini bisa menyebar dan menyebabkan persendian bergeser bahkan berubah bentuknya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kelainan Rheumatoid arthritis mulai dari kebiasaan merokok ( baca : Bahaya Merokok bagi Remaja), masalah genetika atau karena faktor usia.

  • Perawatan Penderita Rheumatoid Arthritis

Untuk melakukan diagnosa pada penderita bisa dilakukan dengan cara melakukan pemindaian X-ray serta tes darah dan pemeriksaan fisik. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat untuk mengatasi Rheumatoid arthritis secara total. Namun dengan perawatan yang tepat maka peradangan serta penyebarannya dapat dicegah sehingga dapat menghindari penyakit yang semakin parah.

Perawatan untuk penderita Rheumatoid arthritis dapat dilakukan dengan cara menjalani terapi serta menjalani pengobatan jangka panjang yang berguna untuk mencegah gejala serta berkembangnya Rheumatoid arthritis. Jika perawatan yang dilakukan tidak berdampak positif maka operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah persendian. Penderita Rheumatoid arthritis bisa beresiko terkena peradangan mata, paru-paru, jantung serta sindrom lorong karpal. Bahkan penderita juga beresiko terkena serangan jantung dan juga stroke .

Artikel terkait :

4. Multiple Sclerosis (MS)

Kelainan Multiple sclerosis (MS) dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang berbalik menyerang sel syaraf tubuh sendiri. Ada banyak gejala Multiple sclerosis (MS) seperti lumpuh, susah berbicara, susah berjalan hingga mati rasa dan tremor. Multiple sclerosis (MS) merupakan kelainan dimana sistem kekebalan tubuh menyerang selaput pelindung syaraf di otak serta pada syaraf tulang belakang. Syaraf yang rusak akan mengeras dan membentuk suatu sklerosis atau jaringan parut.

Jenis Multiple Sclerosis

Ada beberapa jenis penyakit Multiple sclerosis seperti multiple sclerosis kambuhan, multiple sclerosis progresif primer dan multiple sclerosis progresif sekunder.

  • Multiple Sclerosis Kambuhan

Multiple sclerosis kambuhan merupakan jenis kelainan yang paling sering terjadi. Bahkan diperkirakan sekitar 80% dari penderita MS adalah mengidap jenis penyakit ini. Pada penyakit MS kambuhan ini ada istilah masa remisi atau gejala mereda. Orang yang menderita gangguan ini bisa mengalami masa gejala penyakit yang parah namun ada pula saatnya mereda. Ketika gejala Multiple Sclerosis atau MS ini kambuh, maka bisa berlangsung dalam hitungan hari atau bahkan berbulan-bulan lamanya begitu pula dalam masa remisi.

  • Multiple Sclerosis Progresif Sekunder

Multiple sclerosis sekunder memiliki gejala yang secara perlahan dapat bertambah parah dan biasanya mengalami masa kambuh. Gejala ini tidak sepenuhnya dapat pulih dan dapat kambuh sewaktu-waktu terlebih jika penderita telah mengidap MS kambuhan selama kurang lebih 15 tahun.

  • Multiple Sclerosis Progesif Sekunder

Bagi penderita kelainan ini, gejala yang dialami akan bertambah tanpa adanya masa remisi. Multiple Sclerosis jenis ini merupakan MS yang paling jarang ditemui karena jarang ditemukan orang dengan gejala ini.

Gejala Multiple Sclerosis

Kelainan Multiple Sclerosis dapat menyebabkan beragam gejala yang berbeda-beda pada tiap penderita. Gejala yang muncul tergantung pada lokasi serta syaraf yang diserang oleh jenis penyakit ini. Adapun gejala yang cukup umum terjadi adalah:

  • Rasa lemas dan kebas pada salah satu sisi tubuh atau pada bagian kaki
  • Gangguan penglihatan seperti buta warna ( baca : Cara Tes Buta Warna), pandangan kabur hingga penurunan kualitas penglihatan
  • Rasa geli dan nyeri pada bagian-bagian tertentu tubuh
  • Lelah yang parah
  • Pusing
  • Kulit yang terasa sensitif dan sensasi terbakar
  • Cara bicara yang kurang jelas
  • Otot kejang atau kaku
  • Gemetaran serta terganggunya koordinasi pada tubuh
  • Gangguan keseimbangan serta motorik
  • Gangguan pada kemapuan kognitif seperti penurunan daya serta durasi dalam berkonsentrasi
  • Kesulitan untuk memahami sesuatu
  • Kesulitan dalam mengingat beragam hal yang baru
  • Kesulitan dalam menggunakan bahasa
  • Gangguan mental seperti halnya kecemasan, emosi yang tidak stabil serta depresi
  • Terjadinya masalah seksual seperti berkurangnya cairan dan kepekaan vagina pada wanita. Pada pria biasanya mengalami disfungsi ereksi
  • Masalah pada pencernaan dan kandung kemih seperti sulit buang air kecil hingga tuntas dan sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil

Gejala penyakit multiple sclerosis di atas bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga tidak dapat dipastikan kapan terjadinya.

Penyebab Serta Faktor Resiko Multiple Sclerosis

Penyakit ini merupakan salah satu jenis kelainan autoimun dengan penyebab yang masih belum jelas hingga saat ini. Namun para pakar meyakini jika penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa hal seperti:

  • Jenis kelamin. Lebih banyak penderita multiple sclerosis berasal dari golongan perempuan dibandingkan dari golongan laki- laki
  • Kelainan ini biasanya diderita oleh seseorang yang menginjak usia 15 hingga 60 tahun
  • Ada beberapa virus yang diduga sebagai virus pemicu penyakit Multiple Sclerosis yaitu epstein – Barr
  • Bagi anggota keluarga yang memiliki garis keturunan pengidap MS, maka bisa beresiko terkena kelainan ini
  • Kondisi autoimun tertentu seperti penderita tiroid, diabetes tipe 1 atau bisa pula penyakit inflamasi usus diduga berpotensi mengidap penyakit Multiple Sclerosis
  • Didalam rokok terkandung zat kimia yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan resiko terjangkitnya Multiple Sclerosis pada seseorang. ( baca : Bahaya Tar Rokok )

Pemeriksaan pada Multiple Sclerosis

  • Pemeriksaan neurologi seperti pemeriksaan akan perubahan gerakan mata, kemapuan koordinasi antara tangan dan kaki
  • MRI scan pada bagian otak serta saraf tulang belakang
  • Melakukan tes darah untuk mencari tahu apakah ada gangguan penyakit lain atau tidak

Hingga saat ini masih belum ditemukan metode penanganan pasien yang tepat bahkan Multiple Sclerosis progesif primer menjadi salah satu jenis penyakit yang dianggap sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Sementara itu, pada Multiple Sclerosis sekunder dan Multiple Sclerosis kambuhan, bisa dilakukan pengobatan untuk meringankan gejala yang bisa dialami oleh si penderita.

Faktor Resiko Terkena Penyakit Autoimun

Hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab dari kelainan ini namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang terkena penyakit autoimun seperti:

  • Genetik

Dari sekian faktor yang ada, maka faktor genetik merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi seseorang terkena penyakit kelainan autoimun ini.

  • Lingkungan

Faktor lingkungan seperti kontaminasi merkuri merupakan salah satu faktor penyebab kelainan autoimun.

  • Infeksi

Ada beberapa jenis infeksi tertentu yang dapat memperburuk gejala kelainan autoimun.

  • Perubahan Hormon pada Tubuh

Perubahan hormon pada tubuh seperti saat menopause, melahirkan atau bahkan saat hamil dapat memicu kelainan autoimun.

Meski hingga kini masih belum diketahui secara kelas apa saja yang bisa menyebabkan seseorang terjangkit penyakit satu ini namun sebaiknya Anda memperhatikan faktor resiko yang ada. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala penyakit seperti di atas. Semakin cepat Anda tahu penyakit Anda, maka akan semakin cepat pula penanganan yang diberikan untuk menghindari penyakit bertambah parah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn