Penyakit Antraks – Penyebab, Gejala, Diagnosa, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit antraks atau juga biasa disebut dengan anthrax merupakan suatu jenis penyakit infeksi bakteri yang sangat serius di mana dapat menyerang tak hanya bagian kulit, tapi juga paru-paru hingga sistem dan saluran pencernaan. Jika tidak ditangani secara cepat, ada waktunya penyakit ini bisa membahayakan nyawa penderitanya sehingga memang tak boleh dianggap enteng.

Dalam kondisi normal, bakteri Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit ini biasanya menjadi penghasil spora tak aktif atau yang dinamakan juga dengan dorman dan hidup di tanah. Spora pun akhirnya menjadi aktif ketika spora masuk ke dalam tubuh manusia maupun hewan. Spora aktif itulah yang kemudian melakukan pembelahan diri, memroduksi racun dan menyebarkannya hingga ke seluruh tubuh.

Penyakit ini memang cukup terbilang jarang terjadi dan dialami oleh orang-orang, kecuali mungkin mereka yang hidupnya tak jauh-jauh dari binatang, khususnya hewan ternak. Penularan pada penderita bisa saja terjadi dari hasil kontak dengan daging, wol, hewan dan juga kulit binatang yang sudah terkena infeksi bakteri tersebut. Dokter hewan, petani, dan pekerja laboratoriumlah yang berisiko tinggi terkena antraks.

Antraks merupakan pengancam jiwa yang dapat dengan mudah mengenai hewan, seperti halnya kuda, domba, sapi dan kambing yang termasuk dalam kategori ruminansia. Meski kelihatannya jarang, namun antraks sempat menjadi perhatian dikarenakan banyak nyawa terancam karenanya. Untuk mewaspadainya, ketahui lebih dalam tentang penyebab, gejala dan info lainnya.

Kasus Antraks di Indonesia

Pertama kali kasus antraks ditemukan di Indonesia di tahun 1884, yakni lebih tepatnya di Teluk Betung Provinsi Lampung dan di tahun berikutnya yaitu 1885 dilaporkan adanya kasus antraks di Bali, tepatnya di Buleleng, begitu juga Lampung dan juga Rawas, Palembang. Antraks pun makin merambah di Indonesia setelah kasusnya dijumpai juga di Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Padang dan Banten. Akhirnya pun kasus antraks mulai menjadi umum karena penyebaran makin meluas dan beberapa wilayah besar lain di Indonesia menjadi daerah endemik antraks.

(Baca juga: ciri-ciri penyakit antraks perbedaan sakit karena virus dan bakteri)

Penyebab Antraks

Antraks adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh jenis bakter bernama Bacillus anthracis di mana ketika berada di bawah mikroskop, penampakan dari bakteri ini seperti batang yang berukuran besar. Hanya saja, organisme antraks ada yang berbentuk aktif dan disebut spora, ini terdapat di tanah tempat mereka tinggal.

Spora ini begitu kuat dan termasuk sulit dihancurkan dan spora ini bisa bertahan hidup bahkan hingga 48 tahun di dalam tanah. Dalam proses menginfeksi manusia, ada beberapa cara bagi antraks dan paling banyak kasus terjadi adalah infeksi lewat kulit.

Hewan dan manusia pada dasarnya keduanya mampu menelan antraks yang berasal dari binatang mati yang sudah terkena kontaminasi antraks. Penyakit fatal bisa terjadi ketika seseorang menelan antraks dan yang paling mengancam dan mematikan adalah jenis inhalasi. Apabila manusia menghirup spora antraks, mereka akhirnya melakukan migrasi ke kelenjar getah di dada yang menjadi area perkembangbiakkan dan penyebaran antraks serta penghasil racun yang menjadi pemicu kematian.

Faktor Risiko

Penyebab utama dari penyakit ini telah diketahui, yaitu dari bakteri. Namun masih ada juga beberapa faktor yang kemungkinan mampu menjadi peningkat risiko terkena antraks, seperti:

  • Menyentuh bulu atau kulit hewan yang sudah terinfeksi bakteri penyebab antraks maupun hewan yang ada di area berisiko tinggi akan antraks.
  • Memakai heroin atau narkoba suntik.
  • Menjadi pengurus hewan-hewan permainan, seperti adu domba, karapan sapi, maupun rodeo.
  • Melakukan penelitian atau studi terkait antraks di laboratorium.
  • Berprofesi sebagai dokter hewan yang lebih-lebih sering dan dikhususkan menangani hewan-hewan ternak.
  • Melakukan aktivitas di wilayah dengan risiko tinggi paparan antraks.

Dalam penyakit ini, ada 3 jenis yang disebabkan oleh antraks, yaitu antraks kulit, inhalasi dan juga gastrointestinal. Untuk masa inkubasinya (masa inkubasi = masa antara kontak dengan antraks dan tanda/gejala awal), terbilang sangat singkat, yaitu 1-5 hari. Seperti jenis penyakit menular yang lain, masa inkubasi antraks termasuk bervariasi.

(Baca juga: bakteri penyebab diareinfeksi kulit karena bakteri)

Gejala Antraks

Pada rata-rata kasus antraks, kurang lebih adalah 1 minggu atau 7 hari gejala bakal terlihat kurang sesudah paparan bakteri menyerang penderita. Hanya saja, ketika penularan terjadi lewat udara, gejalanya baru bakal kelihatan setelah beberapa minggu pasca terhirupnya spora bakteri ke dalam tubuh. Dan berdasar pada penularannya, gejala antraks adalah sebagai berikut:

  • Antraks Kulit

Antraks untuk jenis ini artinya penderita terinfeksi oleh bakteri lewat luka terbuka, seperti luka sayatan misalnya atau juga luka lain di kulit. Jenis antraks satu ini adalah yang paling ringan memang, namun juga paling kerap dialami oleh banyak orang. Antraks kulit adalah jenis antraks paling umum.

Antraks kulit jarang sekali memicu kematian asalkan pengobatannya dilakukan dengan tepat. Untuk gejala umumnya, penderita bakal mengalami yang namanya benjolan gatal seperti sehabis digigit serangan di area yang terkena infeksi. Benjolan satu ini lalu akhirnya berubah menjadi borok tapi tak terasa nyeri sama sekali.

Bagian tengahnya akan berwarna hitam namun sama sekali tak terasa nyeri hanya memang menjadi salah satu faktor yang mengganggu penampilan. Tak hanya itu, gejala lain yang kemungkinan terjadi menyertai keduanya adalah kelenjar getah bening yang mengalami pembengkakan dan hal tersebut berada di dekat lokasi luka sehingga sebaiknya langsung dibawa ke dokter ketika ada keluhan semacam ini.

  • Antraks Gastrointestinal

Pada antraks jenis ini, bakteri penyebab antraks akan masuk ke dalam tubuh manusia melewati proses konsumsi daging hewan. Apabila daging hewan yang kita makan sudah terkena infeksi antraks, otomatis tubuh kita pun akan terkena antraks seketika. Hal ini paling umum terjadi pada daging yang dikonsumsi mentah atau setengah matang.

Untuk gejala umum pada jenis antraks gastrointestinal antara lain adalah mual serta muntah, sakit kepala, diare parah di mana feses yang keluar disertai darah, demam, selera makan menurun, nyeri di bagian perut, sulit menelan, radang tenggorokan, dan juga leher yang mengalami pembengkakan. Ketika hal ini terjadi, maka segeralah ke dokter untuk proses diagnosa.

  • Antraks Injeksi

Ada pula jenis antraks injeksi di mana antraks dialami oleh seseorang melalui injeksi obat-obatan yang terlarang atau narkoba. Pengguna narkoba bukan hanya terancam akan gangguan kesehatan sistem saraf otak maupun kejiwaannya, namun juga bisa saja terkena penyakit-penyakit serius, termasuk antraks ini. Antraks jenis ini masih tergolong sangat baru sehingga belum banyak dikenal.

Masih banyak orang yang belum terlalu tahu dan familiar dengan jenis antraks injeksi ini karea cara penularannya masih sangat baru penemuannya. Gejala yang dikeluhkan penderita antara lain adalah adanya kemerahan pada area tubuh yang disuntik, syok, bengkak hebat, meningitis dan juga kegagalan multi organ yang bisa mengancam jiwa.

  • Antraks Inhalasi

Untuk jenis antraks inhalasi, perkembangannya terjadi ketika penderita menghirup spora antraks dan penderitanya perlu sangat mewaspadainya karena jenis antraks ini sangat berbahaya. Bahkan antraks inhalasi termasuk jenis yang paling mematikan sehingga harus ditangani dengan segera. Untuk gejala awal memang cukup ringan karena menyerupai gejala fulu.

Nyeri tenggorokan, demam, cepat lelah dan juga nyeri otot sering terjadi ketika seseorang menderita antraks inhalasi. Kemudian akhirnya berlanjut dengan merasakan ketidaknyamanan di dada, napas yang pendek-pendek, batuk darah, mual, demam tinggi, nyeri ketika menelan, syok, sulit bernapas hingga sampai pada kondisi meningitis atau radang pada otak.

Kapan seharusnya penderita harus mulai periksa ke dokter? Apabila Anda kiranya mengunjungi wilayah yang sedang terkena wabah antraks atau juga wilayah yang berisiko terserang antraks tinggi, silakan langsung ke dokter selepas pulang dari wilayah tersebut karena dikhawatirkan bakteri tersebut sudah masuk ke dalam tubuh.

Lebih-lebih juga bagi Anda yang tinggal di area dengan risiko antraks tinggi, seperti daerah peternakan begitu juga Anda yang telah mengalami gejala-gejala yang disebutkan tersebut, jangan ragu untuk mengonsultasikannya dengan dokter. Karena masing-masing tubuh manusia memiliki kondisi yang berbeda, kemungkinan juga masa inkubasi pun berbeda sehingga menemui dokter adalah ide terbaik.

(Baca juga: penyebab disentripenyakit tidak menular)

Metode Diagnosa Antraks

Ketika gejala pada salah satu jenis kondisi antraks sudah mulai nampak, maka segera ke dokter untuk melakukan pemeriksaan adalah keputusan paling baik supaya mampu mencegah penyakit lebih buruk nantinya. Pemeriksaan awal pasti akan dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosa antraks agar segala potensi penyakit dnegan gejala yang mirip bisa disingkirkan.

Contoh gejala yang mirip dengan gejala antraks adalah penyakit flu atau juga pneumonia yang berkaitan dengan demam dan juga radang tenggorokan. Penderita antraks jenis inhalasi kerap tak menyadari bahwa mereka terkena antraks karena kemiripan gejala tersebut. Setelah pemeriksaan awal, barulah pemeriksaan lanjutan bisa ditempuh oleh penderita.

  • Tes Patologi – Dokter pada metode diagnosa ini akan mengambil cairan dari luka yang ia curigai atau juga mengambil sampel jaringan kulit dari area yang terkena infeksi. Sampel atau cairan tersebut kemudian akan dibawa oleh dokter untuk diperiksa di laboratorium supaya penyebab pasti bahwa gejala memang adalah gejala antraks bisa ditentukan.
  • Tes Darah – Pada tes darah, pemeriksaan ini penting karena melalui metode diagnosa ini dokter akan dapat mengetahui tentang ada tidaknya bakteri penyebab antraks yang terdapat di dalam darah si penderita.
  • Tes Kotoran – Dokter juga kiranya perlu memeriksa kotoran pasien supaya diagnosa dari antraks gastrointestinal bisa dipastikan.
  • Rontgen/CT-Scan – Tes ini juga diketahui sebagai tes pemindaian dan salah satunya kiranya bakal perlu ditempuh oleh pasien apabila dokter mencurigai adanya antraks inhalasi yang diderita oleh pasien.
  • Endoskopi – Dokter dalam metode diagnosa ini akan memanfaatkan tabung berukuran kecil yang berkamera di mana fungsi kamera tersebut adalah sebagai pemeriksa bagian usus serta kerongkongan.
  • Spinal Tap atau Pungsi Lumbal – Dokter pada metode diagnosa ini akan mengambil sampel cairan otak yang berasal dari daerah tulang belakang pasien untuk memeriksanya. Tujuannya adalah sebagai konfirmasi diagnosa meningitis yang antraks sebabkan.

(Baca juga: bahaya antibiotik tanpa resep dokter vaksinasi meningitis)

Pengobatan Antraks

Jenis antibiotik tertentu dapat menjadi obat untuk penderita antraks dan yang biasanya diberikan adala ciprofloxacin, levofloxacin, dan doxycycline. Obat antraks akan memberikan hasil yang efektif apabila memang diberikan secepat mungkin kepada penderitanya sehingga antraks cepat tertangani. Tak hanya satu, terkadang untuk menyembuhkan antraks juga dibutuhkan kombinasi beberapa antibiotik.

Antibiotik yang sudah disebutkan tersebut perlu dikonsumsi secara lanjut selama 2 bulan atau 60 hari supaya antraks tidak gampang kambuh. Apabila antibiotik tak segera diberikan dan justru makin lama menunda pengobatan, otomatis risiko kondisi yang lebih serius dan mengancam bisa lebih tinggi bahkan bisa berakibat kematian pada penderitanya.

Terapi obat dengan antibiotik dapat dilakukan sesegera mungkin ketika penderita sudah positif terdiagnosa menderita antraks. Untuk pengobatan dengan vaksin antraks memang ada dan tersedia, namun tak menjamin bahwa efektivitasnya maksimal. Maka dari itu, antibiotiklah yang paling umum diberikan dan memang paling terjamin mampu meredakan gejala secara lebih efektif.

Untuk pengobatan melalui pemberian vaksin, biasanya pemberian obat ini dilakukan kepada anggota militer maupun ilmuwan yang memang selalu ada hubungan erat dengan antraks bersama dengan kelompok risiko tinggi lainnya. Justru vaksin antraks bukan untuk anak-anak maupun wanita hamil serta lansia yang usianya di atas 65 tahun. Kalau sudah menggunakan vaksin antraks, antibiotik tak diperlukan lagi.

Ada sejumlah faktor juga yang perlu Anda tahu dalam memengaruhi tingkat kesuksesan obat antibiotik dalam mengobati antraks, yaitu:

  • Luas area tubuh yang sudah terkena infeksi.
  • Umur penderita antraks.
  • Kondisi kesehatan secara umum dari penderita antraks.

Hanya saja, perlu juga diketahui bahwa ada kalanya pengobatan tak direspon secara baik dan lancar oleh penderita antraks inhalasi. Hal tersebut dikarenakan sudah terlalu banyak racun yang diproduksi oleh bakteri yang tak mampu dihilangkan secara keseluruhan hanya dengan obat-obatan. Sementara itu, solusi untuk antraks injeksi biasanya adalah dengan prosedur pengangkatan jaringan tubuh yang sudah terinfeksi dan itu artinya, pembedahanlah pilihan satu-satunya.

(Baca juga: bahaya telur setengah matang efek bahaya bulu anjing)

Pencegahan Antraks

Karena antraks adalah jenis penyakit yang berasal dari infeksi bakteri, maka sebenarnya penularannya bisa dicegah. Berikut ini adalah sejumlah cara dalam mencegah penularan antraks yang paling umum dan bisa diandalkan:

  • Hanya mengonsumsi daging yang benar-benar dimasak secara matang. Artinya, hindari betul untuk konsumsi daging setengah matang apalagi yang masih dalam kondisi mentah.
  • Hindari kontak dengan menyentuh hewan yang terkena infeksi bakteri penyebab antraks.
  • Vaksin antraks. Vaksin ini pun bisa diperoleh untuk mencegah antraks, namun tidak diperuntukkan bagi anak dan lansia serta ibu hamil seperti yang telah dijabarkan sebelumnya.
  • Ketika gejala awal sudah mulai nampak, maka segera hubungi dan temui dokter agar jelas dan lebih bisa ditangani dari awal.

Antraks sebetulnya merupakan jenis penyakit yang dapat ditangani hanya dengan antibiotik, tapi kalau diatasi secepatnya atau pada fase awal ketika gejala awal mulai muncul. Hanya saja masalahnya adalah bahwa kebanyakan penderita antraks ketika fase awal tak segera mencari pengobatan dan rata-rata justru malah sampai terlambat.

Bila tidak diobati dengan pengobatan yang sudah disebutkan sebelumnya, ada kemungkinan risiko kematian pada penderita antraks mengalami peningkatan.

  • Risiko kematian pada penderita antraks jenis inhalasi bisa sekitar 75 persen.
  • Risiko kematian pada penderita antraks jenis gastrointestinal bisa sekitar 25-60 persen.
  • Risiko kematian pada penderita antraks jenis kulit bisa sekitar 20 persen.

(Baca juga: bahaya daging sapi bakteri penyebab diare)

Itulah sekilas informasi mengenai penyakit antraks mulai dari penyebab hingga pengobatan dan pencegahannya yang bisa disimak. Kiranya membantu bagi Anda supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn