Olahraga menjadi keharusan untuk dilakukan setiap orang supaya tubuh bisa tetap sehat dan bugar dan meminimalisir penyakit dalam tubuh. Ada begitu banyak jenis olahraga yang bisa dilakukan, namun hal terpenting yang harus dilakukan sebelum berolahraga adalah pemanasan. Olahraga yang dilakukan tanpa pemanasan akan mengakibatkan cedera ringan atau bahkan parah. Selain karena kurang pemanasan, ada beberapa penyebab timbulnya cedera pada olahraga yang bisa terjadi dan pada kesempatan kali ini akan kami ulas secara lengkap untuk anda.
- Melakukan Gerakan Berlebihan
Gerakan olahraga yang dilakukan terlalu berlebihan atau berulang kali menjadi penyebab nomor satu cedera dalam olahraga. Pelari, perenang dan juga pemain tenis adalah beberapa olahraga yang sangat rentan terhadap cedera karena gerakan yang dilakukan selalu diulang dan berlebihan.
- Memakai Pakaian Atau Perhiasan Tidak Tepat
Saat beraktivitas olahraga seperti latihan kekuatan dan aerobik, pastikan untuk tidak mengenakan perhiasan yang bisa menghambat gerakan seperti cincin yang bisa menyebabkan bengkak pada jari dan sebagainya. Selain itu, gunakan juga pakaian yang longgar sehingga jangkauan gerakan olahraga yang dilakukan bisa maksimal.
- Alas Kaki Tidak Tepat
Olahraga yang memiliki dampak tinggi terhadap cedera seperti lari atau jogging harus menggunakan sepatu yang tepat untuk mencegah cedera pada aki. Ukuran dari sepatu juga harus benar dan pastikan pada bagian bawah sepatu terdapat lengkungan untuk menghindari beberapa cedera kaki seperti pergelangan kaki terjepit, cedera belakang lutut, shint splirits dan sebagainya.
- Peningkatan Olahraga dan gerakan Baru
Memulai aktivitas olahraga yang baru atau meningkatkan durasi atau beban pada olahraga juga menjadi penyebab dari cedera seperti plantar fasciltis atau nyeri pada bagian punggung bawah serta leher terasa kaku dan pegal. Apabila anda memulai gerakan atau olahraga yang baru, maka otot yang sebelumnya tidak terpakai atau meningkatkan kekuatan otot lain, maka akan menimbulkan cedera atau kram.
- Keseimbangan Nutrisi
Melakukan olahraga tanpa diimbangi dengan nutrisi yang baik seperti kalsium, protein dan sebagainya akan meningkatkan risiko cedera saat olahraga. Saat cedera terjadi, kekurangan nutrisi juga membuat cedera tersebut semakin lama disembuhkan sehingga nutrisi buruk juga menjadi penyebab dari terjadinya cedera saat olahraga.
- Umur
Seseorang yang sudah berusia 30 sampai 40 tahun akan memiliki kekuatan otot yang menurun dibandingkan dengan usia 20 tahunan. Selain itu, tingkat elastisitas tendon juga akan menurun disaat memasuki usia 40 tahun. Kekuatan otot akan mencapai batas yang maksimal disaat seseorang berusia 25 tahun sehingga semakin bertambahnya umur seseorang, maka akan menyebabkan risiko cedera semakin tinggi.
- Terburu Buru
Saat berolahraga khususnya berlatih kekuatan dengan memakai beban, cedera bisa terjadi pada saat selesai menggunakan satu alat tidak beristirahat dan langsung menggunakan alat yang lainnya. Hal ini seringkali terlihat saat seseorang berolahraga di gym. Otot membutuhkan waktu setidaknya 1 menit untuk istirahat sebelum dipakai kembali atau jika tidak akan mengalami kelelahan otot. Serat otot membutuhkan gerakan yang lambat supaya bisa berkembang sehingga bila dilakukan dengan terburu buru, otot tidak akan terbentuk dan malah menyebabkan cedera.
- Banyak Menyentak
Gerakan olahraga khususnya di gym umumnya dilakukan dengan bersemangat sehingga sering menyentak bagian tubuh saat melakukan gerakan tersebut. Gerakan menyentak ini akan memberikan efek buruk untuk perkembangan otot dan meningkatkan potensi cedera. Melakukan gerakan dengan normal dan merasakan setiap otot yang digunakan merupakan cara terbaik untuk membentuk otot dengan cepat sekaligus menghindari cedera. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan cara fitnes yang baik dan benar sekaligus menghindari menyentak tubuh.
- Alat dan Fasilitas Tidak Memadai
Alat dan fasilitas olahraga yang tidak memadai juga menjadi penyebab terjadinya cedera saat olahraga. Permukaan lantai yang licin atau tidak rata sering membuat pelaku olahraga terjatuh karena licin dan juga peralatan yang tidak sesuai dengan olahraga yang sedang dilakukan juga meningkatkan risiko cedera.
- Melakukan Olahraga Kompetitif
Olahraga kompetitif memiliki risiko cedera yang lebih tinggi bisa berupa cedera ringan atau berat khususnya olahraga yang mengharuskan pelakunya untuk beradu fisik atau dikenal dengan istilah full body contact.
- Salah Teknik
Saat melakukan gerakan olahraga seperti mengangkat beban, maka seringkali pelakunya mengeluhkan tentang sakit punggung atau nyeri lutut dan urat terjepit untuk pelaku gerakan squat. Teknik salah yang dilakukan juga akan meningkatkan risiko cedera sehingga sangat penting untuk menggunakan teknik yang benar agar risiko cedera bisa diturunkan.
- Olahraga Intens dan Sering
Banyak orang yang berpikir jika semakin keras berlatih maka hasilnya juga akan semakin baik. Akan tetapi, anggapan ini tidak selamanya benar sebab berolahraga dengan keras akan menurunkan waktu tubuh beristirahat dan kelelahan yang berlebihan tersebut akan meningkatkan risiko cedera saat berolahraga.
- Fokus Pada Bagian Tertentu
Banyak orang yang melakukan olahraga hanya memperhatikan atau fokus pada beberapa bagian tubuh tertentu seperti membangun otot perut atau six pack atau membangun otot lengan triceps dan biceps serta beberapa bagian tubuh lainnya. Gerakan olahraga yang hanya dilakukan untuk beberapa bagian tubuh saja juga menjadi penyebab dari cedera karena dilakukan terlalu berlebihan.
- Kelainan Struktural
Kelainan struktural juga meningkatkan risiko cedera karena terjadinya tekanan yang tidak seharusnya pada tubuh. Sebagai contoh, apabila panjang dari tungkai tidak sama, maka area lutut dan pinggul yang lebih panjang akan mendapatkan tekanan lebih besar. Faktor biokimia yang menjadi penyebab dari cedera tungkai, kaki dan pinggul adalah pronasi atau pemutaran kaki ke dalam sesudah tubuh menyentuh lantai atau tanah. Namun jika pronasi terjadi terlalu berlebihan, maka akan menimbulkan cedera seperti nyeri pada area kaki, nyeri sendi lutut dan juga tungkai.
- Lemah Otot, Tendon dan Ligamen
Apabila tekanan lebih besar dibandingkan kekuatan alami tubuh, maka otot, tendon dan juga ligamen akan robek sebab sendi lebih peka terhadap cedera apabila otot dan cedera ligamen yang menyokong tersebut lemah. Tulang yang rapuh karena osteoporosis juga lebih rentan terhadap cedera berupa patah tulang atau fraktur. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menguatkan otot, tendon dan ligamen bisa dilakukan dengan cara berlatih melawan ketahanan secara bertahap dengan beban yang semakin ditambah.
Demikian ulasan yang bisa kami berikan mengenai beberapa penyebab timbulnya cedera pada olahraga. Agar cedera ini tidak terjadi, perhatikan beberapa hal penting diatas dan jangan pernah lupa untuk pemanasan sebelum memulai olahraga yang menjadi faktor paling penting untuk menghindari cedera di saat berolahraga.