Fotofobia – Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Fotofobia atau kondisi di mana seseorang memiliki ketakutan abnormal terhadap cahaya bukanlah kondisi fobia biasa. Rasa takut ini bukan hanya sekadar rasa takut biasa tanpa alasan karena pada dasarnya fotofobia pada beberapa orang mampu menyebabkan mata merasakan sakit. Bahkan ketika mata terpapar cahaya yang kondisinya relatif rendah pun tetap terasa sakit di mata.

Rasa tidak nyaman pada mata ketika terkena cahaya terang adalah inti dari kondisi ini dan fotofobia diketahui menjadi gejala umum bagi sebagian besar orang, terutama para penderita migrain. Jika sudah teras asakit di bagian mata dalam cahaya relatif rendah, maka hal ini menandakan fotofobia yang dialami sudah cukup parah.

Baca juga:

Penyebab dan Gejala Fotofobia

Fotofobia tak terjadi begitu saja karena selalu ada berbagai kemungkinan penyebab di balik kondisi ini. Perlu diketahui bahwa rasa ketidaknyamanan terhadap cahaya ini bisa dipicu oleh suatu kelaianan atau penyakit di dalam tubuh dan berpotensi besar penyebab utamanya justru adalah peradangan/iritasi mata atau penyakit di luar mata.

  • Uveitis atau Iritis – Peradangan yang terjadi pada mata dan telah berada pada tahap akut bisa menjadi penyebab umum mengapa seseorang menjadi fotofobia. Uveitis sendiri adalah peradangan yang bisa memicu kondisi rusaknya jaringan mata yang didahului dengan pembengkakan pada mata. Sementara iritis dikenal sebagai sebuah kondisi peradangan di, iris, uvea atau lapisan dalam mata berpigmen, maupun keduanya yang bisa terjadi akibat trauma benda tumpul.
  • Blefaritis – Kondisi blefaritis ini merupakan peradangan juga, namun bukan terjadi di bagian dalam mata. Kondisi ini kerap menyerang bagian tepi kelopak sehingga pada area tersebut akan muncul tanda kemerahan sekaligus bengkak. Biasanya kedua matalah yang mengalami hal ini.
  • Abrasi kornea – Ini adalah suatu kondisi mata di mana penyebab utamanya adalah terkena benda asing. Setelahnya, mata akan mengalami keluhan berupa rasa pedih, perih, iritasi, memerah, sakit dan juga berair. Bahkan penglihatan juga dapat terganggu karena hal ini, apalagi sampai merasa tak nyaman terhadap cahaya.
  • Ulkus kornea – Kondisi ini adalah suatu luka terbuka yang ada di bagian lapisan kornea terluar dan pembentukan ulkus ini diakibatkan biasanya oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Namun kurangnya asupan vitamin A maupun protein juga bisa menjadi pemicu munculnya ulkus pada mata. Bahkan protozoa akantamuba pun diduga menjadi salah satu penyebab ulkus.
  • Obat-obatan tertentu – Obat yang dimaksud di sini antara lain adalah atropin, amfetamin, vidarabine, tropicamide, trifluridine, scopolamine, phenylephrine, idoxuridine, cyclopentolate dan kokain. Mengonsumsi obat-obatan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya fotofobia pada mata.
  • Mata kering – Kondisi mata kering mungkin bukan hal yang asing karena sebagian besar dari kita kiranya pernah mengalami hal ini. Rupanya mata kering dapat menjadi salah satu penyebab fotofobia. Mata kering merupakan keadaan keringnya mata akibat kekurangan cairan. Kekurangan cairan ini disebabkan adanya penguapan air mata atau sedikitnya produksi air mata.
  • Konjungtivitis – Kondisi ini merupakan adanya infeksi yang menyerang bagian konjungtiva sehingga akhirnya mata tak hanya mengalami fotofobia, tapi juga keluhan lainnya. Keluhan lain yang dimaksud di sini adalah rasa nyeri pada mata, pembengkakan sekaligus mata yang menjadi merah. Biasanya walau kelihatan tak nyaman, namun keadaan mata satu ini cukup jarang hingga berpengaruh pada tajamnya penglihatan.
  • Astenopia – Kondisi lainnya yang juga bisa menjadi pemicu fotofobia adalah astenopia, yakni usaha memperoleh ketajaman binokuler secara berlebihan dari sistem penglihatan saat kondisi kurang sempurna. Ketika seseorang bekerja terlalu sering dan lama di depan komputer, maka biasanya astenopia ini kerap menjadi masalah kesehatan mata yang dialami dan fotofobia bisa menjadi salah satu gejalanya.
  • Keratokonjungtivitis – Kondisi ini adalah suatu peradangan di bagian kornea sekaligus konjungtiva dan ada berbagai macam faktor yang menjadi penyebabnya. Gangguan pada mata ini termasuk umum dan kondisi ini dapat berpotensi terjadi secara berulang pada penderitanya. Kondisi ini pada umumnya terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi dan ada kemungkinan untuk kambuh di setiap kali musim panas datang namun biasanya hal ini lebih sering dialami anak-anak pra remaja.
  • Neuritis optik – Kondisi ini merupakan sebuah keadaan peradangan yang mampu berpengaruh terhadap saraf optik. Potensi kebutaan sangat tinggi akibat adanya kondisi ini dan bahkan telah dilaporkan bahwa keadaan inilah yang menjadi penyebab banyak orang kehilangan penglihatan, terutama di usia dewasa muda.
  • Papiledema – Kondisi ini dikenal dengan pembengkakan pada diskus optikus. Penyebab utama kondisi ini diketahui adalah adanya tekanan dalam tengkorak yang mengalami peningkatan. Papiledema juga diketahui menjadi sebuah tanda adanya kerusakan neurologis, seperti stroke atau trauma otak. Kebutaan adalah risiko paling fatal apabila tak segera ditangani meski kondisi ini bukan termasuk gangguan mata.
  • Meningitis – Infeksi meninges ini bisa menjadi penyebab penderitanya mengalami sensitivitas tinggi terhadap cahaya. Infeksi ini disebabkan oleh virus maupun bakteri dan akhirnya meninges pun mengalami peradangan serta pada beberapa kasus juga mengalami pembengkakan. Sebagai akibatnya, kerusakan serius bisa menyerang sumsum tulang belakang, otak dan saraf bila tidak segera ditangani dengan benar.
  • Blepharospasm – Kondisi ini merupakan sebuah keadaan frekuensi kontraksi yang mengalami peningkatan dari pergerakan kelopak mata. Terjadinya hal ini sangatlah tak terduga karena spontan dan bahkan penderitanya akan sulit mengendalikan frekuensi kontraksi pada kedipan tersebut.
  • Perdarahan Subarachnoid – Ini adalah salah satu kondisi pemicu fotofobia di mana perdarahan terjadi di celah antara membran tengah pembungkus otak dan juga otak secara mendadak. Adanya robekan tonjolan yang tak wajar di dalam pembuluh darah otak menjadi asal dari perdarahan yang terjadi. Jika dibiarkan atau sampai terlambat penanganannya, maka hal ini bisa berakibat fatal bagi si penderita.
  • Migrain – Migrain tampaknya memang suatu kondisi yang wajar, namun nyeri kepala sebelah ini juga dapat menjadi pemicu timbulnya fotofobia. Rata-rata penyakit ini diderita oleh para wanita ketimbang pria. Jika sudah cukup serius, maka penderita mampu mengalami migrain jauh lebih sering, yakni bisa sampai beberapa kali hanya dalam waktu 1 minggu.
  • Depresi
  • Trauma kepala
  • Penggunaan lensa kontak yang terlalu berlebihan atau salah pemasangan.
  • Kondisi neurologis
  • Luka bakar pada mata
  • Tes mata di mana mata sudah mengalami pelebaran

Fotofobia adalah gejala dari beragam penyakit dan kelainan yang sudah disebutkan di atas, namun fotofobia sendiri apakah memiliki gejala yang bisa diwaspadai? Ya, gejala atau keluhan satu-satunya yang akan mudah dideteksi adalah adanya rasa sakit pada mata ketika tengah berada di ruangan yang cahayanya sangat terang.

(Baca juga: mata terasa panas dan perih radang kelopak mata jenis kelainan refraksi pada mata)

Cara Mengobati Fotofobia

Rasa tidak nyaman akibat peningkatan sensitivitas atau kepekaan terhadap cahaya hanya bisa dikurangi dan cara pengurangan ini adalah dengan:

  • Menutup mata.
  • Mengenakan pelindung mata, seperti kacamata hitam.
  • Mengurangi tingkat cahaya di dalam ruangan atau membuat ruangan gelap sekalian.
  • Menghindari cahaya matahari.

Supaya bisa mengatasi penyebab kepekaan cahaya yang meningkat, Anda perlu pergi ke spesialis mata karena dokter ahli akan mampu membantu Anda menemukan penyebab fotofobia. Penanganan atau pengobatan pun nantinya bisa ditentukan tergantung kondisi yang menyebabkan fotofobia. Jika Anda menderita salah satu atau beberapa kondisi di atas, maka dokter akan memberikan pengobatan untuk mengobati kondisi tersebut.

Jika penyebabnya telah teratasi dengan baik, biasanya fotofobia pun akan mereda dan kemungkinan juga bisa hilang. Apabila perawatan medis didapat dari awal dan segera, maka biasanya rasa sakit terhadap cahaya rendah mampu dicegah menjadi lebih serius. Rasa sakit yang timbul pada mata ketika melihat cahaya rendah harus segera ditangani sebelum berakibat fatal pada penglihatan Anda.

Baca juga:

Itulah sedikit informasi tentang fotofobia, baik itu kemungkinan penyebab, gejala, hingga cara menangani dan mengobati fotofobia. Berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan penyebabnya lebih dulu akan sangat membantu sehingga perawatan pun nantinya juga bisa lebih maksimal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn