Dislokasi artinya perpindahan atau perubahan tempat. Sendi peluru pada bahu pada umumnya terdapat dalam pelindung yang kalau kita pegang berbentuk seperti mangkok. Hal ini menyebabkan sendi dapat digerakkan bebas ke segala arah. Namun kondisi ini mengakibatkan bahu posisinya tidak stabil. Sering terjadi dislokasi, perpindahan posisi bahu atau disebut dislokasi bahu.
Secara definisi bisa dikatakan dislokasi adalah keluarnya bongkol atau ujung sendi bahu dari mangkoknya. Sendi bahu sendiri merupakan salah satu sendi yang dapat bergerak ke segala arah karena memang terpasang longgar dan dangkal. Apabila dislokasi hanya terjadi pada sebagian sendi bahu, maka disebut subluksasi. Dan apabila seluruh sendi terlepas maka disebut dislokasi. Bagian tersebut yang akan sedikit kita bahas dalam artikel kali ini. dalam bahasa awam dislokasi disebut terkilir atau keseleo.
Artikel terkait :
Penyebab Dislokasi Bahu
Ketika terjadi dislokasi bahu, sebagian kita menyebut sebagai kecelakaan. Kejadian fisik yang tidak terduga, bukan disebabkan infeksi atau kelainan atau penyakit tertentu. Dan umumnya, dislokasi bahu terjadi karena beberapa hal di bawah ini, yaitu :
- Cedera olah raga
Banyak olahraga yang dapat menyebabkan cedera ligamen bahu. Olahraga-olahraga yang banyak menggunakan tangan sebagai alat utamanya dalam permainan dan olahraga-olahraga yang beresiko jatuh. Contoh olahraga yang mempunyai resiko terjatuh dan dislokasi bahu, antara lain bermain ski, senam, voli, sepak bola, dan basket.
Permainan sepak bola dan basket merupakan yang sering mengalami dislokasi, baik karena bersinggungan dengan sesama pemain, maupun cara menangkap bola yang salah. Sedangkan contoh olahraga yang banyak menggunakan tangan, dang mungkin jadi penyebab dislokasi, yaitu tenis, badminton, dan hoki.
- Trauma
Penyebab ini sebenarnya hampir sama dengan cedera olahraga, namun tidak terjadi saat olahraga. Dislokasi bahu karena trauma terjadi saat bahu mengalami benturan keras, seperti jatuh dari tangga, tidak sengaja menabrak sesuatu, jatuh dari motor, atau terpeleset lantai yang licin. Trauma menjadi penyebab yang paling banyak memungkinkan terjadi dislokasi. Karena hal ini dapat menimpa siapa saja, dan usia berapa pun. Meskipun, orang yang berusia lanjut akan lebih rentan terhadap trauma.
Dislokasi bahu karena trauma umumnya terjadi pada bagian anterior (depan). Dan kejadian ini pada sebagian besar kasus menimpa lanjut usia yang terjatuh dengan posisi lengan menjauhi badan (abduksi). Saat itu, kepala humerus (tulang panjang lengan) tertarik ke depan dan keluar dari mangkok sendinya. (baca : Cara Menghilangkan Trauma Kecelakaan )
- Kerusakan ligamen
Ligamen dan kapsul articuler yang rusak atau robek menyebabkan dislokasi pada bahu. Karena kedua hal tersebut adalah komponen utama dan komponen vital dari penghubung tulang.
- Jatuh Pada Tangan
Jatuh pada tangan berbeda dengan trauma. Trauma menjadi penyebab langsung, karena memar atau benturan langsung pada bahu. Sedangkan jatuh terduduk pada tangan, sebenarnya tidak mengenai bahu, jatuh dengan bertumpu pada tangan. Pada saat ini humerus juga terdorong ke depan merobek kapsul artikuler dan kadang-kadang gaian posterolateral hancur. Meskipun jarang terjadi, akibatnya prosesus akromium dapat mengungkit kapsul ke bawah. Dapat menimbulkan luksasio atau dislokasi.
- Hipermobilitas Sendi
Dislokasi yang sering terjadi pada orang yang sangat aktif adalah hipermobilitas sendi. Paling sering terjadi pada pria berusia sekitar 20 tahun dan banyak melakukan kegiatan fisik. Karena kerja sendi yang berat (lelah) dan posisinya tidak stabil dapat menjadi penyebab dislokasi bahu.
Dislokasi bahu yang tidak segera ditangani akan mengakibatnya terjadinya kekakuan sendi. Terutama pada penderita yang berusia 40 tahun, di mana sendi dan tulangnya sudah tidak berfungsi penuh dan rentan. Kekakuan sendi mengakibatkan pengobatan yang lama dan tidak dapat kembali berfungsi normal, Kekakuan sendi ini disebut fraktur dislokasi (baca : Penyebab Leher Sakit ).
Sebelum kita melanjutkan ke gejala dan pengobatan dislokasi bahu sebaiknya kita mengetahui juga beberapa jenis dislokasi bahu, yaitu :
- dislokasi interior, perpindahan posisi bahu ke arah depan
- dislokasi posterior, perpindahan posisi bahu ke arah belakang
- dislokasi inferior, perpindahan posisi di dalam mangkok sedni dan hanya terjadi sedikit.
- disklokasi yang diseretai faktu atau kekakuan sendi. Terjadi apabila dislokasi awal tidak segera ditangani.
- dislokasi karena kelainan bawaan (kongenital)
Gejala Dislokasi Bahu
Secara kasat mata, kita dapat melihat dan memperhatikan gejala seseorang terjadi dislokasi bahu. Beberapa gejalanya, antara lain :
- Bahu kelihatan berubah bentuk
Kalau melihat bentuk bahu, seharusnya akan terlihat bulat di ujungnya, atau di pangkal lengan. Ketika terjadi dislokasi, terjadi perubahan bentuk. Karena posisi bahu yang bergeser, bentuknya menjadi seperti kotak atau kelihatan lurus. Lengkungan dari bahu ke arah lengan seakan-akan menghilang. Selain itu, kadang-kadang bahu nampak benjolan ke depan atau ke belakang.
- Bahu tidak dapat digerakkan
Bagian bahu atau lengan tidak dapat digerakkan. Karena posisi sendi terlepas dari tempatnya, maka tidak mungkin digerakkan. Terkadang posisi lengan seperti mau lepas. Dan untuk menopangnya, maka lengan sebelah akan digunakan untuk menopang lengan yang lain.
- Bahu terasa nyeri
Terasa nyeri di bagian bahu atau lengan atas. Dapat semakin terasa nyeri tersebut apabila kita berusaha menggerakkan lengan. Penopangan lengan dengan lengan sebelahnya, sedikit membantu meredakan rasa nyeri yang terasa. (baca : Obat Herbal Nyeri Sendi)
- Bengkak atau memar
Bengkak atau memar terkadang menjadi tanda bahwa bahu mengalami disloakasi. Atau biasanya, apabila disertai dengan bengkak, orang awam menyebutnya sebagai keseleo. (baca : Obat Bengkak Memar dan Cara Mengobati Luka Memar secara Alami)
- Otot bahu tegang
Dislokasi bahu menyebabkan otot bahu menjadi tegang. Ketegangan ini dapat mengakibatkan rasa nyeri semakin bertambah.
- Kebas atau kesemutan
Kebas atau mati rasa dan kesemutan seringkali terjadi pada daerah di sekitar cedera. Bahkan, kebas dan kesemutan dapat terasa sampai bagian leher dan lengan bawah. (baca : Tangan Kesemutan Terus)
Diagnosa Dislokasi Bahu
Sama halnya dengan penyakit atau kondisi lain yang menyebabkan rasa sakit, maka diperlukan diagnosa untuk memastikan dislokasi bahu, penyebab, dan bagian mana yang berubah posisinya. Diagnosa akan menentukan langkah pengobatan dan perawatan yang akan dijalani dan metode diagnosanya antara lain :
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat secara kasat mata gejala yang terjadi. Dan hal ini, akan mendukung diagnosa yang lain.
- Pemeriksaan Sinar X atau Rontgen
Pemeriksaan sinar X, biasanya selalu dilakukan dan merupakan langkah yang paling awal untuk menentukan apakah yang terjadi patah tulang, dislokasi, atau kerusakan sendi lain. Karena gejala yang dialami mirip.
- MRI Scan
Pemeriksaan MRI Scan tidak selalu dilakukan, namun disarankan apabila setelah pemeriksaan sinar X belum dapat dipastikan dislokasi. MRI Scan, menghasilkan ketepatan yang lebih akurat daripada rontgen (baca : Bahaya Rontgen Terlalu).
- Pemeriksaan Kulit
Kulit di sekitar area juga diperiksa lebih lanjut untuk memastikan adanya cedera terbuka atau tidak. Cedera terbuka yang menyertai dislokasi bahu akan mendapatkan pengobatan dan perawatan yang berbeda.
Pengobatan dan Pencegahan Dislokasi Bahu
Setelah diagnosa memastikan bahwa cedera yang dialami pasien adalah dislokasi atau terkilir bahu, maka akan ditentukan pengobatan dan perawatan. Perlu diketahui bahwa pada dislokasi bahu membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan agar kondisi benar-benar pulih. Beberapa pengobatan dislokasi bahu, yaitu :
- Reduksi Tertutup (Perbaikan Posisi Bahu)
Reduksi tertutup dapat dilakukan oleh dokter atau fisioterapi untuk mengembalikan bahu atau sendinya ke posisi semula. Reduksi dilakukan secara perlahan dengan mempertimbangkan rasa nyeri penderita. beberapa kasus memerlukan obat bius untuk menghilangkan rasa nyeri ketika reduksi. Ada berbagai cara reduksi yang dilakukan dokter atau fisioterapi, yang tidak kita bahas secara rinci di sini.
- Pemberian Obat-obatan
Obat akan diberikan oleh dokter untuk menghilangkan rasa nyeri yang terjadi saat pemulihan dan perawatan. Terutama ketika dokter sedang melakukan reduksi.
- Operasi
Operasi dilakukan apabila penderita dianggap mempunyai tulang bahu yang masih lemah. Saat operasi dokter akan memasangkan penyangga, yang kita kenal dengan istilah pen. Setelah beberapa bulan saat bahu kuat, dokter akan melakukan operasi kembali dan mengambil pen yang dipasang sebagai penyangga di bagian dalam bahu.
- Penyangga
Penyangga akan diberikan dokter selama beberapa hari agar bahu tidak melakukan banyak gerakan yang mengakibatkan cedera semakin bertambah. Penyangga pada lengan umumnya diikatkan ke lengan sebelahnya, seperti menggendong tangan. Lamanya pemakaian penyangga tergantung kondisi cedera dan kondisi setelahnya.
- Rehabiltasi
Rehabilitasi atau terapi dilakukan setelah penyangga dilepas atau tidak terpasang lagi. Saat rehabilitasi, sedikit-sedikit atau secara perlahan dimulai mengembalikan jangkauan gerakan, kekuatan, dan kestabilan posisi bahu.
- Pengobatan di Rumah
Pengobatan di rumah pada dasarnya agar penyembuhan dan perawatan lebih cepat. Di antara yang bisa dilakukan di rumah, yaitu pengompresan dengan air dingin untuk mengurangi memar dan rasa nyeri. Selain itu bisa dilakukan pengistirahatan bahu agar tidak terlalu melakukan banyak gerakan dan jangkauan.
Dislokasi bukan merupakan penyakit berbahaya yang dapat mematikan. Namun, akibat jangka panjangnya, adalah gerakan yang terbatas apabila tidak segera ditangani. Beberapa akibat / komplikasi yang terjadi saat dislokasi yang tidak langsung ditangani adalah :
- Otot, ligament, dan tendon yang menguatkan sendi lama kelamaan akan menjadi robek. Karena dislokasi menyebabkan fungsi dan posisi ketiganya juga ikut bergeser (baca : Cara Memperkuat Otot Tangan).
- Kerusakan pada saraf atau pembuluh darah di dalam bahu dans ekeliling bahu, ditandai dengan kebas dan kesemutan yang tidak menghilang.
- Bahu menjadi tidak stabil. Akan mudah sekali mengalami dislokasi bahu kembali.
- Munculnya arthritis pada sendi. Terutama jika dislokasi terjadi di usia di atas 40 tahun, dan akan sering terasa dengan bertambahnya usia.
Meskipun dikatakan dislokasi adalah sebuah kecelakaan yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, tetap ada beberapa usaha untuk menghindarinya, antara lain :
- Menghindari kegiatan atau aktivitas yang berlebihan yang menyebabkan dislokasi. (baca : Bahaya Olahraga yang Berlebihan )
- Menggunakan pelindung saat berolahraga dan pemanasan sebelum melakukannya. (baca : Jenis Olahraga untuk Lansia dan Cara Melakukan Olahraga yang Baik dan Benar)
- Melakukan kegiatan dengan hati hati. Berkendara, naik tangga, dan berjalan dengan hati-hati
Baca juga:
Demikian artikel tentang dislokasi bahu, tentang penyebab, gejalanya, hingga cara diagnosa, pengobatan serta pencegahannya. Semoga dengan ini, Anda bisa lebih mewaspadai kondisi dislokasi bahu.