Mungkin Anda sudah cukup sering atau setidaknya pernah mendengar tentang muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal ini merupakan sebuah keadaan di mana otot, sendi, tendon, saraf dan ligamen terganggu fungsinya, bahkan juga sampai ke tulang belakang. Perlu diketahui bahwa struktur pendukung anggota badan, punggung dan leher terlibat dalam fungsi sistem muskuloskeletal.
Gangguan seperti ini kerap dianggap sebagai penyakit degeneratif di mana penyakit ini menjadi penyebab kerusakan jaringan tubuh yang terjadi perlahan seiring bertambahnya usia dan berjalannya waktu. Otomatis karena berhubungan dengan fungsi saraf, otot dan sendi, keterbatasan pada tubuh untuk bergerak pun menjadi meningkat di mana itu artinya kemampuan bergerak tak senormal dan seleluasa biasanya. Tapi kondisi ini juga bukan termasuk kelainan otot pada manusia.
Ketika seseorang mengalami muskuloskeletal ini, otomatis kegiatan sehari-hari pun menjadi turut terhambat karena tubuh tak mampu berfungsi serta bergerak seperti orang yang normal dan sehat. Setiap area di dalam tubuh seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan muskuloskeletal ini di mana bagian yang pada umumnya terkena adalah kaki, lutut, pinggul, punggung, bahu, leher dan pergelangan tangan. Ada beberapa jenis kondisi gangguan kesehatan pada area-area tersebut yang termasuk di dalam gangguan muskuloskeletal.
- Tendinitis
- Radang sendi
- Encok
- Fibromyalgia
- Nyeri punggung bawah
- Osteoarthritis
Keluhan pada gangguan muskuloskeletal ini ada 2, yaitu keluhan sementara atau yang juga dikenal dengan istilah reversible. Ini adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami keluhan otot pada waktu otot menerima beban statis. Meski begitu, biasanya keluhan pun akan hilang segera ketika beban telah dihilangkan.
Keluhan jenis kedua adalah keluhan tetap atau persistent di mana itu artinya keluhan ini bakal menetap atau bertahan dan tak mudah hilang. Berbeda dari keluhan sementara, jenis keluhan ini kondisinya bakal terus berlangsung walau beban sudah hilang.
(Baca juga: penyebab otot bergerak sendiri)
Penyebab Muskuloskeletal
Muskuloskeletal tentunya tak dapat terjadi kalau tak ada faktor yang membuat risiko gangguan besar. Keluhan gangguan muskuloskeletal dicurigai dapat dialami seseorang karena berbagai jenis faktor di bawah ini:
- Aktivitas Berulang
Yang namanya aktivitas berulang, itu artinya Anda kerap melakukan kegiatan secara terus-menerus dengan gerakan yang sama. Contoh aktivitas yang berulang antara lain seperti mencangkul, angkut barang, membelah kayu dan lainnya. Pada jenis pekerjaan seperti yang disebutkan itu, otot pun dapat mengalami gangguan dengan mudah karena tekanan yang juga sering diterima akibat beban kerja yang berjelanjutan. Tanpa adanya kesempatan untuk rileks, kondisi otot bisa menjadi lebih buruk.
- Faktor Usia
Muskuloskeletal merupakan sebuah gangguan kesehatan yang juga dapat terjadi akibat faktor usia. Faktor usia di sini bukan berarti bahwa muskuloskeletal dapat terjadi hanya pada lansia saja, tapi justru di rentang usia antara 25-65 tahun. Pada umumnya, keluhan akan dirasakan di usia yang memasuki 35 tahun.
Seiring bertambahnya usia dan berjalannya waktu, jika keluhan tersebut tidak mendapatkan penanganan yang benar, maka ada kemungkinan bahwa tingkat keluhan mengalami peningkatan dan akhirnya saat usia masuk setengah baya, ketahanan dan kekuatan otot terjadi penurunan yang cukup signifikan, terutama di bagian kaki, punggung dan lengan.
(Baca juga: minuman penambah massa otot)
- Kebiasaan Merokok
Bahaya merokok bagi kesehatan tak cuma berimbas pada paru-paru atau jantung maupun kulit. Nyatanya kebiasaan merokok dan otot pinggang yang sakit sudah terbukti ada kaitannya dan hal ini ditemukan oleh Boshuizen, et.al. (1993), terutama bila orang tersebut juga bekerja dengan pengerahan otot sebagai yang utama.
- Jenis Kelamin
Menurut sejumlah hasil penelitian, ditunjukkan bahwa risiko keluhan otot, terutama kondisi muskuloskeletal ini makin tinggi karena faktor jenis kelamin. Dinyatakan bahwa otot pria lebih tinggi dan kuat ketimbang otot wanita sehingga yang paling mudah terkena muskuloskeletal adalah para wanita. Jika beban yang diberikan kepada wanita jauh lebih banyak, maka otomatis akan mudah terkena gangguan otot.
- Berlebihannya Peregangan Otot
Biasanya orang-orang yang terkena muskuloskeletal karena peregangan otot berlebihan adalah mereka yang sudah bekerja dan memiliki pekerjaan yang mengharuskan pengerahan tenaga. Bekerja dengan kegiatan menahan beban, menarik, mendorong serta mengangkatnya dapat menjadi masalah, terutama kalau sampai berlebihan.
- Ketidakalamiahan Sikap Kerja
Memangnya seperti apa sikap kerja yang tidak bisa dianggap alamiah? Sikap kerja yang bisa menjadi penyebab beberapa bagian dan posisi tubuh dalam pergerakannya menghindari posisi alamiah. Contoh yang paling umum adalah ketika bergerak mengangkat tangan, membungkukkan punggung, mengangkat kepala dan lainnya. Bila gerakan tubuh tak sesuai seperti seharusnya atau alamiahnya, maka tentu akan mudah mengalami keluhan otot.
(Baca juga: penyebab sakit bokong)
- Getaran
Adanya getaran yang dialami oleh otot, terutama pada frekuensi tinggi hanya akan menjadi pemicu kontraksi otot lebih besar. Hal ini kemudian mampu menjadi penyebab ketidaklancaran aliran darah, tentunya karena kontraksi secara statis. Peningkatan asam laktat pun menimbun dan rasa nyeri otot pun terjadi.
- Tekanan
Ketika jaringan otot lunak mendapat tekanan langsung, hal ini pun menjadi penyebab terjadinya keluhan otot. Contoh tekanan langsung yang dimaksud tersebut adalah ketika tangan kita memegang sebuah alat dan di sana terjadilah tekanan langsung pada jaringan lunak otot tangan dari pegangan alat tersebut. Kalau terlalu sering hal ini bisa menjadi penyebab keluhan otot permanen.
- Kekuatan Fisik
Perlu diketahui bahwa ada hubungannya juga antara kekuatan fisik dan juga risiko keluhan otot semacam muskuloskeletal. Ketika kekuatan fisik manusia dituntut secara berlebihan, maka tak heran kalau kemudian keluhan otot skeletal pun muncul. Baik pria maupun wanita yang mempunyai kekuatan rendah pada ototnya, risiko muskuloskeletal pun menjadi lebih baik.
(Baca juga: makanan pembentuk otot tubuh)
- Kebugaran Fisik
Keluhan otot akan terjadi jauh lebih sering pada mereka yang aktivitas hariannya lebih padat dibandingkan orang-orang yang memiliki waktu cuku untuk rileks dan istirahat. Ketika kebugaran tubuh juga rendah, maka otomatis risiko muskuloskeletal juga bisa lebih tinggi sebanyak 7 persen. Aktivitas fisik yang padat tidak sama dengan olahraga.
Kurang olahraga dapat menjadi hal yang membuat kesegaran dan kebugaran tubuh menjadi rendah. Namun meski demikian, Anda juga perlu tahu bahaya olahraga yang berlebihan supaya tahu durasi yang tepat dalam melakukan olahraga. Ingat bahwa kebugaran tubuh mampu memperkecil risiko muskuloskeletal, jadi mengapa tidak mengubah gaya hidup dari sekarang?
- Ukuran Fisik
Massa, tinggi dan berat badan sangat turut memengaruhi besar kecilnya risiko muskuloskeletal. Faktor ukuran fisik di sini juga mencakup tentang obesitas karena menurut penelitian yang telah dilakukan, ternyata wanita yang memiliki tubuh gemuk potensi terkena muskuloskeletal jauh lebih tinggi ketimbang wanita-wanita dengan tubuh kurus.
Tak hanya tubuh gemuk yang memperbesar kemungkinan muskuloskeletal, tapi juga tubuh yang tinggi pun seringkali dapat mengalami sakit punggung. Ketika diperhatikan lebih jauh, maka sebenarnya kondisi keseimbangan struktur rangka dalam penerimaan beban mampu menyebabkan keluhan otot yang berhubungan dengan faktor ukuran fisik. Pada tubuh tinggi, biasanya bentuk tulang begitu langsung di mana lebih rentang terhadap tekukan karena beban.
- Gaya Hidup
Faktor gaya hidup pun rupanya dapat menjadi hal yang menyebabkan muskuloskeletal, terutama gaya hidup para atlet. Risiko jauh lebih besar terjadi pada atlet-atlet karena memang sangat rentan terkena cedera di saat latihan maupun di waktu pertandingan. Otot dan sendi para atlet digunakan terus-menerus sehingga memang menjadi alasan untuk kemudian menjadi mudah terganggu.
Ketika aktivitas kita sangat berkaitan dengan pengerahan kekuatan tertentu dan ini harus dilakukan secara sering, Saat jumlah kekuatan yang dibutuhkan lebih dari kemampuan tubuh atau fisik kita, otomatis kerusakanlah yang menjadi ancamannya. Bila memang fisik kita diminta untuk terus bekerja, mengambil waktu untuk rileks sangatlah penting dalam beberapa saat.
(Baca juga: penyebab badan lemas)
Gejala Muskuloskeletal
Kabar buruknya, peradangan dapat disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal dan ini bisa terjadi pada banyak area tubuh yang tidak sama. Pada seluruh tubuh penderita muskuloskeletal, biasanya akan terasa sakit semua dan sangat tak nyaman ketika beraktivitas seperti biasa. Otot seperti ditarik-tarik, itulah yang paling umum terjadi. Namun gejalanya cukup beragam di mana setiap individu mengalami kondisi yang berbeda, seperti:
- Cepat lelah – Bagi yang mengalami keluhan otot berupa kondisi muskuloskeletal, maka ketika memakai fisiknya untuk berkegiatan, biasanya rasanya akan lebih mudah dan cepat lelah. Ini karena otot memiliki tingkat kekuatan yang rendah atau memang karena tak dapat menoleransi lagi tekanan yang diterima.
- Nyeri – Rasa nyeri dapat terjadi pada penderita yang diduga terkena muskuloskeletal karena kemungkinan gangguan atau keluhan otot sudah memicu timbulnya peradangan. Rasa nyeri ini bakal terasa begitu tak nyaman sehingga terkadang juga membatasi pergerakan tubuh dan menghambat kegiatan yang tengah dilakukan.
- Pembengkakan – Apabila sudah pada tahap peradangan, biasanya karena radang ini bagian otot tertentu bakal mengalami bengkak. Pembengkakan ini artinya bagian tubuh tertentu yang otot atau sendinya meradang bakal membesar. Jika sudah terjadi pembengkakan, Anda sebaiknya segera memeriksakan dan memastikan kondisinya supaya langsung mendapatkan penanganan yang terbaik supaya tak makin serius.
- Kemerahan – Biasanya gejala satu ini bakal terjadi menyertai pembengkakan, ya, di bagian yang bengkak tersebut akan muncul warna merah akibat peradangan. Kemerahan ini juga pada umumnya menjadi gejala yang mengikuti rasa nyeri. Bila Anda mengalaminya, jangan ragu untuk ke dokter supaya cepat ditangani dan tak menjadi lebih serius.
- Keterbatasan ruang gerak – Gejala yang sudah pasti adalah rentang gerak yang mengalami penurunan atau bisa juga disebut dengan keterbatasan ruang gerak. Otot dan sendi yang biasanya normal dan bisa dipakai untuk kegiatan apa saja dapat merasakan sakit dan ketidaknyamanan. Dari situlah dampaknya mampu menjadikan pergerakan tubuh terbatas dan aktivitas pun menjadi terhambat.
- Kaku – Tubuh dapat mengalami kekakuan dan sebenarnya masih sangat ada kaitannya dengan poin yang sebelumnya sudah disebutkan, yakni rentang gerak yang menurun. Karena otot bermasalah berikut juga saraf maupun sendi, hal ini kemudian mampu menjadi penyebab otot kaku dan akhirnya membuat tubuh susah digerakkan terlalu bebas seperti biasanya ketika tak sakit.
- Kesemutan – Pada penderita muskuloskeletal, kesemutan juga menjadi gejala yang sangat terasa dan termasuk yang paling umum juga. Rasa kesemutan ini memang cukup umum, terutama sewaktu kita terlalu lama duduk atau menindih tangan kita ketika tidur sebagai tanda aliran darah yang tidak lancar. Kesemutan ini akan sangat sering terjadi dan kemudian disertai pula dengan kekakuan.
- Lemah otot – Selain menjadi cepat lelah, tubuh penderita dari muskuloskeletal bisa sangat lemas dan otot terasa begitu lemah hingga tingkat kekuatan cengkeraman ikut turun. Kalau biasanya Anda bisa memegang sebuah benda dengan kuat, maka pada keluhan otot biasanya akan merasa tak berdaya dan tak bisa memegangnya dengan kencang.
- Kehilangan fungsi otot – Jika sudah merasakan gejala-gejala yang sudah disebutkan tersebut namun tidak juga memeriksakannya apalagi mendapatkan penanganan yang tepat, maka biasanya akan mulai terjadi gejala yang lebih buruk, yakni hilangnya fungsi otot. Lebih dari sekedar mati rasa, otot pun lama-kelamaan tak bisa digunakan secara maksimal lagi.
(Baca juga: penyebab cepat lelah)
Diagnosa dan Pengobatan Muskuloskeletal
Saat gejala sudah begitu membuat Anda khawatir, maka silakan untuk memeriksakan diri dengan menempuh beberapa metode diagnosa yang nanti dianjurkan oleh dokter. Biasanya, yang paling awal dilakukan dokter adalah memeriksa fisik Anda dan kemudian menanyakan riwayat kesehatan. Ini supaya penyebab pasti dari keluhan dan gejala dapat segera diketahui.
Setelah itu, pengujian sendi dan otot pun juga diperlukan oleh pasien di mana hal ini diperlukan dengan melihat pada gejala kemerahan dan pembengkakan, setiap kedutan yang terjadi sebagai tanda saraf rusak, serta degenerasi atau kelemahan. Tergantung pada kondisi tertentu, biasanya tes pencitraan juga akan dianjurkan supaya diagnosa dapat lebih terkonfirmasi.
Selain dari tes-tes tersebut, rontgen pun kemungkinan bakal dilakukan jika memang dokter lebih ingin memastikan lagi bahwa tidak ada kondisi penyakit lain. Rontgen ini tujuannya adalah untuk melihat keadaan tulang. Sementara itu, tes darah juga penting untuk yang mengidap rematik dan tentunya sesuai yang disarankan oleh dokter juga.
Bicara tentang pengobatan, biasanya pengobatan yang diberikan oleh dokter akan ditentukan dari seberapa parah atau serius kondisi pasien. Contoh pengobatan yang biasa atau umum diberikan adalah:
- Obat pereda nyeri – Obat jenis ini biasanya dijual secara bebas dan Anda bisa membeli sekaligus menggunakannya agar nyeri yang mengganggu dapat hilang secara sementara. Paracetamol dan ibuprofen adalah yang paling dianjurkan.
- NSAID – Obat anti-inflamasi juga sangat berguna dalam membantu menurunkan peradangan berikut juga menghilangkan rasa nyeri dan sakit yang menghambat kegiatan kita. Tapi untuk obat penghilang rasa sakit dengan efek yang lebih kuat demi menyembuhkan sakit yang lebih parah, biasanya ini harus dengan resep dokter.
- Teknik relaksasi – Otot terkena gangguan karena terjadi ketegangan, kekakuan dan keterbatasan ruang gerak. Dengan relaksasi yang tepat, Anda bakal mampu membuat otot menjadi jauh lebih baik dan otomatis peredaran darah juga lebih lancar.
- Terapi pijat
- Chiropractic
- Peregangan dan melatih otot
- Suntikan anestesi atau antiradang
(Baca juga: obat nyeri otot bahu)
Apabila ingin menjauhi kondisi gangguan muskuloskeletal, Anda perlu menghindari aktivitas berulang maupun aktivitas yang berat. Contohnya saja ketika sedang berbelanja, Anda bisa menggunakan troli ketimbang menjinjing tas belanja, terutama bila memang berencana membeli banyak. Seimbangkan antara aktivitas fisik dengan istirahat supaya otot tidak makin tersiksa.