Apakah Anda merasa bahwa akhir-akhir ini cukup lebih sering marah dan tak tahu sebabnya? Suasana hati yang mudah berubah menjadi buruk alias bad mood dan disertai mudah marah ada potensi bahwa kesehatan mental Anda sedang kurang baik. Inilah berbagai kemungkinan alasan sering marah tanpa sebab yang bisa Anda coba pahami.
- Efek Obat Tidur
Jika Anda adalah salah satu pengguna obat tidur, apalagi Benzodiazepin, maka jenis obat ini rupanya bisa memengaruhi kondisi mental yang mengonsumsinya. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Helen Stokes Lampard di mana berbagai fungsi pada otak bisa menjadi lebih lambat sebagai efeknya sehingga jika pemakaian terlampau sering justru bisa menyebabkan emosi penggunanya mudah tersulut.
- PMS (Premenstrual Syndrome)
Jika Anda adalah wanita dan bertanya-tanya mengapa menjadi lebih sering marah dan tersinggung, coba tengok apakah sudah waktunya menstruasi. Ini karena sering marah mampu menjadi suatu tanda bahwa seorang wanita sedang PMS atau berada pada masa premenstrual syndrome.
Hormon estrogen dalam tubuh kadarnya akan turun dan karena perubahan hormonal inilah yang kemudian berpengaruh pada perubahan emosi. Tak hanya suasana hati, hormon estrogen diketahui berdampak cukup tinggi pada pola tidur dan selera makan. Jadi ketika Anda sering marah dan selera makan turun, mungkin memang Anda sedang PMS.
- Diet
Jika Anda mengikuti tips diet sehat, otomatis dari yang semula kebiasaan makan banyak akan mengurangi porsinya bukan? Kalau Anda salah satu pelaku program diet, maka ada kemungkinan efek dari diet ini Anda menjadi sering marah. Ini karena kadar depresi mengalami peningkatan saat mencoba membatasi makanan yang ingin diasup menurut Jane Wardle melalui penelitiannya di University College London.
- Ketergantungan Alkohol
Anda sering marah tapi tak tahu sebabnya? Coba tengok kembali kebiasaan Anda, apakah sering mengonsumsi alkohol? Ketika sudah pada tahap ketergantungan, salah satu efek yang paling bisa terjadi adalah gangguan emosi dan menjadikan seseorang lebih gampang marah, apalagi kalau Anda melewatkan konsumsinya.
- Ketergantungan Narkoba
Narkoba dan alkohol mengandung zat aditif yang mampu membuat seseorang bisa ketagihan atau ketergantungan. Tak hanya kesehatan sistem saraf otak yang dapat terganggu, rupanya emosi pun menjadi tidak stabil karena penggunaan narkoba, seperti mudah dan sering marah khususnya jika saat tidak mengonsumsinya.
- Gen Tubuh
Sering marah bisa jadi ada hubungannya dengan gen di dalam tubuh, seperti menurut ilmuwan-ilmuwan dari Jerman di University of Bonn. Dinyatakan oleh tim ilmuwan tersebut bahwa kadar dopamine dalam tubuh dipengaruhi oleh gen DARPP-32. Dopamine sendiri dikenal sebagai zat kimia di bagian otak yang berkaitan erat dengan agresivitas dan sifat marah.
Bagi Anda yang mungkin lebih sering menyimpan segala masalah, rasa kecewa dan sedih dalam hati tanpa ingin mengeluarkannya, maka lama-kelamaan depresilah yang menyerang Anda. Berbagai tekanan dari luar dapat menjadikan Anda lebih mudah marah dan tersinggung akibat timbulnya rasa gelisah dan juga kepanikan.
- Hipertiroidisme
Saat hormon tiroid terproduksi secara berlebihan, maka rasa gelisah pun akan meningkat. Tak hanya itu, konsentrasi bisa ikut turun, jantung berdebar lebih kencang, sering gugup hingga mudah gelisah. Jika menyadari bahwa hipertiroidisme terjadi pada diri Anda, segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga gejala bisa lekas reda.
- Autisme
Penderita autis mengalami perkembangan otak yang terhambat sehingga dalam hal interaksi dan komunikasi dengan orang lain tidaklah seperti orang-orang pada normalnya. Tak hanya itu, gangguan emosi dan perilaku pun dapat terjadi pada penderita autisme. Ada berbagai cara untuk membantu penderita menyesuaikan diri meski kondisi ini tak ada solusi penyembuhannya.
Kadar serotonin di dalam otak penderita diabetes biasanya menjadi tidak seimbang karena kadar gula darah yang terlalu tinggi. Berbagai kondisi seperti kemarahan, kepanikan, kebingungan hingga kecemasan dapat menghampiri penderita diabetes sebagai efek dari kadar glukosa yang mengalami lonjakan.
- Kerusakan Pada Sistem Saraf Pusat Otak
Penyakit yang berhubungan erat dengan sistem saraf pusat otak seperti stroke, tumor otak, meningitis dan demensia dapat dimasukkan ke dalam rangkaian alasan mengapa seseorang menjadi jauh lebih sering marah. Jika Anda mengalami keluhan lain selain perubahan emosi, maka sebaiknya periksakan segera ke dokter karena ditakutkan terjadi sesuatu pada kesehatan otak.
Demikianlah berbagai faktor dibalik sering marah tanpa sebab yang patut Anda kenali dan waspadai dengan benar. Jika terjadi gejala abnormal selain sering tersinggung dan marah di mana hal tersebut mengganggu Anda, jangan tunda lagi untuk memeriksakan kondisi ke dokter.