Arthrocentesis

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi sendi yang nyeri dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit itu menyerang sendi yang merupakan penghubung antar tulang. Nyeri sendi tersebut dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti nyeri sendi lutut, nyeri sendi bahu, nyeri sendi panggul, ataupun nyeri sendi pergelangan tangan.

Timbulnya rasa sakit terhadap persendian bukanlah tanpa sebab. Umumnya, rasa sakit dirasakan di bagian sendi karena mengalami cedera akibat kecelakaan, seperti terjatuh. Karena itu, ketika pasca-mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan persendian merasa nyeri atau kaku, tidak boleh disepelekan.

Kondisi nyeri terhadap persendian, seperti lutut, tentu dapat mengganggu aktivitas penderitanya. Sang penderita akan merasakan tidak nyaman ketika melakukan aktivitas. Karena itu, menjaga kesehatan sendi menjadi hal yang penting.

Untuk mengatasi rasa nyeri terhadap persendian, penderita dapat memakai obat anti inflamasi nonsteroid atau obat analgesik. Analgesik merupakan jenis obat yang dapat  menghilangkan rasa nyeri. Karena itu, saat nyeri sendi, obat analgesik bisa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.

Selain itu, salep atau krim yang mengandung capsaicin sesuai dengan resep dokter juga bisa dioleskan ke bagian sendi yang merasakan nyeri atau peradangan. Saat ingin mengobati nyeri sendi, lakukanlah sesuai dengan resep dokter. Itu karena menggunakan obat tanpa resep dokter adalah hal yang berbahaya. Ada beberapa bahaya penggunaan obat tanpa resep dokter bagi tubuh.

Selain itu, bisa juga mengggunakan obat herbal untuk mengatasi nyeri sendi secara alami.  Misalnya, dengan mengonsumsi air rebusan jintan hitam ditambahkan jahe dan madu

Jika usaha secara mandiri untuk menyembuhkan nyeri sendi tak kunjung berhasil, pergi ke dokter ortopedi menjadi jalan keluarnya. Dokter ortopedi akan melakukan analisis terhadap bagian sendi yang dirasa nyeri. Salah satu cara dokter untuk mengetahui penyebab nyeri sendi yang menyerang adalah dengan arthrocentesis.

Arthrocentesis

Arthrocentesis menjadi salah satu cara yang umumnya diambil para dokter ortopedi untuk menangani pasiennya. Arthrocentesis atau disebut juga sebagai aspirasi sendi adalah penghisapan cairan di dalam sendi untuk keperluan diagnosis dan pengobatannya. Cairan tersebut nantinya akan dianalisis untuk mengetahui penyebab pasti timbulnya rasa nyeri pada persendian. Biasanya, arthrocentesis dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri sendi lutut.

Cairan sendi atau disebut juga cairan sinovial merupakan cairan kental yang berguna untuk melunasi sendi-sendi di bagian tubuh. Diketahui sendi terdiri dari beberapa bagian, seperti tulang rawan, ligamen, maupun tendon. Adanya cairan sinovial atau fluida bersama itu dapat membuat sendi-sendi tubuh bisa mudah bergerak.

Kapan Arthrocentesis Dilakukan?

Seperti sudah disebutkan di atas, ada kondisi di mana dokter spesialis ortopedi memilih melakukan arthrocentesis terhadap pasien penderita nyeri di bagian sendi. Kondisi tersebut adalah ketika tidak diketahui secara pasti penyebab nyeri di bagian sendi. Untuk mendiagnosis penyebab nyeri di bagian persendian tersebut, ortopedi memilih melakukan arthrocentesis. Selain itu, hal lain yang membuat dokter ortopedi mengambil tindakan arthrocentesis adalah adanya pembengkakan di bagian sendi sehingga perlu ditelusuri lebih jauh.

Arthrocentesis untuk Diagnosis

Cairan sendi yang dihisap melalui proses arthrocentesis dapat membantu dokter ortopedi melakukan diagnosis terhadap penyebab nyeri sendi. Umumnya, cairan sinovial itu jernih, berwarna pucat, dengan volume yang sedikit. Cairan sinovial itu kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa oleh dokter. Setelah melalui proses pemeriksaan terhadap cairan sinovial, dokter dapat mengetahui penyebab nyeri sendi. Misalnya bila nyeri dirasakan di bagian sendi tangan, dokter bisa memberikan obat nyeri sendi tangan yang tepat sehingga pasien bisa segera sembuh.

Arthrocentesis untuk Mengurangi Rasa Sakit

Pada proses arthrocentesis, dokter ortopedi menggunakan jarum suntik untuk mengambil sejumlah cairan sendi. Cairan itu nantinya akan diobservasi di laboratorium untuk dicari tahu penyebab nyeri sendi.

Selain untuk mengetahui penyebab nyeri sendi, arthrocentesis ternyata juga dapat mengurangi rasa sakit penderita nyeri sendi. Itu karena saat arthrocentesis, dokter ortopedi melakukan penghisapan cairan. Dengan melakukan penghisapan, cairan sendi yang berlebih akan dikeluarkan. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit yang diderita oleh pasien. Itu terutama untuk pasien yang mengalami pembengkakan saat nyeri sendi.

Arthrocentesis Sebelum Melakukan Injeksi

Arthrocentesis berbeda dengan injeksi sendi. Arthrocentesis atau aspirasi sendi adalah proses penghisapan cairan sendi untuk keperluan diagnosis. Dokter akan mengambil cairan sendi dengan menggunakan jarum suntik untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Sementara itu, injeksi sendi dilakukan dengan menyuntikkan steroid (obat) ke bagian sendi yang terasa nyeri. Steroid sendiri merupakan obat sintesis yang mirip dengan horman yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Steroid dapat membantu meringankan rasa sakit yang diderita pasien. Karena itu, sebelum memberikan penanganan dengan memasukkan obat, dokter ortopedi umumnya lebih memilih untuk melakukan Arthrocentesis guna mencari tahu penyebab pasti dari nyeri sendi. Dengan penyebab yang sudah dikantongi, dokter ortopedi dapat memberikan obat yang tepat, seperti memberikan obat nyeri untuk sendi tangan.

Kontraindikasi untuk Arthrocentesis

Dokter ortopedi memiliki sejumlah kontraindikasi ketika hendak melakukan arthrocentesis. Kontraindikasi adalah kondisi atau faktor yang menjadi alasan untuk mencegah tindakan medis tertentu karena bahaya yang kemungkinan didapatkan pasien.

Untuk arthrocentesis, kontraindikasinya adalah adanya infeksi lokal, diathesis hemoragik, fraktur intra artikule. Selain itu, kontraindikasi lainnya untuk arthrocentesis adalah osteoporosis-juxta artikule yang berat, dan kondisi sendi pasien yang labil. Ketika dokter menemui indikasi yang tidak tepat atau pernah adanya kegagalan terdahulu dalam penanganan pasien, itu juga bisa menjadi kontraindikasi untuk arthrocentesis.

Kondisi yang Membutuhkan Arthrocentesis

Dokter ortopedi tentunya memiliki pertimbangan yang matang sebelum melakukan arthrocentesis. Apalagi ada sejumlah kontraindikasi untuk dilakukan arthrocentesis. Jika memang dokter sudah menemukan indikasi yang tepat maka arthrocentesis akan menjadi pilihan dalam menangani pasien nyeri sendi.

Ada beberapa kondisi yang membuat pasien perlu menjalani tindakan arthrocentesis. Pertama, jika sakit yang dirasakan oleh pasien kian memburuk. Jika dibiarkan, hal ini tentunya dapat membahayakan pasien karena bisa mempengaruhi kondisi sendi lainnya. Kondisi pasien yang memburuk bisa dibilang lantaran penanganannya kurang tepat atau dokter ortopedi belum bisa mendiagnosis dengan maksimal sehingga perlu dilakukan arthrocentesis.

Tindakan arthrocentesis umumnya juga diambil terhadap pasien yang mengalami radang sendi dan kekakuan (artritis).

Kondisi lainnya yang membuat dokter ortopedi memilih melakukan penghisapan cairan sendi adalah adanya kemungkinan nyeri tersebut disebabkan infeksi. Dengan arthrocentesis, dokter ortopedi jadi bisa memastikan penyebab nyeri sendi, apakah disebabkan oleh infeksi. Dengan mengetahui penyebab pasti nyeri sendi, dokter kemudian dapat melakukan penanganan dengan memberikan obat yang sesuai untuk diberikan kepada pasien.

Selain disebabkan oleh infeksi, nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh rematik. Karena itu, untuk memastikannya, perlu dilakukan penghisapan cairan sendi untuk diteliti di laboratorium sehingga penyebab nyeri sendi dapat dipastikan.

Bagaimana Arthrocentesis Dilakukan?

Dokter ortopedi menggunakan jarum suntik untuk menghisap cairan sendi pasien. Namun, sebelum itu dilakukan, pasien akan dianestesi atau diberikan obat bius. Bius diberikan di area sendi yang akan ditusuk oleh jarum suntik. Bius lokal diberikan agar pasien tetap merasa nyaman ketika menjalani arthrocentesis.

Selanjutnya, dokter akan membuka bagian tubuh sendi yang sakit untuk disuntik. Sebelum membuka bagian tubuh yang nyeri, dokter akan membersihkannya dengan antiseptik agar tidak terinfeksi virus atau bakteri.

Setelah dibersihkan, dokter ortopedi akan mengarahkan jarum suntiknya ke sendi yang nyeri untuk menghisap cairan sinovial. Proses arthrocentesis tidaklah memakan waktu lama. Cairan sampel yang diambil itu harus memberikan informasi mengenai kesehatan, di antaranya jumlah sel darah putih atau bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Nantinya, sampel cairan sinovial akan  dibawa ke laboratorium untuk diteliti.

Manfaat Arthrocentesis

Tindakan arthrocentesis memiliki sejumlah manfaat yang dapat dirasakan pasien. Pertama, arthrocentesis dapat mengurangi rasa nyeri yang diderita pasien. Kedua, pasien bisa mendapatkan langkah pengobatan yang tepat karena penyebab nyeri tersebut bisa diketahui melalui sampel cairan sinovial.

Sementara itu, arthrocentesis juga bermanfaat bagi dokter ortopedi. Manfaatnya, dokter bisa memberikan pengobatan yang lebih tepat kepada pasien nyeri sendi, terlebih dengan telah mengetahui penyebab nyeri lewat arthrocentesis.

Efek Samping Arthrocentesis

Ada beberapa efek samping yang dirasakan pasien ketika menjalani arthrocentesis. Pertama, pasien akan merasa nyeri dan tak nyaman di bagian sendi yang disuntik. Selain itu, efek samping lainnya bisa terjadi pendarahan terhadap sendi, meskipun kemungkinan itu tidaklah besar.

Risiko Terkait dan Hasil yang Diharapkan

Arthrocentesis dapat menimbulkan risiko bagi pasien nyeri sendi. Risikonya, saat pengambilan cairan dilakukan, pasien dapat mengalami pendarahan maupun pembengkak. Pasien juga bisa mengalami infeksi usai dilakukan penghisapan cairan sendi. Selain itu, rasa sakit atau nyeri ketika sendi disuntik, juga dapat menghantui pasien.

Selain itu, dari penghisapan sejumlah cairan sinovial, diharapkan dokter ortopedi mengetahui penyebab pasien mengalami nyeri sendi. Apakah nyeri sendi itu disebabkan oleh infeksi, rematik, atau pasien malah mengalami artritis.

Metode Arthrocentesis

Dalam melakukan arthrocentesis terhadap pasiennya, dokter ortopedi memiliki beberapa metode. Pertama, dengan menggunakan metode makroskopi. Saat menggunakan metode ini, dokter akan melihat volume dari cairan sendi. Dokter juga akan menganalisis kejernihan cairan sinovial. Selain kejernihan, dokter juga akan melihat kekentalan maupun kebekukan cairan sinovial yang diambil saat arthrocentesis.

Selanjutnya dengan metode mikroskopi. Dengan metode ini, dokter memeriksa cairan sinovial berdasarkan jumlah maupun jenis leukosit yang ada di dalamnya. Dokter spesialis ortopedi juga akan melihat jumlah eritosit maupun kristal yang ada dalam cairan sendi.

Selain kedua metode tersebut, ada pula pemeriksaan kimia dan bakteorologi. Pemeriksaan kimia menggunakan tes bekuan mucin untuk mengetahui kandungan asam hialuronat. Sementara pemeriksaan bakteorologi, sedimen yang didapat dari cairan sendi dan heparin yang kemudian nantinya digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium.

Perawatan Arthrocentesis

Usai menjalani penghisapan cairan sinovial, pasien nyeri sendi perlu menjalani sejumlah perawatan. Perawatan itu bisa dilakukan di rumah. Salah satu cara perawatan adalah dengan meletakkan es di atas sendi yang disuntik untuk diambil cairan sinovial. Es batu berguna untuk mengompres luka. Sekadar diketahui, es batu juga bisa digunakan untuk mengobati syaraf kejepit.  Selain itu, es batu juga bisa mengobati luka dalam akibat benturan.

Selain dengan es batu, selama masa perawatan, pasien juga perlu mengonsumsi pereda rasa sakit. Hal ini guna mengurangi atau menghilangkan rasa sakit di bagian sendi.

Komplikasi

Tindakan arthrocentesis yang dipilih dokter ortopedi untuk menangani pasiennya yang mengalami peradangan sendi bisa dibilang cukup aman sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang parah. Proses pengambilan cairan sendi juga dilakukan dengan steril, meski harus membuka bagian tubuh yang sendinya merasa nyeri.

Meski begitu, umumnya arthrocentesis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien. Usai mengalami penghisapan cairan sendi, pasien bisanya merasakan tekanan di daerah yang disuntik, meski tidaklah lama. Efek arthrocentesis juga bisa menimbulkan peradangan, walaupun jarang terjadi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn