Keringat Dingin : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Keringat Dingin?

Keringat dingin atau yang juga disebut dengan istilah diaporesis merupakan sebuah kondisi di mana keringat timbul bukan sebagai efek dari cuaca panas atau aktivitas fisik seperti olahraga.

Keringat dingin yang dimaksud ini tidak berkaitan dengan cuaca panas.

Ketiak, telapak tangan dan telapak kaki adalah area-area tubuh yang umumnya dapat mengalami keringat dingin.

Keringat dingin bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit.

Kondisi yang dikenal pula dengan sebutan hiperhidrosis sekunder ini dapat timbul disertai sejumlah gejala lain tergantung dari jenis penyakitnya.

Namun, keringat dingin ini tidak sama dengan night sweats atau keringat yang dialami seseorang di malam hari saat sedang tidur.

Penyebab Keringat Dingin

Terdapat sejumlah faktor yang mampu menyebabkan keringat dingin pada seseorang mengingat bahwa keringat dingin adalah sebuah gejala dari sejumlah penyakit.

Berikut ini adalah deretan gangguan kesehatan dan faktor lain yang mampu menimbulkan keluhan berupa keringat dingin :

Vertigo atau pusing berputar merupakan sebuah kondisi yang tak hanya membuat penderita mual, muntah atau tak bisa bergerak sama sekali.

Penderita vertigo dapat mengalami keringat dingin disertai dengan telinga berdengung, penglihatan ganda, sulit bicara, hingga nistagmus.

Keringat dingin merupakan salah satu gejala dari adanya masalah jantung. Serangan jantung adalah salah satu jenis penyakit fatal yang mampu menyebabkan keringat dingin.

Pada kasus ini, keringat dingin biasanya disertai dengan gejala lain seperti pusing, nyeri di dada, sesak napas, nyeri pada punggung, perut, rahang hingga leher, serta merasa seperti akan pingsan.

  • Hipertiroidisme

Hipertiroidisme atau kondisi hormon tiroid yang dihasilkan dalam kadar yang lebih tinggi pun mampu menjadi salah satu alasan keringat dingin terjadi.

Pada kondisi ini, kelenjar tiroid sedang terlalu aktif sehingga memroduksi hormon tiroid secara berlebihan.

  • Hipoglikemia

Hipoglikemia atau terlalu rendahnya kadar gula darah mampu menyebabkan tubuh berkeringat dingin.

Keringat dingin timbul ketika tubuh bereaksi terhadap hipoglikemia.

  • Syok

Kondisi syok adalah ketika aliran darah menuju otak dan organ tubuh penting lainnya berkurang sehingga organ mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen.

Syok adalah kondisi yang dapat berakibat fatal sehingga secepatnya harus segera diatasi.

  • Gangguan Cemas dan Takut

Gangguan cemas atau seseorang yang memiliki fobia akan lebih mudah pula mengalami keringat dingin.

Bentuk stres yang intens disertai kepanikan hingga gangguan kecemasan dapat menimbulkan keringat dingin disertai beberapa gejala lain seperti mual, mulut kering, sesak napas, hingga sering buang air kecil.

  • Luka Cedera

Cedera parah yang menyebabkan seseorang mengalami luka intens, khususnya pada kasus patah tulang dapat menimbulkan keringat dingin pada penderitanya.

Segera mencari bantuan medis akan sangat membantu situasi penderita agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Menopause merupakan sebuah kondisi perubahan keseimbangan hormon progesteron dan hormon estrogen pada wanita.

Menopause adalah kondisi berakhirnya siklus menstruasi yang mampu menimbulkan sejumlah gejala, seperti keringat dingin dan hot flashes.

  • Migrain

Selain vertigo, migrain atau sakit kepala sebelah juga dapat menjadi alasan keringat dingin terjadi.

Jika nyeri kepala yang dialami penderita sangat hebat dan jangka panjang, keringat dingin timbul sebagai reaksi tubuh dalam merasakan sekaligus menahan rasa sakit.

  • Kanker

Beberapa jenis kanker dapat ditandai dengan keringat dingin, seperti kanker tulang, kanker hati, leukemia atau kanker darah, serta limfoma.

Tak hanya kondisi kanker itu sendiri, pasien pengobatan kanker juga dapat mengalami keringat dingin sebagai efek sampingnya.

  • Infeksi

Infeksi bakteri ataupun virus dapat menyebabkan demam pada penderita di mana biasanya keringat dingin akan menyertai.

Infeksi yang sudah pada tahap parah atau sepsis inilah yang kemudian berpotensi memicu syok.

Syok adalah kondisi lain yang akan menimbulkan keringat dingin karena aliran darah tidak lancar menuju ke organ-organ penting.

  • Hipotensi

Hipotensi atau kadar tekanan darah rendah yang ditandai dengan keringat dingin seringkali terjadi ketika penderita sedang tidur.

Bahkan ketika melakukan aktivitas ringan sekalipun, hipotensi dapat terjadi dan menyebabkan keringat dingin.

Jika otak dan organ penting lainnya tidak memperoleh oksigen yang memadai karena tekanan darah rendah, hal ini dapat berakibat fatal.

Syok adalah salah satu kondisi yang juga bisa ditimbulkan oleh hipotensi.

  • Hipoksia

Hipoksia merupakan sebuah kondisi ketika suplai oksigen menuju organ-organ tubuh tidak memadai.

Hal ini dapat terjadi saat seseorang berada di dataran tinggi di mana udara tipis dan oksigen yang dihirup pun kurang.

  • Obat Tertentu

Efek penggunaan beberapa jenis obat pun mampu menimbulkan keringat dingin, seperti ciprofloxacin yang merupakan obat antibiotik.

Selain itu, keringat dingin juga dapat disebabkan oleh levothyroxine, jenis obat hormonal.

Celecoxib, naproxen, serta oxycodone yang merupakan golongan obat pereda nyeri juga pada beberapa kasus mampu menjadi sebab keringat dingin.

Gejala Keringat Dingin

Keringat dingin ditandai dengan keluarnya keringat di kondisi dan cuaca apapun yang disertai sensasi dingin, baik itu pada tangan, lengan, kaki, maupun ketiak.

Tanpa melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat, keringat dingin dapat terjadi; hal ini yang membedakan dari keringat biasa.

Berikut adalah keluhan lainnya yang secara umum dapat menyertai keringat dingin :

  • Detak jantung lebih cepat dari normalnya
  • Mulut kering
  • Sulit bernapas
  • Pelepasan endorfin
  • Berkurangnya aliran darah menuju sistem pencernaan
  • Napas cepat
  • Kulit pucat

Gejala-gejala yang menyertai keringat dingin tergantung dari jenis kondisi atau penyebabnya.

Pada beberapa kasus, keringat dingin dapat muncul di malam hari saat sedang berusaha untuk terlelap.

Meski demikian, keringat dingin dan night sweats adalah dua kondisi berbeda karena night sweats dapat menjadi bagian dari kondisi keringat dingin.

Jika keringat dingin berkelanjutan dan tidak segera diperiksakan, kondisi dapat memburuk dan berpotensi mengancam jiwa jika penyakit yang menyebabkannya cukup serius.

Pemeriksaan Keringat Dingin

Ketika keringat dingin terjadi bersama dengan sejumlah keluhan lain yang menandakan adanya ketidaknormalan pada tubuh, segera ke dokter.

Untuk mengetahui penyebabnya, pasien sebaiknya menjalani beberapa metode diagnosa sebagai berikut :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter mengawali diagnosa dengan memeriksa fisik pasien lebih dulu dan dilanjutkan dengan memberi sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait riwayat medis.

Dokter perlu tahu riwayat medis dan riwayat pengobatan pasien berikut keluarga pasien.

  • Tes Pemindaian

Bila diperlukan, sebagai pendukung penegakan diagnosa dokter akan meminta pasien menempuh tes pemindaian.

CT scan, pemeriksaan MRI, USG, hingga PET scan kemungkinan pasien perlu jalani untuk mengetahui adanya infeksi maupun kanker yang diduga menjadi penyebab keringat dingin.

  • Tes Fungsi Jantung

Elektrokardiogram dan ekokardiogram adalah dua metode diagnosa yang dapat direkomendasikan oleh dokter.

Pasien perlu menempuh kedua tes tersebut untuk mengetahui kondisi jantung secara menyeluruh.

Penanganan Keringat Dingin

Keringat dingin dapat ditangani setelah diketahui penyebab pastinya; sebab penanganan akan disesuaikan dengan faktor penyebab.

Berikut ini adalah beberapa jenis metode penanganan untuk penderita keringat dingin :

1. Antiperspiran

Antiperspiran adalah obat yang dokter biasanya resepkan untuk kasus keringat dingin akibat menopause.

Terdapat kandungan aluminum klorida sebanyak 10-50% di dalam antiperspiran yang berguna sebagai penyumbat kelenjar keringat sehingga keringat dingin berhenti.

2. Botox (Botulinum Toxin)

Dokter kemungkinan akan memberikan botox dengan cara menyuntikkannya ke pasien dalam mengatasi keringat dingin.

Keringat dapat terus terproduksi karena adanya sinyal yang dikirimkan oleh saraf tertentu.

Saraf ini perlu dihambat untuk memberikan sinyal tersebut sehingga produksi keringat dapat berhenti, dan botox adalah obat yang diperlukan untuk hal ini.

3. Iontophoresis

Pada prosedur iontophoresis, dokter akan menghantarkan arus listrik rendah ke kulit pasien.

Tujuan iontophoresis ini adalah sebagai penyumbat kelenjar keringat agar produksi keringat dapat berhenti sementara.

Biasanya usai menjalani prosedur ini, keringat pada telapak tangan, telapak kaki dan ketiak akan berkurang.

4. Perawatan Mandiri

Beberapa orang yang mengalami keringat dingin merupakan kondisi yang bersifat ringan dapat ditangani secara mandiri.

Sejumlah upaya yang dapat meredakan maupun mencegah keringat dingin antara lain adalah :

  • Relaks

Jika berhubungan dengan stres, gangguan kecemasan, atau fobia, melakukan meditasi dan berlatih Yoga adalah cara-cara merilekskan diri.

Meditasi dan Yoga adalah dua cara efektif dalam mengelola stres secara alami.

Keduanya adalah cara menyeimbangkan emosi, pikiran, serta fisik dengan baik sehingga keringat dingin tidak mudah timbul.

  • Menjaga Kulit Kering dan Bersih

Mandi secara teratur terutama menggunakan sabun antibakteri dapat menghindari bau tak sedap yang berasal dari tubuh akibat keringat dingin.

Keringat dingin dapat menimbulkan ketidaknyamanan berupa bau tak edap, maka pastikan untuk menjaga kulit tetap bersih serta kering.

  • Diet Sehat

Pengonsumsi kafein, terutama bila berlebihan, dapat meningkatkan risiko kecemasan serta berkeringat lebih banyak.

Untuk itu, membatasi asupan kafein dan memperbanyak air putih akan jauh lebih baik untuk kesehatan.

Frekuensi keringat dingin akan berkurang ketika melakukan diet yang lebih sehat dan seimbang.

  • Mengenakan Kaos Kaki Berbahan Nyaman

Kaos kaki yang berbahan nyaman dapat dikenakan sewaktu mengenakan sepatu tertutup.

Kaos kaki yang nyaman adalah kaos kaki yang terbuat dari bahan penyerap keringat.

Penggunaannya akan membantu mengurangi tingkat kelembaban tinggi pada telapak kaki pada penderita keringat dingin.

  • Menggunakan Alas Kaki yang Berbeda-beda

Untuk menjaga kaki tetap kering, tidak lembab, dan tidak berbau, setiap hari dapat mengenakan alas kaki yang berbeda-beda.

Hal ini lebih dianjurkan bagi penderita keringat dingin atau seseorang yang telapak kakinya mudah berkeringat.

5. Perawatan Intensif

Bila keringat dingin disebabkan oleh penyakit jantung, penanganan harus segera didapat oleh penderita.

Untuk yang terbaik, pasien perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit agar pulih dengan baik.

Komplikasi Keringat Dingin

Keringat dingin sendiri umumnya tidak berakibat buruk bagi kesehatan dan tidak memicu komplikasi apapun.

Hanya saja ketika hal ini berkaitan dengan penyakit jantung, syok, atau penyakit serius lainnya, maka komplikasi berupa kerusakan jaringan tubuh hingga kematian dapat terjadi.

Selain itu, keringat dingin dapat menyebabkan kulit terlalu lembab di mana hal ini meningkatkan risiko infeksi kulit.

Pencegahan Keringat Dingin

Minum banyak air putih sangat membantu agar tubuh terhindar dari dehidrasi yang mampu memicu keringat dingin.

Memiliki gaya hidup sehat seperti tidak merokok dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi alkohol juga dapat meminimalisir risiko keringat dingin.

Rajin berolahraga juga sangat dianjurkan agar tubuh tetap segar dan bugar serta tidak mudah mengalami penyakit seperti keringat dingin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn