Falocef – Obat Apa – Fungsi – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tubuh manusia sangat rentan terhadap bakteri patogen yang menyebabkan berbagai macam penyakit. Bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menginveksi organ tubuh manusia. Faktanya, beberapa bakteri dapat dikeluarkan dari tubuh dengan mudah melalui udara. Namun beberapa bakteri tidak mudah keluar dari tubuh manusia dengan imunitas yang rendah. Untuk mengeluarkan bakteri ini, dibutuhkan obat-obatan yang mampu mencegah dan megobati penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Falocef adalah salah satu obat yang mampu melindungi tubuh dari infeksi bakteri. Obat ini tergolong dalam obat antibiotik Cephalosporin. Pada umumnya obat antibiotik tidak dapat diberikan secara bebas, obat harus diberikan dalam bentuk injeksi.

Komposisi

Bahan utama yang terkandung dalam Falocef adalah Cefepime sebesar 1 gram. Cefepime dikenal sebagai antibiotik cephalosporin generasi keempat, dimana antibiotik ini merupakan bakterisida yang sama seperti antibiotik beta lactam.

Fungsi

Sebagai obat anti bakteri, obat ini hanya berfungsi untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit seperti flu, pilek dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan dengan obat ini. Falocef memiliki fungsi dalam mencegah dan mengobati beberapa penyakit, yaitu:

  1. Mengobati infeksi bakteri,
  2. Pneumonia,
  3. Infeksi saluran kencing,
  4. Infeksi kulit,
  5. Jaringan lunak,
  6. Infeksi intra abdomen,
  7. Meningitis, dan
  8. Neutropenia Febrile.

Dosis

Dosis yang dapat diambil adalah:

  • Dosis untuk dewasa: 60 mg/menit. Suntikan secara intravena kurang lebih 30 menit.
  • Dosis anak usia 2 bulan sampai 16 tahun dengan berat kurang dari 40 kg:
    • Infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan penumonia: 50 ml/menit, setiap 12 jam.
    • Pneumonia akut: 50 ml/menit, setiap 8 jam.
    • Demam Neutropenia: 50 ml/menit, setiap 8 jam.

Kontraindikasi

Kontraindikasi ditujukan pada pasien yang tidak diperbolehkan untuk menggunakan obat ini. Pasien dengan alergi cefepime, atau golongan antibiotik cephalosporin, penisilin, dan antibiotik beta laktam. Selain senyawa diatas, kontraindikasi juga ditujukan kepada pasien yang memiliki alergi terhadap jagung.

Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari obat dapat dipengaruhi dari kondisi pasien ataupun pemakaian obat yang tidak sesuai dengan dosisnya. Efek samping terjadi ada yang ringan dan berat. Selama obat diterapkan pada pasien, terdapat beberapa laporan mengenai efek samping dari obat yang mengandung cefepime. Namun tidak setiap pasien akan menerima efek samping dari obat ini. Berikut ini adalah daftar efek samping yang dapat ditimbulkan dari pemakaian cefepim:

  • Clostridium difficile,
  • Ruam,
  • Mual,
  • Muntah,
  • Pruritus,
  • Demam,
  • Sakit Kepala,
  • Afasia,
  • Mioklonus,
  • Kejang,
  • Epilepticus Nonconvulsive,
  • Syok Anafilatik,
  • Leukopenia Transien,
  • Neutropenia,
  • Agranulositosis,
  • Trombositopenia,
  • Sindrom Stevanus-Johnson,
  • Eritema Multiforme,
  • Nekrolisis Epidermal Toksik,
  • Disfungsi Ginjal,
  • Nefropati Toksik,
  • Anemia Aplastik,
  • Anemia Hemolitik,
  • Perdarahan,
  • Disfungsi hati termasuk kolestasis, dan
  • Pansitopenia.

Selain efek samping tersebut, obat juga memiliki dampak seperti encephalopathy, yaitu gangguan pada kesadaran tubuh. Biasanya pasien akan merasa kebingungan, halusinasi, pingsan, dan mengalami koma.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

Untuk menggunakan obat antibiotik diperlukan kewaspadaan dalam hal menyimpan dan pemakaian. Obat ini dapat bereaksi dengan zat lain, dan dapat menurunkan efektifitas kinerja obat. Informasi-informasi yang harus diperhatikan, diantaranya:

  1. Jangan gunakan obat dalam jangka waktu yang lama.
  2. Obat yang sudah kadaluwarsa atau berubah bentuk dan warna harus segera dibuang, dan tidak boleh digunakan.
  3. Jauhkan dari jangkauan anka-anak.
  4. Jangan mengambil dosis ganda apabila melewatkan jadwal dosis berikutnya. Lewati dosis tersebut dan gunakan jadwal dosis berikutnya sesuai dengan waktu pemberian dosis yang baru.
  5. Informasikan pada dokter mengenai obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.
  6. Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui belum diidentifikasikan secara khusus.
  7. Pembuangan obat harus sesuai dengan instruksi, agar tidak merusak sanitasi lingkungan.
fbWhatsappTwitterLinkedIn