Betablok – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Betablok termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

Betablok merupakan obat antihipertensi / darah tinggi yang mengandung atenolol sebagai zat aktifnya, tersedia dalam 2 kekuatan sediaan yaitu 50 mg dan 100 mg.

Indikasi

Betablok diindikasikan untuk pengobatan hipertensi / darah tinggi, angina pektoris / angin duduk dan pencegahan terulangnya infark miokard / serangan jantung

Mekanisme Kerja Obat

Atenolol termasuk obat anihipertensi golongan beta bloker, yaitu obat yang bekerja dengan cara mencegah neurotransmitter (senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi sebagai penghantar impuls / pesan pada sistem saraf) norepinefrin dan epinefrin berikatan dengan reseptor beta adrenergik. Jika kedua neurotransmitter ini berikatan dengan reseptor beta, maka tubuh akan menghasilkan respon berupa peningkatan denyut jantung yang akan menimbulkan peningkatan tekanan darah.

Atenolol bersifat antagonis kompetitif terhadap neurotransmitter beta adrenergik, yang artinya atenolol akan “berkompetisi” dengan neurotransmitter untuk menempati reseptor beta adrenergik dan akan menghasilkan efek yang berlawanan dengan neurotransmitter saat berikatan dengan reseptor. Neurotransmitter norepinefrin dan epinefrin akan meningkatkan denyut jantung jika berikatan dengan reseptor beta adrenergik, maka sebaliknya atenolol akan menurunkan denyut jantung jika berikatan dengan reseptor beta adrenergik. Penurunan denyut jantung diharapkan dapat menurunkan tekanan darah serta menurunkan beban kerja jantung.

Dosis dan Cara Pemberian

  • Dosis Betablok untuk hipertensi dan angina pektoris: 50 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 100 mg/hari
  • Dosis Betablok untuk mencegah berulangnya infark miokard: 100 mg/hari, dapat dibagi menjadi 50 mg setiap 12 jam selama 6-9 hari setelah terjadinya infark miokard
  • Betablok dapat dimunum sebelum atau sesudah makan, telanlah tablet Betablok dengan bantuan sedikit air dalam kondisi utuh (jangan dikunyah, digerus atau dihancurkan)

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Betablok:

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Atenolol termasuk ke dalam kategori D, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil dalam kondisi yang mengancam nyawa dan tidak ada pilihan obat yang lebih aman daripada atenolol
  • Atenolol diekskresikan oleh tubuh ke dalam ASI dan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (glukosa dalam darah di bawah batas normal) dan bradikardia pada bayi dan ibunya, terutama pada bayi prematur

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Betablok:

  1. Merasa lelah
  2. Hipotensi / darah rendah
  3. Bradikardia
  4. Rasa dingin pada tangan atau kaki
  5. Mual
  6. Merasa pusing
  7. Diare
  8. Vertigo

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Betablok. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Betablok, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Betablok:

  1. Obat-obat berikut merupakan obat antihipertensi golongan beta blocker, sama seperti atenolol sehingga penggunaannya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipotensi: acebutolol, betaxolol, bisoprolol, carvedilol, celiprolol, esmolol, metoprolol, propranolol, timolol
  2. Obat-obat berikut dapat menurunkan tekanan darah sehingga penggunaannya bersamaan dengan atenolol dapat meningkatkan risiko terjadinya hipotensi: amlodipin, asenapine
  3. Penggunaan obat berikut bersamaan dengan atenolol dapat saling meningkatkan toksisitas keduanya dan meningkatkan risiko terjadinya bradikardia: clonidine, digoksin, diltiazem, verapamil
  4. Obat-obat berikut dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah, sama seperti atenolol sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia (kadar kalium dalam darah melebihi batas normal): acebutolol, acemetacin, amiloride, asam mefenamat, aspirin / asam asetil salisilat, candesartan, celecoxib, diklofenak, etorikoksib, ibuprofen, indometasin, meloksikam, salmeterol, spironolakton, sulfasalazin
  5. Obat-obat berikut dapat menurunkan efek atenolol jika digunakan secara bersamaan: aceclofenac, acemetacin, amobarbital, asam mefenamat, aspirin / asam asetil salisilat, butabarbital, butalbital, celecoxib, diklofenak, etorikoksib, ibuprofen, indometasin, meloksikam, sulfasalazin
  6. Obat-obat berikut dapat mengalami penurunan efek jika digunakan bersamaan dengan atenolol: albuterol, efedrin
  7. Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek atenolol: karbidopa
  8. Alumunium hidroksida dapat menghambat penyerapan atenolol di saluran cerna sehingga efeknya dapat menurun

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Betablok tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda. jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Betablok, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Betablok dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.

Perhatian

  1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan menggunakan Betablok tanpa resep dari dokter
  2. Jangan mengubah dosis Betablok yang telah diresepkan untuk Anda
  3. Jangan menghentikan pengobatan menggunakan Betablok tanpa anjuran dari dokter
  4. Penghentian penggunaan Betablok secara mendadak dapat memperburuk kondisi angina dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya infark miokard, oleh karena itu ikutilah selalu petunjuk dokter dalam penghentian pemakaian obat ini
  5. Penggunaan Betablok pada pasien dengan diabetes perlu dimonitor secara ketat karena dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia (kadar glukosa dalam darah di bawah batas normal)
  6. Penggunaan Betablok pada pasien dengan gangguan psikiatrik perlu dimonitor secara ketat karena dapat menimbulkan / meningkatkan efek depresan terhadap sistem saraf pusat
  7. Jika Anda akan menjalani operasi dan masih menggunakan Betablok, beritahukan kepada dokter bahwa Anda menggunakan Betablok karena Betablok dapat memperpanjang masa kerja obat anestesi
  8. Jika Anda akan menggunakan alumunium hidroksida (antasida yang biasa digunakan sebagai obat maag), berikanlah jeda waktu minimal 2 jam dengan konsumsi Betablok untuk menghindari interaksi obat yang telah disebutkan di atas
  9. Selain dengan menggunakan obat, pasien hipertensi juga perlu melakukan diet makanan dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga tekanan darahnya. Beberapa makanan yang menjadi pantangan darah tinggi antara lain makanan asin, makanan berlemak dan makanan cepat saji
  10. Salah satu gejala hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) adalah tachycardia (denyut jantung yang lebih cepat daripada normal), oleh karena itu penggunaan Betablok dapat menyamarkan gejala tersebut dan menyebabkan hipertiroidisme tidak terdeteksi
  11. Sebelum mengkonsumsi Betablok atau obat apapun, selalu perhatikan kondisi obatnya, jika Anda melihat ada perubahan warna (misalnya terdapat bercak-bercak warna pada tablet) atau perubahan bentuk obat, jangan gunakan obat tersebut dan segera tanyakan kepada apoteker mengenai apa yang harus Anda lakukan
  12. Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Betablok atau obat apapun yang akan Anda gunakan, pastikan obat tersebut belum melewati masa kadaluwarsanya
  13. Simpanlah Betablok pada suhu kamar di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak
fbWhatsappTwitterLinkedIn