Arsitrocin merupakan obat antibiotik, termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
Komposisi
Arsitrocin mengandung antibiotik eritromisin etilsuksinat sebagai zat aktifnya.
Indikasi
Arsitrocin diindikasikan untuk pengobatan berbagai infeksi bakteri, di antaranya amebiasis intestinal, pertusis (batuk rejan), infeksi streptokokal, sifilis primer dan uretritis (infeksi saluran kencing).
Mekanisme Kerja Obat
Setiap bakteri melangsungkan sintesis produksi protein di dalam selnya untuk dapat melangsungkan metabolisme selnya secara normal. Sintesis protein ini dilakukan di dalam suatu organel sel yang disebut ribosom. Protein dibentuk dari satu asam amino yang disambungkan satu persatu dengan asam amino lainnya.
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolida yang dibentuk oleh bakteri Streptomyces erythraeus. Eritromisin dan antibiotik golongan makrolida lainnya bekerja sebagai antibakteri dengan cara menghambat proses penyambungan asam amino dalam sintesis protein sehingga bakteri tidak bisa menghasilkan protein yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidupnya dan lama kelamaan akan mati.
Dosis dan Cara Pemberian
- Dosis Arsitrocin untuk amebiasis intestinal: 400 mg setiap 6 jam selama 10-14 hari
- Dosis Arsitrocin untuk pertusis: 40-50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi selama 5-14 hari
- Dosis Arsitrocin untuk infeksi streptokokal: 200 mg setiap 12 jam selama 10 hari
- Dosis Arsitrocin untuk sifilis primer: 48-64 g/hari selama 10-15 hari
- Dosis Arsitrocin untuk uretritis: 800 mg setiap 8 jam selama 7 hari
- Arsitrocin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dikonsumsi dengan bantuan sedikit air
Kontraindikasi
Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi Arsitrocin:
- Hipersensitif (alergi) terhadap eritromisin
- Memiliki gangguan hati
- Hepatitis kolestatik
- Sedang menggunakan terfenadine, astemizole, cisapride atau pimozide
- Sedang menggunakan ergotamine atau dihidroergotamin
Efek Samping
Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Arsitrocin:
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Mual
- Diare
- Ruam pada kulit
- Muntah
- Dispepsia
- Perut kembung
- Pruritus
- Demam
- Urtikaria
- Tinnitus
- Hipotensi / darah rendah
- Vertigo
- Tachycardia
Tidak semua pasien yang menggunakan Arsitrocin akan mengalami efek samping di atas. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Arsitrocin, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar efek samping tersebut bisa segera ditindaklanjuti.
Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui
- Eritromisin etilsuksinat termasuk ke dalam kategori B, yaitu obat yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu hamil
- Eritromisin etilsuksinat didistribusikan oleh tubuh ke dalam ASI, namun komite AAP (American Academy of Pediatrics) menyatakan bahwa antibiotik ini bisa digunakan oleh ibu menyusui
Interaksi Obat
Berikut adalah obat dan makanan yang dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersamaan dengan Arsitrocin:
- Obat-obat berikut dapat mengalami peningkatan efek karena metabolismenya dihambat oleh eritromisin etilsuksinat dan dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan irama jantung: astemizole, cisapride, pimozide, terfenadine
- Pemberian ergotamin dan dihidroergotamin bersamaan dengan eritromisin etilsuksinat dapat menimbulkan toksisitas ergot yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah dan iskemia (kondisi dimana sel mengalami kekurangan pasokan oksigen) pada tangan, kaki, dan sistem saraf pusat
- Obat-obat berikut berpotensi menimbulkan gangguan irama jantung sama seperti eritromisin etilsuksinat sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping tersebut: flukonazole, quinidine, amiodarone, amitriptilin, amoxapine, klorpromazin, klaritromisin, doksepin, epinefrin, haloperidol, imipramin, itrakonazole, ketokonazole
- Obat-obat berikut dapat mengalami peningkatan efek jika digunakan bersamaan dengan eritromisin etilsuksinat karena metabolismenya di hati terhambat: alosetron, alprazolam, amiodarone, amitriptilin, antithrombin, argatroban, aripiprazole, artemether, bivalirudin, budesonide, karbamazepin, silostazol, klobetason, klozapin, kolkisin, kortison, siklosporin, deksametason, diazepam, digoksin, diltiazem, estradiol, fentanil, heparin, imipramin, loratadine, mestranol, nelfinavir, nicardipine, prednisolon, sildenafil, teofilin, verapamil, warfarin
- Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek eritromisin etilsuksinat karena metabolismenya di hati terhambat sehingga eritromisin etilsuksinat lebih lama berada di dalam tubuh: flukonazole, simetidin, klaritromisin, siklosporin, diltiazem, isoniazid, itrakonazole, ketokonazole, nelfinavir, nifedipine, verapamil, zafirlukast
- Obat-obat berikut dapat mengalami peningkatan efek jika digunakan bersamaan dengan eritromisin etilsuksinat dan dapat meningkatkan risiko terjadinya rhabdomyolysis (kerusakan pada jaringan otot rangka): lovastatin, simvastatin, atorvastatin
- Obat-obat berikut dapat menurunkan efek eritromisin etilsuksinat karena dapat mempercepat metabolisme eritromisin etilsuksinat di dalam hati sehingga lebih cepat diekskresikan / dikeluarkan dari dalam tubuh: amobarbital, budesonide, butabarbital, butalbital, karbamazepin, klobetason, kortison, deksametason, efavirenz, griseofulvin, nevirapine, pentobarbital, fenobarbital, fenitoin, prednisolon, rifampin
- Clopidogrel akan mengalami penurunan efek jika digunakan bersamaan dengan eritromisin etilsuksinat karena metabolisme clopidogrel oleh hati akan terhambat, sedangkan clopidogrel perlu diaktivasi oleh hati terlebih dahulu agar bisa menimbulkan efek
- Buah anggur dapat meningkatkan efek eritromisin etilsuksinat karena dapat menghambat metabolismenya oleh hati sehingga obat lebih lama berada di dalam tubuh
Selalu konsultasikan dengan dokter dan/atau apoteker mengenai obat (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan untuk memastikan obat tersebut bisa digunakan secara bersamaan dengan Arsitrocin. Jika obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Arsitrocin, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara waktu konsumsi Arsitrocin dengan obat lainya, mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif, atau mengubah dosis obat yang akan digunakan bersamaan dengan Arsitrocin (dosis antibiotik biasanya tidak akan dirubah karena dapat menimbulkan resistensi bakteri jika dosis diturunkan).
Perhatian
- Jangan memulai atau mengulangi pengobatan menggunakan Arsitrocin tanpa resep dari dokter karena dosis antibiotik perlu disesuaikan dengan kondisi pasien, seperti jenis infeksi, keparahan infeksi, dan umur pasien
- Jangan mengubah dosis Arsitrocin yang telah diresepkan oleh dokter
- Selalu habiskan Arsitrocin atau antibiotik apapun untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Jika Anda hanya mengkonsumsi sebagian antibiotik yang telah diresepkan, bakteri yang menginfeksi Anda mungkin belum sepenuhnya terbasmi dan malah akan mengembangkan kekebalan terhadap antibiotik tersebut. Bakteri tersebut berpotensi kembali menginfeksi Anda di kemudian hari dan Anda akan memerlukan antibiotik yang lebih kuat untuk mengatasi infeksinya
- Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah menghabiskan Arsitrocin yang diresepkan, segeralah kembali ke dokter
- Penggunaan Arsitrocin bersamaan dengan obat yang meningkatkan efek eritromisin etilsuksinat dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian mendadak akibat serangan jantung
- Usahakan untuk meminum Arsitrocin pada waktu yang sama setiap harinya sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan oleh dokter untuk memaksimalkan efeknya
- Jika Anda lupa mengkonsumsi Arsitrocin, segeralah mengkonsumsinya jika jadwal minum obat berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis Arsitrocin untuk menggantikan dosis yang terlewat
- Arsitrocin adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri sehingga tidak cocok digunakan untuk penyakit akibat infeksi virus seperti influenza. Ingatlah bahwa tidak semua demam disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Pada umumnya, antibiotik harus diminum sebelum makan untuk memaksimalkan absorpsinya di saluran pencernaan, namun eritromisin etilsuksinat dapat diabsorbsi dengan baik walaupun dikonsumsi bersama makanan, oleh karena itu Arsitrocin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan
- Simpanlah Arsitrocin pada suhu kamar, di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari langsung