Pernahkah memperhatikan panjang dan bentuk tulang belakang? Iya, jika diperhatikan panjang tulang belakang sampai ke leher tiap orang berbeda-beda. Ada yang seimbang dengan panjang kaki atau bagian bawahnya, ada yang lebih panjang, dan ada yang lebih pendek. Bentuknya hampir mirip, tidak lurus dari bagian bawah sampai leher. Umumnya sedikit melengkung ke depan pada bagian tengah kemudian kembali ke posisi semula di bagian punggung. Pada beberapa orang yang mempunyai tubuh cukup tinggi, bagian leher sedikit membungkuk, posisi yang demikian termasuk wajar.
Posisi yang akan menimbulkan masalah apabila lengkungan pada bagian punggung dan leher terlalu banyak. Hal ini menimbulkan rasa nyeri, karena tulang belakang dan leher adalah tulang yang mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
- Menyangga rangka kepala.
- Tempat gerak reflek terjadi.
- Menyejajarkan posisi kepala dengan panggul.
- Bergerak, khususnya membungkuk secara fleksibel.
- Menyetabilkan dan mempertahankan seluruh struktur tulang yang berada sebelum dan sesudahnya.
Posisi bengkok atau lengkung pada tulang belakang yang tidak normal disebut kelainan tulang belakang. Kelainan ini ada beberapa posisi dengan nama yang berbeda. Salah satunya adalah lordosis, kelainan tulang belakang yang melengkung ke depan. Lordosis akan kita bahas lebih terperinci pada artikel kali ini.
Penyebab
Lordosis bisa terjadi pada segala usia, mulai dari anak-anak balita hingga orang dewasa, sehingga kelainan ini merupakan salah satu penyakit tulang yang harus diwaspadai. Beberapa penyebab kelainan tulang belakang lordosis dapat dikelompokkan seperti di bawah ini dengan sedikit uraian.
- Genetik
Ada beberapa orang yang menderita lordosis karena kelainan genetik atau bawaan. Berarti kealanan tulang ini ada sejak bayi lahir ke dunia. Lordosis karena kelainan genetik dapat diwariskan oleh gen ayah atau ibu. Artinya kemungkinan ayah atau ibu juga memiliki jenis kelainan tulang belakang, baik itu lordosis, kifosis, scoliosis yang tidak dibahas dalam artikel ini. Penyebab genetik yang diturunkan ini disebut disforsi otot, di mana sebagian otot sadar menjadi melemah.
Selain itu, lordosis dapat juga terjadi dari ayah dan ibu yang tidak mempunyai kelainan gen. Namun ketika perkembangan janin dalam rahim, karena suatu hal gen bermutasi dan saat lahir bayi mengalami kelainan tulang. Mutasi gen langka ini disebut sebagai Archondoplasia, atau kelainan pertumbuhan tulang. Namun mutasi gen jarang menyebabkan lordosis. Archondoplasia lebih banyak menyebabkan pertumbuhan tulang belakang yang terhambat dan menyebabkan seseorang lebih pendek dari seharusnya.
- Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk dapat menjadi penyebab lordosis yang terjadi setelah masa anak-anak. Termasuk kebiasaan buruk adalah posisi duduk yang salah mulai dari masa anak-anak yang kemudian menetap hingga dewasa. Sering mengangkat beban lebih berat dari kemampuan tubuh di pundak atau punggung belakang juga menjadi penyebab lordosis.
- Obesitas
Obesitas atau kelebihan berat badan memang menimbulkan banyak masalah kesehatan. Bahaya obesitas terhadap kesehatan hingga kanker yang paling sering didengar adalah menjadi penyebab berbagai penyakit degeneratif, seperti jantung dan penyempitan pembuluh darah jantung. Ternyata obesitas dapat mempengaruhi postur tubuh dan menyebabkan lordodis. Kelebihan berat badan akan membuat tubuh memberi tekanan lebih berat kepada tulang belakang dengan maksud membuat keseimbangan yang kemudian menetap dan mengakibatkan lordosis.
- Diskitis
Diskistis atau peradangan pada tulang ruang antara tulang punggung menyebabkan lordosis. Diskistis juga meyebabkan pembengkakan pada ruang antar tulang tersebut. Hal ini yang menyebabkan beberapa tulang dekat dengan pembengkakan melengkung tanpa disadari, lalu kemudian lengkungan menetap.
- Osteoporosis
Lordosis yang disebabkan karena gejala osteoporosis banyak terjadi pada orang dengan usia lanjut. Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi karena kepadatan tulang berkurang. lebih banyak dialami wanita dengan usia lanjut dibandingkan pria. Karena kepadatan tulang berkurang, maka tulang akan mudah patah dan menjadi tidak kuat. Tulang punggung adalah bagian sensitif dari tulang karena osteoporosis. Tulang belakang yang sudah tidak kuat melakukan fungsinya akan melengkung menahan beban.
- Spondylolisthesis
Spondylolisthesis adalah kondisi di mana salah satu tulang belakang tergelincir namun tidak patah. Karena tulang tersebut tergelincir tulang belakang menjadi tidak sejajar posisinya. Salah satunya adalah melengkung ke depan atau lordosis. Kondisi ini bisa dialami berbagai usia karena kegiatan tertentu atau kecelakaan.
- Cedera Punggung
Cedera dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal usia, karena aktivitas yang berat, kegiatan tertentu, atau tidak sengaja atau kecelakaan. Cedera punggung kadang membuat beberapa tulang belakang bengkok atau patah atau retak sehingga punggung atau tulang belakang tidak kembali pada posisi semula. Bahaya retak tulang belakang salah satunya adalah kelainan tulang belakang.
Gejala
Bagaimana membedakan lordosis dengan penyakit punggung lainnya. Karena kalau dilihat dari gejala nyeri, hampir semua penyakit dan kelainan tulang belakang. Di bawah ini ada beberapa gejala umum lordosis yang dapat diperhatikan dan mungkin membedakannya dengan sakit punggung biasa.
- Punggung Tidak Rata
Gejala pertama yang dapat dilihat dari penderita lordosis adalah punggung yang tidak rata. Atau jika ingin mengetahuinya lebih lanjut, maka mintalah penderita berbaring menghadap ke depan atau telentang lurus. Penderita lordosis yang tulang punggungya melengkung akan membuat rongga di antara alas yang rata dengan punggung.
- Nyeri Otot
Nyeri otot menjadi salah satu gejala lordosis. Nyeri ini bervariasi, tergantung dengan aktivitas dan keparahan lordosis. Pada orang yang banyak melakukan kegiatan dengan tulang punggung atau tingkat lordodis sudah parah akan merasakan nyeri otot punggung yang lama. Terkadang dengan kondisi sudah mengalami kesulitan posisi tidur menjadi duduk dan duduk menjadi berdiri, serta posisi-posisi sebaliknya. Pada lordosis yang belum menetap, nyeri hanya timbul sesekali dan sebentar tergantung pada aktivitas.
- Mati rasa, Kesemutan, dan Lemah
Gejala lain yang mengikuti lordosis adalah timbulnya mati rasa, karena tulang belakang termasuk pusat susunan syaraf. Selanjutnya, penderita akan merasa sering mengalami kesemutan di bagian punggung atas sampai punggung bawah dan merasa tulang melemah.
- Kurang Bisa Mengontrol Buang Air Besar dan Kecil
Pada tahap selanjutnya, jika lordosis tidak segera ditangani, maka penderita akan kurang dapat mengontrol keinginan buang air besar dan kecil. Karena tulang belakang berhubungan dengan otot pada anus atau susu besar dan saluran kemih.
- Pergerakan Kaku
Pergerakan menjadi kaku atau kurang flkesibel menjadi gejala kunci. Jika sudah merasakan gejala ini hendaknya penderita sudah wajib memeriksakan diri ke dokter. Pada saat ini gerakan penderita sudah sangat terbatas karena akan mengakibatkan nyeri otot berkepanjangan.
Diagnosa
Seharusnya seseorang sudah mulai memeriksakan diri ke dokter jika dirinya terkadang merasakan nyeri tulang belakang atau nyeri punggung. Begitu pula bila yang menderita anak atau orang tua. Pemeriksaan awal dilakukan sendiri dengan memperhatikan gejala pertama, yaitu adanya rongga antara punggung dan alasnya jika tidur lurus dan telentang. Pemeriksaan dini akan menyebabkan pengobatan lebih cepat. Namun, sebelum memberikan pengobatan, dokter akan membuat diagnosa terlebih dahulu, yaitu :
- Wawancara
Wawancara seputar pertanyaan kapan nyeri otot dirasakan dan juga detil akan gejala lainnya. Berikut juga akan ada pertanyaan tentang kapan kelengkungan pada tulang belakang terlihat.
- Pemeriksaan Fisik
Sebelum pemeriksaan lanjutan, maka dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fisik. Mungkin dengan meraba dan melihat sendiri bentuk tulang belakang penderita.
- Rontgen
Rontgen atau foto dengan sinar X dilakukan untuk mengetahui bentuk tulang belakang. Rontgen umumnya memberikan foto dari satu sisi. Foto tulang belakang secara keseluruhan dan punggung bagian bawah.
- Pemindaian Tulang
Pemindaian tulang dilakukan apabila metode sinar X dirasakan belum cukup memberi gambaran. Ada beberapa jenis pemindaian yang dapat dilakukan, yaitu :
- Metode pencitraan nuklir, hal ini dilakukan untuk mengevaluasi terjadinya nyeri tulang belakang disebabkan oleh penyakit lain seperti rematik pada persendian, penyakit tulang lain, dan tumor.
- Magnetic Resonance imaging (pemeriksaan MRI), adalah pemindaian dengan menggabungkan magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambaran secara terperinci organ tubuh dan strukturnya.
- CT Scan, yaitu pemindaian yang banyak dilakukan di Indonesia merupakan gabungan antara sinar X dan komputer. CT Scan menghasilkan gambaran tubuh secara melintang.
- Penilaian dan Tes Neurologis
Penilaian dan tes neurologis dilakukan jika penderita juga mengalami gejala seperti mati rasa, kelemahan, dan pengurangan terhadap control usus dan saluran kemih.
Pengobatan dan Pencegahan
Lordosisi bukan penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian dengan cepat. Namun, jika lordosis tidak segera diatasi maka nyeri otot akan berlangsung terus menerus dan lama. Akibat terakhir tentu saja akan semakin membatasi gerakan penderita. Tentunya tidak ada orang sakit yang ingin memelihara dan senang dengan rasa sakit yang dialaminya. Oleh karena itu lordosis sebaiknya mendapatkan pengobatan sejak dini. Semakin cepat mendapatkan pengobatan, maka semakin cepat pula tulang belakang menjadi normal. Beberapa pengobatan yang dilakukan oleh dokter antara lain :
- Obat
Sebenarnya tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan lordosis. Obat diberikan oleh dokter untuk mengurangi rasa sakit yang diderita. Ini berarti obat umumnya adalah obat analgesik.
- Terapi atau Latihan atau Olahraga Peregangan
Setelah diberi obat untuk mengurangi rasa sakit pada punggung maka selanjutnya penderita lordosis disarankan untuk melakukan terapi atau latihan fisik ringan mengembalikan bentuk tulang belakang secara perlahan. Terapi ini berfungsi membentuk dan menguatkan semua bagian tulang yang berhubungan dengan tulang belakang. terapi tersebut misalnya dengan :
- Program Spinal – Terapi yang mengurangi rasa sakit.
- Latihan Bola – Latihan menggunakan bola besar yang diletakkan di bagian punggung dan penderita posisi telentang di atasnya. Latihan ini berguna untuk memperkuat seluruh tulang belakang.
- Supline Hits Lifts – Latihan yang dilakukan telentang, kaki atau lutut di tekuk kedalam sebagai tumpuan dan tangan di sisi badan. Melakukan latihan beberapa kali dengan mengangat bagian paha sampai ke panggul tanpa mengangat pinggang secara lurus. tangan dan kaki tetap pada posisi semula. Latihan ini memperkuat otot punggung samapi paha yang menyangga tulang belakang.
- Latihan dengan Beban – Latihan degan sedikit memegang beban di tangan kemudian membungkuk dan berdiri. LAtihan ini juga termasuk menguatkan paha. Selain itu dengan posisi berdiri dan membungkuk, latihan akan memperbesar jangkauan gerak yang mulai berkurang.
- Pembedahan
Pembedahan atau operasi dilakukan jika posisi lengkungan tulang punggung sudah terlampau bengkok atau kurva melebih 30 derajat dan terus bertambah. Pembedahan dilakukan dengan memberikan cakram buatan pada tulang punggung yang berongga atau bengkok, sehingga posisinya kembali seperti semula.
Lordosis umumnya dapat dicegah, kecuali kelainan tulang belakang sejak lahir. Cara mencegah lordosis yang kiranya dapat coba dilakukan antara lain:
- Bergaya hidup sehat, yaitu makan yang cukup sehat dan berolahraga. Ini dilakukan utnuk mencegah penyebab lordosis karena obesitas.
- Makan yang cukup kalsium. Cara mencegah osteoporosis dengan makanan diperlukan karena hal tersebut mencegah pengeroposan tulang yang dapat menyebabkan tulang belakang melemah.
- Membiasakan posisi tubuh yang ebnar, baik dalam duduk dan berjalan.
- Menghindari mengangkat beban berat di punggung dalam waktu terus menerus atau jangka waktu lama. beban berat juga dapat menyebabkan cedera punggung.
- Aktivitas sesuai kemampuan. Menghindari kegiatan atau aktivitas yang berlebihan adalah mencegah cedera. Selain itu, jika melakukan olah raga, jangan lupa melakukan pemanasan.
Lordosis harus diketahui penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahannya untuk mencegah atau mendeteksi secara dini penyakit. Bagaimana pun mencegah tetap lebih baik daripada mengobati, jadi semoga informasi ini bermanfaat.