Tamponade – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Penanganan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia. Keberadaan jantung sebagai slah satu organ yang menyokong kehidupan manusia memang tak bisa diremehkan begitu saja. hal ini berhubungan dengan banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi. Salah satunya adalah kemungkinan penyakit untuk dapat menyerang jantung. Salah satu hal yang cukup harus di waspadai adalah Tamponade jantung atau biasa juga disebut dengan Tamponade Perikard. Tamponed ini sendiri meruapakan salah satu dari sekian banyak jenis-jenis penyakit jantung yang wajib kita waspadai. Jika tidak ditangani dengan sesuai maka penyakit yang satu ini bisa berujung pada kematian si penderita.

Penyakit yang satu ini memiliki berbagai macam penyebab dan cara penangananya. Maka dari itu ada beberapa informasi mengenai penyakit yang harus kalian tahu. Informasi ini sendiri berhubungan dengan usaha untuk menghindari penyakit ini. Selain itu bisa juga berbuga untuk dapat sekedar menambah wawasan kita. Beberpa hal yang harus kalian ketahui tentang Tamponade ini seperti,

Pengertian Tamponade

Tamponade jantung sendiri merupakan sebuah kondisi dimana adanya penumpukan cairan pada perikardium. Penumoukan cairan pada perikardium ini sendiri biasa disebut dengan sebutan efusi perikard. Dalam ini tamponade jantung merupakan kondisi dimana cairan yang menumpuk di perikardium telah mencapai tingkat akut. Tamponade sendiri dikarenakan laju penumukan cairan yang masuk ke perikardium terjadi denagn cepat, sehingga perikardium tidak memiliki waktu yang cukup untuk melebarkan dirinya. Dalam hal tertentu biasanaya cairan yang menumpuk dalam perikardium dikatakan mengalami tamponade, ketika cairan mencapai 100 ml dalam jangka waktu yang cukup cepat.

Jenis carian yang akan menggenangi kantung perikardium sendiri terdiri dari berbagai macam jenis. Dalam beberapa kasus cairan yang masuk kedalam kantung perikardium sendiri bisa berupa darah, cairan eksudat, getah bening, dan nanah.

Penyebab dari Tamponade Jantung

Tamponade jantung sendiri merupakan sebuah gejala atau biasa juga dikarenakan efek dari hal lain yang berhubungan. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang terserang atau mengalami kondisi Tamponade ini sendiri. Ada beberapa penyebab yang bisa menyabab kan seseorang mengamali kondisi Tamponade, seperti,

  • Adanaya infeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV)
  • Adanya infeksi pada daerah sekitar jantung maupun pada jantung itu sendiri, seperti infeksi bakterial TBC(Tuberculosis)
  • Efek samping dari mengkonsumsi obat-obat antikoagulan.
  • Efek dari terapi radiasi pada daerah dada
  • Pasca tindakan operasi jantung seperti contohnya tindakan operasi bypass jantung
  • Adanaya trauma pada daerah dada yang disebabkan oleh benda tumpul maupun benda tajam
  • Pericarditis idiopatik sebuah kondisi dimana adanaya inflamasi pada daerah dada
  • Adanya komplikasi pempedahan pada daerah pertuman esofagogastrik
  • Pneumokardium
  • Adanya penyakit pada jaringan ikat seperti Lupus Eritematosus Diskoid, dermatomotosis. Atritis Rheumatoid.
  • Pembedahan kardiovaskular
  • Uremia penyakit ini sendiri meruapakan salah satu penyakit ginjal yang menyebabkan ginjal tak mampu mengeluarkan urea dari dalam tubuh. Hal ini menyebabkan adanaya penumpukan pada darah
  • Pecahnya otot jantung

Gejala Tamponade

Secara garis besar gejala yang akan muncul pada pasien yang mengalami kondisi tamponade ini sendiri akan sangat beragam. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh tingkat kecepatan cairan terkumpul. Namun secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga macam, seperti

  1. Bila cairan yang terkumpul di daerah perikardium terjadi dengan kecepatan yang lambat maka akan dapat ditandai denagn peningkatan volume intravaskuler
  2. Tamponade jantung pada tahap akut biasanay menunjukan gejala yang cukup berbahaya. Pada tingkat akut ini maka pasien akan menunjukan beberapa gelaja seperti peningkatan tekanan vena jugularis, pulsus paradoksus meruapakan kondisi diamana denyut nadi semakin melemah, serta bunyi detak jantung yang makin melemah
  3. Pada tahap kronis biasanaya akan ditemukan perubahan tekanana vena yang tidak terduka dan cenderung mengalami fluktuatif.

Namun, secara garis besar dan umum dari ketiga jenis yang disebutkan di atas ada beberapa gejala lain yang bisa kita lihat dan perhatikan. Seperti

  • Penurunan berat badan
  • Anoreksia
  • Kelelahan
  • Nyeri pada dada
  • Pusing
  • Susah bernafas
  • Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti di daerah perut dan pembuluih darah tangan serta kaki
  • Kulit yang berubah menjadi pucat
  • Cardiophalmus
  • Pasien akan menjadi lebih cemas
  • Sering juga terdapat beberapa pasien yang menglami pingsan secara tiba-tiba
  • Bunyi detak jantung yang tedengar samar

Cara Mendiagnosa Tamponade

Kecepatan untuk dapat mendiaknosa tingkat tamponade seseorang menjadi sebuah hal yang sangat penting. Semakin cepat dan akurat penilaian tentang tamponade yang diderita oleh pasien maka akan menjadi cepat pula tindakan yang bisa diambil. Biasanya denagn penilaian ini menunjukan apakah pasien harus cepat mengalami tindakan medis yang lebih lanjut atau bisa di tangani denagn tendakan pendahulu. Tindakan ini sendiri berguna untuk mencegah dan memperlambat kondisi tamponade yang di derita oleh pasien tersebut.

Ada banyak metode yang bisa digunaka untuk menentukan kondisi tamponade seorang pasein. Namun, dari banyak metode yang sering di gunakan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok besar seperti,

  1. Radiologi

Penggunaan metode radiologi untuk mendiagnosa tingkat tamponade yang di derita oleh seorang pasien merupkan sebuah hal yang banyak dilakukan di beberapa rumah sakit. Hal ini karena penggunan metode ini diangap dapat denagn cepat untuk melihat hasil dari pemeriksaan dan pengambilan keputusan yang sangat penting bagi pasien itu sendiri. Ada beberapa peralatan dan meode yang digunakan untuk medekteksi temponade seperti

  • Radiografi dada metode ini seendiri digunakan dengan menggunakan foto thorax AP. Penggunaan foto ini akan menunjukan bentuk abnormal dari jantung itu sendiri. Bentuk yang abnormal ini sendri biasanay dijadikan sebagai indikasi tingkat tamponade yang dialami oleh pasien
  • CT Scan penggunaan CT scan di anggap lebih akurat karena penggambaran yang akan dilihat oleh dokter cenderung lebih jelas daripada radiografi. Selain itu tingkat keberhasilan yang cukup tinggi untuk mendeteksi tamponade menjadi salah satu alasan penggunaan CT Scan itu sendiri.
  1. Pemeriksaan Laboratorium

Penggunaan hasil tes uji laboratorium ini sendiri akan dapat menunjukan hasil yang lebih lengkap. Untuk mendapatkan hasil yang lengkap sendiri terkadang pasien harus melalui serangkain pengujian di laboratorium. Beberapa pengujin yang akan di alami oleh pasien seperti,

  • Uji kreatin kinase dan isoenzim keduanya akan meningkat jika ada gejala infark miokard dan trauma jantung.
  • Profil ginjal dan hitung darah lengkap / Complete Blood Count (CBC) tes ini sendiri berhubungan dengan dignosis uremia, serta bererapa penyakit lain yang memiliki hubungan erat dengan perikarditis.
  • Tes penurunan urin
  • Tes nilai asam basa pada jantung yang terdeteksi terkenda gejala tamponade akan ditemukan beberapa reaksi antara alkolisi respiratorik dengan asodisi metabolik. Reaksi ini sendiri akan ditemukan pada hasil uji gas darah.
  • Pembekuan darah / panel koagulasi hasil uji ini sendiri dilakukan untuk dapat menentukan seberapa besar resiko pendarahan yang terjadi apabila dilakukan tindakan medis lanjut.
  • Antinuclear antibody assay, erythrocyte sedimentation rate, serta faktor rheumatid ketiga tes tersebut akan menunjukan apakah ada penyakit yang menyrang pada jaringan ikat dan efeknya pada efusi perikardial.
  • Uji HIV uji ini akan dilakukan pada setiap pasien, hal ini karena ada lebih dari 46% penderita HIV berpeluang untuk mengalami kondisi tamponade jantung.
  • Uji protein derivatif murni atau Purified protein derivated testing pengujian ini sendiri bertujuan untuk dapat mendiaknosa tuberkulosis atau TBC pada pasien. Hal ini karena penyakit tersebut adalah penyebab umum yang akan di temukan pada pasien yang menderita kondisi Tamponade dan efusi perikardial.
  1. Pulse oxymetry

Metode ini sendiri menggunakan data yang diperoleh dari gelombang oymetry yang dicatat pada sebuah alat. Dari data yang disimpan tersebut akan menunjukan apakah pasien menderita ganguan tamponade atau tidak. Berdasarkan beberapa hasil penelitan yang telah di lakukan. Pada pasien yang menderita tamponade akan di temukan peningkatan pada variabel respiratory. Peningkatan variabel ini sendiri akan menjadi salah satu acuan yang digunakan untuk menentukan kondisi dari pasein tersebut.

Selain dapat digunakan sebagai salh satu metode untuk menentukan kondisi tamponade pasien. Metode yang satu ini juga sering digunakan untuk dapat mendeteksi pulsus paradoksus.

Selain beberapa metode yang disebutkan masih ada beberapa metode lain yang terkadang digunakan untuk dapat menentuka hasil yang lebih teliti dan lebih pasti. Beberapa metode lain yang sering digunakan seperti.

  • Elektrokardiografi
  • Electrical alterans
  • Keteterisasi Swan-Ganz
  • Temuan Histologis
  • Diagnosis differensial
    • Syok kardiogenik
    • Perikarditis Konstriktif
    • Perikarditis Efusif konstriktif
    • Pneumotoraks
    • Emboli pulmonal

Penanganan Tamponade

Penanganan pada pasien yang mengalami serangan Tamponade sendiri membutuhkan tidakan yang cepat dan tepat. Hal ini berhubungan denagan kecepatan dari cairan yang mengisi ruang perikardium pada jantung. Untuk dapat menaganani kondisi seperti ini, dapat di bagi menjadi beberapa bagian dalam penanganan. Meskipun dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, sebenarnya setiap penanagan yang satu akan berhubungan dengan penangan yang lain. Secara garis besar penangana pada pasien dibagi menjadi seperti berikut

  1. Penanganan Pra Rumah Sakit

Penangan ini adalah bentuk penanganan awal yang akan diberikan oleh paramedis sebelum pasien mendapatkan penanganan lanjutan di rumah sakit. Pada tahap ini sendiri sebenarnya tak terlalu banyak yang bisa dilakukan selain tindakan suportif. Tindakan suportif ini sendri akan sangat tergantung pada fasilitas dan kelengkapam yang ada di sekitar paramedis. Pada pasien yang diantar ke Rumah Sakit menggunakan Ambulance biasanay hanya berupa pemberian oksigen dan pengawasan. Namun dalam beberapa hal dibutuhkan juga tindakan cepat untuk dapat mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien.

Pada beberapa negara fasilitas ambulance yang mereka miliki sangat memadai. Pada beberapa kejadian paramedis bisa melakukan tindakan sederhana seperti pengeluaran cairan dari perikardium. Tindakan ini biasanya diambil jika kondisi pasien sangat menghawatirkan.

  1. Penanganan Rumah Sakit

Tamponade sendiri merupakan sebuah kondisi yang tergolong darurat dan dibutuhkan penanganan yang cepat. Pasien yang mengalami tamponade sendiri akan langsung dimasukan kedalam ruangan ICU hal ini menunjukan betapa bahayanya kondisi ini. Selain pemindahan pada ruang ICU, maka ada beberapa tindakan awal di rumah sakit yang sering dilakukan, seperti

  • Pemberian oksigen
  • Penambahan volume intravaskuler
  • Pemberian obat-obatan inotropik

Setelah dilakukan tindakan penanganan di rumah sakit, maka pasien akan di diaknosa lebin lanjut untuk dapat memberikan penangan yang lebih tepat yang seusai dengan kondisi dari pasien sendiri.

Itu tadi informasi mengenai Tamponade yang bisa kalian pelajari. Dengan menambah wawasan mengenai gejala dan penyebab tamponade sendiri maka kita bisa semakin waspadam pada hal-hal yang kemungkinan besar bisa menyebabkan gejala tamponade. Semoga informasi tadi bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn