4 Jenis-jenis Malaria – Penyebab, Gejala dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Malaria merupakan sebuah jenis penyakit di mana parasit adalah penyebab utamanya dan penyebaran malaria biasanya adalah lewat gigitan nyamuk yang telah terkena infeksi parasit tersebut. Sama halnya dengan penyakit DBD alias demam berdarah, malaria dapat menjadi berbahaya dan mematikan apabila penanganannya tidaklah dilakukan dengan benar. Satu gigitan nyamuk saja bisa terjadi infeksi malaria.

Penularan malaria memang amat jarang secara langsung, tapi biasanya malaria terjadi dengan proses penularan bila ada kontak dengan darah penderita maupun janin yang terserang infeksi disebabkan penularan dari darah ibunya. Di Indonesia sendiri, tak hanya kasus demam berdarah saja yang persentasenya tinggi, malaria pun memiliki 400 ribu kasus tiap tahun.

Malaria sama mengancamnya dengan demam berdarah dan hal ini terbukti dari adanya 4 ribu kasus lebih di mana penderita malaria mengalami komplikasi dan bahkan dapat meninggal. Namun, anak-anaklah yang paling sering terkena kasus malaria dan gejala yang muncul dapat bertahan selama 1-2 minggu sesudah tubuh terinfeksi oleh parasit.

(Baca juga: ciri-ciri malaria)

Gejala Malaria secara Umum

Sebelum membahas tentang jenis-jenis malaria berikut segala detilnya, kita juga perlu tahu seperti apa malaria secara umum, termasuk gejalanya. Gejala dari malaria dapat terjadi dengan adanya kondisi demam, mual, muntah, menggigil, diare, sakit kepala serta nyeri sendi di mana tubuh seluruhnya terasa begitu pegal dan tak nyaman untuk dipakai beraktivitas. Gejala malaria ringan secara umum dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

  • Stadium Dingin – Pada fase atau level ini penderita akan merasakan sekujur tubuhnya kedinginan dan bakal menggigil secara luar biasa. Tak hanya itu, denyut nadi pun bisa lebih cepat dari biasanya hanya saja kemudian menjadi lemah. Yang paling mengkhawatirkan adalah jari dan bibir yang kemudian menjadi kebiruan di mana artinya dapat berubah warna.
  • Stadium Demam – Pada fase atau tahap ini penderita pada umumnya bakal mengalami panas dengan wajah mulai memerah disertai kondisi muntah-muntah. Bahkan pada fase ini penderita pun bakal sering sakit kepala dan kulit juga menjadi lebih kering. Suhu tubuh pun termasuk tinggi karena pada banyak kasus dapat mencapai hingga 40 derajat Celsius dan bisa lebih dari itu. Penderita juga berpotensi mengalami kejang dan berlangsungnya antara 2-4 jam.
  • Stadium Berkeringat – Pada level atau fase ini, penderita akan selalu berkeringat dan suhu tubuh bisa berada di bawah rata-rata yang artinya tubuh menjadi dingin. Hal ini kemudian malah membuat penderita mudah merasa haus karena keringat yang keluar terlalu banyak sehingga terkena dehidrasi. Bila tak segera ditangani, maka penderita bisa memiliki tubuh yang semakin lemah karena kekurangan cairan.

Gejala tersebut adalah pada kondisi malaria yang ringan, sementara untuk malaria yang termasuk berat, tanda-tandanya antara lain adalah:

  • Kehilangan kesadaran atau pingsan.
  • Dehidrasi
  • Kejang
  • Sesak nafas atau malah bernapas secara lebih cepat dari biasanya.
  • Sulit bicara dengan benar.
  • Sering mengigau.

Ketika sudah diketahui adanya gejala dari malaria maka demi memastikan bahwa kondisi gejala benar-benar merujuk pada malaria, maka si penderita harus menempuh diagnosa. Barulah pengobatan bisa ditentukan oleh dokter ketika sudah benar-benar diketahui jenis malaria, tahap gejala dan juga penyebab malaria tersebut. Untuk itu, penting untuk mengetahui dan mengenali jenis-jenis malaria supaya kita bisa mewaspadai sekaligus tahu penanganan yang tepat.

(Baca juga: cara mencegah malaria)

1. Malaria Tertiana

Malaria tertiana adalah jenis malaria yang pertama untuk dibahas kali ini dan ini merupakan jenis malaria yang juga disebut dengan malaria vivax. Penyebab utama dari penyakit malaria ini adalah Plasmodium vivax. Justru jenis malaria inilah yang tergolong paling umum terjadi dan sudah banyak kasus di mana orang-orang menderita jenis penyakit malaria satu ini.

Nama tertiana ini diketahui berdasar pada fakta pada timbulnya gejala demam di mana demam ini cukup tidak biasa, yakni terjadi 48 jam sekali. Istilah tertiana sendiri adalah sebuah istilah yang diambil dari Roma. Makna yang ada dari tertiana tersebut adalah hari kejadian pada hari pertama, sementara 48 jam setelahnya merupakan hari ketiga.

Penyebab

Daerah tropis dan sub-tropislah yang paling sering dijangkiti penyakit malaria tertiana dan itulah mengapa negara kita, Indonesia juga termasuk yang paling sering. Plasmodium vivax merupakan penyebab paling utama di hampir 43 persen kasus malaria tertiana. Disertai dengan adanya periode relaps, proses dari schizogony exoerytrocytic dapat terjadi hingga 8 tahun lamanya.

Hal tersebut disebabkan oleh adanya invasi baru terhadap eritrosit dan untuk relaps sendiri, ciri-ciri yang muncul adalah penderita terlihat sama sekali sehat. Penderita tampak normal pada periode laten dan relaps pun terjadi tak lepas dari hubungannya dengan reaksi imunitas dari individu. Hanya eritrosit mudalah yang diserang oleh Plasmodium vivax.

Jadi intinya, eritrosit yang sudah masak justru tak diserang dan segera sesudah invasi tersebut, maka terjadilah pembentukan cincin di dalam eritrosit. Sitoplasma kemudian akhirnya aktif dan terbentuklah pseudopodia dari situ yang pergerakannya sampai ke segala arah. Sebutan untuk hal tersebut adalah vivax. Keaktifan dari sitoplasma sendiri diketahui mirip dengan ameba.

Gejala

Untuk malaria tertiana, ada sejumlah tanda dan gejala yang bisa diketahui sekaligus diwaspadai supaya nantinya bisa cepat ditangani. Pada malaria tertiana ini, gejala awal adalah menggigil di mana itu artinya tubuh penderita merasa kedinginan dan akhirnya berkeringat. Karena sebelumnya disebutkan ada demam setiap 48 jam, maka itu artinya demam bisa timbul dan hilang.

Dalam waktu 1 minggu, serangan hilang dan timbul tersebut akan membentuk pola yang begitu khas. Penderita dipastikan tak akan merasa nyaman dengan tubuhnya dan hal ini seperti sedang masuk angin. Tidak enak badan dan sakit kepala adalah kondisi yang umum terjadi disertai terus menggigil.

Demam pada penderita hanya berlangsung sekitar antara 1-8 jam dan sesudah mereda, penderita pun akan merasa sehat hingga akhirnya menggigil berikutnya. Serangan selanjutnya pada malaria vivax akan terjadi setiap 48 jam seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

(Baca juga: bahaya demam berdarah)

2. Malaria Quartana

Plasmodium malariae adalah penyebab utama yang diketahui memicu timbulnya malaria quartana ini. Jenis malaria ini berbeda dari tertiana; bila jenis tertiana memiliki serangan setiap 48 jam, maka jenis malaria quartana justru terjadi setiap 72 jam. Hal ini sudah sedari zaman Yunani dan pada zaman dulu agak sulit menemukan perbedaan quartana ini dengan tertiana.

Namun kemudian, Golgi di tahun 1885 mampu membedakan antara demam biasa dan malaria tertiana dan barulah mengetahui perbedaan antara demam, tertiana dan quartana juga. Bahkan Golgi jugalah yang mampu memberikan deskripsi tentang parasit yang bernama Plasmodium malariae secara detil dan lebih akurat.

Parasit cosmopolitan tersebut paling umum dijumpai di negara Eropa, wilayah Jawa, Malaysia, SriLanka, India, Birma, Afrika dan New Guienia. Bahkan penyebaran dari parasit ini juga diketahui sampai di Amerika Serikat, Brasil, Guadalope, Jamaica dan Panama. Zaman dulu parasit ini sangat mudah menyerang orang, namun kasus infeksi kemudian dapat menurun seiring perkembangan migrasi dan peradaban.

Penyebab

Selain dari parasit tersebut ada pula serangkaian penyebab lain yang bisa diketahui dapat menyebabkan malaria quartana ini, seperti:

  • Nyamuk Anopheles Betina

Gigitan nyamuk jenis ini merupakan penyebab dari timbulnya malaria quartana. Gigitan dari nyamuk ini bisa langsung menginfeksi darah penderita dan ketika darah terkena infeksi, akhirnya infeksi pun menjadi mudah menyebar ke seluruh tubuh.

Dalam hitungan hari, penderita bakal merasakan gejala yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk tersebut. Nyamuk pemicu quartana diketahui memiliki tempat perkembangbiakkan khusus seperti di tempat berawa yang artinya nyamuk ini ada di genangan-genangan air. Jadi, orang-orang yang area tempat tinggalnya ada di sekitar rawa jelas memiliki risiko yang jauh lebih tinggi.

  • Transfusi Darah

Selain dari nyamuk anopheles, transfusi darah juga bisa menjadi penyebab seseorang terjangkit penyakit malaria quartana. Ketika seseorang yang sehat memperoleh transfusi darah dari orang yang mengidap quartana, maka otomatis penularan bisa dengan mudah terjadi dan ini akan cepat menyebar.

Itulah mengapa orang-orang yang hendak mendonorkan darah atau menransfusi darah kepada orang lain, perlu untuk mengecek kesehatan. Lebih baik melakukan transfusi darah dalam kondisi tubuh yang sehat dan darah yang hendak ditransfusikan pun perlu dalam kondisi yang bebas dari penyakit apapun, tak terkecuali dari penyakit malaria quartana yang berbahaya ini.

Gejala

Setelah melihat apa saja kemungkinan penyebab dari malaria jenis quartana, ada sejumlah gejala dari malaria quartana yang perlu untuk Anda waspadai seperti halnya:

  • Berkeringat dingin. Sama seperti pada kasus tertiana, malaria jenis ini juga memicu keringat dingin pada penderitanya. Hal ini akan membuat penderita juga menggigil. Keringat dingin biasanya timbul ketika penderita mengalami demam.
  • Demam. Pada kasus quartana, rupanya penderita juga mengalami demam di mana juga ditambah dengan keringat dingin dan tubuh yang terus-terusan menggigil. Demam ini biasanya bakal muncul sesudah 4 hari sejak digigit oleh nyamuk.
  • Sakit kepala. Pada jenis malaria ini, penderita juga akan mengalami sakit kepala hebat yang terjadi pada saat mengalami demam. Pada umumnya, sakit kepala serta demam dialami oleh orang-orang dengan tingkat infeksi lebih tinggi.
  • Hilang kesadaran. Kehilangan kesadaran juga terjadi pada penderita dari malaria quartana ini dan hal ini berpotensi terjadi ketika penyakit sudah tergolong serius. Waspadai malaria jenis ini karena jika sudah sangat parah, bukan lagi pingsan yang dialami, karena penderita mampu mengalami koma di mana akibatnya adalah kematian.

(Baca juga: gejala demam berdarah pada anak)

3. Malaria Tropika

Jenis malaria ini termasuk yang berat karena gejala yang terjadi pada penderitanya memang lebih serius. Jenis penyakit satu ini penyebabnya diketahui adalah parasit Plasmodium falcifarum dan malaria tropika ini memiliki istilah sebutan lain, yakni malaria tertiana maligna/malaria falciparum.

Kabar buruknya, jenis malaria ini adalah yang paling ditakutkan karena paling ganas yang pernah menyerang tubuh manusia. Daerah tropis dan sub-tropis adalah tempat penyebaran malaria jenis ini dan begitu menakutkannya karena merupakan pembunuh paling besar bagi manusia yang area tinggalnya di wilayah tropis.

Bahkan telah ada perkiraan bahwa ada 50 persen lebih pasien malaria jenis ini yang tak bisa tertolong. Pada zaman Yunani kuno, malaria tropika bahkan sempat dianggap sebagai pemicu utama penurunan populasi karena begitu parahnya. Kenyataannya, sewaktu zaman Perang Dunia I dan II, populasi manusia yang mengalami kematian karena sakit malaria tropika ketimbang mati akibat perang.

Penyebab

Malaria jenis tropika ini merupakan malaria yang dianggap paling mengerikan dan paling banyak membawa kematian. Penyebabnya adalah parasit Plasmodium falciparum seperti yang sudah disebutkan sebelumnya dan parasit ini pada dasarnya ditularkan lewat nyamuk Anopheles melalui gigitannya seperti biasa.

Sementara itu, nyamuk betina Anopheles memiliki 400 lebih spesies di mana 67 di antaranya sudah diteliti dan dibuktikan mengandung sporozoit yang mampu menularkan malaria. Indonesia sendiri telah menjadi negara ditemukannya ada 24 spesies yang mampu menjadi penyebab dari penyakit malaria. Nyamuk betina Anopheles tak selalu berada di rawa-rawa atau genangan air.

Sarang nyamuk jenis tersebut bisa cukup bervariasi, bisa di genangan air, air payau, air tawar, bahkan hingga cabang pohon besar. Yang jelas, nyamuk ini bisa menggigit dan menyebarkan penyakit pada orang-orang yang hidupnya ada di dataran rendah, yakni tepatnya di area tropis dan sub-tropis. Meski demikian, jarak terbang dari jenis nyamuk ini tak bisa lebih dari 2-3 km.

Gejala

Malaria tropika sebagai jenis malaria yang paling menyeramkan memang mewajibkan Anda untuk ekstra waspada karena gejala dari penyakit ini pun lebih berat dibandingkan jenis malaria lainnya. Berikut di bawah ini adalah daftar gejala yang harus dikenali agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.

  • Anemia
  • Demam setiap 24-48 jam.
  • Panas ireguler
  • Parasitemia
  • Splenomegali

Malaria tropika ini dapat melakukan serangan pada semua bentuk eritrosit dengan masa inkubasi antara 9-14 hari lamanya. Bahkan dalam masa munculnya gejala, penderita juga bakal berpotensi mengalami komplikasi yang sering. Karena jenis parasit yang menyebabkan malaria tropika memang memengaruhi tubuh sehingga terjadi banyak komplikasi dengan proses yang ganas.

Disebut ganas karena memang komplikasi gejala yang berlangsung bisa dengan mudah resisten terhadap pengobatan. Gejala tersebut jelas dapat terjadi akibat adanya penularan dari orang yang sudah terkena infeksi dan kemudian menyebarkannya ke orang yang sehat. Gigitan nyamuk adalah sarananya dan sebelum menjadi terlalu serius dan mengakibatkan kematian, pengobatan harus dilakukan secara tepat.

(Baca juga: ciri-ciri demam berdarah)

4. Malaria Ovale

Malaria jenis ini juga disebut dengan istilah malaria pernisiosa di mana memang infeksi terjadi akibat serangan parasit Plasmodium ovale. Dalam istilah lain lagi, kondisi malaria jenis ini diketahui sebagai kondisi malaria tertiana ringan dan memang termasuk sangat langka terjadi pada manusia.

Sama seperti rata-rata jenis malaria lainnya, jenis malaria ini penyebarannya ada di wilayah tropis, namun telah ada laporan bahwa penyakit ini mulai ditemukan di Eropa serta Amerika Serikat. Salah satu laporan menyatakan bahwa penduduk di area pantai Barat Afrika sudah bayak yang terjangkiti dan tempat tersebut adalah lokasi asal-muasal dari malaria jenis ini. Barulah kemudian malaria ovale berkembang hingga ke Afrika Timur dan Afrika Tengah, juga ada di Vietnam dan Filipina.

Gejala dan Pengobatan

Sayangnya, parasit Plasmodium ovale satu ini tak mudah untuk didiagnosa karena memiliki kemiripan dengan Plasmodium vivax. Untuk mendiagnosa malaria ovale, maka dokter perlu menemukan lebih dulu Plasmodium ovale di dalam darah pasien. Sementara untuk pengobatan dari jenis malaria satu ini tak begitu diperlukan karena malaria ini tergolong teramat ringan sehingga tanpa pengobatan pun masih bisa sembuh dengan sendirinya.

Di Indonesia, malaria ovale justru bukanlah jenis penyakit yang mengkhawatirkan dan sama sekali tak dianggap masalah kesehatan seperti jenis malaria lainnya. Ini karena kondisi dari malaria ovale mampu untuk pulih tanpa adanya bantuan pengobatan dalam bentuk apapun. Jadi dari 4 jenis malaria, malaria ovale inilah yang paling tak perlu dikhawatirkan karena menjadi yang paling ringan.

Pengobatan Malaria Tertiana, Quartana dan Tropika

Jika sudah diperiksa oleh dokter dan menyimpulkan dari keluhan yang disampaikan pasien, maka dokter baru bisa memberikan pengobatan yang tepat. Obat-obatan yang biasa diberikan kepada pasien malaria tertiana adalah obat penurun demam. Tak hanya paracetamol, tapi vitamin juga diberikan supaya daya tahan tubuh pasien dapat kembali meningkat dan sembuh dengan cepat.

Ada pula obat antimalaria yang dokter bakal berikan dan biasanya ini dinamakan dengan Chloroquine. Efektivitas dari obat tersebut sangatlah besar walau harganya terbilang sangat bersahabat alias sangat murah. Hanya saja, tak semua pasien malaria dapat cocok bila memakai obat tersebut, dan dokter akan memberikan obat antimalaria lainnya bila demikian. Dosis juga nantinya diberikan oleh dokter dan pasien hanya tinggal mengonsumsi berdasar pada resep yang sudah ditentukan dan tak boleh lebih maupun kurang dari itu.

(Baca juga: cara mengobati demam berdarah)

Pengobatan Tradisional untuk Malaria

Selain obat-obatan dari dokter, ada pula serangkaian resep obat tradisional yang dijamin alami dan lebih aman untuk dikonsumsi seperti berikut ini:

  • Brotowali, Temulawak dan Kulit Batang Pule

Untuk membuatnya, Anda bisa menyiapkan 2 jari tangan kulit batang pule, 1 rimpang temulawak dan 2 jari tangan batang brotowali. Setelah seluruh bahan Anda cuci sampai bersih, saatnya untuk memotong kecil-kecil. Sesudah itu barulah Anda boleh merebus seluruh bahan ke dalam air sebanyak 4 gelas. Tunggu sampai mendidih dan tersisa sampai 3 gelas banyaknya, angkat, lalu saringlah sebelum diminum.

Aturan minum: Ramuan ini perlu dikonsumsi setiap sesudah makan selama 2 minggu penuh dan dosisnya pun sudah ditentukan, yaitu 3 kali sehari masing-masing ¼ gelas untuk anak usia 6-8 tahun; sehari 3 kali masing-masing 1/3 gelas untuk anak usia 9-12 tahun; dan sehari 3 kali masing-masing ½ gelas untuk penderita malaria dewasa.

  • Daun Pare

Bahan lainnya yang bisa Anda pakai adalah daun pare di mana daun yang dipilih bisa yang sudah cukup tua namun masih tampak segar. Siapkan segenggam saja dan cucilah hingga bersih sebelum menumbuknya sampai halus. Lanjutkan dengan proses penyeduhan menggunakan secangkir air matang dan tambahkan garam dapur seperlunya. Aduk hingga merata dan saringlah; minum airnya sehari 1 kali sebanyak 1 gelas setiap sebelum makan.

  • Temu Hitam, Sambiloto dan Kulit Batang Pule

Untuk meramunya, Anda memerlukan temu hitam yang besarnya setelur ayam dan siapkanlah sebanyak 1 biji saja, bersama juga degan sejari tangan kulit batang pule dan ½ genggam sambiloto. Seluruh bahan dapat Anda cuci dan kemudian dipotong kecil-kecil (khusus untuk kulit batang pule dan temu hitam).

Seluruh bahan dapat Anda rebus ke dalam 4 gelas air sampai sisanya ada sebanyak 3 gelas, barulah Anda boleh mengangkatnya dan menyaringnya. Setelah disaring, ramuan siap diminum dengan aturan yang tepat. Aturannya sama seperti pada resep pertama di mana aturan minum berdasarkan usia penderitanya.

  • Temulawak

Selain dapat menyembuhkan asam lambung, temulawak juga memiliki segudang manfaat yang di antaranya adalah sebagai obat malaria. Cukup ambil ¾ jari rimpang temulawak dan cucilah lebih dulu sebelum meramunya. Sesudah bersih, Anda bisa menumbuknya hingga hancur dan lumat, lalu tambahkan 2 sendok makan air matang, aduk hingga rata dan saringlah untuk mengambil airnya.

Supaya lebih manis, Anda bisa menambahkan madu murni sebanyak 4 sendok makan dan aduklah sampai rata. Air ramuan ini bisa dikonsumsi oleh penderita malaria sehari 3 kali dengan takaran yang tepat, yaitu 2 sendok makan saja sekali minum. Obat tradisional ini dijamin mampu menyembuhkan malaria yang diderita asalkan konsumsi secara rutin dan dengan aturan yang benar.

(Baca juga: gejala demam berdarah dbd)

Demikianlah segala jenis-jenis malaria berikut informasi mengenai gejala, penyebab hingga pengobatannya. Untuk tidak tergigit nyamuk betina Anopheles sehingga mencegah terjadinya infeksi, maka jagalah selalu kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn