Kwashiorkor – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mungkin bagi banyak dari kita, istilah kwashiorkor tidak begitu familiar alias masih terlalu asing. Kwashiorkor ini sebenarnya masih termasuk dari kondisi gangguan kesehatan manusia yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau gizi buruk. Istilah lain yang paling familiar bagi kita adalah busung lapar dan biasanya ini juga ada kaitannya dengan kurangnya protein dalam tubuh.

Ada pula istilah lain untuk kwashiorkor ini, yakni kekurangan gizi edematous di mana penyebutan tersebut adalah berdasarkan dari gejala atau tanda-tanda yang nampak pada penderitanya, terutama edema. Kwashiorkor termasuk gangguan kesehatan yang populer di negara-negara berkembang di mana biasanya anak-anak balita-lah yang mengalami kondisi seperti ini.

Seperti kita tahu, di berbagai negara berkembang, masalah gizi masih menjadi masalah yang tergolong penting karena di negara berkembang, asupan makanan atau nutrisi tertentu masih jarang dan sulit. Hal ini menyangkut juga makanan sumber protein yang seharusnya didapatkan oleh anak-anak balita untuk masa tumbuh kembangnya secara sempurna. Masih minimnya pemanfaatan sumber makanan kaya protein juga bisa dikarenakan orang tua yang kurang pengetahuannya.

Kabar baiknya, kwashiorkor bukanlah kondisi gizi buruk yang perlu amat sangat dicemaskan karena sebetulnya masih bisa dipulihkan. Pemberian tambahan protein ke makanan anak akan menjadi solusi yang banyak dipilih. Kondisi seperti kwashiorkor ini banyak yang tidak tahu dan kemudian juga menyamakan dengan marasmus.

(Baca juga: penyakit akibat kekurangan karbohidrat)

Perbedaan antara Kwashiorkor dan Marasmus

Kwashiorkor dan marasmus sebetulnya adalah dua kondisi malnutrisi yang sangat umum dan biasa dialami oleh anak-anak yang menjadi penduduk di negara berkembang. Tentu faktor kekurangan bahan pangan dan juga kemiskinan turut berpengaruh besar hingga seoran anak balita sampai tak bisa tercukupi gizinya.

Sebetulnya kwashiorkor dan marasmus adalah dua keadaan yang bisa terjadi pada usia berapapun, namun lebih banyak terjadi pada anak-anak balita. Kalau kwashiorkor diketahui sebagai kondisi kekurangan asupan protein, maka marasmus adalah sebuah kondisi di mana seorang anak mengalami kekurangan asupan energi dan juga protein. Asupan energi di sini adalah dalam segala bentuk.

Pada kwashiorkor, kekurangan protein menjadi fokus masalahnya padahal protein merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh supaya mampu membentuk sekaligus memperbaiki sel-sel baru di dalam tubuh. Untuk kwashiorkor, biasanya tanda paling utama dan paling awal adalah edema alias bagian bawah kulit yang membengkak dikarenakan cairan jaringan tubuh terlalu banyak.

Untuk kasus marasmus, ini adalah bentuk malnutrisi yang juga sama-sama kekurangan protein, hanya saja disertai dengan kurangnya asupan energi pada segala bentuk. Jadi, bisa dikatakan bahwa marasmus pada dasarnya lebih serius karena seorang penderita mampu kekurangan banyak nutrisi dalam tubuhnya. Padahal setiap jenis vitamin dan mineral dan nutrisi lainnya begitu penting untuk dipenuhi.

Perbedaan lainnya yang juga paling mudah untuk diketahui adalah biasanya pada kasus kwashiorkor, kasus ini terjadi pada anak yang sudah lewat usia 18 bulan. Sementara untuk kasus marasmus, biasanya gejala akan dialami oleh anak ketika sudah lewat usia 12 bulan. Untuk bisa mengatasi, tentu faktor peningkat risiko dan penyebab harus dikenali lebih dulu.

(Baca juga: penyakit akibat kekurangan protein dan ciri-cirinya)

Penyebab Kwashiorkor

Tentunya kita sudah tahu pasti apa yang menjadi penyebab utama dari kwashiorkor, yakni kekurangan protein dalam tubuh. Perlu diingat bahwa setiap sel di dalam tubuh manusia tentunya terdiri dari protein atau mengandung protein. Protein adalah nutrisi yang vital bagi tubuh karena manusia membutuhkannya sebagai pendukung perbaikan sel dan pembentukan sel baru.

Pada tubuh manusia yang sehat, akan ada proses regenerasi sel-sel secara konstan. Protein ini juga penting untuk mendukung pertumbuhan anak semasa kecilnya bahkan juga bagi perkembangan janin di dalam kandungan. Oleh karena itulah, para ibu hamil memang perlu memenuhi asupan nutrisi secara sempurna karena mampu memengaruhi pertumbuhan janin.

Saat tubuh manusia kekurangan zat protein, otomatis pertumbuhan dan perkembangan fungsi tubuh yang seharusnya normal akan mati. Ketika terus-menerus kekurangan protein dalam jangka waktu lama, maka kwashiorkor akan berkembang. Kondisi ini tak dapat disepelekan karena mampu menjadikan tumbuh kembang anak terhambat.

Justru kondisi seperti kwashiorkor ini terbilang langka di wilayah atau negara yang akses makanan bernutrisi sangat mudah didapatkan. Pada negara-negara maju, tentunya penduduk mampu memperoleh makanan yang diperlukan oleh tubuh, termasuk juga asupan cukup akan protein. Kwashiorkor jarang terjadi di Amerika Serikat, tapi bila pun ditemukan, hal ini bisa menjadi tanda akan pengabaian orang tua terhadap anak secara disengaja.

Jika kwashiorkor terjadi pada negara maju, ini merupakan tanda bahwa orang tua dari anak tersebutlah yang tidak bertanggung jawab. Atau, bisa juga kwashiorkor terjadi karena diet yang salah dan berlebihan maupun alergi susu. Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga adalah target dari kondisi ini, bahkan hal ini di negara besar mampu menjadi tanda seseorang tersebut menderita HIV.

Ada sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kwashiorkor, yakni faktor-faktor dari luar pada umumnya, seperti misalnya:

  • Tinggal di negara yang tingkat pendidikannya rendah.
  • Tinggal di negara yang tengah terserang bencana alam.
  • Tinggal di negara yang sedang memiliki keadaan politik yang kurang stabil.
  • Tinggal di negara yang kurang bahan makanannya.

Ingat bahwa protein juga berperan penting sebagai penjaga kestabilan cairan pada pembuluh darah. Saat albumin atau protein berjumlah sedikit atau kurang, cairan pada pembuluh darah tak ada yang mampu berperan sebagai penahannya. Sebagai akibatnya, merembeslah cairan ke jaringan dan akhirnya menjadi penyebab edema atau pembengkakan.

(Baca juga: gizi buruk pada anak dan orang dewasa)

Gejala Kwashiorkor

Setelah mengenali penyebabnya, penting juga untuk mengetahui setiap kemungkinan gejala pada penderita kwashiorkor. Dengan mengenali gejalanya, maka akan lebih mudah nantinya mendeteksi adanya kondisi kwashiorkor pada seseorang. Di bawah ini merupakan gejala-gejala yang perlu diketahui dan diwaspadai:

  • Edema

Ini sudah pasti terjadi pada seseorang yang berpotensi besar mengalami kwashiorkor seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Pada penderita kwashiorkor, edema pedis menjadi hal utama yang menandai. Pembengkakan terjadi di bagian bawah kulit karena adanya cairan dari jaringan tubuh.

  • Tubuh Kelelahan

Pada penderita kwashiorkor, karena kekurangan protein yang menjadi sumber nutrisi penting bagi fungsi tubuh, maka tentunya ini juga berpengaruh terhadap tingkat energi seseorang tersebut. Tubuh penderita kwashiorkor dapat menjadi mudah lelah karena tak mendapatkan energi yang seharusnya juga bisa diperoleh dari nutrisi semacam zat protein.

  • Sulit Mempertahankan Suhu Tubuh

Suhu tubuh normal pada manusia adalah sekitar 35-36 derajat Celsius dan ini kita sebut dengan suhu tubuh hangat. Namun pada penderita kwashiorkor, mereka akan kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh yang artinya tubuh akan menjadi dingin dan tidak bisa dijaga tetap hangat seperti pada normalnya. Perhatikan apakah seseorang yang ada di sekitar Anda mengalami hal seperti ini.

  • Tubuh Lemah

Tubuh yang cepat lelah biasanya juga ada kaitannya dengan kelemahan dan inilah yang terjadi pada rata-rata penderita kwashiorkor. Karena tak mendapatkan cukup gizi pada tubuhnya, otomatis akhirnya menjadi mudah tak bertenaga. Lemah dan lelah adalah dua hal yang saling berkaitan.

  • Napas Lebih Lambat

Protein yang kurang di dalam tubuh menjadikan seseorang tak bertenaga dan hal ini pun juga bakal mengganggu sistem fungsi di dalam tubuh. Salah satu fungsi tubuh yang terpengaruh adalah sistem pernapasan di mana penderita kwashiorkor tak bernapas seperti orang-orang pada normalnya dan justru cenderung lebih lambat.

  • Lekas Marah

Bukan hanya penderita depresi atau gangguan kepribadian dan mental saja yang mampu menyebabkan seseorang menjadi mudah marah. Sifat lekas marah dan mudah tersinggung menjadi salah satu tanda yang ditunjukkan pula oleh seorang penderita kwashiorkor. Ketika sifat ini timbul dan Anda melihat adanya tanda maupun gejala lain yang sudah disebutkan, diharapkan untuk segera mewaspadainya.

(Baca juga: bahaya kekurangan kalsium)

  • Tampak Pucat

Pada umumnya, penderita gizi buruk, seperti halnya pada kasus kwashiorkor akan kelihatan begitu pucat dari kulitnya. Ada perubahan warna kulit yang begitu nampak dan hal ini kelihatan lebih pucat dari orang-orang normalnya. Tak hanya dari segi wajah, kwashiorkor menyebabkan kulit seseorang secara menyeluruh juga terlihat begitu pucat.

  • Tubuh Kurus

Gejala fisik lainnya yang begitu tampak dari seorang penderita gizi buruk, termasuk kwashiorkor adalah tubuhnya yang begitu kurus. Karena kekurangan gizi di mana proteinlah yang menjadi kekurangan nutrisi utama, maka tubuh kehilangan massa-nya. Seperti kita tahu, protein membantu pembentukan otot dan massa tubuh manusia, jadi ketika protein di dalam tubuh kurang, otomatis tubuh penderita pun menjadi kurus dan kering.

  • Tinggi Badan Kurang

Dibandingkan dengan anak-anak seusianya, anak-anak dengan kondisi kwashiorkor memiliki kekurangan dalam hal tinggi badan. Gejala penting ini berkaitan tentunya dengan gangguan pertumbuhan. Selain menjadi kelihatan kurus kering, seorang anak dengan kwashiorkor juga mengalami tinggi badan yang kurang apabila Anda membandingkannya dengan anak-anak sehat dengan usia yang sama.

  • Rewel

Karena kwashiorkor terjadi lebih sering pada anak-anak, pada banyak kasus mereka ini menjadi rewel di mana awalnya disebabkan oleh tak nafsu makan. Penderita akan mudah menangis alias menjadi cengeng karena hal ini. Waspadai bila menemukan bahwa kerabat atau anak teman Anda mengalami hal ini karena berpotensi lanjut ke stadium apatis.

  • Kesadaran Menurun dan Pasif

Akibat kekurangan asupan protein bisa berakibat buruk pada penderitanya di mana anak bisa mengalami penurunan kesadaran. Tak hanya kesadarannya menurun, anak-anak pun menjadi sangat pasif. Apabila seorang anak biasanya beraktivitas secara aktif, maka karena keterbatasan energi akibat kurangnya protein di dalam tubuh penderita, maka ia pun menjadi pasif.

  • Kelainan Rambut

Gejala lainnya yang betul-betul nampak pada penderita kwashiorkor tak hanya perubahan warna kulit, tapi juga perubahan warna rambut. Pada penderita kwashiorkor, ia tak akan merasakan rasa sakit ketika rambut kepalanya tercabut, bahkan penderita kwashiorkor juga memiliki rambut yang sangat rapuh dan gampang tercabut. Rambut juga kelihatan kering, halus, kusam, memutih, dan lebih jarang. Bahkan untuk bulu mata juga bisa menjadi lebih panjang.

  • Kelainan Tulang dan Gigi

Penderita kwashiorkor juga mengalami kelainan tulang serta gigi di mana ini juga berkaitan erat dengan hambatan pertumbuhan tulang dan gigi. Pada gigi penderita kerap dijumpai adanya karies gigi, selain itu pun juga ada osteoporosis. Protein berperan penting dalam mendukung pertumbuhan tulang dan gigi serta pada kekuatan tulang dan gigi, maka tentunya jika asupannya kurang akan memengaruhi kesehatan tulang serta gigi.

(Baca juga: penyakit akibat kekurangan lemak bagi tubuh)

  • Kelainan Sumsum Tulang dan Darah

Pada penderita kwashiorkor biasanya juga kerap dijumpai adanya kondisi anemia dan biasanya juga akan disertai pula dengan investasi parasit sehingga akan terjadi pula anemia berat. Anemia ini dapat dialami ketika penderita tak hanya kekurangan asupan protein saja, tapi juga vitamin B kompleks, terutama vitamin B6, folat dan B12.

Defisiensi protein yang disertai dengan infeksi menahun bisa menjadi penyebab kelainan pembentukan darah hipoplasia atau aplasia sumsum tulang. Pembentukan sistem daya tahan tubuh pun menjadi terganggu karena kurangnya asupan protein dan sebagai akibatnya, defek umunitas seluler pun terjadi beserta dengan gangguan sistem komplimen.

  • Kelainan Pankreas dan dan Kelenjar Lain

Penderita kwashiorkor pun diketahui memiliki gangguan pada bagian pankreas maupun kelenjar lain yang ada di pankreas. Kelenjar saliva, lakrimal, usus halus dan parotis merupakan lokasi-lokasi kelenjar yang bisa dengan mudah mengalami perlemakan.

  • Kelainan Jantung

Ada pula beberapa kasus di mana penderita kwashiorkor mengalami kelainan jantung sebagai gejalanya. Fungsi jantung terganggu oleh karena hipokalemidan dan juga hipmagnesemia dan ketika hal ini terjadi, sebaiknya jangan mengulur waktu untuk memeriksakan ke dokter, atau secara langsung memenuhi asupan protein.

Anoreksia dan diare merupakan gejala dari penderita kwashiorkor juga di mana ini terbilang sebagai suatu kondisi kelainan gastrointestinal alias gangguan lambung. Gejala ini penting karena anoreksia sendiri bisa sangat hebat sehingga penderita tak mau makan dan pemberian makanan pun hanya dapat dilakukan dengan sonde lambung. Sementara untuk diare, kondisi ini terjadi pada sebagian besar penderita.

(Baca juga: cara mengatasi kekurangan gizi)

Komplikasi

Pada anak yang mengalami kwashiorkor biasanya memiliki potensi lebih besar untuk mengalami infeksi karena imunitas tubuh yang lemah. Anak tersebut pun akan kesulitan dan bahkan tidak akan bisa mencapai pertumbuhan normal seperti anak-anak sehat lainnya yang tak kekurangan protein. Kemampuan potensial anak untuk berkembang secara fisik pun menjadi terhambat.

Tak hanya pada anak balita atau anak yang sudah besar, kwashiorkor bisa saja terjadi di awal kehidupan bayi, yakni ketika masih dalam bentuk janin. Ketika kwashiorkor ini terjadi, maka sebagai risikonya adalah IQ bisa turun dan hal ini dialami oleh penderita secara permanen nantinya.

Metode Diagnosa

Ketika seseorang dicurigai menderita kwashiorkor, biasanya pemeriksaan paling awal dilakukan pada pembesaran hati atau hepatomegali. Tak hanya itu, pemeriksaan awal juga dilakukan ketika adanya edema atau pembengkakan pada tubuh penderitanya. Setelah itu, barulah dokter menyarankan untuk melakukan tes urine sekaligus tes darah supaya kadar gula dan protein dalam darah dapat diukur.

Ada sejumlah tes lain yang biasanya juga dianjurkan oleh dokter dan memang penting juga bagi pasien. Tes lain tersebut masih ada hubungannya dengan urine dan darah di mana tes ini mampu menilai fungsi ginjal, mencari kerusakan otot, melihat status pertumbuhan anak dan juga mengecek kesehatan penderita secara menyeluruh.

  • Hitung darah lengkap.
  • Urinalisis
  • Kadar kalium
  • Kadar kretinin
  • Blood urea nitrogen
  • Gas darah arteri

Cara Mengatasi dan Mencegah

Penanganan bagi penderita kwashiorkor tentunya adalah dengan memberi makan dengan makanan yang mengandung protein tinggi. Tak hanya itu, pastinya juga makanan yang mengandung kalori tinggi juga diperlukan oleh tubuh penderita. Hanya saja, penanganan dengan metode seperti ini lebih pas kalau dilakukan dari awal.

Ketika penderita juga mengalami yang namanya dehidrasi di awal, pemberian cairan sangat diperlukan, belum lagi juga pemberian antibiotik apabila terjadi infeksi, berikut juga pemberian vitamin A. Ketika penderita diberi lebih banyak kalori, baik itu lemak, gula, dan juga karbohidrat, maka energi pun akan tersedia.

Selanjutnya, makanan tinggi protein pun juga diberikan dan metode ini perlu dilakukan secara perlahan serta perlu ditingkatkan. Biasanya, ada suplemen dan vitamin yang direkomendasikan oleh dokter untuk penggunaan jangka panjang. Saat penanganan bisa dilakukan secara baik dan sempurna, langkah pencegahanlah yang kemudian perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kembali kondisi ini.

Pencegahan kwashiorkor bisa dilakukan dengan memastikan bahwa tubuh penderita sudah mendapatkan cukup kalori serta protein. Pada anak, kalori harian yang asalnya dari protein diperlukan sebanyak 5-20 persen sedangkan 10-30 persen adalah untuk para remaja. Sementara untuk para orang dewasa, tubuh memerlukan 10-35 persen.

(Baca juga: bahaya kekurangan kalium)

Makanan yang tinggi protein untuk bisa dikonsumsi oleh para penderita gejala kwashiorkor awal adalah makanan-makanan laut, seperti cumi, udang dan ikan. Daging tanpa lemak, telur, kacang polong, biji-bijian, serta tahu dan tempe. Supaya terhindar dari dari gizi buruk, maka asupan gizi keluarga perlu selalu diperhatikan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn