Kenali 3 Penyakit Takut Bertemu Orang Sejak Dini dan Waspadai !

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Beberapa orang mengalami kesulitan dalam hal bersosialisasi dengan orang lain karena rasa ketakutan dan ketidaknyamanan sewaktu berada di suatu kelompok kecil atau besar orang. Hal ini secara tidak disadari oleh orang-orang tersebut sebenarnya merupakan suatu kondisi penyakit yang berhubungan dengan kesehatan mental dan jiwa. Apa kira-kira kemungkinan penyakit takut bertemu orang ini?

  1. Fobia Sosial

Fobia sosial merupakan suatu kondisi yang masih termasuk gangguan kecemasan di mana ciri utamanya adalah ketika seseorang tak merasa nyaman saat sedang berhadapan dengan orang lain, baik itu dalam jumlah sedikit atau banyak, orang yang baru dikenal ataupun orang yang sudah dikenal.

Penderita fobia sosial memiliki rasa khawatir dan cemas yang berlebihan akan potensi dirinya bertindak tak pantas atau bodoh saat berada di depan publik. Berikut ini merupakan ciri seseorang yang mengalami fobia sosial:

  • Ketegangan pada otot
  • Sering meragukan diri sendiri
  • Mudah panik
  • Sering merasa terasing
  • Berkeringat berlebihan
  • Sulit bicara
  • Gemetaran
  • Merasakan ketakutan irasional
  • Cemas berlebihan

Cara Mengatasi : Dalam hal cara mengatasi fobia sosial, diperlukan adanya keberanian dalam diri penderita untuk berhenti berasumsi hal-hal yang membuat diri khawatir dan cemas berlebihan. Memvisualisasikan diri sedang ada pada suatu acara atau keramaian lalu mengajak ngobrol orang lain dengan percaya diri dapat menjadi cara agar pikiran negatif tergantikan dengan pikiran positif.

Ketahui bahwa tak semua orang yang Anda temui tidak selalu akan menghakimi atau mempermalukan Anda. Dan perlu Anda juga ingat bahwa setiap orang juga pasti punya kecemasannya sendiri sehingga tidak hanya Anda yang merasakan hal ini. Meminta dukungan dari kerabat dan sahabat juga akan sangat membantu Anda menjadi lebih percaya diri.

Asal tetap bersikap sopan terhadap orang lain dan juga menunjukkan keramahan, maka Anda pasti bisa bersosialisasi dengan mereka secara baik. Apabila mungkin Anda merasa perlu, datanglah menemui dokter untuk mengonsultasikan segala hal yang Anda rasakan. Meminta pertolongan dokter untuk perawatan atau melakukan terapi tertentu juga bisa dilakukan apabila dibutuhkan.

  1. Autisme

Seseorang yang perkembangan otaknya mengalami gangguan dan bermasalah dalam hal interaksi dan komunikasi dengan orang lain disebut dengan autisme. Pada tiap penderita autis, gejalanya akan berbeda-beda ada yang ringan dan ada pula yang sudah pada tahap membutuhkan bantuan secara medis.

Dalam hal interaksi sosial dan komunikasi dengan orang lain, penderita autisme memang memiliki kekurangan. Pada beberapa kasus penderitanya memiliki kemampuan berbicara yang kecil, sementara lainnya kehilangan kemampuan bicara sama sekali. Gejala seperti menghindari kontak fisik dengan orang serta tak mau berinteraksi dengan orang lain adalah salah satunya, sementara itu gejala lainnya adalah:

  • Tak menoleh ataupun menyahut ketika dipanggil walau ia mendengarnya.
  • Memiliki kepekaan yang kurang terhadap perasaan orang lain.
  • Kurang paham dengan petunjuk atau pertanyaan yang ditujukan kepadanya.
  • Berada di dunianya sendiri jauh lebih nyaman.
  • Nada bicara datar.
  • Kurang mampu menunjukkan ekspresi ditambah seringnya menolak kontak mata.
  • Kerap melakukan pengulangan kata walau penggunaan kata tersebut tidak tepat.

Cara Mengatasi : Kabar buruknya, autisme bukanlah suatu gangguan kesehatan yang bisa disembuhkan, namun adanya perawatan dan terapi perlu ditempuh dengan tujuan pengembangan kemampuan interaksi, perilaku serta interaksi penderita. Contoh terapi autis yang biasanya diberikan adalah terapi wicara, terapi obat-obatan, terapi keluarga, terapi okupasi, dan terapi analisis perilaku terapan.

  1. Serangan Panik

Istilah lain untuk kondisi ini adalah panic attack di mana seseorang secara tiba-tiba mengalami rasa tak nyaman dan ketakutan yang tak diketahui alasan jelasnya. Bahkan ketakutan dan ketidaknyamanan ini sampai disertai juga dengan detak jantung yang meningkat serta sesak nafas. Gejala seperti ini dapat terjadi dalam durasi 5 sampai dengan 20 menitan.

Karena selalu waspada secara berlebihan, ada kalanya penderita serangan panik akan menarik diri dan menjadi takut saat harus bertemu dengan orang. Bahkan cemas berlebihan takut mati pun menjadi salah satu gejala yang harus diwaspadai. Untuk gejala lainnya, berikut inilah kondisi yang bisa dialami oleh penderita:

  • Mual
  • Kram perut
  • Pusing
  • Sesak di tenggorokan
  • Tubuh gemetaran
  • Sering waspada berlebih karena merasa dalam bahaya.
  • Berkeringat terus-menerus
  • Jantung berdebar kencang
  • Mati rasa
  • Sakit di bagian dada
  • Merasakan sensasi panas atau dingin

Cara Mengatasi : Obat-obatan khusus untuk pereda gejala pasti diberikan sebagai bentuk perawatan pada penderita serangan panik, seperti obat antidepresan. Tak hanya itu, serangan panik juga cukup efektif ketika ditangani melalui metode psikoterapi. Terapi perilaku kognitif, terapi wicara maupun kombinasi keduanya termasuk cara perawatan yang tepat.

Itulah serangkaian penjelasan tentang penyakit takut bertemu orang yang masih berkaitan dengan kesehatan mental. Mengenali pemicu rasa takut tersebut harus dilakukan di awal dan perlu adanya perlawanan terhadap rasa takut tersebut sambil terus menggali potensi dan berpikir secara positif. Menghindari minuman alkohol dan kafein juga perlu, bahkan sebaiknya latihan berbicara di depan banyak orang pun dilakukan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn