Gangguan Kecemasan Berpisah – Penyebab, Gejala, Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gangguan kecemasan berpisah atau dalam dunia psikologi disebut separation anxiety disorder jarang diketahui masyarakat umum.  Padahal hal ini sering menimpa anak dan dewasa tanpa disadari. Gangguan kecemasan ini bukan jenis gangguan kesehatan secara fisik sehingga kurang disadari dan dianggap biasa.

Umumnya kecemasan berpisah diderita oleh anak-anak yang berusia kurang dua tahun, misalnya menangis ketika ditinggal orangtua, ditinggal pengasuh, dan sebagainya. Dan ini merupakan kewajaran, karena konsep berpikir anak belum sampai pada seseorang yang tidak terlihat beberapa saat hanya pergi sementara.

Disebut gangguan apabila kecemasan berpisah berlanjut ketika anak berusia lebih dari 2 tahun bahkan sampai 6 tahun atau terjadi pada orang dewasa.  Gangguan pada anak terjadi ketika berpisah dengan orangtua atau pengasuh, khususnya ibu.  Sementara gangguan pada orang dewasa mencakup kecemasan yang lebih luas, ditinggal orangtua, kekasih, pasangan suami atau isteri, dan teman dekat.

Penyebab Gangguan Kecemasan Berpisah

Tidak semua orang menyadari bahwa orang menyadari bahwa orang di dekatnya mengalami gangguan kecemasan berpisah.  Beberapa anak yang memang tidak pernah berkesempatan ditinggal atau meninggalkan orangtua, biasanya akan mengalami ini ketika memasuki usia sekolah.  Hal tersebut adalah biasa.  Dengan kerjasama yang baik antara pihak orangtua dengan guru di sekolah, maka dalam beberapa hari kecemasan anak akan berkurang atau hilang.

Apa penyebab gangguan kecemasan berpisah tersebut?  Beberapa penyebab gangguan kecemasan berpisah pada anak atau dewasa adalah sebagai berikut.

  • Tekanan Hidup

Tekanan hidup atau ciri-ciri stres dapat membuat gangguan ini, terutama pada orang dewasa.  Tekanan ini bisa berupa kematian orangtua, kematian pasangan hidup, kematian kekasih, kematian teman dekat, bahkan kematian binatang kesayangan.  Perceraian orangtua juga dapat menyebabkan kecemasan pada anak maupun individu yang sudah dewasa.

  • Genetika

Genetika dari orangtua yang mudah mengalami kegelisahan dapat membuat anak merasakan hal yang sama.  Genetika ini tidak selalu diturunkan secara biologis atau kelainan genetika, namun bisa terjadi karena anak sering melihat orang didekatnya merasa gelisah dan secara tidak sadar menirunya.  Biasanya anak yang mengalami gangguan ini dilahirkan oleh orangtua dengan kecemasan yang sama.

  • Anak Mendapat Perhatian Berlebihan

Anak yang selalu mendapat perhatian berlebihan dari orangtua atau pengasuhnya, cenderung mengalami ini.  Anak sudah merasa nyaman berada di dekat dan dipelukan orangtua.  Ketika ia berada di lingkungan baru, ia akan kesulitan menunjukkan eksistensi dirinya.  Apalagi jika ia harus sendirian di tempat tersebut.  Umumnya anak yang seperti ini adalah anak tunggal, anak bungsu, anak perempuan atau laki-laki satu-satunya, dan anak yang terlahir ketika orangtua sudah bertahun-tahun mengharapkannya.

Gejala Gangguan Kecemasan Berpisah

Gejala gangguan kecemasan berpisah bermacam-macam.  Penderita bisa mengalaminya semua atau salah satunya.  Untuk gejala pada anak baru terlihat jika hal ini terjadi pada usia lebih dari 2 tahun dan dalam rentang waktu lebih dari sebulan. Karena jika terjadi pada anak kurang dari 2 tahun atau hanya terjadi beberapa hari sebagai adaptasi akan suasana yang baru, maka itu adalah wajar dan bukan gangguan kecemasan.  Gejala pada orang dewasa lebih sulit dideteksi sebab ada beberapa orang yang dapat menyembunyikan emosinya tapi secara umum gejala gangguan kecemasan saat berpisah adalah :

  • Distress Ekstrim

Distress ekstrim ditunjukkan oleh anak dengan cara mengamuk dan menangis keras.  Cirinya mirip dengan ciri-ciri anak tantrum. Mereka akan berusaha memberontak dan tidak bisa ditenangkan selama beberapa saat.  Sementara pada orang dewasa gejala ini ditandai dengan selalu merasa gelisah dan sedih.  Perasaan ini hampir tidak dapat disembunyikan, baik saat sendiri maupun dalam keramaian.

  • Tidak Mau Beraktivitas

Penderita gangguan kecemasan berpisah umumnya tidak mau melakukan kegiatan tanpa orang yang diinginkannya.  Selama orang tersebut tidak terlihat, maka hatinya akan terus memikirkannya.  Jika hal ini terjadi, maka anak yang bersemangat ke sekolah akan berubah seratus delapan puluh derajat ketika tiba di sekolah, karena kecemasan ditinggal terus meningkat.  Pada orang dewasa, semua aktivitasnya akan terganggu.

  • Mimpi Buruk

Mimpi buruk terjadi jika kecemasan terus berlanjut.  Ketahui perbedaan mimpi buruk dan teror malam.   Misalnya, anak tidak mau jika harus tidur sendiri tanpa pengasuh atau orangtua atau siapa pun yang dekat dengan mereka.  Begitu pula dengan orang dewasa.  Jika hal tersebut terjadi, maka mereka akan bermimpi buruk tentang sesuatu terjadi pada mereka atau pada orang yang dekat dengan mereka.

  • Khawatir

Anak dan orang dewasa penderita gangguan ini akan terus menerus khawatir.  Mereka khawatir akan terjadi sesuatu pada dirinya jika tidak berdekatan dengan orangtua atau orang terdekatnya.  Atau sebaliknya, mereka khawatir jika orangtua atau orang dekat tersebut terjadi sesuatu dan tidak dapat ditemui kembali.

  • Sulit Bersosialisasi

Karena selalu diliputi rasa takut dan khawatir, maka mereka akan mengalami kesulitan sosialisasi.  Mereka tidak berani sendirian keluar rumah, tidak berani ke sekolah, tidak berani berkunjung ke rumah kerabat yang baru dikenal, dan sebagainya.  Hampir bisa dikategorikan sebagai fobia sosial.

  • Sakit Fisik

Sakit fisik terjadi jika gangguan sudah lebih parah.  Setiap akan berpisah, mereka akan mengeluh sakit kepala, diare dan sebagainya agar tidak berpisah dan ditinggalkan, meski hanya sementara waktu.  Oleh karena itu, orangtua harus mengetahui penyebab diare berkepanjangan, mana karena gangguan kecemasan, dan mana karena bakteri.

Pengobatan Gangguan Kecemasan Berpisah

Gangguan kecemasan berpisah bukan penyakit fisik berat atau gangguan psikis berat.  Dengan kerjasama yang baik antara orangtua, pengasuh, guru, dan lingkungan sekitar gangguan pada anak dapat diatasi.  Dan anak yang mengalami gangguan ini pada masa kecil ketika dewasa akan dapat hiudp lebih tegar jika diatasi dengan baik.  Sementara gangguan pada dewasa selain diatasi oleh lingkungan keluarga dekat.  Beberapa penderita gangguan membutuhkan psikoterapi untuk mengatasinya.  Langkah-langkah atau cara mengatasi gangguan kecemasan berpisah antara lain :

  • Kondisikan dan Berikan Alasan

Penderita anak dan dewasa dapat diberi pengertian dan dikondisikan. Ketika anak harus ditinggalkan, beri pengertian mengapa hal tersebut harus terjadi.  Jelaskan bahwa beberapa saat kemudian akan bertemu atau pulang kembali.  Jangan pernah menggagalkan kepergian karena anak menangis atau bersedih atau hal lainnya.  Dengan cara tersebut dan konsistensi, maka gangguan akan hilang perlahan.  Proses memberi pengertian ini membutuhkan waktu yang lama.  Jangan memaksa anak untuk tiba-tiba menerima kenyataan.

  • Berikan Kesibukan

Kesibukan akan membuat penderita dewasa melupakan sejenak kekhawatirannya.  Maka jika menemukan orang dewasa yang mengalami gangguan kecemasan berpisah, berikan kesibukan sebagai pengalih perhatian.  Begitu pula dengan anak.  Misalnya dengan mengajak anak bermain dan berbagai aktivitas lain sampai mereka terbiasa.

  • Melatih Kesabaran

Latihan kesabaran dapat mengatasi gangguan ini.  Ajari untuk bersabar untuk menerima segala sesuatu yang terjadi.  Ajari anak untuk bersabar untuk menunggu waktu bertemu kembali.  Awalnya akan sulit, namun penderita akan terbiasa.

  • Konsisten

Konsisten dalam melakukan hal-hal di atas mutlak diperlukan sebab jika terkadang dilakukan terkadang tidak, maka langkah-langkah tersebut sia-sia. Selain itu, untuk anak yang mengalami gangguan kecemasan berpisah kedua orangtua harus mempunyai persepsi dan keyakinan yang sama untuk mengatasinya.

Demikian artikel tentang gangguan kecemasan berpisah mulai dari penyebab, gejala hingga cara menanganinya yang bisa disimak dengan baik. Semoga bermanfaat bagi kita semua untuk lebih dapat mewaspadai gangguan kesehatan mental ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn