Anak adalah anugerah dari Tuhan yang harus selalu kita sayangi. Walaupun terkadang anak-anak membuat orang dewasa kesal, namun itu tidak menjadi alasan untuk langsung memarahi begitu saja. Anak memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Cara yang berbeda ini muncul karena mereka belum dapat menyetarakan jalan fikiran serta perilakunya dengan orang dewasa.
Perbedaan ini terkadang membuat orang tua dan anak mengalami misscomunication. Ketika misscomunication ini terjadi, anak yang merasa bahwa maksud perkataannya tidak dapat tersampaikan dan tidak dapat diterima dengan baik selanjutnya akan mengekspesikan diri dengan cara yang beragam, mulai dari cara yang biasa hingga yang terkesan berlebihan. Salah satunya adalah dengan perilaku tantrum.
Tantrum walaupun terkesan berlebihan namun itulah yang dianggap anak sebagai cara terbaik untuk mengekspresikan dirinya. Tantrum sendiri sebenarnya adalah bagian dari tahap perkembangan anak pada usia pra-sekolah yang ditandai dengan ledakan emosi. Anak-anak yang mengalami ledakan emosi ketika tantrum ini biasanya akan menunjukkan ciri ciri anak tantrum seperti tiba-tiba berteriak, menangis dengan keras, berguling-guling, menendang, memukul, melempar bahkan kejang-kejang menyerupai orang yang terkena penyakit ayan. Bahkan mereka tidak segan untuk melakukan perbuatan yang menyakiti diri sendiri seperti membenturkan kepala dan memukul-mukul tubuhnya.
Ciri ciri anak tantrum biasanya terjadi pada kisaran usia 15 bulan sampai 4 tahun. Tantrum yang dilakukan oleh anak-anak pada usia ini merupakan temper tantrum. Temper tantrum ini tentu berbeda dengan tantrum yang dialami anak autis atau sejenisnya. Temper tantrum ini murni hanya sebagai bentuk pengekspresian diri anak semata. Hal yang dilakukan anak yang juga merupakan ciri ciri anak tantrum tersebut terjadi dengan rentan waktu sekitar 30 detik sampai 2 menit saja.
Tantrum Manipulatif Dan Tantrum Frustasi
Walaupun tantrum dikatakan sebagai bentuk pengekspresian diri yang berujung pada ledakan emosi karena keinginannya tidak dapat tersampaikan, namun ada hal lain yang juga menjadi penyebab munculnya ciri ciri anak tantrum tersebut. Hal ini juga sekaligus membagi tantrum menjadi 2 jenis, yaitu Tantrum Manipulatif dan Tantrum Frustasi.
1. Tantrum Manipulatif
Tantrum manipulatif adalah tantrum yang sengaja dibuat-buat oleh anak agar keinginannya dituruti. Misalnya seorang anak mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia ingin hujan-hujanan. Namun orang tuanya melarang. Alhasil ia yang merasa keinginannya tidak terpunihi akan melakukan ciri ciri anak tantrum dengan tujuan agar keinginannya dituruti.
Hal yang harus anda lakukan jika ini terjadi adalah tinggalkan anak sendiri sesaat. Bertingkahlah seolah anda tidak memperhatikannya. Jika anda merasa khawatir membiarkan ia berada di ruangan sendiri, tungguilah anak anda namun usahakan tetap menunjukan sikap bahwa anda tidak sedang memperhatikannya.
2. Tantrum Frustasi
Tantrum jenis ini adalah tantrum yang dilakukan anak ketika merasa lapar, lelah, bosan, tertekan, dituntut berlebihan, melakukan hal yang tidak ia inginkan atau sakit. Contohnya ketika anak diajak berbelanja pakaian di mall. Biasanya orang tua akan berpindah-pindah tempat yang membuat anak kelelahan. Anak yang merasa lelah dan hal yang tengah ia lakukan tersebut dirasa bukan dunianya, maka ia akan merasa tertekan dan mulai berperilaku tantrum.
Jika anda tidak ingin hal in terjadi, anda harus mengetahui apa yang anak tersebut inginkan. Misalnya sebelum pergi katakan kemana tujuan anda dan apa manfaatnya bagi si anak. Jika anak sudah mengerti, anda bisa membawakan 1 atau 2 mainan kecil yang bisa dimainkan ketika ia mengikuti anda berbelanja. Bila hal ini dilakukan anak tidak akan merasa bosan dan tertekan sehingga bisa terus mengikuti anda.
Ciri-Ciri Anak Tantrum
Agar anda dapat mengatasi ketika anak mengalami tantrum, terlebih dahulu anda harus mengetahui tanda yang menjadi ciri ciri anak tantrum tersebut
1. Merengek
Ketika anak tengah melakukan aktivitas, misalnya bermain bersama temannya, ditengah permainannya ia tiba-tiba mendatangi anda dan merengek sampai menggumamkan sesuatu. Maka saat itu anda harus waspada. Bisa jadi setelah itu tantrumnya akan muncul.
2. Anak tiba-tiba diam
Ditengah kegiatannya merengek, lalu tiba-tiba ia terdiam. Jangan sampai anda merasa bahwa masalah yang dimiliki anak selesai. Bisa saja setelahnya emosi anak semakin menjadi.
3. Tubuh menegang
Setelah anak terdiam, kemudian tanda selanjutnya adalah tubuh anak menegang. Tubuh menegang tersebut dikarenakan anak tengah mengimbangi atau menahan emosi yang tidak dapat terluapkan.
4. Nafas memburu
Jika emosinya tidak dapat terluapkan dan tubuhnya sudah merespon, selanjutnya nafasnya akan memburu. Ini seiring dengan naiknya emosi yang dimiliki anak.
5. Mudah marah
Anak tantrum temper memang rentan terhadap stimulus yang mengenainya. Jika stimulus yang ia dapatkan tidak sesuai dengan keinginan, hal ini bisa memicu munculnya tantrum.
6. Mengamuk
Inilah perilaku tantrum yang paling terlihat. Anak akan berteriak, enendang bahkan berguling-guling dilantai. Ketika hal ini terjadi berarti anak sudah tidak dapat menahan emosinya lagi.
7. Menyakiti diri sendiri
Tidak hanya marah dan berteriak saja, pada perilaku tantrum tingkat tinggi anak bahkan mampu melukai diri sendiri. Terlepas perilaku melukai diri sendiri tersebut ia sadari atau tidak.
8. Emosi berlebihan
Anak tantrum akan sangat marah ketika keinginannya tidak terpenuhi. Kendati hal ini wajar, namun emosi yang muncul akan terkesan sangat berlebihan bahkan membuat dirinya menjadi pusat perhatian akibat perilaku yang dilakukan tersebut.
9. Kekerasan fisik
Anak yang mengalami tantrum akan cenderung melakukan kekerasan fisik ketika ia diminta berhenti atau di ‘ganggu’ ditengah tantrumnya. Kekerasan fisik itu bukan hanya dilakukan kepada diri sendiri, namun bisa saja diarahkan kepada orang lain yang ada disekitarnya. Hal tersebut dilakukan tanpa sadar dan tidak memiliki sasaran khusus.
10. Pengaruh psikologis
Seperti yang dikatakan sebelumnya, anak yang tantrum akan berperilaku tidak terkontrol dan bisa saja menyakiti diri sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Ini akan berakibat pada kondisi psikologis anak itu sendiri maupun anak yang ada disekitarnya. Perilaku tersebut bisa membuatnya di jauhi oleh teman-teman disekitarnya.
Hal Yang Harus Anda Lakukan Ketika Anak Tantrum
Agar perilaku tantrum yang dilakukan anak tidak membuat anda bingung dan malah membuat tantrumnya semakin parah, berikut beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengatasi anak yang sedang tantrum.
- Beri ruang pada anak untuk meluapkan emosi namun tetap dalam jangkauan anda.
- Berikan sentuhan atau pelukan lembut sambil membisikan kata-kata yang menenangkan dan mewakili perasaanya.
- Langsung bertindak dengan memegang tangannya jika anak melakukan hal yang berlebihan seperti akan melukai diri sendiri.
- Beri peraturan yang jelas dan usahakan anda konsisten terhadap peraturan yang telah anda buat tersebut.
- Jangan menghentikan tantrum dengan tindakan fisik seperti memukul atau memarahinya dan jangan sampai anda sendiri terbawa emosi.
- Ajaklah anak berbicara ketika tantrumnya selesai. Gunakan kesempatan ini untuk mengetahui apa keinginan anak.
- Berikan pilihan sehingga ia merasa pendapatnya dihargai namun tetap dapat kita batasi.
Tantrum adalah perilaku anak yang dilakukan untuk meluapkan keinginanya. Jika anda tidak ingin anak mengalami tantrum yang berlebihan, usahakan untuk mengetahui dan mendengarkan keinginan anak. Jika kita dapat merespon permintaan dan keinginannya dengan baik maka anak tentu tidak sampai melakukan perilaku tantrum.