Seperti yang sudah seluruh orang di dunia tahu, HIV/AIDS merupakan sebuah penyakit menular dan termasuk penyakit paling mematikan di dunia yang mengkhawatirkan. Hal ini cukup membuat ngeri karena belum ditemukan obat pasti yang diyakini ampuh melawan penyakit tersebut. Jenis penyakit ini sebetulnya tak begitu gampang penyebarannya, tapi pasti akan menular lewat pertukaran cairan atau darah antar satu tubuh dengan tubuh lainnya.
Jadi kalau misalpun Anda melakukan kontak sentuhan secara langsung dengan penderita AIDS yang tanpa adanya cairan, ini masih dianggap aman. AIDS dapat menyebar dan menular dengan mudah ketika memakai jarum suntik bergantian dengan orang yang menderita AIDS atau menggunakan jarum suntik yang sama.
Selain itu, melakukan hubungan intim dengan penderita AIDS tanpa memakai pelindung juga sama bahayanya dan mampu menular dengan cepat. Kebanyakan kasus HIV/AIDS justru berawal dari bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seksual. Selain itu, proses transfusi darah yang di dalamnya sudah ada virus HIV juga memperbesar risiko penyebaran dan penularan.
Setiap penderita AIDS akan mempunyak gejala-gejala yang tak sama satu dengan lainnya. Bicara tentang gejala awal HIV AIDS, pada umumnya hal ini tak akan begitu kelihatan seperti penyakit mematikan. Hal ini dikarenakan gejala yang timbul seperti halnya penyakit umum dan biasa dialami. Infeksi dari virus HIV bakal mengalami peningkatan gejala antara 2-6 minggu sesudah virus menginvasi tubuh.
Dari proses tersebut, ada respon yang kemudian tubuh kirimkan di mana ini mengartikan adanya virus yang telah memasuki tubuh. Ada sejumlah gejala awal yang perlu Anda perhatikan dan waspadai karena kemunculan gejala pun tidaklah di waktu yang sama. Banyak orang justru tak menyadari adanya gejala apapun sehingga tiba-tiba sudah pada tahap lanjut.
(Baca juga: penyebab aids)
Gejala awal yang paling pertama sebagai tanda adanya HIV yang menyerang tubuh adalah demam. Karena demam dapat menjadi gejala dari penyakit-penyakit lainnya, banyak orang tak mencurigai hal ini sebagai suatu awal dari penyakit AIDS. Awalnya memang demam ini tak begitu mengkhawatirkan karena hanya sampai 38,9 derajat Celsius.
Pada suhu tubuh tersebut, demam pun dianggap sebagai demam ringan. Demam ini pun pada umumnya tak datang sendiri karena masih ada juga gejala lainnya yang cukup umum sehingga tak akan diduga bahwa demam ini awal dari AIDS. Sakit tenggorokan, kelenjar getah bening yang membengkak dan kelelahan adalah gejala-gejala yang menyertai demam.
(Baca juga: pantangan penderita aids)
- Demam Tinggi Hilang dan Muncul
Demam yang tadinya pada suhu tinggi tapi normal dapat kemudian menjadi demam tinggi. Namun demam ini diketahui bakal sembuh dengan sendirinya di mana suhu turun tanpa berupaya mengobatinya. Tapi hati-hati, demam ini bisa muncul kembali tanpa Anda sangka-sangka atau secara mendadak.
Demam yang mudah hilang dan muncul kembali cukup mirip dengan gejala tipes atau demam berdarah. Apabila Anda khawatir akan demam tinggi yang bisa mendadak turun dan naik kembali seperti ini, silakan jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Diagnosa dari dokter akan membantu Anda mendapatkan penanganan awal yang tepat.
- Kelelahan
Rasa lelah akan sangat dirasakan juga oleh para penderita HIV/AIDS dan ini semua disebabkan oleh respon inflamasi yang diberikan sistem daya tahan tubuh kepada infeksi HIV. Tubuh akan terasa begitu letih, lelah dan lesu sebagai akibat dari respon tersebut. Apabila Anda merasakan adanya rasa letih yang tanpa alasan, ini harus dicurigai.
Seseorang akan merasakan ekstra kelelahan ketika aktivitas yang dilakukan begitu banyak dan padat sehingga jarang bisa beristirahat. Tapi bila rasa lelah muncul dan bahkan lebih dari biasanya sehingga tak nyaman serta tak mampu melakukan kegiatan secara bebas, Anda bisa langsung ke dokter untuk menempuh prosedur diagnosa.
(Baca juga: cara mencegah aids)
Rasa sakit yang muncul di kepala mungkin kerap dianggap enteng dan bukanlah masalah besar. Hanya dengan obat pereda rasa nyeri atau penghilang pusing saja biasanya pasti sembuh sehingga tak mencurigakan. Namun perhatikan apakah sakit kepala yang dirasakan cukup intens dan dapat muncul secara berulang.
Hal ini bisa saja ada kaitannya dengan kesehatan otak atau mata, namun sakit kepala yang frekuensinya terlalu sering bahkan juga parah dapat menjadi tanda penyakit HIV/AIDS. Ketika merasakan sering sakit kepala yang hebat hingga kesulitan untuk membuka mata, bangun dan berdiri, Anda perlu mendapatkan pertolongan dokter sesegera mungkin.
- Nyeri Otot
Nyeri sendi atau otot juga rupanya bukan hal biasa yang dapat Anda anggap enteng karena menjadi pertanda pula adanya virus HIV yang menyerang tubuh. Gejala awal HIV AIDS ini memang cukup mirip dengan serangan infeksi virus lain di mana sendi dan otot dapat menjadi nyeri dan sakit. Jadi, jangan abaikan hal ini mulai dari sekarang.
(Baca juga: cara mengobati hiv aids)
- Nyeri dan Bengkak pada Kelenjar Getah Bening
Ciri-ciri HIV AIDS awal lainnya yang patut Anda curigai adalah ketika kelenjar getah bening terasa berbeda, seperti mengalami pembengkakan dan juga munculnya rasa nyeri. Bagian kelenjar getah bening sendiri masih termasuk sistem daya tahan tubuh. Saat terjadi infeksi, ada potensi besar bagi bagian tersebut untuk terkena peradangan.
Saat peradangan tersebut menyerang kelenjar getah bening, otomatis rasa nyeri dan bahkan pembengkakan muncul di beberapa area. Leher, pangkal paha serta ketiak adalah beberapa area tubuh yang dapat mengalami rasa nyeri. Ketika hal ini terjadi ditambah juga beberapa gejala lainnya, Anda harus lebih waspada.
- Sakit Tenggorokan
Gejala awal satu ini sudah disebutkan sebelumnya bahwa kemunculannya kerap menyertai demam. Namun karena sakit tenggorokan ini berkaitan erat ketika seseorang sedang panas dalam, flu atau batuk, gejala ini sama sekali tak mencurigakan. Banyak orang hanya menganggap gejala ini kondisi biasa yang bakal cepat sembuh saat sudah minum obat pereda radang tenggorokan.
Saat rasa sakit di bagian tenggorokan terlalu sering muncul dan kambuh atau bahkan tak kunjung sembuh walau sudah diobati dengan obat radang tenggorokan, Anda bisa memeriksakan kondisi ini. Jangan remehkan hal ini hanya sebagai gejala flu biasa karena bisa jadi justru ini awal dari kondisi HIV AIDS.
(Baca juga: jenis penyakit menular)
- Ruam Kehitaman dan Kemerahan di Kulit
Gejala awal lainnya yang dapat muncul adalah ruam di kulit dengan warna merah atau kadang bisa juga berwarna kehitaman. Terkadang seseorang akan mengabaikan ruam yang muncul di permukaan kulit karena menganggapnya sebagai reaksi alergi biasa meski pada kasus ini ruam tersebut tidak menimbulkan rasa gatal. Tapi jika muncul juga beberapa gejala lainnya, tak ada salahnya mengecek kondisi tubuh dengan menemui dokter.
- Luka Terbuka
Tak banyak yang tahu bahwa adanya luka terbuka di area mulut bisa juga menjadi gejala HIV AIDS awal. Waspadai adanya borok di dalam mulut dan sekitarnya dan jangan anggap remeh karena ini merupakan gejala khas yang dimiliki dan dialami penderita HIV. Walau dapat hilang dengan sendirinya sesudah lewat beberapa minggu, Anda tetap perlu memeriksakan kondisi ini ke dokter supaya jelas.
(Baca juga: cara mengetahui terkena hiv aids)
Diagnosa HIV
Perlu diketahui bersama bahwa kasus infeksi HIV AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan di Pulau Bali yang artinya provinsi tersebut adalah yang pertama. Tahun 1987 adalah penemuan pertama infeksi HIV di Indonesia dan sampai dengan tahun 2015 sendiri, faktanya ada kurang lebih 690 ribu penderita HIV di tanah air menurut UNAIDS. Dari data yang didapat, dilaporkan pula bahwa setengah persen penderita HIV di Indonesia adalah dengan usia antara 15-49 tahun dengan angka kematian yang cukup tinggi, yakni 35 ribu orang.
Meski gejala-gejala awal HIV AIDS sudah disebutkan, masih banyak orang yang sebenarnya menderita HIV AIDS tapi tidak menyadarinya. Seperti tak ada gejala, kebanyakan orang dengan HIV berkegiatan seperti biasa tanpa adanya kecurigaan akan gejala tertentu. Bahkan orang-orang tersebut yang sebenarnya sudah mengidap HIV tak sadar sama sekali akan gejala yang sebenarnya sudah dirasakan selama bertahun-tahun. Ini menjadi agak sulit untuk mendeteksi gejala awalnya.
Untuk mengetahui apakah gejala-gejala tersebut benar menuju arah penyakit penyakit HIV AIDS, tes HIV adalah jalan yang perlu ditempuh ketika beberapa dari daftar gejala tersebut dialami oleh Anda. Tes HIV adalah cara ampuh yang bisa membuat Anda tahu apakah tubuh sudah terkena infeksi HIV karena semakin dini terdeteksinya HIV, akan lebih mudah juga pengobatan dan perawatannya.
Tingkat sukses dari pengobatan HIV jelas lebih tinggi ketika HIV terdeteksi secara cepat di gejala awal. Maka dari itu, mengonsultasikan dengan dokter saat sudah merasa terkena risiko infeksi HIV itu sangatlah penting. Bahkan Anda tidak disarankan untuk menunda pengobatan atau penanganan setelah terdeteksinya infeksi HIV dalam tubuh Anda.
Banyak mungkin yang tidak tahu bagaimana tes HIV tersebut berjalan untuk mengetahui dan mencegah bahaya HIV AIDS makin buruk di dalam tubuh. Di bawah ini merupakan sejumlah langkah prosedur diagnosa pada tes HIV yang bisa Anda simak.
- Tes darah. Proses ini jelas sangat penting meski sudah terbilang umum karena penularan serta penyebaran HIV sendiri adalah dari cairan maupun darah. Fungsi dari tes ini adalah untuk menemukan antibodi di dalam darah juga terhadap HIV. Hanya saja, tes ini lebih terpercaya kalau dijalankan paling tidak 1 bulan sesudah infeksi HIV masuk ke tubuh. Ini karena pembentuan antibodi terhadap HIV tidaklah secara langsung dan memerlukan 2 minggu sampai 6 bulan sebelum ditemukan pada darah.
- Tes Point of Care. Tes ini biasanya dilakukan selain dari tes darah di mana ahli medis akan mengambil sampel air liur dari mulut pasien atau mengambil darah sedikit dari jari pasien. Hasil diagnosa dari tes ini cukup cepat karena pasien yang perlu menunggu beberapa menit saja.
Kedua tes tersebut masih ada kemungkinan untuk dilakukan berulang kali atau beberapa kali demi mendapatkan hasil diagnosa yang pasti. Ini semua karena masa jendela HIV yang termasuk lama. Bahkan diketahui pula bahwa hasil tes pertama kali belum tentu dapat dipercaya sehingga membutuhkan beberapa kali lagi tes.
Tes tersebut perlu dilakukan beberapa kali apabila pasien memang percaya bahwa ada potensi infeksi HIV di dalam tubuhnya. Ketika HIV positif terdeteksi di dalam tubuh, masih ada sejumlah tes lagi yang perlu dijalani oleh pasien. Tujuan dari beberapa tes itu adalah untuk memerhatikan adanya infeksi yang berkembang. Pengobatan baru bisa ditentukan oleh dokter dan didapat oleh pasien setelah serangkaian tes untuk mengamati perkembangan infeksi tersebut.
(Baca juga: perbedaan aids dan hiv)
Jangan abaikan rasa was-was yang membuat Anda tidak tenang akan tubuh Anda yang terasa sudah terserang HIV dan segeralah melakukan tes di rumah sakit. Kalaupun akhirnya terdeteksi positif, jangan takut dan khawatir karena karena bila dari awal sudah terdeteksi, penanganan akan jauh besar potensi untuk berhasil.
Jangan lalai saat sudah terdeteksi bahwa tubuh Anda positif mengidap HIV dan Anda perlu mencari tahu pengobatan apa saja yang tepat, cara pencegahan supaya virus yang ada di dalam tubuh Anda tidaklah tersebar ke orang lain. Anda harus jauh lebih berhati-hati ketika melakukan kontak dengan orang lain dikarenakan kondisi tersebut.